Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Obat-obat gangguan sistem pernapasan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Obat-obat gangguan sistem pernapasan"— Transcript presentasi:

1 Obat-obat gangguan sistem pernapasan
Rosida, M.Farm., Apt.

2 Asma Adalah penyakit peradangan yang kronis pada saluran nafas akibat terjadi penyempitan jalan nafas karena udem. Tahun 2006 : 300 juta penderita asma di dunia, 250 ribu meninggal. Penyebab udem karena adanya alergen. Alergen : …………………..?

3 Gejala Dyspnea Sesak nafas Batuk Mengi Sesak dada

4 Etiologi (penyebab) Communal : alergen yang pd umumnya terdapat di udara (debu, ludah, bulu, rambut, kecoa, jamur, asap rokok dll) Industri : senyawa kimia (nitrit, CO2, sulfur, formaldehid dll) Natural : serbuk tanaman, virus, bakteri Farmakologi / obat-obatan Efek pekerjaan : pekerja tenun, deposit buku dll

5 Some allergens which may cause asthma
Spittle, excrements, hair and fur of domestic animals House-dust mites which live in carpets, mattresses and upholstered furniture Plant pollen Dust of book depo-sitories Food components (stabilizers, genetically modified products) Pharmacological agents (enzymes, antibiotics, vaccines, serums)

6 Obat-Obat yang Dapat Menyebabkan Asma
Obat inhibitor Prostaglandin (NSAID) Obat-obat antagonis simpatis yg ß1 (antagonis reseptor beta1, adrenergik), ex: obat hipertensi, obat jantung (propanolol) Zat-zat hasil industri ex: obat anti serangga.

7 Patofisologi Allergens Allergen-specific IgE B-cell T-cell Alergen masuk melalui saluran pernapasan selanjutnya mengaktifkan sistem imun , akibatnya limfosit B menghasilkan antibodi Ig E. sehingga produksi antibodi Ig E berlebihan, melebihi kebutuhan normal selanjutnya antibodi berikatan pada permukaan mast cell, basofil dan eosinofil pada mukus bronkial.

8 This is a first, immune phase of allergic reaction.

9 Reaksi antigen – antibodi menyebabkan membran mast cell mengeluarkan senyawa- senyawa kimia (histamine, serotonin, chemotaxis factors, heparin, proteases, thromboxane, leukotrienes, prostaglandins) Keluarnya senyawa-senyawa ini menyebabkan inflamasi, udem mukosa, kejang halus, kelenjar mengalami hipersekresi, pembentukan eksudat kental dalam lumen bronkus. Reaksi antigen-antibodi sampai timbull asma selama 3 hari

10 Asthma severity classification
Clinical course, severity Daytime asthma symptoms Nighttime awakenings FEV1, PEF Intermittent (jarang) < 1 /week 2 and < /month >80% predicted. Daily variability < 20% Mild persistent (ringan)  1 /week but not daily > 2 /month >80% predicted. Daily variability – 20-30% Moderate persistent (sedang) Daily > 1 /week > 60 but < 80% predicted. Variability>30%. Severe persistent (berat) Persistent, which limit normal activity <60% predicted. Variability > 30%.

11 Asma dan Penanggananya
Asma dapat diterapi dengan 2 macam cara: Cara pertama merupakan terapi non-obat, dapat dilakukan dengan menghindari pemicunya, atau dengan terapi napas (senam asma). Cara kedua dengan melibatkan obat-obat asma

12 Drug therapy 2 drug categories are used: Antiinflammatory drugs
(basic) Bronchodilators Are divided into: 3 groups: hormone-containing (corticosteroids) b2-agonists anticholinergic drugs nonhormone-containing (cromones, leukotriene receptor antagonists) methylxanthines

13 Corticosteroids cell membrane stabilization
Inhaled corticosteroids (beclamethazone, inhacort, budesonide, flixotid, fluticazone, asmacort, asthmanex) sangat efektif dan aman, sering digunakan sbg “the first line drugs for asthma treatment”. Systemic are used during short courses, mainly in case of severe persistent asthma or asthmatic status. The working mechanism lays in: cell membrane stabilization inhibition of inflammatory mediators restoring the sensivity of b2-receptors.

14 Cromones Leukotriene receptor antagonists
(montelukast, zafirlukast) Sebagai antiinflamsi sedang Digunakan pada kasus asma karena aspirin- induced asthma of physical exertion. Cromones (cromolyn sodium – intal, and nedocromil – tiled) stabilize cell membranes, used mainly in pediatric practice (in childhood) in case of intermittent or mild persistent asthma.

15 Bronchodilators b2-agonists Anticholinergic drugs Methylxanthines
Stimulates b2-adrenergic receptors of bronchi Menurunkan vagus pada tonus Smooth muscle relaxation Methylxanthines inhibit phosphodiesterase

16 Inhaled b2-agonists are the basic drug group among bronchodilators.
Short-acting (duration of action 5-6 h) b2-agonists - salbutamol, fenoterol – digunakan untuk bantuan asma secara cepat. Long-acting (> 12 h) b2-agonists - salmoterol, farmoterol – untuk mencegah terjadinya asma.

17 Anticholinergic drugs (ipratropium bromide, atrovent, troventol) digunakan terutama pada malam hari dan pada pasien lanjut usia karena efek cardiotoxic. Methylxanthines in comparison with other bronchodilators have the less bronchodilating potential. There are long-acting (>12 h) - (theopec, theolong, theodur, euphilong) as well as short-acting (aminophylline, theophylline) drugs in this group.

18 Combined inhaled drugs (corticosteroids with b2-agonists) – seretid, simbicort – diberikan dlm 1 kesatuan (nebulasers, turbuhalers, spasers, spinhalers, sinchroners) meningkatkan efektivitas terapi asma.

19 Efek Samping Kortikosteroid hirup, pada ibu hamil berefek pada rendahnya berat bayi yang lahir dan memperlambat pertumbuhan anak-anak jika digunakan selama bertahun-tahun. Kortikosteroid inhalasi berefek samping lokal pada anak-anak seperti batuk, rasa haus, dan kekakuan lidah bila pemberian melalui nebulizer, meningkatkan kejadian osteoporosis pada wanita. Kortikosteroid oral dapat saja digunakan untuk jangka panjang, tetapi hanya boleh digunakan kalau obat lain telah gagal sebab beresiko osteoporosis.

20 Efek Samping Teofilin, pada anak-anak, menimbulkan hiperaktivitas dan gangguan pencernaan. Obat-obat sistemik dalam jangka pendek dapat meningkatkan berat badan, hipertensi, gemuk air karena retensi cairan, dan jangka panjangnya menimbulkan moon face, perlambatan pertumbuhan, diabetes, dan penipisan jaringan kulit.

21 Asma Pada Kehamilan Obat-obat jenis beta agonis adalah yang paling sering diberikan karena menurut hasil riset obat- obat beta agonis tidak meningkatkan risiko timbulnya kelainan kongenital dan kelainan lain. Albuterol atau salbutamol adalah jenis beta agonis yang paling banyak digunakan. Apabila beta agonis tidak memberikan perbaikan, pada terapi asma akut secara umum dan pada wanita hamil dapat disertakan pemberian bronkodilator seperti Nebulized Ipratropium.


Download ppt "Obat-obat gangguan sistem pernapasan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google