Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Bab 3 Skala Ukur.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Bab 3 Skala Ukur."— Transcript presentasi:

1 Bab 3 Skala Ukur

2 BAB 3 SKALA UKUR A. Dasar 1. Pengertian
Pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut dari subyek menurut aturan Skala ukur adalah aturan untuk mengaitkan atau menyatakan atribut dengan bilangan Misalnya, atribut panjang dapat dinyatakan dengan bilangan melalui skala ukur “meter”

3 2. Beberapa Skala Ukur yang Sering Digunakan Skala ukur Jarak : meter
Takaran : liter Massa : kilogram Waktu ; detik Temperatur : 0Celcius Arus listrik : Ampere Kuat suara : desibel Berlian : karat Memori komputer : bait (byte) Harga barang ; rupiah Sepak bola : gol Nilai ujian : 0 sampai 10 Salah-betul : 0 dan 1 Sikap : 1 sampai 5 Kejuaraan : 1 sampai 3

4 Skala Ukur 3. Penggunaan Skala ukur ditentukan bersama-sama dengan sasaran atribut dan sasaran responden pada saat pengkonstruksian alat ukur Sasaran ukur: atribut Skala ukur Konstruksi alat ukur Sasaran ukur: responden Alat ukur (hasil konstruksi)

5 4. Ciri Ciri skala ukur dapat dilihat dari beberapa aspek, mencakup
Nilai skala Sifat skala Level skala Tipe skala Ciri skala ukur menentukan ciri dari sekor atau data pada hasil pengukuran Ciri skala ukur juga menentukan cara pengolahan data pada hasil pengukuran

6 B. Nilai Skala Ukur 1. Jenis Ada dua jenis nilai pada skala ukur
Dikotomi Politomi 2. Skala dikotomi Hanya ada dua macam nilai pada skala dikotomi untuk menyatakan dua macam keadaan Biasanya kedua macam nilai itu dinyatakan dengan 0 dan 1 Jawaban betul = 1 Jawaban salah = 0 Ada = Setuju = 1 Tidak ada = Tidak setuju = 0

7 3. Skala politomi Peringkat Kiraan (rating)
Skala Ukur 3. Skala politomi Terdapat lebih dari dua nilai pada skala politomi, membentang dari nilai terendah sampai ke nilai tertinggi Ada berbagai macam skala politomi berdasarkan panjang bentangannya, misalnya Salah, sebagian betul, betul Salah = 0 Sebagian betul = 1…9 Betul = 10 Peringkat Dari rendah ke tinggi 1, 2, 3, 4, 5 Kiraan (rating) Dari buruk ke baik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

8 C. Sifat Skala Ukur 1. Sifat skala 2. Sekor diskrit
Sifat skala ukur menentukan macam sekor yang dihasilkan, meliputi sekor Diskrit Kontinu Diskrit semu 2. Sekor diskrit Jika diurutkan dari kecil ke besar, terdapat lompatan di antara sekor berdampingan (tidak ada sekor di antara mereka), misalnya ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ …

9 Skala Ukur 3. Sekor kontinu Dari kecil ke besar, sekor terus bersinambungan, seperti garis lurus (tidak terdapat lompatan), misalnya, Skala ini menerima pecahan pada sekor sehingga selisih di antara dua sekor terdekat mendekati nol, misalnya, waktu dalam detik panjang dalam meter hasil belajar dalam angka potensi akademik dalam angka 1 2 3 4

10 Skala Ukur 4. Sekor diskrit semu Skala menghasilkan sekor kontinu, namun di dalam pemberian bilangan dilakukan secara diskrit Batas sekor yang diberikan mencakup bentangan dari setengah jarak sekor ke bawah sampai ke setengah jarak sekor ke atas, misalnya, X1 X2 6 7 8 9 6,5 7,5 8,5 10 15 20 25 12,5 17,5 22,5

11 D. Level Skala Ukur Stevens
1. Hakikat Level skala ukur menunjukkan banyaknya informasi yang terkandung di dalamnya Stevens membagi level skala menjadi empat, mencakup, dari rendah ke tinggi, nominal, rendah ordinal, interval, dan rasio tinggi rendah: sedikit informasi tinggi : banyak informasi Ada yang menyusun level skala tambahan yang terletak di antara level skala itu

12 Skala Ukur 2. Level Nominal Ciri Hanya untuk membedakan satu dan lainnya Kandungan informasi Kandungan informasi paling sedikit yakni hanya membedakan Contoh 1 Nomor rumah: 1, 2, 3, 4, 5, … Nomor telepon: 21222, 21223, 21224, … Nomor mahasiswa: 3789, 3790, 3793, … Pada koding: pria = Jakarta Pusat = 1 wanita = Jakarta Barat = 2 Jakarta Timur = 3 Jakarta Selatan = 4 Jakarta Utara = 5

13 Skala Ukur 3. Level Ordinal Ciri ▪ Membedakan satu dan lainnya ▪ Menujukkan tingkatan mis. pendek – panjang rendah – tinggi kecil – besar Kandungan informasi ▪ Lebih banyak dari di level nominal Jarak di antara tingkatan berurutan tidak diketahui mungkin sama, dan mungkin juga tidak sama

14 Skala Ukur Contoh 2 Luas bak air = 1 Luas kolam ikan = 2 Luas Samudra Pasifik = 3 Tinggi lemari = 1 Tinggi rumah = 2 Tinggi Gunung Himalaya = 3 Kadar kopi encer = 1 Kadar kopi sedang = 2 Kadar kopi pekat = 3 Tutur bahasa kasar = 1 Tutur bahasa sedang = 2 Tutur bahasa halus = 3

15 Skala Ukur 4. Level Interval Ciri Membedakan satu dan lainnya Menunjukkan tingkatan Jarak sama di antara tingkatan berurutan (tidak harus memiliki nol mutlak) Kandungan informasi Lebih banyak dari di level ordinal Jarak di antara skala berurutan adalah sama Tidak ada nol mutlak; hanya ada nol relatif

16 Skala Ukur Contoh 3 Skala temperatur 360, 370, 380, Jarak skala adalah sama 390, 400, . . . Tegangan listrik – 2 volt, – 1 volt, 0 volt, Jarak skala adalah sama 1 volt, 2 volt,

17 Skala Ukur 5. Level Rasio Ciri Membedakan satu dan lainnya Menunjukkan tingkatan Jarak di antara tingkatan berurutan adalah sama Memiliki nol mutlak Kandungan informasi Lebih banyak dari di level interval Memiliki nol mutlak (tulen) Dapat menghasilkan rasio yang tetap 1 2 3

18 Skala Ukur Contoh 4 Banyaknya orang 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang Ada titik nol mutlak Dapat dibuat rasio tetap Banyaknya uang 4 orang : 2 orang = 2 : 1 Rp orang : 2 orang = 3 : 1 Rp Rp 4000 : Rp 1000 = 4 : 1 Rp Rp 6000 : Rp 1000 = 6 : 1 Rp rasio mereka tetap Rasio 2 : 1 Rasio 3 : 1

19 Perbandingan kandungan informasi di antara level skala
Skala Ukur Perbandingan kandungan informasi di antara level skala Membe-dakan Ada tingkat Jarak sama Nol mutlak nominal ordinal interval rasio

20 E. Level Skala Ukur Lain 1. Penskalaan Guttman (Analisis skalogram)
Pilihan jawaban disusun dari lemah ke kuat Jika responden setuju pada jawaban lebih kuat, maka seharusnya responden itu juga setuju pada jawaban yang lebih lemah Contoh 5 lemah A. Pegawai administrasi di kantor umum boleh mogok B. Guru sekolah umum boleh mogok C. Juru rawat di rumah sakit umum boleh D. Petugas pemadam kebakaran kota boleh kuat

21 Koefisien reprodusibilitas
Skala Ukur Jika responden setuju B, seharusnya juga setuju A; jika setuju C, seharusnya juga setuju B; dan jika setuju D, seharusnya juga setuju C Jawabannya menjadi A B – = setuju C – – – = tidak setuju D – – – + Ada kalanya terjadi perbedaan dengan yang diharapkan, yang diukur melalui koefisien reprodusibilitas Koefisien reprodusibilitas dengan patokan C = 0,90

22 2. Penskalaan Coombs a. Hakikat
Skala Ukur 2. Penskalaan Coombs a. Hakikat Level skala ini terletak di antara level skala ordinal dan level skala interval Level skala ini dapat menunjukkan perbedaan di antara jarak tingkat yakni mana jarak lebih besar dari jarak lainnya Di sini digunakan skala empat tingkat A, B, C, dan D dengan AB > CD atau AB < CD Sambil menunjukkan urutan tingkatan, mis. Jika setuju A, juga setuju BCD Jika setuju B, juga setuju CD Jika setuju C, juga setuju D AB>CD A B C D AB<CD A B C D

23 Skala Ukur b. Skala I (individual scale) Terdapat banyak kombinasi dari A, B, C, dan D ABCD ABDC ACBD ACDB BACD BADC …. ada 24 macam Ada tujuh macam yang diperhatikan, yakni BCAD CBAD atau BCDA CBDA CDBA DCBA Rumus umum untuk banyaknya macam yang diperhatikan untuk m skala adalah [m (m – 1) / 2] + 1

24 Skala Ukur c. Skala J (joint scale) Terdiri atas wilayah di antara dua titik tengah pada AB, AC, AD, BC, BD, CD Kombinasi jarak Macam AB BC CD a kecil sedang besar b kecil besar sedang AB<CD c sedang kecil besar d sedang besar kecil e besar kecil sedang AB>CD f besar sedang kecil AB AC BC AD BD CD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A B C D

25 Ciri kombinasi: Urutan
Skala Ukur Ciri kombinasi: Urutan abc -> AB AC BC AD BD CD -> AB<CD Dapat diwakili oleh a AB AC BC AD BD CD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) a A B D C AB AC BC AD BD CD b A B C D AB AC BC AD BD CD c A B C D

26 def -> AB AC AD BC BD CD -> AB>CD
Skala Ukur Ciri kombinasi: urutan def -> AB AC AD BC BD CD -> AB>CD Dapat diwakili oleh f AB AC AD BC BD CD d A B C D AB AC AD BC BD CD e A B C D AB AC AD BC BD CD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) f A B C D

27 Skala Ukur d. Model a Sebagai wakil digunakan model a dan f Urutan pada a, BC disusul AD Urutan pada f, AD disusul BC Pada a Jika X terletak di (1), maka Jarak AX terdekat Jarak BX berikutnya Jarak CX berikutnya Jarak DX terjauh Urutan dari dekat ke jauh menjadi: ABCD AB AC BC AD BD CD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A X B C D

28 Jika X terletak di (2), maka
Skala Ukur Jika X terletak di (2), maka X di kanan AB, jarak BX terdekat X di kiri AC, jarak AX berikutnya Jarak CX berikutnya Jarak DX terjauh Urutan dekat ke jauh menjadi: BACD AB AC BC AD BD CD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A X B C D

29 Jika X terletak di (3), maka melalui teknik pemekaran,
Skala Ukur Jika X terletak di (3), maka melalui teknik pemekaran, Urutan dari dekat ke jauh menjadi: BCAD

30 e. Untuk letak X di semua wilayah, maka
Skala Ukur e. Untuk letak X di semua wilayah, maka urutan dari dekat ke jauh adalah Model a Model f Wilayah Urutan Wilayah Urutan (1) ABCD (1) ABCD (2) BACD (2) BACD (3) BCAD (3) BCAD (4) CBAD (4) BCDA (5) CBDA (5) CBDA (6) CDBA (6) CDBA (7) DCBA (7) DCBA Perbedaan mereka terletak di wilayah (4) Urutan pada model a: CBAD Urutan pada model f: BCDA

31 untuk pemerhati pendidikan
Skala Ukur f. Contoh 6 untuk pemerhati pendidikan Bagaimana urutan profesi orang untuk menjadi anggota organisasi pemerhati pendidikan, di antara Semua orang Para profesional Para pendidik Para guru Bagaimana jarak skala di sini, dengan pengertian, di antara mana lebih dekat dari di antara mana Untuk mengetahuinya, disebarkan angket untuk memilih urutan mana di antara keempat profesi itu yang disetujui oleh responden

32 Skala Ukur Hasil angket Pola responsi Frekuensi 1. semua-profesional-pendidik-guru 2. profesional-pendidik-semua-guru 3. pendidik-profesional-guru-semua 4. pendidik-guru-profesional-semua 5. profesional-semua-pendidik-guru 6. guru-pendidik-profesional-semua 7. profesional-pendidik-guru-semua 8. profesional-guru-semua-pendidik 9. pendidik-guru-semua-profesional 10. profesional-semua-guru-pendidik 1 dan 6 - berkebalikan; 1 adalah ABCD maka 6 adalah DCBA, sehingga A = semua orang B = profesional C = pendidik D = guru

33 Dengan koding seperti itu, maka urutan pada angket menjadi
Skala Ukur Dengan koding seperti itu, maka urutan pada angket menjadi 1. ABCD 2. BCAD 3. CBDA 4. CDBA 5. BACD 6. DCBA 7. BCDA Urutan ini cocok dengan model f, sehingga jarak AB > CD Jarak di antara semua orang – profesional (AB) > jarak di antara pendidik – guru (CD)

34 F. Tipe Skala Ukur 1. Macam Tipe Skala Ukur
Ada banyak macam tipe skala ukur, mencakup Skala kategoris Skala kualitatif berperingkat Skala satuan ukur Skala jawaban betul Skala jawaban terbaik Skala kiraan Skala ini terkait pada butir di dalam alat ukur untuk menentukan bagaimana, di dalam pengukuran, bilangan diterapkan ke butir itu

35 Skala Ukur 2. Skala kategoris Skala ini hanya menunjukkan kategori dari sesuatu yang diukur Level skala pada skala kategoris adalah nominal Contoh 7 Makanan asin = 1 Makanan manis = 2 Makanan asam = 3 Makanan pedas = 4 Orang desa = 1 Orang kota = 2 Jakarta Pusat = 1 Jakarta Barat = 2 Jakarta Selatan = 3 Jakarta Timur = 4 Jakarta Utara = 5

36 3. Skala kualitatif berperingkat
Skala Ukur 3. Skala kualitatif berperingkat Skala ini menunjukkan peringkat pada sesuatu yang diukur Level skala pada skala ini adalah ordinal Contoh 8 Tingkat status sosial ekonomi Rendah = 1 Menengah = 2 Tinggi = 3 Ragam tutur bahasa Kasar = 1 Sedang = 2 Halus = 3

37 Skala Ukur Kepekatan kopi Tiada kopi = 1 Kopi encer = 2 Kopi acak encer = 3 Kopi sedang = 4 Kopi agak pekat = 5 Kopi pekat = 6 Status pendidikan Tidak pernah bersekolah = 0 Tidak lulus SD = 1 Lulus SD = 2 Lulus SLTP = 3 Lulus SLTA = 4 Lulus S1 perguruan tinggi = 5 Lulus S2 perguruan tinggi = 6 Lulus S3 perguruan tinggi = 7

38 Skala Ukur 4. Skala satuan ukur Sudah ada satuan ukur yang dapat digunakan Level skala umumnya adalah interval dan/atau rasio Contoh 9 Satuan panjang = meter Satuan isi = liter Satuan massa = kilogram Satuan waktu = detik Satuan arus listri = ampere Satuan temperatur = derajat Celcius Satuan tegangan listrik = volt Satuan kuat suara = desibel Satuan kuat cahaya = lumen Satuan tenaga = joule

39 Skala Ukur 5. Skala jawaban betul Biasanya digunakan pada ujian, dapat berbentuk dikotomi atau politomi Level skala dapat berbentuk ordinal atau interval Bilangan yang diberikan dikenal sebagai sekor a. Jawaban betul dikotomi Jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban Hanya ada jawaban betul atau jawaban salah Sekor yang diberikan Jawaban salah = 0 Jawaban betul = 1 Terdapat pada ujian bentuk betul-salah, ujian pilihan ganda, atau ujian penjodohan

40 b. Jawaban betul politomi
Skala Ukur b. Jawaban betul politomi Selain jawaban salah dan betul, terdapat jawaban sebagian betul Jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban atau dinilai oleh penilai Jawaban salah = 0 Jawaban betul = Xmaksimum Jawaban sebagian betul = Xmaksimum Ada bermacam rentangan sekor 0 sampai 4 0 sampai 10 0 sampai 100

41 Skala Ukur 6. Skala jawaban terbaik Biasanya digunakan pada ujian, dapat berbentuk dikotomi atau politomi Level skala dapat berbentuk ordinal atau interval Bilangan yang diberikan dikenal sebagai sekor Jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban atau dinilai oleh penilai, sehingga sekor menjadi 1 sampai Xmaksimum Misalnya 1 sampai 5 Dapat dilaksanakan melalui Jawaban pilihan ganda Diberikan oleh penilai

42 G. Tipe Skala Ukur Kiraan 1. Skala Kiraan Likert
a. Pilhan Jawaban Skala ini diciptakan oleh R. Likert untuk pengukuran sikap terhadap sesuatu Ada lima pilihan jawaban Sangat setuju Setuju Ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Jawaban ini kemudian dinyatakan ke dalam bilangan dari 1 sampai 5 (sekor) Pemberian bilangan ini bergantung kepada bentuk pernyataan yang dijawab oleh responden

43 Skala Ukur b. Bentuk pernyataan Ada dua macam bentuk pernyataan Pernyataan yang diharapkan untuk disetujui oleh responden, disebut bentuk positif, seperti Pendidikan adalah penting bagi bangsa dan negara Pernyataan yang diharapkan untuk tidak disetujui oleh responden, disebut bentuk negatif, seperti Bersekolah hanya membuang-buang waktu saja Biasanya kuesioner berisikan pernyataan positif dan negatif, agar responden berpikir dulu sebelum memberi jawaban

44 c. Sekor pada skala Likert
Skala ukur c. Sekor pada skala Likert Pada bentuk positif, sangat setuju memperoleh sekor tinggi dan sangat tidak setuju memperoleh sekolah rendah Pada bentuk negatif, sangat setuju memperoleh sekor terendah dan sangat tidak setuju memperoleh sekor tinggi Pernyataan Pilihan jawaban positif negatif sangat setuju 5 1 setuju 4 2 ragu 3 3 tidak setuju 2 4 sangat tidak setuju 1 5

45 d. Level skala pada skala Likert
Skala Ukur d. Level skala pada skala Likert Pada umumnya, setiap butir pada alat ukur skala Likert dianggap memiliki level ordinal Namun jumlah sekor pada satu responden, sering dianggap berlevel interval Contoh 10 Res-pon-den Butir A 1 30 2 31 3 29 Dianggap sebagai skala ordinal Sering dianggap sebagai skala interval

46 2. Skala Kiraan Thurstone
Skala Ukur 2. Skala Kiraan Thurstone a. Dasar Skala ini diciptakan oleh L.L.. Thurstone untuk mengukur sikap Thurstone ingin membuat alat ukur dengan level skala interval Karena itu setiap butir perlu memiliki sekor berbeda tetapi jarak sekor di antara butir dibuat sama (skala interval) Dengan demikian, setiap butir sudah harus memiliki nilai Di sini, dibahas bagaimana caranya memberikan nilai kepada butir b. Nilai dan kualitas butir Setiap butir yang digunakan sudah memiliki Nilai butir Kualitas butir

47 c. Penentuan nilai butir
Skala Ukur c. Penentuan nilai butir Persiapan butir sudah meliputi nilai dan kualitas butir Butir yang telah disusun diserahkan kepada sejumlah pakar untuk ditanggapi Tanggapan berbentuk rentangan A sampai K (ada 11 kategori tanggapan) Setiap pakar memilih salah satu di antara A sampai K sebagai tanggapannya A B C D E F G H I J K Sangat dikehendaki Sangat tidak dikehendaki

48 Skala Ukur d. Perhitungan nilai Tanggapan dari A sampai K diberi nilai dari 1 sampai 11 dengan interval sebesar 1 Nilai dan kualitas butir Nilai butir = median Kualitas butir = jarak interkuartil Makin kecil jarak interkuartil, maka seragam tanggapan pakar, makin tinggi kualitas butir A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

49 Interval batas batas frek prop kum
Skala Ukur Contoh 11 Butir 1 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil A B C D E F G H I J K frek Interval batas batas frek prop kum bawah atas prop A , , , ,01 B , , , ,02 C , , , ,05 D , , , ,06 E , , , ,09 F , , , ,40 G , , , ,72 H , , , ,85 I , , , ,94 J , , , ,98 K , , ,02 1,00

50 Skala Ukur Median k = 6, Σpb = 0, pw = 0, i = 1 Kuartil 1 k = 5, Σpb = 0, pw = 0,31 i = 1 Kuartil 3 k = 7, Σpb = 0, pw = 0, i = 1 Nilai butir = 6,8 Jarak interkuartil = 7,7 – 6,0 = 1,7

51 Butir 2 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil
Skala Ukur Contoh 12 Butir 2 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil A B C D E F G H I J K Frek Interval Batas Batas Frek Prop Kum Bawah Atas Prop A , , B , , C , , D , , , ,05 E , , , ,25 F , , ,14 G , ,5 H I J K

52 Nilai butir = Jarak interkuartil = Median Kuartil 1 Kuartil 3
Skala Ukur Median k = Σpb = pw = i = M = Kuartil 1 k = Σpb = pw = i = K1 = Kuartil 3 k = Σpb = pw = i = K3 = Nilai butir = Jarak interkuartil =

53 Skala Ukur Contoh 13 Butir 3 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil A B C D E F G H I J K Frek Interval Batas Batas Frek Prop Kum Bawah Atas Prop A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 7 H I J K

54 Nilai butir = Jarak interkuartil = Median Kuartil 1 Kuartil 3
Skala Ukur Median k = Σpb = pw = i = M = Kuartil 1 k = Σpb = pw = i = K1 = Kuartil 3 k = Σpb = pw = i = K3 = Nilai butir = Jarak interkuartil =

55 Skala Ukur Contoh 14 Butir 3 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil A B C D E F G H I J K Frek Interval Batas Batas Frek Prop Kum Bawah Atas Prop A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 7 H I J K

56 Nilai butir = Jarak interkuartil = Median Kuartil 1 Kuartil 3
Skala Ukur Median k = Σpb = pw = i = M = Kuartil 1 k = Σpb = pw = i = K1 = Kuartil 3 k = Σpb = pw = i = K3 = Nilai butir = Jarak interkuartil =

57 Skala Ukur Contoh 15 Butir 5 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil A B C D E F G H I J K Frek Interval Batas Batas Frek Prop Kum Bawah Atas Prop A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 7 H I J K

58 Nilai butir = Jarak interkuartil = Median Kuartil 1 Kuartil 3
Skala Ukur Median k = Σpb = pw = i = M = Kuartil 1 k = Σpb = pw = i = K1 = Kuartil 3 k = Σpb = pw = i = K3 = Nilai butir = Jarak interkuartil =

59 3. Skala Kiraan Frekuensi Verbal
Skala Ukur 3. Skala Kiraan Frekuensi Verbal Skala ini berbentuk pilihan frekuensi, dari selalu sampai tidak pernah atau sebaliknya, misalnya, 1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = ada kalanya 4 = sering 5 = selalu atau sebaliknya Responden memilih salah satu di antaranya yang dirasakannya sesuai

60 Skala Ukur 4. Skala Kiraan Ordinal Skala berbentuk suatu urutan, misalnya, dalam ruang, waktu, atau hal lainnya Misal untuk urutan waktu Dini hari Segera setelah bangun pagi Tengah pagi Sesaat sebelum makan siang Sesaat setelah makan siang Tengah petang Sesaat sebelum makan malam Sesaat setelah makan malam Larut malam Tidak pernah Responden memilih salah satu yang sesuai

61 5. Skala Kiraan Komparatif
Skala Ukur 5. Skala Kiraan Komparatif Skala kiraan berbentuk komparasi sesuatu dengan satu patokan tertentu Dibandingkan dengan suatu patokan, sesuatu terletak di Sangat Kira-kira Sangat rendah sama tinggi ______ _____ ______ ______ ______ Responden memilih salah satu letak

62 Skala Ukur 6. Skala Kiraan Numerik Skala kiraan ini berbentuk angka dari rendah ke tinggi yang mencerminkan tingkat penting, biasanya digunakan angka dari 1 sampai 5 Sangat Sangat tidak penting penting _____ _____ ______ _____ _____ Responden memilih salah satu angka yang dirasakannya sesuai

63 7. Skala Kiraan Pilihan Kata Sifat
Skala Ukur 7. Skala Kiraan Pilihan Kata Sifat Skala kiraan ini menggunakan sejumlah kata sifat yang sesuai dengan sesuatu yang diukur, misalnya _____ mudah _____ murah _____ menarik _____ lambat _____ mahal _____ kecil _____ senang _____ rumit _____ tegang _____ santai . . . untuk sasaran yang diukur Responden memilih semua kata sifat yang dirasakannya sesuai

64 Skala Ukur 8. Skala Kiraan Stapel Skala kiraan ini merupakan kombinasi dari skala pilihan kata sifat dengan skala numerik sama sekali sempurna tidak _____ menarik _____ mudah _____ lambat _____ kecil . . . Responden memilih semua kata sifat yang sesuai serta memberikannya angka

65 9. Skala Kiraan Peringkat Paksaan
Skala Ukur 9. Skala Kiraan Peringkat Paksaan Skala kiraan ini memerlukan isian peringkat 1, 2, 3, 4, … dengan 1 sebagai preferensi tertinggi Responden dipaksa untuk memberikan peringkat dan tidak boleh ada peringkat yang sama, misalnya Berikan peringkat kepada _______ matematika _______ fisika _______ kimia _______ biologi Responden menentukan peringkat mulai dari preferensi tertinggi (1)

66 10. Skala Kiraan Diferensial Semantik (dari Osgood)
Skala Ukur 10. Skala Kiraan Diferensial Semantik (dari Osgood) Skala kiraan ini membentuk rentangan di antara sepasang kata berlawanan yang sesuai untuk sasaran ukur (biasanya rentangan terdiri atas tujuh pilihan), misalnya Panas ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Dingin Baik ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Buruk Mahal ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Murah Besar ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Kecil Untung ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Rugi Responden memilih satu letak pada setiap pasangan kata berlawanan itu yang dirasakannya sesuai

67 Skala Ukur 11. Skala Kiraan Lainnya Masih ada lagi macam skala kiraan yang tidak kita bicarakan di sini Responden diminta untuk memilih letak pada skala yang dirasakannya sesuai


Download ppt "Bab 3 Skala Ukur."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google