Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

(Oleh : Sulis Mariyanti)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "(Oleh : Sulis Mariyanti)"— Transcript presentasi:

1 (Oleh : Sulis Mariyanti)
PERTEMUAN VII : LEARNING (BELAJAR) (Oleh : Sulis Mariyanti)

2 LEARNING LEARNING /BELAJAR adalah :
“Perubahan tingkah laku yang bersifat menetap sebagai akibat adanya pengalaman atau latihan” (Morgan dkk, 1989) Elemen-elemen belajar : 1.Adanya perubahan tingkah laku 2.Perubahan tsb disebabkan oleh adanya pengalaman atau latihan, bukan karena kematangan, usia atau perkembangan 3.Perubahan tsb bersifat menetap atau berjangka relatif lama

3 TEORI BELAJAR 1.Classical Conditioning (Pavlovian/Respondent)
2.Operant Conditioning (Instrumental Conditioning) 3.Cognitive Learning (incl.Observational Learning)

4 Classical Conditioning
Tokoh :Ivan P.Pahlov (1849 – 1936) Percobaannya :Anjing dimasukkan ke dalam ruangan khusus/Lab & diukur Juml.air liur yg dikeluarkan dng dibunyikannya bel I. STIMULUS CS (BEL) diulang2 setiap bbrp dtk US (MAKANAN) UR (LIUR) II. TEST TRIAL CS (BEL)  C.R (LIUR) Proses belajar terbentuk

5 CLASSICAL CONDITIONING
Elemen Belajar dalam CLASSICAL CONDITIONING. US (Unconditioned Stimulus) stimulus/rangsang yg secara konstan/pasti akan merangsang (memunculkan) respon ttt. Contoh :Makanan otomatis keluar air liur CS (Conditioned Stimulus) Stimulus yg merangsang “perhatian”,tetapi tdk merangsang respon. Contoh :Bel UR (unconditioned Respon) Respon yg dirangsang oleh kehadiran US Contoh :Makanan ---air liur CR (Conditioned respon) Respon yg sama dengan UR,tetapi merupakan hasil proses Conditioning Contoh :Bel -- air liur

6 CLASSICAL CONDITIONING
YANG TERJADI DLM PRINSIP BELAJAR CLASSICAL CONDITIONING : (gbr.kurva,lihat Buku Morgan hal.143) EXTINCTION Bukan lupa,conditioned respon tidak dilakukan lagi karena telah beberapa waktu tdk diberikan CS SPONTANEOUS RECOVERY Sesudah proses extinction,conditioned respon dilakukan kembali karena ada “jejak ingatan” RECONDITIONING Terjadi lebih cepat karena masih ada “some” learning yg tersimpan pada organisme. STIMULUS GENERALIZATION Menyamakan stimulus yg hampir mirip = yaitu conditioned respon dilakukan sbg respon dari CS lain yg mirip dng asli

7 Lanjutan Classical Conditioning
Contoh : kasus Phobia, takut hewan berbulu takut pd boneka berbulu jaket berbulu kapas DISCRIMINATION LEARNING Belajar berespon terhadap stimulus yg berbeda, yaitu belajar membedakan CS + dan CS – Contoh : Bunyi BEL  berespon (liur) Bunyi pukulan benda  tdk berespon STIMULUS SUBSTITUTION CS mempunyai kapasitas khusus mengganti USterjadi asosiasi di otak dan otak mencatat CS – US secara simultan. CS dapat menjadi substitusi yg merangsang terjadinya respon.

8 Lanjutan ……. INFORMATION & EXPECTATION
CS menjadi sinyal (informasi) datangnya US. CS memberikan harapan hadirnya US. Terjadinya aso- siasi adalah karena US merupakan sesuatu yg unik & suprising.Jadi US merangsang organisme untuk ingat pada pengalamannya. CONTOH PENERAPAN Classical Conditioning dalam pembentukan Tingkah Laku : Psikosamatis  mis :asma Respon emosi  mis : takut (phobia) Drug tolerance Sikap

9 OPERANT /INSTRUMENTAL CONDITIONING
Tokoh : B.F Skinner Disebut INSTRUMENTAL CONDITIONING karena tingkah laku yg muncul/dilakukan sebagai alat/usaha mendapatkan Reinforcement shg tingkah laku tsb dimasa yg akan datang akan diulangi lagi REINFORCEMENT adalah: Segala sesuatu atau semua “environment event” yg kehadirannya dapat menyebabkan tingkah laku diulangi kembali/tidak diulangi lagi di masa mendatang. Dlm instrumental cond.,tingkah laku yg muncul akan dibarengi (contingent) dg kehadiran Reinforcement Kunci INSTRUMENTAL CONDITIONING : T.L volunteer yg dilakukan organisme Ada “contingensi” dg Reinforcement sbg konsekuensi munculnya tingkah laku.

10 LANJUTAN……… PROSES HUBUNGAN YG TERJADI PADA OPERANT CONDITIONING, meliputi : A B C ANTECEDENTS (enviromental stimuli) BEHAVIORS (responses) CONSEQUENCES (outcomes of those responses) JADI, Antesedent merupakan stimulus diskriminatif, Anteseden menuntun tingkah laku ttt yg dapat menimbulkan konsekuensi positif.Pada saat anteseden sudah mampu menimbulkan tingkah laku ttt, maka tingkah laku tsb berada dibawah kendali stimulus tsb.

11 1.POSITIVE REINFORCEMENT (Reward) T.L  Reinfocement +  T.L diulangi
LANJUTAN.…… ADA 4 BENTUK PERLAKUAN DARI LINGKUNGAN YG DIKATEGORIKAN SEBAGAI REINFORCEMENT : 1.POSITIVE REINFORCEMENT (Reward) T.L  Reinfocement +  T.L diulangi Contoh : Berprestasi  Hadiah  Berprestasi Rajin (tdk pernah absen)  Penghargaan Rajin 2.NEGATIVE REINFORCEMENT (kebalikan dari Reinf +) T.L  Reinforcement -  T.L menghindar/ tdk melakukan Bangun siang  Tidak diantar  Tidak bangun siang

12 LANJUTAN….. 3.PUNISHMENT (Hukuman/tdk menyenangkan)
T.L  PUNISHMENT T.L berhenti/ tdk melakukan Contoh : Mangkir kerja  skors  Tidak mangkir 4.OMMISION TO POSITIVE REINFORCEMENT Yaitu Reinforcement + yg biasanya diberikan menjadi dikurang /dihilangkan. T.L  Tdk mendapat Reinf +  T.L tdk dilakukan Terlambat Belajar  Tdk boleh putar CD  Belajar on time

13 JENIS REINFORCEMENT DITINJAU DARI TERBENTUKNYA 1.PRIMARY REINFORCEMENT Secara natural sudah bernilai sbg reinforcement Contoh : makanan, minuman 2.SECONDARY REINFORCEMENT Segala sesuatu dapat bernilai sbg reinforcement karena dikondisikan/dipelajari Contoh : Pujian,uang, kupon belanja Hero, dll DITINJAU DARI CARA MEMBERIKAN 1.CONTINUOUS REINFORCEMENT Setiap T.L diberikan reinforcement Pembentukan tingkah laku pada awal lebih cocok dng cara ini.Pembentukan tingkah laku lebih cepat, tetapi juga lebih mudah terhapus

14 LANJUTAN ….. 2.SCHEDULE OF REINFORCEMENT Tidak semua T.L diberi Reinforcement Tingkah laku lebih sulit dihapus VARIASI DARI SCHEDULE REINFORCEMENT a.RATIO : Berdasarkan jumlah T.L yg muncul Misal : setiap 3,5,7 T.L muncul b.INTERVAL : Berdasarkan masa jeda waktu Misal : setiap 10’ , 20’ , 30’ c.FIXED VARIABLE (RATIO & INTERVAL) Dapat ditentukan dlm jumlah yg sama atau bervariasi

15 NEGATIVE REINFORCEMENT & EFEKNYA
Yaitu “stimulus event” /segala sesuatu dari lingkungan yg unpleasant (tdk mengenakkan) EFEKNYA : ESCAPE LEARNING, melarikan diri & mencari tempat yg aman. Tingkah lakunya masih relatif mudah diperbaiki. AVOIDANCE LEARNING, ada “sign”sebelum rasa tidak enak (sakit) dirasakan, organisme sudah meng-hindar duluan. T.L relatif sulit diperbaiki, karena organisme cenderung tidak mau mencoba lagi

16 PUNISHMENT PUNISHMENT AKAN EFEKTIF apabila Intensitas hukuman cukup tinggi, shg dapat membentuk conditioned emotional respon spt fear, hostile Konsisten dalam pelaksanaannya Kedekatan dalam waktu & tempat, antara punishment & tingkah laku Tendensi T.L ttt untuk dihukum (beresiko tinggi) Adaptasi terhadap rasa sakit Alternatif T.L yang lebih diterima PSIKOLOG tidak menyarankan pemberian hukuman, karena efektivitasnya rendah.Bila terlalu sering dapat menyebabkan Fear, Hostile dll Bila memberikan hukuman ortu harus menyadari apa yg harus disertai alternatif tingkah laku lain yg dapat diterima

17 COGNITIVE LEARNING Proses belajar dg cara membentuk asosiasi baru dan mempersepsi hubungan-hubungan baru diantara beberapa peristiwa atau informasi Tidak lagi merupakan hubungan S-R, namun hubungan antara berbagai S-S yg ada, dipelajari Istilah cognitive disini diartikan sbg pengolahan informasi (hasil pengindraan) tentang lingkungan Belajar terjadi, tanpa ada reinfocement yg mengikuti T.L, tetapi organisme membentuk “Cognitive Map” (representasi internal tentang lingkungan)

18 BELAJAR KOGNITIF PROSES KOGNITIF dalam learning: Seleksi Informasi
Alterasi (diantara informasi-informasi terseleksi) Asosiasi diantara berbagai butir informasi tsb Elaborasi informasi (dalam pikiran/otak) Penyimpanan informasi (dalam ingatan) Pengeluaran kembali informasi yg tersimpan dalam memory DEFINISI BELAJAR KOGNITIF : Perubahan pada cara mengolah informasi sebagai hasil dari adanya pengalaman, pada hewan maupun manusia, dimana signifikansi & arti dari event2 tsb berubah dan terbentuk asosiasi baru & disimpan di memory (Morgan, et al, 1989)

19 CONTOH COGNITIVE LEARNING
LATENT LEARNING = HIDDEN LEARNING  POTENSIAL learning terjadi, tetapi tidak secara jelas terlihat di Tingkah Lakunya.Latent learning terjadi tanpa ada reinforcement & melibatkan perubahan dalam cara pemrosesan informasi. Terbentuknya Cognitive Map INSIGHT LEARNING : ada generalisasi atau solusi yg mendadak, tiba2 muncul tanpa disadari (“ aha ……..”)  apa yg sdh dipelajari juga mudah diterapkan pada situasi lain yg serupa  PERCEPTUAL REORGANIZATION IMITASI – MODELLING : Perubahan yg terjadi dng cara mengimitasi T.L model yg mendapat reward & menghin- dari T.L model yg mendapat negatif reinforcement.  melalui Observasi, jadi tidak perlu “trial & error” lagi

20 PROSES KOGNITIF DLM CLASSICAL & OPERANT CONDITIONING
Pengaruh Kognitif dalam proses belajar dicetuskan pertama kali oleh Edward C.Tolman I. Teori INFORMATION CS menjadi “sinyal” (info) datangnya US II.Teori EXPECTATION CS memberikan “harapan” (expectation) hadirnya US Interpretasi Cognitive : hasil pemasangan CS - US

21 PENERAPAN HUKUM-HUKUM BELAJAR
Harus mempertimbangkan : Karakteristik Individu yang “belajar” Respon yang dipelajari Berdasarkan proses evolusi (adaptasi) setiap spesies : Prepared Behaviors  “siap”, mudah dipelajari karena ada predisposisi ttt Contraprepared Behaviors  hampir mustahil untuk dipelajari Unprepared Behaviors  dapat dipelajari jika ada prosedur belajar ttt

22 SOAL KUIS Jelaskan pengertian “learning” /belajar dan prinsip-prinsipnya. Jelaskan terbentuknya tingkah laku tertentu (beri contoh) menurut prinsip Classical Conditioning Jelaskan terbentuknya tingkah laku tertentu (beri contoh) menurut prinsip Operant Conditioning Jelaskan terbentuknya tingkah laku tertentu (beri contoh) menurut prinsip Kognitif Learning. Apa yang dimaksud dengan Reinforcement dalam learning. Apa perbedaan utama antara Negative Reinforcement & Punishment. Jelaskan menurut pendapat Anda, mengapa Punishment/ hukuman tidak disarankan untuk diberikan.

23 TUGAS KELOMPOK Buatlah kelompok (1 kelompok maximum 4 mahasiswa).
Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan di kelas minggu depan Materi Tugas : Buatlah terjemahan dari summary (no.1 – 21) hal 175 – 177 buku “Introduction to psychology”, C.T. Morgan, 7th edition Sulis/Psi.Umum1/Learning


Download ppt "(Oleh : Sulis Mariyanti)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google