Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi"— Transcript presentasi:

1 Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi
Dr. Sri Atmaja P. Rosyidi Laboratorium Teknik dan Infrastruktur Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2 Perspective of urban transportation planning:
“The purpose of planning tools is to provide systematic and neutral information to support decision-making, while the ethical content of planning is assumed to be in the definition of the problem and the weighing of information by decision makers” – Wachs, 1985 “Transport planning must be seen as an integral part of a much wider process of decision making. Too often in the past transport solutions have been seen as the only way to resolve transport problems…transport planning must be seen as part of the land-use planning and development process, which requires an integrated approach to analysis and a clear vision of the type of city and society in which we wish to live” – Banister, 1994

3 Sistem Transportasi

4 Lesson Learned on Transport Facts

5 Households are getting smaller with more vehicles…
For the first time in history, single person households are a greater proportion of U.S. households than nuclear families, which come third after singles, married, and then married with children. The number of vehicles per household continues to rise just as the number of people per household continues to fall. And vehicles are being kept longer…the average car on the road is now almost nine years old (compared to 6.6 years old in 1977).

6 More workers and more cars on the road… Millions of Workers commuting by POV—U.S. Census
In million commuters were in cars. By 2000 nearly three times that many were commuting in vehicles.

7 A Real Shift to Longer Commutes…
Now, I should explain a bit about the three minute increase in travel time from 1990 to 2000. In 1990 the census top-coded reported travel time to 99 minutes or more, whereas in 2000 the top code was 240 minutes. This effects the averages and means, of the overall average of 3.1 minutes of increase since 1990, about 2.1 minutes are considered ‘real’ and one minute a residual of the coding. However, even a two minute shift in the average is IMMENSE! The decade from 1980 – 1990 (remember all the added workers?) had only a 40 second increase. But the 2000 number is closer to reality, and the distributions we see in the data are not effected by the top-coding issue. U.S. Census

8 Vehicles commutes by time of day…
NHTS 2001

9 All Vehicles in Motion— The Changing Peak Period
NHTS 2001

10 “Transportation is a derived demand”
“but it also helps a community change its form – for good or bad, depending on the quality of planning” Improved access changes the land use A New community B Land use A generates trips Need for transportation facilities Land use B attracts trips

11 Multimodal transportation system and land use system
Multimodal transportation planning: “The process of defining problems, identifying alternatives, evaluating potential solutions and selecting preferred actions that meet community goals in a manner that includes all feasible transportation modes” – Michael d. Meyer, GIT

12 Intermodalism example: Gateway Intermodal Center
“Gateway Intermodal Center” – near the current AMTRAK station Downtown SLC U TRAX I-15 Sandy Terminal SLC Airport Streets Provo/Orem Payson “Commuter Train”

13 INTEGRATED MODELS = AN ACCOUNT
CAAA – ISTEA - TEA-21 LAND USE INTEGRATED MODELS = AN ACCOUNT FOR TWO WAY RELATIONSHIPS TRANSPORTATION AIR QUALITY

14 Mobility vs accessibility policies (Kennedy et al, 2005)

15 Policy Coordination with Packages of Policy Actions in the EU
Effective Governance = Integration of Policies = New Needs for Policy Action Assessments = More Informative Models

16 Transportation and Land Use
Land Development --> Location Choices Location Choices --> Activities Location Choices - Car Ownership Activities -> Travel Travel -> Flows Flows -> Activity Patterns Use Spatial Distribution AND MANY MORE See next

17 Wegener’s simplified cycle

18 Wegener’s LU/T Feedback Cycle

19 Lagged Relationships

20 Model Spasial dalam Pemodelan Transportasi
Chapter 01 Model Spasial dalam Pemodelan Transportasi

21 Pendahuluan Model suatu sistem wilayah (perkotaan) adalah model spasial, sehingga diperlukan cara untuk menjelaskan karakteristik spasial secara numerik. Suatu wilayah sebagai daerah studi perlu dibagi dalam beberapa zona dan dinyatakan secara numerik untuk setiap zona (misal.: ukuran tata guna lahan)

22 … Pendahuluan Jaringan transportasi didefinisikan sebagai urutan ruas jalan dan noda. Ruas : Potongan Jalan, Jalan Kereta Api, dll. Noda : Persimpangan Jalan, Stasiun, dll. Setiap ruas, noda diberikan nomor untuk mengidentifikasi data yang berkait dengan ruas, noda dan zona.

23 Contoh Hasil Akhir master Plan Transportasi yang melibatkan Peta Spasial dan Jaringannya
Sumber : chesapeake.va.us

24 Contoh Penzonaan Sumber : consult.rochdale.gov.uk

25 Ilustrasi Spasial ke Numeris
102 103 12 smp/menit 425

26 Daerah Studi Pengertian
Daerah studi ditetapkan sebagai suatu ruang/spasial (obyek) yang dilakukan perencanaan dan pemodelan untuk memprediksi kebutuhan transportasi yang ada di dalam/dari/menuju ke daerah tersebut. Daerah studi dapat berupa daerah perkotaan atau pengembangan kota di masa yang akan datang. Cordon Daerah studi dibatasi oleh suatu garis batas yang disebut sebagai cordon. Cordon ditentukan untuk tidak memotong jalan yang sama lebih dari dua kali. Cordon dapat ditentukan sebagai batas alami, seperti sungai, jalan kereta api,dll.

27 … Daerah Studi DAERAH STUDI EXTERNAL CORDON LINE 300 310 320 330 340
350 360 370 DAERAH STUDI EXTERNAL CORDON LINE

28 Zona Daerah studi biasanya dipecahkan menjadi beberapa zona. Zona adalah satuan wilayah yang merupakan pendekatan terhadap agregasi bangkitan/tarikan individu. Zona dianggap sebagai satuan pergerakan terkecil sehingga seluruh sifat pergerakan merupakan rata-rata atau mewakili dari seluruh bagian zona. Variabilitas sifat pergerakan sering menjadi kendala yang tidak dapat diantisipasi dalam zona.

29 … Zona Ukuran zona tergantung dari tujuan pekerjaan yang dapat berupa banyak zona-zona kecil atau sedikit zona-zona luas. Zona kecil memiliki akurasi yang lebih baik namun memerlukan data yang lebih banyak dan waktu pemprosesan komputer yang lama. Zona luas memiliki intra-zonal trip yang cukup besar yang sulit untuk dibebankan kepada jaringan jalan.

30 … Zona Zona luas sesuai untuk strategic study karena memiliki periode jangka panjang. Banyak studi jangka menengah menggunakan zona-zona kecil yang selanjutnya diagregasikan menjadi sejumlah zona-zona yang lebih besar. Zona kecil biasanya digunakan di daerah pusat kota dimana tata guna tanah/lahan lebih rapat. Zona luas digunakan untuk daerah pinggiran kota.

31 Syarat Penentuan Sistem Zona
Batas zona diusahakan bertepatan dengan batas daerah/wilayah kajian. Besar zona konsisten dengan kerapatan jaringan tinjauan. Luas zona tidak terlalu kecil agar pergerakan dapat dibebankan ke jaringan secara efektif. Batas masing-masing zona sesuai dengan jenis perkembangan tata ruang kota (diusahakan agar sehomogen mungkin). Batas- batas zona dapat menggunakan batas administratif, batas alam, batas jaringan atau batas jenis tata guna lahan.

32 Pembagian Zona Untuk menjelaskan pergerakan yang berasal dari luar daerah studi (daerah yang lain) diperlukan suatu zona yang disebut sebagai zona eksternal. Data populasi zona eksternal biasanya digunakan untuk mendapatkan nilai akurasi tinggi dan mengkaji pengaruh pergerakan dalam daerah studi, meskipun demikian tidak perlu diperinci sebagaimana model yang digunakan dalam daerah studi. Zona-zona yang berada di dalam daerah studi disebut sebagai zona internal. Zona eksternal tidak memiliki batas yang pasti dan ditetapkan lebih besar dari zona internal.

33 Ukuran Zona Rata-rata ukuran zona dapat ditentukan dengan jumlah populasi. Well (1975) merangkumkan untuk studi perencanaan transportasi di UK. : Daerah Studi terpusat di_ Populasi Jumlah zona Rata-rata populasi Barnsley Gt. Yarmouth Cambridge Slough Norwich Hull Doncaster Sheffield 91000 127000 144000 170000 345000 387000 730000 72 52 90 103 75 153 200 430 1260 2450 1600 1400 2280 2250 1930 1700

34 Representasi Zona Aktivitas tata guna lahan diasumsikan berlokasi pada suatu titik dalam zona yang disebut dengan pusat zona (Black, 1981) ZONE 1 ZONE 2 ZONE 3 ZONE 4

35 … Daerah Studi DAERAH STUDI INTERNAL ZONA EXTERNAL ZONA 210 200 220
230 240 250 300 310 320 330 340 350 360 370 DAERAH STUDI INTERNAL ZONA EXTERNAL ZONA 260

36 Pola Perjalanan dalam Jaringan

37 Sifat Pergerakan dalam Zona
Pergerakan dalam zona (intra zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang sama umumnya diabaikan (dianggap = nol). Pergerakan antar zona internal (internal zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang termasuk zona internal. Pergerakan antar zona internal dan eksternal, yaitu pergerakan ke luar/masuk wilayah studi. Pergerakan antar zona eksternal yaitu pergerakan antar zona yang melewati wilayah studi yang dikenal sebagai through traffic.

38 Keuntungan Penggunaan Sistem Zona
Nomor dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi kota Sistem grid dapat digunakan untuk menentukan pusat zona Tipe dan intensitas tata guna lahan dapat diagregasi dengan sistem zona.

39 Sistem Transportasi Jaringan transportasi dapat dimodelkan dengan metode grafis. Jaringan dapat direpresentasikan dalam bentuk ‘ruas’ dan ‘noda’ (Black, 1981). Ruas merupakan fasilitas transportasi (misal. Jalan, rute bis, dll.). Dalam pemodelan sebaiknya menggunakan ruas-ruas yang penting untuk menghindari sistem yang rumit. Node 1 Node 2 Node 4 Node 5 Node 3

40 Representasi Ruas Noda adalah tempat dimana ruas-ruas jalan berpotongan atau tempat dimana orang atau barang memasuki jaringan (bus stop, stasiun, terminal, dll.). Pusat Zona adalah noda khusus dan merupakan noda yang menunjukkan asal dan tujuan perjalanan Untuk menghubungkan ruas dengan pusat zona digunakan dummy link atau centroid connector.

41 Hubungan antara Zona, Ruas, Noda, Pusat Zona dan Centroid Connector
25 26 27 28 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 Zone Boundary Links (Road) Centroid Connectors Centroids Nodes

42 Keuntungan Metode Grafis dalam Penetapan Jaringan Transportasi
Jaringan dapat dinyatakan secara numerik dan juga karakteristik sistem dapat dikaitkan untuk setiap ruas dan jalan, contohnya: jalan satu atau dua arah, kecepatan, waktu tempuh, kapasitas, tingkat pelayanan dll. Seluruh informasi dapat dinyatakan dalam bentuk matriks.

43 Keuntungan Metode Grafis dalam Penetapan Jaringan Transportasi
Matriks digunakan dengan dua maksud : Menunjukkan informasi masing-masing ruas, misalnya : panjang, kapasitas. Matriks ini menggunakan noda dan nomor untuk menyatakan kolom dan baris. Menunjukkan informasi antara setiap pasangan zona, misalnya : jarak, waktu atau jumlah pergerakan. Matriks ini mempunyai nomor zona untuk menyatakan baris dan kolom. Nilai setiap ruas jalan ditambahkan untuk mendapatkan total waktu tempuh, biaya, dll.

44 Konsep Fungsi Klasifikasi Jalan Hirarki Pergerakan dan Komponennya
Ada enam (6) pergerakan dalam hubungannya dengan konsep fungsi klasifikasi jalan yaitu, pergerakan utama, transisi, distribusi, koleksi dan pergerakan akses ke terminal: Gambar Hirarki pergerakan kendaraan di jalan “Ramp” Jalan bebas hambatan Jalan kolektor Jalan lokal Rumah/ terminal/ kantor Jalan Akses Jalan Arteri Hubungan Fungsi Klasifikasi Jalan Desa Kecamatan Ibukota Propinsi Ibukota Kabupaten Gambar Garis Perjalanan (Desire lines)

45 Konsep Hirarki Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam konsep dasar hirarki sistem jaringan jalan antara lain adalah: jarak antar simpang, penentuan jaringan yang baik dan efesien Jalan lokal Desa Jalan kolektor Ibukota Propinsi Jalan arteri Ibukota Kabupaten Kecamatan

46 Klasifikasi Jalan sesuai Fungsinya
Intermediate Roads traffic & Theoritical balance between traffic and land service Clearly serve traffic movement Clearly serve adjacent Land 100 % 100 % Service only a Network function Access only for Land service % traffic Function % Land Function Land service Function T L Traffic Function No network function No Access Arterials Kollektor Local Street Road Type Gambar Klasifikasi jalan sesuai fungsinya sebagai Media arus lalu lintas dan pelayanan daerah. Dengan demikian setidaknya terdapat dua pertimbangan dasar dalam menentukan fungsi klasifikasi jalan dan jaringan jalan yaitu, aksesibilitas dan mobilitas

47 Peran Fungsional Jalan
Sistem Klasifikasi dan Peran fungsional Jalan menurut pergerakan dan Akses

48 Karakteristik Pergerakan
Klasifikasi jaringan jalan juga sangat ditentukan oleh karakteristik per-gerakan (lalu lintas) yg menggunakan jaringan jalan tersebut. Perjala-nan jarak jauh yang sifat pergerakannya memer-lukan kecepatan yang tinggi perlu dipisahkan dengan perjalanan lokal jarak pendek yang tipi-kal penggunannya akan memerlukan kemudahan dan keselamatan dalam aksesnya ke lingkungan sekitar Ped. Trips And access Local traffic distribution District Traffic distribution Long distance and through traffic Pedes. Streets And Access Roads Local distribution District Distribution Primary Distribution (A) (L) (D) (P) Journey distance, d Proportion of Trips (Tij) with journey Distance, (d) dA dL dD 0,5 1,0 Gambar Karakteristik Pergerakan Pada Masing- masing Kelas Jalan

49 Sistem Jaringan Jalan di Indonesia
Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas (UU No.38/2004) Bagian-bagian jalan adalah: Ruang manfaat jalan (RUMAJA). Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan,dan ambang pengamannya serta bangunan utilitas. Ruang Milik Jalan (RUMIJA). Meliputi Daerah Manfaat Jalan dan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Manfaat Jalan Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA). Merupakan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Milik Jalan yang ada dibawah pengawasan pembina jalan Jalur Lalu-lintas Bahu Jalan Batis pinggir Batas pinggir Jalur pejalan Halaman rumah Ruang Milik Jalan Gambar Bagian-bagian (unsur) Jalan Ruang Manfaat Jalan Ruang Pengawasan Jalan

50 Screen Lines Screen Line adalah sebuah garis yang membagi daerah studi menjadi dua bagian yang relatif hampir sama dimana digunakan untuk menentukan lokasi traffic counting bagi kalibrasi hasil pemodelan dalam wilayah studi tersebut. Syarat screen line : diusahakan merupakan batas alami misalnya : jalan kereta api, atau sungai, sehingga tidak berubah lokasi untuk waktu yang akan datang.

51 Contoh Screen Line pada Daerah Studi
25 26 27 28 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 Screen Line Titik Pertemuan Screen Line dengan Links

52 Ada Pertanyaan ?

53 Assignment 1: Model Spasial
Sifat: Tugas Kelompok (1 kelompok = 2 orang) Waktu: 3 minggu (setelah liburan Idul Fitri) Detil tugas akan dimonitor oleh Asisten Dosen

54 Detil Tugas 1 Silahkan saudara membuat kelompok maksimal 2 orang. Tugas Saudara adalah membuat peta spasial-numeris (zona, ruas, noda, centroits dll.) untuk wilayah kabupaten/area/urban-suburban tertentu (contoh Kabupaten Bantul, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sleman, dll.). Peta spasial kabupaten bisa secara bebas Saudara tentukan sendiri wilayahnya (boleh dari luar jawa, jika memungkinkan). Detilkan komponen model numeris dari peta spasial.

55 Teknik Pengumpulan Data untuk Pemodelan Transportasi
Chapter 02 Teknik Pengumpulan Data untuk Pemodelan Transportasi

56 Batasan Praktis dalam Kajian Transportasi untuk Penentuan Survei
Waktu Pelaksanaan Kajian Horison Kajian, terdapat dua situasi yang harus dipertimbangkan yaitu : Tahun Rencana Pendek dan Tahun Rencana Panjang (misal. 20 tahun). Batas Daerah Kajian, batas kajian harus lebih luas dari batas wilayah yang diperkirakan berpengaruh. Sumber Daya Kajian.

57 Jenis Survei Sistem Prasarana Transportasi :
Inventarisasi prasarana jalan : desain geometrik, pengendalian lalu lintas, tata guna lahan, fasilitas jalan lainnya. Inventarisasi kinerja angkutan umum. Inventarisasi fasilitas dan kebutuhan parkir : survei inventarisasi ruang parkir dan survei kebutuhan parkir. Inventarisasi waktu tempuh.

58 … Jenis Survei Sistem Tata Guna Lahan
Survei Wawancara Rumah Tangga (home interview survey): guna mendapatkan informasi rumah tangga untuk karakteristik latar belakang sosial-ekonomi suatu pergerakan : anggota keluarga, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan kendaraan dan intensitas pergerakan per hari oleh anggota keluarga. Survei wawancara rumah tangga dapat juga menanyakan karakteristik pergerakan, misal : jenis tata guna lahan (zona asal dan tujuan), waktu berangkat dan tiba), tujuan pergerakan, dan moda transportasi.

59 Ukuran Sampel (rumah tangga)
… Jenis Survei Sampel wawancara rumah tangga dapat diukur dalam prosentase Bruton (1985) : Populasi Ukuran Sampel (rumah tangga) Rekomendasi Minimum di bawah di atas 1 : 5 1 : 8 1 : 10 1 : 15 1 : 20 1 : 25 1 : 35 1 : 50 1 : 70 1 : 100

60 … Jenis Survei Survei Angkutan Umum, bertujuan untuk mendapatkan informasi jumlah naik-turunnya penumpang untuk setiap rute, profil pembebanan untuk setiap rute, zone asal dan tujuan pergerakan, tujuan pergerakan, moda transportasi dari zona asal ke angkutan umum, serta moda transportasi dari angkutan umum ke zona tujuan. Survei Angkutan Barang, guna mendapatkan informasi karakteristik barang, jenis kendaraan yang digunakan, jenis dan volume barang yang diangkut, zona asal dan tujuan, informasi penggunaan multi moda, dll.

61 … Jenis Survei 4. Survei wawancara tepi jalan, menanyakan informasi yang sama dengan survei lainnya : jenis kendaraan, tingkat isian penumpang, zona asal dan tujuan pergerakan. Kelemahan survei ini : mengganggu arus lalu lintas dan pengambilan sampel 100 % tidak dapat dilaksanakan jika arus lalu lintas terlalu sibuk. Biasanya dilakukan di ruas jalan yang berpotongan dengan external cordon line guna mendapatkan informasi perjalanan dari/ke luar daerah studi.

62 Arus lalu lintas (kendaraan/jam)
… Jenis Survei Rekomendasi ukuran sampel survei wawancara di tepi jalan (Ortuzar dan Willumsem, 1994) : Arus lalu lintas (kendaraan/jam) Ukuran sampel 900 atau lebih 700 – 899 500 – 699 300 – 499 200 – 299 1 : 10 1: 8 1 : 6 1 : 4 1 : 3 1 :2

63 … Jenis Survei Traffic Counting : Menghitung/mencacah jumlah kendaraan yang melewati pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu. Survei ini digunakan untuk mengkalibrasi hasil pemodelan transportasi. TC dilakukan di ruas jalan yang berpotongan dengan screen line dan external cordon line.

64 Lokasi TC dan Road Side Interview
25 26 27 28 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 Screen Line Titik Pertemuan Screen Line dengan Links TRAFFIC COUNTING ROAD SIDE INTERVIEW HOME INTERVIEW

65 Thank You

66

67

68 Tugas Kelompok Tugas Minggu 1: Membuat Kelompok 4-5 orang
Tugas Minggu 2: Diskusikan permasalahan transportasi di Yogyakarta: Output Minggu 3: Buatlah paper dalam maksimum 5 halaman (12 pt TNR) tidak termasuk foto dan peta, yang menunjukkan permasalahan di Yogyakarta yang disebabkan oleh disintegrasi anatara sistem transportasi dan tata guna lahan. Lengkapi dengan foto dan peta lokasi kajian.

69 Final Output untuk Tugas Kelompok


Download ppt "Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google