Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN-6 M.SUYANTO www.msuyanto.com.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN-6 M.SUYANTO www.msuyanto.com."— Transcript presentasi:

1 TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN-6 M.SUYANTO www.msuyanto.com

2 Synopsys adalah versi pendek dari cerita yang asli. Misalnya, sebuah penyederhanaan dengan mengambil poin utama dari subyek yang lebih panjang, seperti sebuah film, teks, pidato, atau peristiwa. Tujuannya adalah untuk membantu para penonton mendapatkan intinya dalam waktu singkat. Synopsys ditulis dimulai dengan “a lead”, termasuk judul, penulis, jenis teks, dan ide utama teks. Synopsys memiliki struktur yang diatur jelas, dan ditulis secara logis, kronologis, dan dapat dilacak. Berbeda dengan sebuah resume atau review, synopsys tidak berisi penafsiran atau penilaian. Hanya pendapat penulis asli tercermin - diuraikan menggunakan kata-kata sendiri dengan kata-kata baru tanpa kutipan dari teks. Berbeda dengan retelling, synopsys tidak memiliki struktur dramatis dan ditulis dalam bentuk waktu kini atau sejarah saat ini.

3 Seorang muda Fredrickson Carl bertemu dengan seorang gadis muda yang berjiwa petualangan bernama Ellie. Mereka berdua bermimpi pergi ke Tanah Hilang di Amerika Selatan. 70 tahun kemudian, Ellie meninggal. Carl ingat janji dia membuat padanya. Kemudian, ketika ia secara tidak sengaja memukul pekerja konstruksi, dia dipaksa untuk pergi ke rumah pensiun. Tetapi sebelum mereka dapat mengambil Fredrickson, dia dan rumahnya terbang jauh. Namun ia memiliki kapal penumpang gelap. Seorang anak berusia 8 tahun bernama Russell, yang berusaha untuk mendapatkan lencana Membantu Lansia. Bersama-sama, mereka memulai petualangan, di mana mereka menghadapi anjing berbicara, seorang penjahat jahat dan burung langka bernama Kevin.

4 Alur cerita dalam setiap adegan para tokohnya dalam secara kasar dan belum ada dialog. Sepotong prosa (karangan bebas), biasanya langkah antara kartu adegan (kartu indeks) dan draft pertama skenario untuk sebuah film, program televisi, atau bermain radio. Hal ini umumnya lebih panjang dan lebih rinci dari Outline (atau sinopsis satu halaman), dan mungkin mencakup rincian gaya sutradara yang menghilangkan Outline. Mereka membaca seperti cerita pendek, kecuali diceritakan dalam peristiwa ini tegang dan menggambarkan saat mereka terjadi. Ada dua jenis: draft treatment, dibuat selama proses penulisan, dan presentation treatment, dibuat sebagai bahan presentasi.

5 Contoh Outline : S 1 C 1 (JATAYU) Int. Gudang Rusak – siang NAGA HITAM mendesak JATAYU dengan pukulan bertubi-tubi ke kepala JATAYU. S 1 C 1 (ABDAN) Int. Rumah Abdan – siang ABDAN sambil menangis berlari menuju pintu untuk mencari orang tuanya.

6 Setelah outline sudah disetujui baru bisa kita buat scriptnya. Naskah terdiri dari : Title Page Scene Heading Action Dialogue Parenthetical Transition

7 Adalah sebuah cerita yang dapat dibuat ke dalam media audio visual. Setelah outline sudah disetujui baru bisa kita buat scriptnya. Contoh : Script JATAYU S 1 C 1 Int. Gudang Rusak – siang ON NAGA HITAM dan JATAYU, NAGA HITAM memukul Wajah JATAYU dengan pukulan kiri menyamping dan kemudian memukul wajah JATAYU dengan hook kanan dan membuat JATAYU kesakitan. Waktu : 1/2 dtk. Script ABDAN S 1 C 1 Int. Rumah Abdan – siang ON ABDAN menangis dan berbalik dari neneknya dan berlari ke pintu depan. Waktu : 1 dtk.

8 Title Page (Judul) Sebuah judul akan dijadikan pedoman pertama bagi seorang produser apakah seorang screenwriting merupakan screenwritting profesional atau hanya amatiran. Judul sebuah naskah ditulis kira-kira pada 25 baris dalam 1 halaman, biasanya disertakan garis bawah atau quotation marks. Kemudian 2 baris berikutnya dengan font yang sama ditulis “Written By”. Dan pada ujung kanan bawah tertulis nama kontak person dan informasi hak cipta (copyright).

9 Scene Heading merupakan petunjuk dimulainya sebuah cerita naskah. Kata-kata yang digunakan mulai dengan “EXT.” --- jika sebuah cerita berada di luar ruangan (exterior) atau outdoor, atau “INT.” --- jika sebuah cerita berada di dalam ruangan (interior) atau indoor. Kemudian nama sebuah tempat harus dengan huruf besar (capital), misalnya: “DESA BANJARSARI” Setelah itu diikuti dengan waktu yang ditandai dengan spasi, atau hyphen (garis penghubung), atau spasi lainnya, contohnya: “  DAY” atau “  PAGI” dan sebagainya. Sebagai contoh misalnya: EXT.DESA BANJARSARI – PAGI HARI Scene Heading ditulis dengan margin 1,5 inches (37 mm) dari kiri dan 1 inch (25 mm) dari kanan. Kadangkala scene heading diberikan angka, namun dalam format awal ini tidak terdapat. Format dengan angka biasanya dibuat kemudian ketika dibutuhkan untuk pengambilan gambar shooting pada film live.

10 Dua baris dibawah scene heading dengan margin yang sama, maka dimulailah sebuah action. Action menggambarkan apa-apa yang akan terlihat di dalam adegan film dan selalu keadaan sekarang (present tense). Saat mengenalkan karakter, harus ditulis dengan huruf kapital (huruf besar), misalnya: (“…Di pagi yang cerah ABDAN bersama ayahnya bermain catur….”)

11 Di dalam screenwriting dialog merefernsikan kepada segala sesuatu yang dibicarakan oleh karakter/tokoh. Tanda (“Cue”) dialog ditandai oleh Nama dari si pembicara. Margin masuk 4,2 inches (107 mm) dari kiri halaman. Nama pembicara/tokoh harus huruf besar/kapital. Standar pembicaaran adalah 35 karakter setiap baris dimulai dari 3,1 inches (79 mm). Contoh: ABDAN Hore…Aku menang…Aku menang…!!!

12 Parenthetical berfungsi untuk memberikan keterangan segala sesuatu yang dilakukan oleh tokoh atau karakter. Parenthetical diletakkan 1 baris dibawah Nama tokoh diawali dengan tanda kurung buka dan diakhiri dengan tanda kurung tutup. Margin parenthetical 3,7 inches (94 mm) dari kiri, 1 inches (25 mm) dari kanan Contoh: AYAH (melambaikan tangannya ke Abdan) Ayo, Dan! Sekarang kambingnya udah kuat lagi!

13 Transisi adalah sebuah deskripsi pendek untuk menggambarkan bagaimana sebuah film berpindah dari scene satu ke scene yang lain. Letak transisi ini berada di rata kanan dari lembar screenplay dan dikuti dengan colon (tanda titik dua). Beberapa contoh transition(transisi) pada screenplay antara lain: CUT TO: mengindikasikan transisi langsung (cut) menuju scene baru DISSOLVE TO: mengindikasikan dissolve, yaitu perpindahan secara fade in/out menuju scene baru. Dissolve biasanya identik dengan perpindahan waktu. INTERCUT WITH/INTERCUT BETWEEN: mengindikasikan cut to cut antara 2 scene saling berbalik. Biasanya identik dengan percakapan telepon, atau aksi yang berlawanan pada tempat yang berbeda namun pada waktu yang sama.

14 EXT. KAKI GUNUNG WILIS – PAGI HARI Sesosok orang tua setengah baya, pandangannya menerawang jauh ke puncak Gunung Wilis. Di tangan kanannya memegang sebuah simbol kerajaan Majapahit dari pemerintahan Raja Brawijaya. Dialah MOHAMMAD BIN UMAR, seorang prajurit pilihan yang dianugerahi sebuah tanah di kaki gunung wilis. MOHAMMAD BIN UMAR (melihat simbol kerajaan Majapahit dan berbicara dalam hati) Puji Syukur Ya Allah, yang telah memberiku berkah berupa tanah yang demikian suburnya. CUT TO :

15 REFERENCE Christopher Vogler, 2007. The Writer's Journey: Mythic Structure For Writers, Michael Wiese Productions The Writer's Journey, Christopher Vogler, http:/www.thewritersjourney.com/hero%27s_jou rney.htm


Download ppt "TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN-6 M.SUYANTO www.msuyanto.com."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google