Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

METTI DWI NURLITA, 2102407153 Citra Perempuan Dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "METTI DWI NURLITA, 2102407153 Citra Perempuan Dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata."— Transcript presentasi:

1 METTI DWI NURLITA, 2102407153 Citra Perempuan Dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata

2 Identitas Mahasiswa - NAMA : METTI DWI NURLITA - NIM : 2102407153 - PRODI : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa) - JURUSAN : Bahasa & Sastra Indonesia - FAKULTAS : Bahasa dan Seni - EMAIL : raneswari_21 pada domain yahoo.com - PEMBIMBING 1 : Drs. Sukadaryanto, M.Hum. - PEMBIMBING 2 : Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum. - TGL UJIAN : 2011-07-29

3 Judul Citra Perempuan Dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata

4 Abstrak viii ABSTRAK Nurlita, Metti Dwi. 2011. Citra Perempuan dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sukadaryanto, M. Hum dan Pembimbing II Dr. Teguh Supriyanto, M. Hum. Kata kuci: Citra Perempuan, Feminisme, Novel Cintrong Paju-Pat. Tokoh perempuan sangat dominan dimunculkan pada novel Cintrong Paju-Pat. Tokoh-tokoh perempuan dalam novel CPP memiliki citra pribadi yang berbeda-beda. Tokoh Lirih adalah seorang gadis desa yang cerdas, berkeinginan kuat bisa bekerja di gedung besar di Jakarta. Tokoh Abrit adalah seorang selebritis terkenal yang sangat cantik, sehingga disukai banyak laki-laki. Tokoh Langit adalah seorang pimpinan marketting disebuah perusahaan periklanan, sehingga penampilannya sangat tegas dan berwibawa. Tokoh Ibu Arum dan Ibu Kinyis adalah seorang ibu rumah tangga. Mereka terkadang ikut mencampuri urusan bisnis suaminya, perbuatan yang mereka lakukan malah membuat keadaan menjadi kacau. Tokoh Maniking, Madu dan Srinawang adalah tokoh tambahan yang dimunculkan sesekali saja dalam cerita. Tokoh Lirih Nagari memiliki karakter dan citra pribadi yang sangat mendukung ide-ide feminisme. Permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana citra perempuan dalam novel Cintrong Paju-Pat? (2) Bagaimana pandangan feminisme pengarang tentang perempuan dalam novel Cintrong Paju-Pat karya Suparto Brata? Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui citra tokoh perempuan dalam novel Cintrong Paju-Pat karya Suparto Brata dan (2) mengetahui pandangan feminisme pengarang tentang perempuan dalam novel Cintrong Paju-pat karya Suparto Brata. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tokoh dan penokohan, toeri citra perempuan dan teori feminisme. Penelitian ini mengacu pada teori feminisme dari Tong dan menggunakan pendekatan feminis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Sasaran penelitian ini adalah tokoh perempuan serta sikap tokoh perempuan dalam menjalani hidupnya sebagai perwujudan citra diri perempuan. Data yang digunakan adalah peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh perempuan baik berupa dialog maupun deskripsi pengarang yang memperlihatkan citra diri perempuan dan pandangan feminisme pengarang. Sumber data yang digunakan adalah teks cerita novel Cintrong Paju-Pat karya Suparto Brata yang dicetak oleh Narasi pada tahun 2010 dengan tebal 311 halaman. Teknik pengumpulan data adalah teknik heuristik/ baca dan teknik catat. Teknis analisis data menggunakan teknik analisis struktural. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa citra pribadi perempuan dapat digambarkan melalui cita fisik yaitu gambaran perempuan berdasarkan penampilannya, citra perilaku yaitu penggambaran perempuan berdasarkan perilakunya, citra psikis yaitu penggambaran citra diri berdasarkan kejiwaannya dan citra sosialnya menunjukan gambaran perempuan dalam masyarakat. Melalui penggambaran citra pribadi tersebut, dapat diketahui kehidupan perempuan dalam kesehariannya. Melalui analisis citra pribadi tokoh perempuan, dapat diketahui tokoh tersebut termasuk tokoh protagonis atau antagonis. Citra fisik perempuan yang ditunjukan dalam novel CPP yaitu perempuan Jawa adalah perempuan cantik, wajahnya runcing, bersih, senyumnya manis, rambutnya tebal, lehernya panjang, tubuhnya proporsional, payudaranya montok, bokongnya seperti bokong skuter. Citra perilaku yang ditunjukan bahwa perempuan Jawa adalah perempuan yang sopan, suka menolong, tidak suka menyakiti orang lain dan selalu bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya, sedangkan perempuan Jawa yang menganggap dirinya priyayi perilakunya selalu merendahkan orang lain. Citra psikis perempuan Jawa adalah perempuan yang kuat dan berani sedangkan Perempuan Jawa yang menganggap dirinya dari golongan priyayi akan selalu ingin dihormati. Citra sosial perempuan Jawa adalah perempuan yang pekerja keras dan ulet dalam pekerjaannya. Tokoh-tokoh perempuan yang ada dalam novel CPP tidak semuanya mendukung feminisme. Tokoh Bu Arum dan Bu Kinyis termasuk tokoh perempuan yang tidak mendukung femisme. Mereka masih mengunggulkan derajatnya, atau orang Jawa menyebutnya priyayi. Tindakan yang dilakukannya malah merendahkan derajat perempuan. Pandangan feminisme yang dimunculkan pengarang adalah feminisme eksistensialis. Tokoh perempuan dalam novel CPP tidak merasa rendah dengan tubuh perempuan yang dimilikinya. Tubuh perempuan juga bisa dibanggakan, tapi tubuh bukan satu-satunya yang dapat digunakan perempuan untuk bereksistensi. Perempuan dalam novel CPP merupakan perempuan yang berpendidikan, sehingga dapat menentukan nasibnya sendiri. Tokoh Abrit sebagai perempuan dapat menjadi wanita karir yaitu menjadi selebritis dengan tubuh cantik yang dimilikinya. Semua orang sangat memujinya. Tokoh lirih dan Langit juga memiliki citra fisik yang cantik, tetapi ia lebih memilih menjadi perempuan yang pintar dengan mengandalkan akal dan pikirannya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Setiap perempuan dapat menentukan nasibnya sendiri, dengan caranya sendiri. Para peneliti yang berminat dengan sastra, dapat mengkaji karya sastra yang lainnya untuk membahas lebih mendalam tentang citra perempuan. Peneliti selanjutnya juga dapat mengkaji karya sastra dari pengarang laki-laki yang bebeda untuk mengetahui malefeminis pengarang

5 Kata Kunci Citra Perempuan, Feminisme, Novel Cintrong Paju-Pat.

6 Referensi Amalatun, Wahidah Nurhidayah. 2010. Citra Perempuan Dalam Novel Anteping Tekad Karya AG Suharti. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni: Universitas Negeri Semarang. Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Djajanegara, Soenarti. 2000. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Drygulski Wright, Barbara. 1998. Kiprah Wanita Dalam Teknologi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, Chairil, Ahadi Sulissusiawan, Nanang Hariana, dan Deden Ramdani. 1995. Citra Wanita Dalam Sastra Nusantara di Kalimantan Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Presindo. Fakih, Mansour. 2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jabrohim. 1996. Pasar Dalam Perspektif Greimas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal dan Willem G. Weststeijin. 1984. Pengantar Ilmu Sastra (diIndonesiakan oleh Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _____, 2007. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratnawati, Sri. Perempuan Dalam Ajaran Perenialis Dalam Serat Wulang Putri. History. Htt://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/361085965.pdf (25 April 2011) Realino, Lembaga Studi. 1992. Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa). Yogyakarta: Kanisius. Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekataan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Sastroatmodjo, Suryanto. 2006. Citra Diri Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi. Septiana, Rina. 2009. Gaya Bahasa dalam Cerbung Cintrong Traju Papat Karya Suparto Brata. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni: Universitas Negeri Semarang. Sudarsono, R.M dan Gatut Murniatmo. 1986. Nilai Anak Dan Wanita Dalam Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Bagian Jawa. Sugihastuti dan Suharto. 2005. Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sukadaryanto. 2010. Sastra Perbandingan Teori, Metode, dan Implementasi. Semarang: Griya Jawi. Sulistyorini, Dwi. 2005. Citra Wanita Dalam Kumpulan Cerpen Lakon Di Kota Kecil Karya Ratna Indraswari Ibrahim. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang. Tong, Rosemarie Putnam. 2004. Feminist Tought Pengantar Paling Komprehensif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusasteraan (diIndonesiakan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

7 Terima Kasih http://unnes.ac.id


Download ppt "METTI DWI NURLITA, 2102407153 Citra Perempuan Dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google