Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

K E W I R A U S A H A A N KULIAH KE-1.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "K E W I R A U S A H A A N KULIAH KE-1."— Transcript presentasi:

1 K E W I R A U S A H A A N KULIAH KE-1

2 Bobot Penilaian Absensi (10 X 1%) 5 % Quiz 10 % Tugas/Study Kasus 10 %
UTS 35 % Ujian Akhir 40 %

3 Tujuan Umum Mata Kuliah :
Mahasiswa berpikir kritis, kreatif, sistemik , ilmiah, berwawasan luas, dan memiliki etos kerja. Mahasiswa memiliki semangat berwirausaha dan jiwa bisnis. Mahasiswa memliki kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Mahasiswa memiliki kesadaran untuk merubah budaya mencari kerja menjadi budaya menciptakan kerja dan menciptakan lapangan kerja. Mahasiswa memiliki kesadaran untuk melakukan perubahan dengan melahirkan kemampuan dan memiliki cita-cita yang tinggi.

4 Tujuan khusus MK Kewirausahaan
Agar memiliki minat kemauan dan kemampuan menjadi wirausahawan Agar termotivasi untuk mendirikan usaha, terutama usaha kecil dan menengah Agar memahami teknik untuk mendirikan usaha, cara membaca peluang usaha dan menjalankan usaha secara profesional Mampu merancang rencana wirausaha kedepan dimulai dari sekarang.

5 Menjadi Wirausaha Kuliah Ke-1

6 Jumlah Penduduk Indonesia
Juta Juta Juta Juta Terus Bertambah !!!

7 Dalam Setahun ini Bertambah 2,26 Juta
Jumlah Angkatan Kerja Dalam Setahun ini Bertambah 2,26 Juta ,48 Juta ,74 Juta

8 Yang Bekerja & Menganggur
8,14% atau 9,26 Juta Penganggur

9 Lulusan Diploma dan Universitas Yang Menganggur
2009 2010 2011 Diploma Universitas Tahun 2011: Sarjana menganggur

10 Pengertian Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata bahasa Sansekerta : Wira : utama, gagah berani, luhur; swa : sendiri; sta : berdiri; usaha : kegiatan produktif Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.

11 Kewirausahaan / entrepreneurship
Entrepreneurship is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risk, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi The 8th Edition of Entrepreneurship, by Robert Hisrich, Michael Peters and Dean Shepherd has been designed to clearly instruct students on the process of formulating, planning, and implementing a new venture.

12 Hisrich, Peters, dan Sheperd mendifinisikan :
“Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”. The 8th Edition of Entrepreneurship, by Robert Hisrich, Michael Peters and Dean Shepherd has been designed to clearly instruct students on the process of formulating, planning, and implementing a new venture.

13 Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dlm menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah Bisnis.

14 Kata kunci dari kewirausahaan adalah :
Pengambilan resiko Menjalankan usaha sendiri Memanfaatkan peluang-peluang Menciptakan usaha baru Pendekatan yang inovatif Mandiri (misal; tidak bergantung pada bantuan pemerintah)

15 Kewirausahaan / entrepreneurship
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional memasyarakatkan Kewirausahaan, dikemukakan bahwa : Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar

16 Kewirausahaan / entrepreneurship
Perlu ditegaskan, pelaku kewirausahaan bukan hanya pebisnis, melainkan mencakup semua profesi yang didasari jiwa Wirausaha atau Entrepreneur. Ir. Ciputra – pengusaha, membagi Wirausaha menjadi 4 kelompok yang dimodifikasi urutannya sehingga dihimpun dalam akronim BAGS, yaitu : Business Entrepreneur Owner Entrepreneur : Pencipta dan Pemilik bisnis. Contoh : Bill Gates Professional Entrepreneur : Orang yang memiliki daya Wirausaha namun mempraktekkannya di perusahaan milik orang lain. Walaupun merupakan orang gajian, tetapi pola pikir tetap seperti Entrepreneur sejati. Contoh : President Director perusahaan-perusahaan terkemuka Academic Entrepreneur Akademisi yang mengajar di lembaga pendidikan atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya Entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan mulia pendidikan Government Entrepreneur Seseorang atau sekelompok orang yang memimpin serta mengelola lembaga negara atau instansi pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan wirausaha. Contoh : Lee Kuan Yeuw Social Entrepreneur Pendiri dan pengelola organisasi-organisasi sosial yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas-tugas sosial

17 JUMLAH WIRAUSAHA RI Naik Jadi 1,56%
Jumlah wirausahawan melonjak tajam dari 0,24% menjadi 1,56% dari jumlah penduduk. Kemenkop optimistis 2014 pertumbuhan wirausaha ke titik ideal minimal 2% dapat tercapai.  "Awalnya data yang kita miliki hanya 0,18% pengusaha yang ada. Tiga tahun lalu kita dapat angka 0,24% dan terakhir Januari  2012 jumlahnya  sudah menjadi 1,56% penduduk Indonesia menjadi wirausaha," kata Agus Muharram,  Deputi Menkop dan UKM bidang Pengembangan SDM,  Kemenkop & UKM, Sabtu 3 Maret 2012.   Agus Muharram optimistis usaha mencapai tingkat ideal minimal 2% pengusaha itu cepat tercapai jika masalah-masalah dalam pengembangan entrepreneurship di tanah air cepat teratasi.  Indonesia tertinggal jauh dari negara Asia lain seperti China dan Jepang dengan jumlah wirausahawan 10% dari total populasi, Malaysia 5%, dan Singapura 7%. Terlebih lagi di Amerika, lebih dari 12% penduduknya menjadi entrepreneur.  Padahal menurut Ciputra, pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) untuk membangun ekonomi bangsa dibutuhkan minimal 2% wirausahawan dari keseluruhan populasi.  Agus mengatakan kalangan pemuda di Indonesia terbiasa hidup di zona nyaman karena berkah yang dimiliki dengan sumber daya alam ( SDA) yang berlimpah. Sementara SDA itu harus diolah agar memiliki manfaat dan nilai tambah yang tinggi.  Sedangkan di negara tetangga dan belahan negri lain karena sumber daya alam yang terbatas maka kalangan pemudanya ditantang berkreasi untuk mengatasi keterbatasannya  "Masalah yang kita hadapi utamanya adalah minimnya yang memiliki mental wirausaha atau mental juara untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain itu besarnya jumlah penduduk, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan atas tekhnologi yang terbatas dan soal  pemasaran masih jadi hambatan pengembangan entrepreneurship di tanah air," jelasnya.

18 Membangun jiwa entrepreneur
Bisnis akan berjalan lebih baik manakala pebisnisnya memiliki jiwa Entrepreneur atau semangat Wirausaha. Untuk membangun jiwa Wirausaha dapat dilakukan dengan cara mempelajari makna kewirausahaan (Entrepreneurship) dan berusaha memiliki karakteristik Entrepreneur.

19 Terdapat empat ciri yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu :
Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya. Penambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata, tetapi juga oleh konsumen yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam kondisi ini resiko yang mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi, sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

20 Klenger Burger, Kisah Sukses Pejuang Kuliner Indonesia
Bermula dari Pondok Sayur Asem. Rumah makan Pondok Sayur Asem adalah usaha yang pernah dirintis Velly Kristanti dan suaminya, Gatut Cahyadi, pada 2002 saat masih berstatus pegawai kantoran. Namun, usaha rumah makan itu tidak terlalu sukses, ia pun sempat frustrasi. Berawal dari situ, ide membuat makanan untuk anak muda yang cepat, halal, dan nikmat pun terbersit dan burger dipilih sebagai pilot project-nya. Mengaku tak pernah belajar dari chef mana pun, Velly dan suami menganalisis dan meracik sendiri visi burger mereka, tentunya yang khas dan pas dengan lidah orang Indonesia. Segala macam buku tentang burger dipelajari hingga akhirnya Velly membuat sendiri burger yang Indonesia banget. Terbuat dari roti yang lembut dan daging berurat serta saus spesial, burger bikinan Velly ternyata digemari dan semakin laris dipesan. Intinya, bikin orang jadi 'klenger'! Klenger Menjelajah Negeri Nama 'klenger' diambil dari kosakata bahasa Jawa yang bisa berarti 'setengah mati', atau 'klepek-klepek', namun, Velly lebih suka mempersepsikan 'klenger' dengan analogi 'tobat sambel', sudah tahu sambel pedas tapi mau lagi mau lagi. Hingga April 2010 ini, Klenger sudah mempunyai 63 outlet yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Kuningan, Bali, dan Medan.Selain itu, ada 8 outlet yang mau opening, serta tambahan 6 outlet yang sedang dalam preparation juga.

21 Dari Gerobak Bisnis Kebab Baba Rafi Menggurita
Hendy Setiono, pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983, presiden direktur Kebab Turki Baba Rafi.Prestasinya tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga di mancanegara. Mengapa? Wajah dan penampilannya masih layaknya anak muda. Tak tecermin tampang seorang bos dari perusahaan beromzet lebih dari Rp 1 miliar per bulan, memiliki 750 outlet di 16 kota di Indonesia. Hendy mengisahkan, pada Mei 2003, mengunjungi ayahnya yang bertugas di di Qatar. Selama di Qatar, dia banyak menemui kedai kebab yang dijubeli warga setempat. Lantaran penasaran, Hendy lantas mencoba makanan yang lezat bila dimakan dalam kondisi masih panas tersebut. “Ternyata, rasanya sangat enak. Saya tak menduga rasanya seperti itu,” Tak hanya kenyang, saat itu di benak Hendy langsung terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Begitu tiba kembali di Surabaya, dia langsung menyusun strategi bisnis. September 2003, gerobak jualan kebab pertamanya mulai beroperasi. Mengawali sebuah bisnis memang tidak mudah. Apalagi untuk meraih sukses seperti sekarang. Suka duka pun dirasakan. “Misalnya, uang berjualan dibawa lari karyawan. Banyak karyawan keluar masuk. Baru beberapa minggu sudah minta keluar,” ungkapnya. Bahkan, pernah suatu hari, karena tak mempunyai karyawan, Hendy dan istri berjualan. Hari itu kebetulan hujan. Makanya, pemasukan pun sedikit. “Uang hasil berjualan hari itu digunakan membeli makan di warung seafood saja tak cukup. Wah, itu pengalaman pahit yang selalu kami kenang,” ujarnya. Tak ingin setengah-setengah dalam menjalankan bisnis, dia akhirnya memutuskan berhenti dari bangku kuliah pada tahun kedua. Keputusan dia untuk meninggalkan bangku kuliah sempat ditentang orang tuanya. Mereka ingin Hendy menjadi orang kantoran seperti ayahnya. Karena itu, ketika dia meminta bantuan modal, orang tuanya menganggap bisnis yang akan dilakoni tersebut adalah proyek iseng. “Mereka pikir saya tidak serius pada bisnis itu. Dalam hati, saya ingin membuktikan kepada bapak dan ibu bahwa kelak saya pasti berhasil,” jelasnya.

22 Rangga Umara: Pengusaha Muda Menggapai Sukses PECEL LELE LELA
Menjadi pengusaha beromzet miliaran rupiah tak harus menunggu tua. Rangga Umara membuktikannya. Lelaki 31 tahun itu kini mengantongi 2,8 miliar per bulan dari bisnis makanan. Pecel Lela merupakan usaha yang dikembangkan Rangga sejak Saat ini dia sudah memiliki 40 cabang di Bandung dan Jakarta. Omzetnya Mencapai Rp 2,8 miliar perbulan. Nama Lela adalah akronim dari lebih laku atau lebih laris. Rangga memulai usaha saat berusia 27 tahun. Saat itu dia menggeluti bisnis tersebut sebagai sampingan. Sebab, dia sudah punya pekerjaan rutin di bagian marketing sebuah developer. Karena sampingan, usaha tersebut tidak optimal. Rangga akhirnya keluar. Menurut dia, usaha adalah satu-satunya jalan untuk menjadi kaya. Jadi karyawan apa pun, tidak bisa menjadikan seseorang kaya. Masa-masa awal membuka usaha adalah “masa-masa berdarah”. Sebab, saat itu dia belum benar-benar memahami bisnis. Semuanya dilakukan dengan belajar seadanya. Mulai mendatangkan koki, menggambar logo, hingga mengelola keuangan. Pada masa awal, satu gerai Pecel Lele Lela menghasilkan keuntungan bersih sampai Rp 3 juta. Namun, karena banyaknya pengeluaran kecil, keuntungan tak terasa. Keuangan keluarga justru minus. Sampai-sampai Rangga bersama istri dan anaknya diusir keluar kontrakan karena tidak kuat bayar. Kejadian tersebut betul-betul memukul Rangga. Sampai-sampai mertua menegur karena Rangga dianggap tidak mampu membahagiakan anaknya. “Saya mengevaluasi total semua usaha saya.” Sejak itu, Rangga mengubah persepsinya. Sebelumnya selalu mengesampingkan keluarga dengan alasan bisnis. Logika saat itu terbalik. “Keluarga tetap yang pertama, setelah itu baru bisnis. Kalau sukses mengelola keluarga, bisnis akan ngikut,”. Setelah itu, Rangga membenahi semua manajemen rumah makannya. Apalagi, saat itu dia bertemu dengan salah seorang teman lama yang bekerja di sebuah waralaba internasional bidang ayam goreng. Dia memberikan banyak saran kepada Rangga. Usaha Rangga mengalami titik balik. Sukses membenahi manajemen, keuntungan mulai diraup. Menurut Rangga, kunci usaha adalah manajemen efektif. Banyak warung atau rumah makan yang ramai, tapi ternyata keuntungannya sedikit, bahkan “uangnya tidak kelihatan”. Mereka yang mengurusi manajemen harus orang yang paham tentang manajemen rumah makan.


Download ppt "K E W I R A U S A H A A N KULIAH KE-1."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google