Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 2.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 2."— Transcript presentasi:

1 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1

2 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 2

3 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 3 Sepsis neonatorum adalah sindrom klinik akibat respons sistemik terhadap infeksi pada bulan pertama kehidupan bayi. Di negara maju berkisar 1-4 kasus tiap 1000 kelahiran hidup. Sedangkan insidens di negara berkembang lebih tinggi 5-8 kali lipat. Sebagian besar hasil penelitian retrospekstif menunjukkan bahwa faktor-faktor maternal yang memegang peran penting adalah ketuban pecah dini, demam intrapartum dan korioamnionitis. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum terhadap peningkatan risiko sepsis onset dini. Penghitungan risiko relatif ketuban pecah dini menggunakan statistik Mantel-Haenszel.

4 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 4 Penelitian ini menggunakan rancang bangun studi kohort prospektif selama 2 tahun, antara bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 di Instalasi Maternal-Perinatal RS. Dr.Sardjito, Yogyakarta. Kriteria inklusi  populasi target pada penelitian ini adalah semua bayi baru lahir yang terpapar ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum. Populasi terjangkau adalah semua bayi baru lahir yang dirawat di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr.Sardjito dengan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum, selama dua tahun dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. Kriteria ekslusi / subjek tidak diikutsertakan  jika ibu mendapatkan antibiotik intrapartum atau neonatus menderita kelainan bawaan.

5 Pengambilan sampel  consecutive sampling sampai besar sampel terpenuhi. Data diambil dari aspek maternal dan neonatal yang didapatkan melalui anamnesis pada ibu, pemeriksaan fisik pada neonatus, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis sepsis. Neonatus yang memenuhi kriteria inklusi  dimasukkan dalam penelitan dan diikuti selama 72 jam. Banyak gejala yang ditemui selama penelitian Semua data dicatat didalam formulir penelitian untuk selanjutnya dipindah rekamkan dalam cakram magnetik dengan menggunakan program SPSS versi 10.0. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 5

6 Analisis dilakukan secara terpisah untuk jenis paparan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum  analisis klasifikasi usia kehamilan dan berat badan lahir, dilanjutkan dengan penghitungan risiko relatif menggunakan statistika Mantel-Haenszel. Jumlah subjek dengan paparan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian  dengan paparan 268 neonatus, masing-masing 190 dengan paparan ketuban pecah dini, 47 dengan paparan demam intrapartum, dan 31 dengan paparan ketuban pecah dini yang disertai dengan demam intrapartum. Sementara pada kelompok tanpa paparan  267 neonatus. Pada penelitian prospektif ini, ketuban pecah dini tidak terbukti meningkatkan risiko secara bermakna. Hasil penelitian ini juga menunjukkan demam intrapartum dengan ataupun tanpa ketuban pecah dini berhubungan dengan peningkatan risiko lebih dari empat kali. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 6

7 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 7

8 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 8

9 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 9 Pada penelitian prospektif ini, ketuban pecah dini tidak terbukti meningkatkan risiko secara bermakna. Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis onset dini, sementara ketuban pecah dini hanya meningkatkan risiko secara bermakna pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah. Angka biakan positif dijumpai pada 43,8% kasus. Penyebab utama patogen yang terisolasi adalah Escherichia coli (32%), diikuti oleh Pseudomonas sp (25%), Streptococcus sp (14,3%), dan Staphylococcus epidermidis (14,3%).

10 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 10

11 1. Apakah eksposure dari penelitian ini?  Eksposure dari penelitian ini adalah Ketuban pecah dini & demam intrapartum pada neonatus Dengamempertimbangkan kemungkinan efek konfonding yaitu maturitas kehamilan & berat badan lahir. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 11

12  Peningkatan risiko sepsis neonaturum onset dini 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 12

13  Penelitian ini menggunakan rancang bangun studi kohort prospektif selama 2 tahun, antara bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 di Instalasi Maternal-Perinatal RS. Dr.Sardjito, Yogyakarta.  Analisis menggunakan uji chi square antara Karakteristik dasar variabel maternal dan kelahiran pada kedua kelompok.  Penghitungan risiko relatif ketuban pecah dini dan/demam intrapartum menggunakan statistik Mantel-Haenszel. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 13

14 Populasinya adalah semua bayi baru lahir yang dirawat di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr.Sardjito dengan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum, selama dua tahun dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. Kriteria inklusi  populasi target pada penelitian ini adalah semua bayi baru lahir yang terpapar ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum. Kriteria ekslusi / subjek tidak diikutsertakan  jika ibu mendapatkan antibiotik intrapartum atau neonatus menderita kelainan bawaan. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 14

15 Pengambilan sampel  consecutive sampling sampai besar sampel terpenuhi. Data diambil dari aspek maternal dan neonatal yang didapatkan melalui anamnesis pada ibu, pemeriksaan fisik pada neonatus, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis sepsis. Neonatus yang memenuhi kriteria inklusi  dimasukkan dalam penelitan dan diikuti selama 72 jam. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 15

16 Jumlah subjek dengan paparan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian  dengan paparan 268 neonatus, masing-masing 190 dengan paparan ketuban pecah dini, 47 dengan paparan demam intrapartum, dan 31 dengan paparan ketuban pecah dini yang disertai dengan demam intrapartum. Sementara pada kelompok tanpa paparan  267 neonatus. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 16

17 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 17

18  Pada penelitian prospektif ini, ketuban pecah dini tidak terbukti meningkatkan risiko secara bermakna.  Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis onset dini, sementara ketuban pecah dini hanya meningkatkan risiko secara bermakna pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah.  Angka biakan positif dijumpai pada 43,8% kasus. Penyebab utama patogen yang terisolasi adalah Escherichia coli (32%), diikuti oleh Pseudomonas sp (25%), Streptococcus sp (14,3%), dan Staphylococcus epidermidis (14,3%). 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 18

19 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 19

20 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 20 6. Apakah ada kemungkinan bahwa hasil akhir dipengaruhi bias observasi? Iya ada, bias pada observer dalam mengambil sampel, mnghitung dan menganalisis data.

21 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 21 Ada, satu – satunya faktor perancu pada penelitian ini yaitu karakteristik maturitas kehamilan & berat badan lahir yang diukur dengan penghitungan RR gabungan menggunakan statistik Mantel-Haenszel Selain itu faktor yang akan diukur yaitu KPD &/ DI diukur secara terpisah menggunakan statistik Mantel-Haenszel, Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengaruh konfonding

22 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 22 Didapatkan : 5,3% dari 190 neonatus dengan paparan ketuban pecah dini (RR 1,76; IK 95% 0,71-4,37), 12,8% dari 47 neonatus dengan paparan demam intrapartum (RR 4,26; IK 95% 1,55-11,7), dan 12,9% dari 31 neonatus dengan paparan ketuban pecah dini yang disertai demam intrapartum (RR 4,31; IK 95% 1,38-13,5) Analisis stratifikasi berdasarkan maturitas kehamilan dan berat badan lahir, menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara bermakna. Meskipun demikian. risiko relatif ketuban pecah dini pada kelompok neonatus cukup bulan dan/atau berat badan lahir cukup tidak meningkat secara bermakna (RR 1,12; IK 95% 0,44-2,86 dan RR 1,33; IK 95% 0,57-3,84).

23 Jika RR nya tinggi maka tidak ada chance variance, yaitu pada paparan demam intrapartum sebesar 4,26 kali Kemungkinan hasil akhir dipengaruhi chance variance pada paparan ketuban pecah dini 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 23

24 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 24 Hasil penelitian ini kemungkinan kecil dipengaruhi oleh variasi chance, kemungkinan ada bias observasi dan konfonding yaitu maturitas kehamilan & berat badan lahir namun bisa diabaikan dengan analisis perhitungan yang berbeda/dipisahkan menggunakan pengukuran statistik Mantel-Haenszel.

25 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 25

26  Ada hubungan waktu dari penelitian ini, eksposure Demam Intrapartum mendahului terjadinya risiko risiko sepsis neonaturum onset dini ataupun Ketuban pecah dini disertai Demam Intrapartum mendahului terjadinya risiko risiko sepsis neonaturum onset dini.  Desain studi kohort memungkinkan untuk melihat adanya hubungan waktu, apakah sebab mendahului akibat, karena penelitian ini dilakukan selama dua tahun.  Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis onset dini, sementara ketuban pecah dini hanya meningkatkan risiko secara bermakna pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 26

27  Hubungan antara ketuban pecah dini dan demam intrapartum yang menjadi risiko sepsis neonaturum onset dini menunjukkan hubungan yang signifikan  4 kali lipat berisiko 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 27

28  Hubungan dose respon terlihat jika neonatus hanya KPD, DI, KPD & DI. Hal ini menunjukan KPD pada neonatus tidak menimbulkan risiko secara bermakna, namun jika terjadi DI maka risiko menjadi 4,26 kali, lain halnya jika DI disertai KPD menunjukan hasil yang bermakna pada peningkatan risiko sepsis neonaturum onset dini sebesar 4,31 kali. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 28

29  Selain itu paparan jenis bakteri disertai KPD &/ DI juga mempengaruhi risiko.  Juga kejadian maturitas persalinan & BBLR bisa disertai KPD &/ DI mempengaruhi risiko terjadinya sepsis neonaturum onset dini. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 29

30  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum terhadap peningkatan risiko sepsis onset dini.  Dan hasilnya tetap konsisten dengan tujuan studi.  Memperhatikan faktor perancu  dianalisis 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 30

31  Spesifisitas menunjukan bahwa kejadian KPD tidak menunjukan perbedaan yang bermakna. Pada penelitian ini sebesar 1,76 kali.  Namun lain halnya jika adanya DI, KPD &/ DI  yang menunjukan risiko sakit lebih besar yaitu 4 kali lipat 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 31

32 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 32 Generalisasi hasil akhir

33 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 33 Hasil studi dapat diterapkan pada populasi yang eligible karena telah dilakukan sampling pada pemilihan peserta studi. Adanya kriteria inklusi & ekslusi.

34 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 34 Ya tentu, mengingat bahwa populasi sumber sama dengan populasi eligible dalam penelitian ini yaitu semua bayi baru lahir yang dirawat di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr.Sardjito dengan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum, selama dua tahun dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 dan telah dilakukan sampling maka hasil studi dapat diterapkan pada populasi sumber.

35 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 35 Iya, studi ini sangat bisa diterapkan pada populasi relevan lainnya.

36 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 36

37 Ya, beberapa penelitian sesuai dengan hasil studi ini yaitu : › Hasil yang hampir sama dilaporkan oleh Schuchat dkk bahwa risiko neonatus yang terpapar ketuban pecah dini tidak meningkat secara bermakna pada kasus sepsis onset dini dengan etiologi yang bukan Streptococcus grup B. › Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chacko & Sohi melaporkan bahwa insidens sepsis onset dini pada neonatus dengan prematuritas dan berat badan lahir rendah tidak meningkat secara bermakna jika tidak disertai dengan faktor maternal (misal : KPD, DI) › Hal ini sesuai dengan beberapa laporan studi yang menunjukkan risiko infeksi cairan amnion meningkat secara bermakna pada neonatus dengan prematuritas yang disertai ketuban pecah dini 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 37

38  Iya, dengan melihat karakteristik usia kehamilan, berat badan lahir, juga patogen penyebab pada kejadian KPD, DI, KPD &/ DI. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 38

39  Ya, Sepsis neonatorum adalah sindrom klinik akibat respons sistemik terhadap infeksi pada bulan pertama kehidupan bayi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor maternal (ketuban pecah dini, demam intrapartum dan korioamnionitis) 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 39

40  Informasi mengenai distribusi eksposure dapat diamati dari distribusi dari hasil analisis risiko relatif pada kejadian KPD, DI, KPD &/ DI juga gabungan dari paparan tersebut dengan maturitas kehamilan & Berat badan lahir  Terlihat bahwa efek utamanya yaitu dapat teramati pada semua kelompok studi. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 40

41 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 41

42 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 42


Download ppt "03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 2."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google