Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tuhan dan TAUHID Siapakah Tuhan Itu?

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tuhan dan TAUHID Siapakah Tuhan Itu?"— Transcript presentasi:

1 Tuhan dan TAUHID Siapakah Tuhan Itu?
Pertanyaan tentang Tuhan setua usia manusia itu sendiri. Memang secara fitrah manusia mengakui adanya Tuhan, namun tidak ada bukti empiris dan faktual wujud Tuhan. Bukan hanya itu, tatkala Nabi Musa ingin melihat Tuhan pun tidak mampu menerima eksistensiNya. Kajian antropologis menemukan suku pedalaman di Australia yang meyakini adanya Dzat yang trasenden, yaitu Allah. Dalam psikologi, manusia disebut juga homo religios (makhluk yang beragama/bertuhan). Mengingkari keyakinan adanya Allah tak ubahnya menginkari diri manusia itu sendiri. Inilah atheisme

2 Kamus filsafat yang ditulis Lorens Bagus (2000) menjelaskan ateisme berasal dari kata Yunani atheos (tanpa Tuhan); dari a (tidak) dan theos (Tuhan). Ateisme mempunyai beberapa pengertian antara lain: Keyakinan bahwa Allah itu tidak ada Pandangan yang menolak adanya yang adikodrati, hidup sesudah mati Kesangsian akan eksistensi yang adikodrati yang mengatur alam semesta ini Menolak semua agama

3 Di samping itu, ada beberapa macam ateisme
ateisme naïf, sebuah pandangan yang menegaskan fenomena alam dengan sebab-sebab alamiah, tanpa melibatkan Allah. ateisme praktis dan teoritis, meyakini adanya Allah, tetapi menolak Allah dalam kehidupan ini. Dalam agama Islam, ateisme ini adalah sebentuk iman dalam hati, tetapi tidak terlihat dalam kehidupan. Filosof Jerman, Nietzsche berkoar-koar Got is tot (Allah telah mati).

4 ateisme materialistis dan positivis, pandangan yang menolak eksistensi Allah, dan meyakini kebenaran absolut materi dan ilmu pengetahuan. Dalam pandangan ini, Allah bukan sangkan paraning dumadi (sebab utama kehidupan).

5 Dalam bahasa Arab Tuhan disebut dengan nama Allah (ismul a’dzam)
Dalam bahasa Arab Tuhan disebut dengan nama Allah (ismul a’dzam). Menurut ulama tafsir Ibnu Katsir, akar kata itu aliha yang berarti ibadah, pengabdian karena kepada Tuhan manusia mengabdi. Ada juga menyebut walaha (binggung) karena Tuhan membinggungkan akal manusia. Ada juga alihtu yang bermakna condong karena manusia sejak awal menyakini adanya Tuhan.

6 Otak dan Keyakinan adanya Tuhan
Buku Born to Believe karya Andrew Newberg dan Mark Worldman (2013) membuktikan Otak manusia mampu mencercap kehadiran Tuhan. Otak manusia tidak bisa membohongi bahwa Tuhan itu ada. Secara bertahap otak memahami Tuhan dalam beberapa tahap: 1. Otak bayi dalam fase perkembangan primitif belum mampu menyatukan informasi indrawi sehingga belum memiliki keyakinan. Menginjak usia sekitar satu sampai enam tahun, anak-anak mulai menggunakan pengalaman indrawi menjadi sistem keyakinan, walau masih dalam bentuk yang sangat sederhana.

7 2. Usia enam hingga sepuluh tahun, anak mulai menerima kehadiran Tuhan
2. Usia enam hingga sepuluh tahun, anak mulai menerima kehadiran Tuhan. Bersamaan dengan itu otak manusia berjuang membangun konsep tentang baik dan buruk serta benar dan salah. Inilah salah satu fase krusial perkembangan otak manusia. Internalisasi iman yang tertanam begitu mendalam akan sulit terhapuskan, sekali pun mendaku ateis.

8 3. Menapaki masa remaja, antara usia sebelas tahunan hingga dua puluh tahunan ini, seorang anak mengalami gejolak. Konsepsi iman dipertanyakan. Pertanyaan mendasar tentang religiusitas diajukan. 4. Menginjak usia tua secara ditandai dengan kematangan intelektualitas, yang kadang kala diikuti pula dengan penurunan religiusitas. Kadar penurunan semata-mata ini bergantung ‘perawatan’ iman. Tanpa ‘perawatan’ keyakinan persentase orang dewasa yang ateis bisa menurun mencapai 50 persen (hlm. 212).

9 tauhid Tauhid adalan landasan utama dalam beriman Islam. Pengesaan Tuhan (pure monetiesme) ini tidak ditemui dalam agama lain, selain Islam. Pengutusan para nabi dan rasul semuanya diarahkan untuk menyebarkan ajaran bahwa Tuhan itu Maha Esa, tidak mempunyai sekutu dan beranak-pinak. Konsep teologis ini terbagi menjadi dua:

10 Tauhid Rububiyah Tauhid rububiyah sebentuk keyakinan keesaan Tuhan dalam perbuatan-perbuatan yang hanya dapat dilakukanNya, seperti mencipta dan mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan lainnya yang merupakan kekhususan bagi Tuhan. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.

11 Keyakinan atas tauhid rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy mengakui dan meyakini jenis tauhid ini.

12 Sebagaimana firman Tuhan, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Tuhan.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Tuhan.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (QS. Al- Mu’minun: 86-89).

13 Tauhid Uluhiyah Tauhid uluhiyah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut dipuja dan disembah. Maksudnya, mengesakan Tuhan dalam segala macam ibadah dan pengabdian. Ibadah seseorang semata-mata dikerjakan karena Tuhan, bukan karena yang lain. Hanya Tuhan yang patut mendapatkan pengabdian manusia.

14 Dakwah para nabi dan rasul sesungguhnya mengajak manusia mengabdi kepada Tuhan, bukan kepada yang lain. Pengabdian kepada selain Tuhan menjatuhkan manusia dalam penyekutuan Tuhan dengan yang lain. Dan perbuatan ini termasuk kategori dosa besar dalam Islam. Syirik tidak termapuni oleh Tuhan.

15 Tuhan berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada- Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Tuhan juga berfirman “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (QS. Al Anbiya: ). “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main- main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)

16 Aktualisasi tauhid Muhammad 'Abduh mempublikasikan sebuah buku yang berjudul Risalat al- Tauhid (1897) dengan menekankan aktualitas tauhid sebagai identitas sosial dalam rangka membentuk sebuah masyarakat Muslim.

17 Orientasi tauhid sebagai kekuatan yang menggerakkan persatuan umat Islam mengindikasikan bahwa tauhid bukan saja berkaitan dengan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa seperti yang diyakini agama monoteisme, melainkan juga beriman kesatuan penciptaan (unity of creation), kesatuan manusia (unity of mankind), kesatuan tuntunan hidup (unity of guidance) dan kesatuan tujuan hidup (unity of purpose of life). Seluruh pandangan hidup tersebut merupakan derivasi dari kesatuan Tuhan (unity of Godhead).


Download ppt "Tuhan dan TAUHID Siapakah Tuhan Itu?"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google