Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kewaspadaan Universal

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kewaspadaan Universal"— Transcript presentasi:

1 Kewaspadaan Universal
Mencegah Transmisi Silang Penyakit Berbahaya Kepada Orang Lain Eni kusyati Depending on the amount of time available and on the MAQ Exchange audience, the IP module can be presented in two alternative ways: Option 1. Present the “Infection Prevention Overview” interactive presentation. Then, as an option, view the IP video overview (approximately 15 minutes). This segment of the video provides an overview of practical, easy-to-do infection prevention practices that can be used in any healthcare setting. or Option 2. Show the 15-minute video overview, and then present the alternative “Preventing Infection in the Healthcare Worker” interactive presentation (slides 6-46 through 6-66). During the Exchange only the 15-minute overview is to be shown. If more information is needed at a later date, the 12 additional training demonstration segments (TDS) on the video can be viewed by participants. These segments show how to perform selected infection prevention practices safely.

2 Kuman Flora Kulit Staphylococcus epidermidis, other coagulase negative Staph., Corynebacterium sp., Brevibacterium sp., Proprionibacterium acnes, Pityrosporum sp..

3 Bakteri pada luka Setelah empat minggu
Umum = Proteus, E. coli, and Klebsiella. Luka semakin dalam : Anaerobes, dan polymicrobial. Escherichia coli

4 Bakteri pada awal luka akut
Normal skin flora predominate. S. aureus, and Beta-hemolytic Streptococcus soon follow. (Group B Streptococcus and S. aureus) umum pada “diabetic foot ulcers” Staphylococcus Aureus

5 Kuman pada luka infeksi
Staphylococcus aureus, Beta-hemolytic Streptococcus (S. pyogenes, S. agalactiae), E. coli, Proteus, Klebsiella, anaerobes, Pseudomonas, Acinetobacter, Stenotrophomonas (Xanthomonas).

6 Kuman yang menginfeksi
Cellulitis ; β-hemolytic streptococci (A, B, C, G), Staphylococcus aureus Luka terinfeksi (tanpa antibiotic ): sama cellulitis, sering monomicrobial Luka infeksi chronic atau dengan antibiotic sebelumnya : S. aureus, β-hemolytic streptococci, Enterobacteriaceae (biasanya polymicrobial) Luka masesari : Pseudomonas aeruginosa (polymicrobial) Luka lama sembuh , antibiotic spec. luas : S. aureus (MRSA), coagulase-negative staphylococci, enterococci (VRE), diphtheroids, Enterobacteriaceae (ESBL resistance), Pseudomonas, nonfermentative gram-negative’s, dapat fungi (polymicrobial) Luka necrosis, gangrene, sangat bau : Mixed aerobic gram-positive cocci, Enterobacteriace, nonfermentative gram-negative’s, obligate anaerobes Lipsky et al., CID 39: (2004)

7 Infeksi luka Menghambat penyembuhan & penyebab utama morbiditas & mortalitas baik di komunitas atau rumah sakit Merupakan hasil interaksi dinamik antara penjamu, potensial patogen & lingkungan Berisiko infeksi karena respon imun yang tidak optimal & memicu “high bacterial load” (Mangram AJ, et.al, 1999 , Cantor A,2004)

8 Infeksi luka Gangguan pada jamu karena toksin mikrobial
Bakteri menginfeksi, perubahan struktur, produksi enzim dan metabolik yang mengkontribusi virulensi dan patogenik Baik bakteri aerob dan anaerob berkoloni hampir pada semua luka (Mangram AJ, et.al, 1999 & Cooper RA, 2005)

9 Interaksi antara penjamu dan mikroorganisme pada luka
Terminologi Contamination Colonization Critical colonization Infection (Landis SJ, 2008)

10 Contamination Keberadaan bakteri dalam luka
Semua luka kronik terkontaminasi Bakteri tidak mengalami replikasi Tidak merusak jaringan dan penyembuhan berlangsung

11 Colonazation Tahap berikut melibatkan hubungan pada mikrobial dengan penjamu Bakteri mengalami replikasi Luka dapat sembuh Sumber potensial : - organisme lokal kulit: carynebacteria spp, prapianibacteria spp, coagulase-negative staphylococci dan viridans streptococci. - lingkungan ekternal: multi-resistant organisms (MROs): MRSA - Sumber endogenous; streptococcus spp, coliforms dan anaerobes

12 Crtitical colonization
Tahap krusial dimana konfrontasi antara bakteri dan penjamu menghasilkan fisura dan pelindung pada kompartemen permukaan luka Gambaran klinik: lambatnya penyembuhan, nyeri, exudat>>, perubahan warna pada dasar luka, jaringan granulasi mudah rapuh, normal/abnormal jaringan granulasi, bau yang tidak sedap

13 Infeksi pada luka, kulit & jaringan lunak
Dapat disebabkan oleh:staphylococcus aureus & kelompok streptococci (GAS), pseudomonas aeruginosa, enterococci & kelompok streptococci, anaerobic microbial; fusobacterium necrophorum & bacteroides fragillis. Mikroorganise; virulensi tinggi: streptococcus pyogenes atau psudomonas aeruginosa (Lazzarini L, 2004 & Ljung A, Yanagisawa N, Wadstrom T, 2006)

14 TUJUAN PENCEGAHAN INFEKSI
Bagian dari kualitas pelayanan kesehatan Mencegah infeksi silang dalam prosedur klinik seperti ganti balutan Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan AIDS

15 Aplikasi Kewaspadaan Standar
Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi Membudayakan cuci tangan Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu, masker, kacamata, gaun bedah, sarung tangan) Penggunaan aseptik medik , bedah, dan antiseptik Memproses instrumen agar aman digunakan Budaya aman dalam setiap prosedur Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat

16 Kontrol terhadap luka terinfeksi
Dressing steril Udara ruangan Lantai Peralatan Pembuangan Teknik

17 Survey Pasien yang berisiko Unit perawatan Data laboratorium

18 Beberapa cara mengurangi risiko transmisi penyakit
Diantara klien-petugas Cuci tangan Gunakan Barier Protektif Sarung tangan Pelindung mata (kacamata, masker) Apron/Celemek Budaya aman di tempat kerja Jangan memasang tutup/membengkokkan jarum suntik bekas pakai Selalu berhati-hati dalam memegang/mengelola benda tajam Review list.

19 CUCI TANGAN Saat datang dan pulang dari tempat kerja
Sebelum dan setelah memeriksa klien Sebelum dan setelah pakai sarung tangan Setelah terpapar darah atau sekret tubuh Setelah tersentuh material berbahaya/toksik Sebelum dan setelah makan Setelah menggunakan toilet/buang air

20 Mencuci tangan Gunakan sabun, air bersih mengalir detik dan pakai handuk pribadi atau tissue Sebagai alternatif, dapat gunakan bilasan alkohol-gliserin (asalkan tangan tak kotor secara fisik) Easiest to remember is handwashing. Wash hands Before and after examining any client (direct contact). After removing gloves because gloves may have holes in them. After exposure to blood or any body fluids (secretions and excretions), even if gloves were worn.

21 Cuci tangan pra-bedah Gunakan larutan antiseptik (bila tersedia) dan bilas dengan air bersih mengalir Gunakan sikat halus untuk membersihkan kuku Gunakan spons untuk membersihkan kulit Keringkan tangan dan lengan dengan handuk Use an antiseptic. If an antiseptic is not available, use plain soap and then apply an alcohol solution and rub until dry two times. Use running water from tap or bucket. Use a stick or brush for cleaning the fingernails. Use a soft brush or sponge for cleaning the skin. Remember, a hard bristled brush can irritate and cut your skin. Use towels or air dry. (Sterile towels should be provided in the operating room.)

22 INGAT ! Setiap tindakan dengan risiko infeksi harus dilaksanakan secara hati-hati dan benar. Tingginya angka infeksi pasca tindakan menunjukkan rendahnya mutu pelayanan

23 Barier Protektif Gunakan kacamata pelindung, masker, celemek dan sepatu tertutup. Wear protective goggles, face masks, aprons and rubber boots or closed shoes: In any situation where splashes and spills of any body fluids are likely.

24 Gunakan Sarung Tangan Saat melakukan prosedur bedah
Ketika melakukan periksa dalam Saat mengambil sampel darah Jika menangani peralatan/linen yang terkontaminasi bahan/sekret menular Saat mengelola dan membuang limbah Membersihkan percikan darah/sekret tubuh di peralatan, permukaan meja bedah, lantai

25 PERLINDUNGAN TRANSMISI PENYAKIT BAGI PETUGAS KESEHATAN
Kebanyakan infeksi terjadi akibat paparan dengan darah atau cairan tubuh pasien yang secara klinis belum menunjukkan gejala adanya penyakit Aplikasikan budaya bersih dan aman seperti cuci tangan dan memakai sarung tangan. Mencegah terjadinya luka tusuk/sayat dan melakukan prosedur antisepsis Proses peralatan dan sarana kesehatan

26 Risiko Transmisi Penyakit
Risiko transmisi HIV setelah tertusuk jarum suntik dari pasien dengan HIV positif adalah 4 : 1000 Risiko penularan HBV setelah tertusuk jarum suntik dari pasien dengan HBV positif adalah : 100 Now put up slide #6-5. The risk is 4 per 1000 or .04%. Doesn’t sound too bad, or is it? Remember, if you do become HIV+, you will die. So is that really risky? Yes, I think so. Leave up slide 6-5 and ask: What is the risk of contracting Hepatitis B after a needle stick from a HB+ client?

27 Prevalensi HIV dalam darah donor di Indonesia pada tahun 1992-2001
0.016 0.014 0.012 0.010 Per 1000 HIV-positif 0.008 0.006 0.004 0.002 0.000 1992 – 1993 1993 – 1994 1994 – 1995 1995 – 1996 1996 – 1997 1997 – 1998 1998 – 1999 1999 – 2000 2000 – 2001 Sumber: National AIDS Programme, Indonesia July 2002

28 Mencegah Luka Tusuk Gunakan teknik zona aman untuk membawa atau memindah-tangankan benda/instrumen tajam Pilih media/penghantar instrumen tajam yang sesuai (misalnya: wadah logam) Gunakan pinset atau klem ketika mengambil jarum atau memasang skalpel/pisau bedah Beritahukan pada operator bahwa anda akan memberikan instrumen tajam yang diminta

29 Mencegah Luka Tusuk Gunakan pinset saat mengambil jarum dan zona aman sebagai penghantar instrumen tajam Using protective barriers also includes having healthcare workers... Handle needles and sharps properly by:  using a safe zone for passing sharps,  using a needle driver or holder--not your fingers,  not blind suturing and by using blunt needles when available and...  knowing that even saying “pass” or “sharps” when passing sharps during surgery can prevent accidental sticks.

30 Mencegah Luka Tusuk Gunakan klem atau pemegang jarum saat memasang atau melepaskan pisau bedah atau instrumen tajam lain yang harus disatukan atau dipisahkan Don’t forget to prevent accidents by always removing blades with another instrument--not your fingers.

31 Memproses peralatan bekas pakai: Dekontaminasi Cuci dan Bilas
Eradikasi mikroorganisme di peralatan bekas pakai melalui berbagai tingkatan proses Memproses peralatan bekas pakai: Dekontaminasi Cuci dan Bilas Disinfeksi Tingkat Tinggi Sterilisasi

32 Tahapan Proses peralatan
Dekontaminasi Tahapan Proses peralatan DTT Merebus Mengukus Kimiawi Cuci dan Bilas Sterilisasi Kimiawi Uap panas tekanan tinggi Panas kering After use, instruments and other items should be decontaminated by soaking them in a 0.5% bleach solution for 10 minutes. Decontamination will help protect the person who is cleaning the instruments. Then, physically wash the items until they are visibly clean. Finally, either sterilize or high-level disinfect the instruments. For a step-by-step description of this process, see the document “Instrument Processing” on the Resources page. Keringkan,dinginkan, simpan atau siap pakai

33 Masukkan peralatan bekas pakai yang akan digunakan kembali ke dalam larutan klorin 0,5% segera setelah digunakan. Rendam selama 10 menit dan segera lakukan pembilasan. Lakukan pula pembersihan permukaan peralatan (misalnya meja bedah) dengan larutan klorin 0,5%. Dekontaminasi Decontamination Principles Inactivates HBV and HIV Makes items safer to handle for the staff cleaning them

34 Cara membuat klorin 0,5% dari konsentrat atau sediaan yang mengandung 5% klorin
Formula : Bagian air digunakan sebagai pelarut : % konsentrat yang tersedia -- 1 % yang diinginkan = bagian air Bila ingin membuat klorin 0,5% dari konsentrat / sediaan yang mengandung 5% klorin, caranya adalah sebagai berikut: 5% klorin (Bayclin®) 0,5% (yg diinginkan) 5 X 10 5 1 = 9 bagian air Berarti, untuk mendapatkan klorin 0,5%, campurkan 1 bagian konsentrat 5% klorin dengan 9 bagian air bersih :

35 Pencucian Cuci dengan air bersih dan sabun atau deterjen
Sikat dengan sikat halus hingga tampak bersih Lakukan penyikatan dalam air pencuci untuk menghindarkan percikan Buka engsel atau sambungan peralatan Bilas merata dengan air bersih. Cleaning Principles Removes organic material that: Can protect microorganisms against sterilization and HLD Can inactivate disinfectants Must be done for sterilization and HLD to be effective Method of mechanically reducing the number of endospores

36 Desinfeksi Tingkat Tinggi (Perebusan)
Susun peralatan hingga terendam dalam air Rebus hingga mendidih dalam panci bertutup. Hitung waktu dari saat air mulai mendidih hingga 20 menit untuk proses DTT Jangan menambah sesuatu ke dalam panci setelah penghitungan waktu dimulai Keringkan di udara terbuka sebelum disimpan. HLD Principles Destroys all microorganisms including HBV and HIV; does not reliably kill all bacterial endospores Only acceptable alternative when sterilization equipment is not available Source: Favero 1985; McIntosh et al 1994. HLD Practices (boiling) Boil instruments and other items for 20 minutes (sufficient up to 5,500 meters/18,000 ft.). Always boil for 20 minutes in pot with lid. Start timing when water begins to boil. Do not add anything to pot after timing begins. Air dry before use or storage. Boiling instruments for 20 minutes will kill all microorganisms except bacterial endospores. In fact, most microorganisms will be inactivated if heated to 80 degrees C for 10 minutes. The boiling point of water is 1.1 degree C lower for each 1,000 feet in altitude; even at altitudes up to 5,500 meters (18,000 ft) the temperature will be adequate for HLD. Note: The highest temperature that boiling water will reach is 100 degrees C (212 degrees F) at sea level.

37 Desinfeksi Tingkat Tinggi (Pengukusan)
Susun peralatan/sarung tangan agar semua bagian terpapar uap dan tak terendam air pengukus Kukus hingga keluar uap air dari pengukus dan mulai saat itu, hitung hingga 20 menit Jangan menambah air atau peralatan selama pengukusan berlangsung

38 Desinfeksi Tingkat Tinggi secara Kimiawi
Masukkan peralatan kedalam larutan dekontaminan yang tersedia Rendam selama 20 menit. Bilas dengan air DTT Biarkan kering sebelum digunakan dan disimpan.

39 DTT Kimiawi Sebelum tingkat DTT harus dilakukan dulu dekontaminasi, cuci-bilas dan keringkan Gunakan larutan Klorin 0,1-0,5% atau Glutaraldehida 2% Gunakan larutan baru atau belum kedaluarsa Pakai wadah berpenutup, bahan non-korosif Digunakan untuk instrumen tidak tahan panas atau peralatan optik Instrumen harus terendam dengan baik Waktu DTT 20 menit dan bilas dengan air DTT sebelum digunakan

40 Sterilisasi Sterilization Principles
Autoklaf 106 kPa, 121°C, 20 menit & 30 menit (tanpa bungkus & terbungkus) Sterilisasi Kimiawi Rendam dalam Glutaraldehida selama 10 jam Sterilization Principles Destroys all microorganisms including endospores Used for instruments, gloves, and other items that come in direct contact with blood stream or tissue under the skin Sterilization Practices Steam sterilization using an autoclave: 121 degrees C (250 degrees F); 106 kPa (15 lb/in2) pressure: 20 minutes for unwrapped items, 30 minutes for wrapped items Allow all items to dry before removing Dry-heat using an oven with a fan: 170 degrees C (340 degrees F) for 1 hour, or 160 degrees C (320 degrees F) for 2 hours Chemical sterilization using a chemical sterilant Example: Soak items in glutaraldehyde for 8 to 10 hours or formaldehyde for 24 hours Rinse with sterile water Panas kering 170°C selama 60 menit atau 160°C selama 120 menit

41 Menyiapkan kulit atau mukosa untuk prosedur pembedahan
Jangan menggunakan pisau cukur pada area pembedahan Pada area berambut, lakukan pengguntingan bila menghalangi lapangan pandang operator Tanyakan riwayat alergi antiseptik pada klien. Bersihkan area operasi dengan sabun. Usapkan larutan antiseptik pada area operasi secara secara melingkar atau atas-bawah Do not shave hair at the operative site (if necessary, trim hair close to skin surface immediately before surgery). Ask the client about allergic reactions before selecting an antiseptic solution. Wash first with soap and water, if visibly soiled. Washing can be done before entering the operating room--or, if necessary, just prior to applying the antiseptic. Apply antiseptic starting from the operative site and working outward in a circular motion for several inches.

42 Mengamankan atau membuang instrumen tajam
Masukkan dalam wadah khusus yang tahan bocor atau tusukan Lakukan dekontaminasi sebelum di buang atau dimasukkan ke dalam wadah tersebut Jangan menekuk atau mematahkan jarum dengan tangan Because needle stick accidents continue to be a problem, immediately after using a needle and syringe, place it into a puncture-proof container for disposal, or decontaminate it by flushing three times with a disinfectant (bleach is cheap) and then deposit it into a puncture-proof container. Do not recap a needle before disposal, or if it is necessary, recap it using the one-hand technique. (Show how to recap using the one-hand technique.)

43 Mengelola Limbah Untuk mencegah infeksi atau cedera berbahaya akibat benda tajam pada petugas pengelola limbah Menghindarkan penularan penyakit ke masyarakat sekitar Pisahkan limbah terkontaminasi dan non-kontaminasi Masukkan bahan-bahan terkontaminasi kedalam pembungkus tahan bocor atau kantong plastik. Dibuang secara dibakar atau ditanam. Waste Disposal Principles Prevents spread of infection to clinic personnel who handle waste Prevents spread of infection to local community Protects those who handle wastes from accidental injury Waste Disposal Practices Wearing utility gloves, place contaminated items (gauze or cotton) in leak-proof container (with a lid) or plastic bag. Dispose by incineration or burial.

44 Cara Pengelolaan Limbah
Gunakan sarung tangan rumah tangga Tempatkan limbah berbahaya dalam wadah tertutup dan aman Masukkan instrumen/benda tajam ke dalam tempat khusus/tahan tusuk Buang limbah cair pada saluran khusus Bakar/tanam limbah padat yang terkontaminasi Cuci tangan, sarung tangan dan wadah yang telah digunakan untuk mengelola limbah

45 Rangkuman Pencegahan Infeksi merupakan upaya untuk mencegah transmisi silang dan diterapkan dengan mengacu pada kewaspadaan standar Proses peralatan atau instrumen harus dilakukan secara benar dan taat azaz agar diperoleh hasil maksimal dan memenuhi syarat Pencegahan Infeksi tidak selalu berati penambahan biaya, yang paling penting adalah pembudayaan lingkungan bersih dan aman serta menumbuhkan perilaku bekerja secara standar dan selalu menjaga kualitas pelayanan


Download ppt "Kewaspadaan Universal"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google