Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Persediaan Barang Dagang

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Persediaan Barang Dagang"— Transcript presentasi:

1 Persediaan Barang Dagang
By Elsya M.A

2 Outline Penentuan Persediaan Barang Dagang
Pengendalian Persediaan Barang Dagang Harga Perolehan Persediaan Akuntansi Persediaan Barang Dagang Penentuan Harga Perolehan Persediaan Sistem Pencatatan Persediaan – Perpetual system Sistem Pencatatan Persediaan – Periodic system Pengaruh Kesalahan Persediaan pada Lap Keuangan

3 Definisi Persediaan Barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali tanpa ada proses pengolahan  Perusahaan Dagang Barang-barang yang akan digunakan untuk proses selanjutnya atau dijual ketika proses telah selesai  Perusahaan Manufaktur Persediaan dalam manufaktur : Persediaan bahan baku Persediaan dalam proses Persediaan barang jadi

4 Penentuan Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) meliputi semua barang yang dimiliki dan dipegang perusahaan untuk dijual. Karakteristik Persediaan Barang Dagang: Dimiliki perusahaan Siap dijual kepada konsumen Perusahaan dagang hanya ada satu klasifikasi persediaan, beda dengan perusahaan manufaktur

5 Penentuan Persediaan Barang Dagang
Hal-hal berikut menjadi perhatian khusus ketika menentukan persediaan barang dagang : Barang dalam perjalanan (Goods in Transit) jika barang pada tgl neraca berada dipihak pengangkut (truk, kapal, kereta api, angkutan udara), hak pemilikan ditentukan oleh syarat penjualan yang disepakati Barang konsinyasi (Goods on consignment) Barang yang dititipkan oleh pemilik (consignor) kepada pihak lain (consignee) untuk dijual Barang rusak atau ketinggalan jaman (Goods damaged or obsolete)

6 Ownership passes to the buyer here.
Goods in Transit Public Carrier Seller Buyer FOB Shipping Point Ownership passes to the buyer here. Transportation costs are sometimes included in the cost of Merchandise Inventory. The FOB terms designate when title passes and who pays the transportation costs. FOB stands for Free On Board. So, if the shipping terms are Free On Board shipping point, that means that ownership transfers from the seller to the buyer when the seller provides the goods to the carrier. It also means the buyer will pay all transportation costs. In this case, the transportation costs will be added to the merchandise inventory account. On the other hand, if the shipping terms are Free On Board destination, that means that ownership transfers from the seller to the buyer when the buyer receives the goods. It also means the seller will pay the transportation costs. FOB Destination Point Public Carrier Seller Buyer

7 Thanks for selling my inventory in your store.
Goods on Consignment Merchandise is included in the inventory of the consignor, the owner of the inventory. Thanks for selling my inventory in your store. Consignee Goods on consignment are goods that we own, but that are on display for sale at another place of business. Even though these goods are not in our physical possession, we still have ownership of them and should include them in our inventory count. Consignor

8 Goods Damaged or Obsolete
C 1 Goods Damaged or Obsolete Damaged or obsolete goods are not counted in inventory if they cannot be sold. Barang rusak atau ketinggalan jaman tidak dihitung sbg inventory krn tidak dapat dijual. Jika dapat dijual pada harga yang rendah maka dapat dimasukkan sbg inventory dengan menggunakan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Net realizable value is sales price minus the cost of making the sales Cost should be reduced to net realizable value if they can be sold.

9 Pengendalian Persediaan
Tujuan utama pengendalian : Pengendalian preventif ; yaitu mencegah kesalahan atau kekeliruan Mengamankan persediaan fisik persediaan Melaporkan persediaan secara tepat. Pengendalian detektif ; yaitu mendeteksi kesalahan atau kekeliruan

10 Pengendalian Persediaan
Contoh pengendalian persediaan salah satunya melakukan penghitungan fisik persediaan. Internal control dalam penghitungan fisik : Penghitungan dilakukan oleh orang-orang yang bukan tugasnya bertanggung jawab terhadap persediaan Penghitungan untuk validitas persediaan mencakup eksistensi, jumlah dan kualitas Harus dilakukan penghitungan kedua oleh pihak lain Menggunakan kartu persediaan yg bernomor urut tercetak Ada manajer yang mengkonfirmasi setiap persediaan sudah diberi kartu pada akhir perhitungan.

11 Harga Perolehan Persediaan
Meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan barang dan menempatkannya dalam kondisi siap untuk dijual Invoice Cost Minus Discounts and Allowances Plus Insurance The cost of inventory includes any cost that is necessary and reasonable to get the inventory to your place of business and to get it in a salable condition. We already know that the invoice price and transportation costs are included in the total cost of inventory. Other costs to include are insurance, storage and import duties. Any purchase discounts or allowances received reduce the cost of the inventory purchased. Plus Import Duties Plus Storage Plus Freight

12 Aliran Persediaan di Lap LR
Persediaan awal Pembelian Barang tersedia untuk dijual Persediaan akhir Harga Pokok Penjualan

13 Akuntansi Persediaan Akuntansi untuk persediaan barang dagang yaitu :
Menentukan apa saja yang menjadi persediaan dan harga perolehannya Metode penghitungan (costing method) a. Metode FIFO (First-In, First-Out) b. Metode LIFO (Last-In, First-Out) c. Metode rata-rata (Weight Average) d. Metode identifikasi khusus (specific identification)

14 Akuntansi Persediaan Sistem pencatatan persediaan Periodik Perpetual
Menggunakan nilai pasar atau estimasi lainnya Masalah penting dalam akuntansi persediaan adalah menentukan harga per unit untuk setiap item persediaan. Jika semua persediaan dibeli dengan harga yang sama maka tidak akan timbul masalah, tapi jika dibeli dengan harga berbeda maka akan timbul masalah dalam menentukan harga pokok penjualan dan persediaan akhir.

15 Metode FIFO Menganggap bahwa barang yang lebih dulu dibeli, akan dijual lebih dulu Harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli akan dianggap sebagai harga pokok penjualan lebih dulu juga. Persediaan akhir ditentukan dari harga perolehan dari pembelian terakhir.

16 First-In, First-Out (FIFO)
P1 Oldest Costs Cost of Goods Sold Recent Costs Ending Inventory The first-in, first-out method is abbreviated as FIFO, and pronounced as Fifo. When using FIFO, we assign the older costs to the units sold. That leaves the more recent costs to be used to value ending inventory.

17 Metode LIFO Menganggap bahwa barang yang dibeli terakhir akan dijual lebih dulu Harga perolehan barang yang dibeli terakhir akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu Persediaan akhir adalah harga perolehan barang yang pertama kali dibeli

18 Last-In, First-Out (LIFO)
P1 Last-In, First-Out (LIFO) Recent Costs Cost of Goods Sold Oldest Costs Ending Inventory The last-in, first-out method is abbreviated as LIFO, and pronounced as Lifo. When using LIFO, we assign the most recent costs to the units sold. That leaves the older costs to be used to value ending inventory.

19 Metode Rata-rata Berdasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia dijual adalah homogen. Pengalokasian harga perolehan barang tersedia dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata Rumus : Harga pokok/unit = Harga pokok pers tersedia dijual Jumlah unit tersedia dijual

20 Metode Identifikasi Khusus
Metode ini mengikuti aliran fisik barang yang sesungguhnya, artinya harga yang ditetapkan untuk setiap jenis barang sesuai dengan harga sebenarnya. Digunakan hanya untuk barang-barang yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan nilainya tinggi. Merupakan metode yang paling ideal karena harga pokok dan persediaan akhir ditentukan sesuai dengan harga sebenarnya

21 Penentuan Harga Pokok – Sistem Periodik
Account persediaan barang dagang digunakan hanya untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada diawal dan di akhir periode. Dimana persediaan akhir ditentukan dengan penghitungan fisik. Disediakan satu account (pembelian) untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang serta transaksi lain yang berhubungan dengannya misal: transport pembelian, potongan pembelian dan pembelian retur. Harga pokok penjualan dihitung dengan cara : Pers barang dagang awal + pembelian bersih = Persediaan tersedia dijual – Pers barang dagang akhir = Harga Pokok Penjualan

22 Penentuan Harga Pokok – Sistem Periodik

23 Penentuan Harga Pokok – Sistem Periodik
First- In, First-out Persediaan awal $ Pembelian ,080 Persediaan tersedia untuk dijual $ 5,990 Persediaan akhir : 10 $ ,190 2 $ Persediaan akhir ,420 Harga Pokok Penjualan $ 4,570

24 Penentuan Harga Pokok – Sistem Periodik
Last- In, First-out Persediaan awal $ Pembelian ,080 Persediaan tersedia untuk dijual $ 5,990 Persediaan akhir : 10 $ 2 $ Persediaan akhir ,122 Harga Pokok Penjualan $ 4,868

25 Penentuan Harga Pokok – Sistem Periodik
Metode Rata-Rata Harga pokok (cost)/unit = ,590 +2, ,190 = 5,990 = $ 108,91 Persediaan tersedia untuk dijual = $ 5,990 Persediaan akhir : 12 108, = ,307 Harga Pokok Penjualan = $ 4,683

26 Pencatatan – Sistem Periodik
1. Metode FIFO Jurnal Pembelian Mar 4 Pembelian 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Pembelian 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Pembelian ,190 Hutang Dagang 1,190

27 Pencatatan – Sistem Periodik
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 Jurnal Penyesuaian Mar 31 Persediaan Barang Dagang 1,420 Ikhtisar laba rugi Persediaan barang dagang

28 Pencatatan – Sistem Periodik
Metode LIFO Jurnal Pembelian Mar 4 Pembelian 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Pembelian 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Pembelian ,190 Hutang Dagang 1,190

29 Pencatatan – Sistem Periodik
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 Jurnal Penyesuaian Mar 31 Persediaan Barang Dagang 1,122 Ikhtisar laba rugi Persediaan barang dagang

30 Pencatatan – Sistem Periodik
Metode Rata-rata Jurnal Pembelian Mar 4 Pembelian 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Pembelian 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Pembelian ,190 Hutang Dagang 1,190

31 Pencatatan – Sistem Periodik
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 Jurnal Penyesuaian Mar 31 Persediaan Barang Dagang 1,307 Ikhtisar laba rugi Persediaan barang dagang

32 Pencatatan – Sistem Perpetual
Pembelian barang dagang dicatat dengan men-debet account persediaan bukan pembelian. Harga pokok penjualan dihitung setiap transaksi penjualan, dicatat dengan men-debet HPP dan mengkredit persediaan Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk setiap

33 Pencatatan Sistem Perpetual
Account persediaan akan dapat menunjukkan saldo persediaan setiap akhir bulan sehingga tidak perlu dilakukan penghitungan fisik. HPP dapat diketahui setiap transaksi penjualan sehingga laba kotor juga dapat diketahui. Karena saldo persediaan dan HPP telah diketahui maka tidak perlu lagi jurnal penyesuaia pada akhir periode

34 Pencatatan – Sistem Perpetual
Metode FIFO Jurnal Pembelian Mar 4 Persediaan Barang Dagang 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Persediaan Barang Dagang 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Persediaan Barang Dagang 1,190 Hutang Dagang 1,190

35 Pencatatan – Sistem Perpetual
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 14 Harga Pokok Penjualan 1,970 Persediaan Barang Dagang 1,970 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 30 Harga Pokok Penjualan 2,600 Persediaan Barang Dagang 2,600

36 Pencatatan – Sistem Perpetual
Metode LIFO Jurnal Pembelian Mar 4 Persediaan Barang Dagang 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Persediaan Barang Dagang 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Persediaan Barang Dagang 1,190 Hutang Dagang 1,190

37 Pencatatan – Sistem Perpetual
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 14 Harga Pokok Penjualan 2,045 Persediaan Barang Dagang 2,045 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 30 Harga Pokok Penjualan 2,685 Persediaan Barang Dagang 2,685

38 Pencatatan – Sistem Perpetual
Metode Rata-Rata Jurnal Pembelian Mar 4 Persediaan Barang Dagang 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Persediaan Barang Dagang 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Persediaan Barang Dagang 1,190 Hutang Dagang 1,190

39 Pencatatan – Sistem Perpetual
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 14 Harga Pokok Penjualan 2,000 Persediaan Barang Dagang 2,000 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 30 Harga Pokok Penjualan 2,622 Persediaan Barang Dagang 2,622

40 Pencatatan – Sistem Perpetual
Metode Identifikasi Khusus Jurnal Pembelian Mar 4 Persediaan Barang Dagang 1,590 Hutang Dagang 1,590 17 Persediaan Barang Dagang 2,300 Hutang Dagang 2,300 27 Persediaan Barang Dagang 1,190 Hutang Dagang 1,190

41 Pencatatan – Sistem Perpetual
Jurnal Penjualan Mar 14 Piutang Dagang 2,600 Penjualan 2,600 14 Harga Pokok Penjualan 2,000 Persediaan Barang Dagang 2,000 30 Piutang Dagang 3,450 Penjualan 3,450 30 Harga Pokok Penjualan 2,582 Persediaan Barang Dagang 2,582

42 Pengaruh Metode Harga Perolehan terhadap Laporan Keuangan

43 Pengaruh Metode Harga Perolehan terhadap Laporan Keuangan
Pengaruh terhadap Neraca Ketika inflasi FIFO lebih baik digunakan, karena nilai persediaan lebih mencerminkan harga yang berlaku pada tanggal neraca. sebaliknya LIFO, nilai persediaan tidak mencerminkan harga yang berlaku pada tanggal neraca, sehingga aktiva lancar maupun total aktiva akan dilaporkan lebih rendah pada neraca.

44 Pengaruh Metode Harga Perolehan terhadap Laporan Keuangan
Pengaruh terhadap Laporan Laba Rugi Ketika inflasi, FIFO menghasilkan laba bersih lebih tinggi yang tentu akan menguntungkan bagi manajemen Tetapi ada yang berpendapat bahwa laba yang dihasilkan adalah laba semu atau laba diatas kertas saja sehingga laba bersih yang dilaporkan juga terlalu tinggi.

45 Pengaruh Metode Harga Perolehan terhadap Laporan Keuangan
Pengaruh terhadap Pajak Karena FIFO akan menghasilkan nilai persediaan dan laba bersih yang lebih tinggi pada masa inflasi maka akan menghasilkan pajak yang lebih besar juga. Maka saat ini banyak perusahaan yang beralih ke metode LIFO pada masa inflasi karena akan menghasilkan pajak yang lebih rendah dari pada FIFO dan metode rata-rata. Adanya penghematan pajak akan menyebabkan bertambahnya kas yang dapat digunakan untuk operasional perusahaan.

46 Pengaruh kesalahan di persediaan
Hubungan persediaan di neraca dan laba rugi : Persediaan akhir di laba rugi merupakan persediaan di neraca tahun ini. Persediaan awal di laba rugi merupakan persediaan di neraca tahun lalu. Persediaan di neraca tahun ini merupakan persediaan awal di laba rugi tahun depan

47 Pengaruh Kesalahan Persediaan
Kesalahan nilai persediaan mempengaruhi : Perhitungan laba rugi dan neraca tahun berjalan Perhitungan laba rugi dan neraca tahun lalu Perhitungan laba rugi dan neraca tahun berikut

48 Pengaruh Kesalahan Persediaan
Jika Persediaan terlalu kecil : Tahun berjalan : HPP terlalu tinggi, laba kotor dan laba bersih, total laba ditahan, total aktiva & total modal menjadi kecil. Tahun depan laba menjadi terlalu besar Tahun lalu : laba bersih, total laba ditahan, total aktiva & total modal menjadi kecil.

49 Pengaruh Kesalahan Persediaan
Jika persediaan terlalu besar : Pada neraca : - persediaan terlalu tinggi - aktiva lancar dan total aktiva terlalu tinggi - total ekuitas terlalu tinggi Pada laba rugi : - HPP terlalu rendah - Laba kotor dan laba bersih terlalu tinggi

50 Financial Statement Effects of Inventory Errors
Income Statement Effects Take a few minutes and review this chart. It shows the impact of inventory errors on the income statement. For example, if Ending Inventory is understated, that will result in an overstatement of Cost of Goods Sold which will result in an understatement of Net Income.

51 Financial Statement Effects of Inventory Errors
Balance Sheet Effects Take a few minutes and review this chart. It shows the impact of inventory errors on the balance sheet. As we just noted on the previous slide, if Ending Inventory is understated, Cost of Goods Sold will be overstated, which will result in an understatement of Net Income. An understatement of Net Income will result in an understatement of equity. Also, if Ending Inventory is understated, then assets on the balance sheet will be understated.

52 Penilaian Persediaan pada LCM
Pada umumnya persediaan dinilai dan dinyatakan di neraca sebesar harga pokok Dalam keadaan tertentu (kerusakan fisik, susut, perubahan tingkat harga) persediaan dinilai pada harga terendah antara harga pokok dan harga pasar Jika dinilai berdasarkan LCM maka harga pokok persediaan (yg telah ditetapkan dg FIFO,LIFO,Rata-rata) dibandingkan dengan harga pasar. Harga terendah diantara keduanya dipilih untuk penilaian dan penyajian di neraca.

53 Penilaian Persediaan Pada LCM
Metode LCM diterapkan dengan 3 cara : Pada tiap-tiap jenis barang Pada tiap-tiap kelompok Pada nilai persediaan secara keseluruhan Jurnal Kerugian karena penurunan harga persediaan xxx Persediaan barang dagang xxx

54 Penyajian di Neraca Di neraca persediaan harus diungkapkan dengan jelas atau dalam catatan atas laporan keuangan, yang meliputi : Klasifikasi persediaan Dasar akuntansi yang digunakan (harga perolehan atau harga terendah antara harga perolehan & harga pasar) Metode harga perolehan yang digunakan (FIFO, LIFO atau rata-rata). Aktiva Lancar : Persediaan barang dagang (pada harga terendah antara harga pokok – metode FIFO dan harga pasar Rp xxxxxx

55 Metode Estimasi Digunakan jika :
Metode harga perolehan (FIFO, LIFO, Rata-rata) tidak mungkin diterapkan karena musibah (kebakaran atau kebanjiran) sehingga penghitungan fisik tidak bisa dilakukan Manajemen menginginkan laporan bulanan sedangkan penghitungan fisik dilakukan hanya pada akhir tahun. Metode estimasi yang digunakan : Metode eceran (retail method) Metode laba kotor (gross profit method)

56 Metode Estimasi Retail Method
Metode eceran biasanya digunakan oleh pedagang eceran spt Toserba, karena adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga pokok dengan harga jual. Taksiran persediaan akhir didapatkan dengan cara : Barang tersedia dijual berdasar harga eceran – penjualan bersih = persediaan akhir berdasar harga eceran Barang tersedia dijual berdasar harga perolehan : barang tersedia dijual berdasar harga eceran = Perbandingan harga perolehan terhadap harga eceran Persediaan akhir berdasar harga eceran x perbandingan harga perolehan thd harga eceran = Taksiran persediaan akhir

57 Metode Estimasi Metode Laba Kotor
Persediaan ditaksir dengan cara menerapkan persentase laba kotor terhadap pernjualan Untuk itu perlu diketahui nilai penjualan, harga perolehan barang tersedia dijual dan persentase laba kotor. Langkah untuk mendapatkan taksiran persediaan akhir : Penjualan bersih – taksiran laba kotor = taksiran harga pokok penjualan Harga perolehan barang tersedia dijual – taksiran harga pokok penjualan = taksiran persediaan akhir.


Download ppt "Persediaan Barang Dagang"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google