Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Analisis Keputusan Pertemuan 8

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Analisis Keputusan Pertemuan 8"— Transcript presentasi:

1 Analisis Keputusan Pertemuan 8
Matakuliah : D0114/Riset Operasi II Tahun : 2007 Analisis Keputusan Pertemuan 8

2 Studi Kasus Kasus Bengkel Mesin Bina Nusantara

3 Kasus Bengkel Mesin Perusahaan Niaga adalah sebuah job shop (bengkel mesin berdasarkan pesanan) yang cukup besar, dengan 100 orang pekerja dan 200 mesin peralatan. Perusahaan ini memproduksi suku cadang atau bagian-bagian mesin yang merupakan pesanan dari langganannya, dan tidak pernah memproduksi barang lain selain pesanan tersebut Banu, wakil direktur perusahaan ini, baru saja menerima surat dari perusahaan Bhinneka yang isinya menanyakan apakah Niaga berminat untuk mmproduksi suatu suku cadang yang nantinya akan merupakan bagian dari suatu mesin baru Bina Nusantara

4 Lanjutan… Dalam surat tersebut diterangkan bahwa perusahaan niaga beserta tiga perusahaan sejenis, telah diminta untuk mengajukan penawaran untuk pekerjaan tersebut. Juga disebutkan dalam surat tersebut dikirimkan bersama dengan penawaran Selanjutnya dinyatakan pula bahwa pesanan sebesar unit akan diberikan kepada perusahaan yang menang. Dalam surat tersebut dilampirkan pula gambar dan spesifikasi teknik dari prototype tersebut Bina Nusantara

5 Lanjutan…. Banu memikirkan tawaran tersebut. Apa yang dia pikirkan pertama kali adalah bahwa dia kurang pasti tentang besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat prototype. Berdasarkan gambar dan spesifikasi yang diberikan, dia dapat memperkirakan bahwa kemungkinannya adalah sebesar 20% bahwa biaya pembuatan prototype tersebut adalah Rp , 50% bahwa biaya Rp dan 30% bahwa biaya akan sebesar Rp Bina Nusantara

6 Lanjutan… Banu selanjutnya berpikir bahwa setelah prototype tersebut dapat selesai, bagaimana memperkirakan harga tawaran yang akan diajukan. Dia dapat mengajukan harga tinggi atau rendah. Dan untuk persiapan penawaran tersebut diperlukan biaya Rp Bila ia menawarkan harga tinggi, maka dia menyadari bahwa kemungkinan untuk mendapatkan kontrak adalah kecil, akan tetapi seandainya kontrak tersebut ternyata dapat dimenangkan, maka perusahaan akan dapat memperoleh keuntungan yang besar Sebaliknya, bila dia menawarkan harga rendah, maka kemungkinan untuk memenangkan kontrak akan tinggi, meskipun ekspektasi keuntungan akan rendah. Bina Nusantara

7 Lanjutan…. Pada tahap ini, Banu merasa bahwa bila biaya pembuatan prototype adalah sebesar Rp , maka dia dapat emngajukan harag penawaran Rp , bila dia ingin menawarkan harga tinggi, atau Rp bila harga rendah Sedangkan bila biaya prototype adalah Rp , maka harga penawaran tinggi adalah Rp , sedangkan tawaran rendahnya adalah sebesar Rp Akhirnya bila biaya prototype adalah Rp , maka harga penawaran tinggi adalah Rp dan harga penawaran rendahnya Rp Bina Nusantara

8 Lanjutan…. Kemungkinakan perusahaan tersebut akan memenangkan kontrak akan haya tergantung pada tingkat penawaran yang diajukan Dalam hal ini ia mengasumsikan bahwa bila ongkos prototype tinggi pada perusahaan Niaga, maka ongkos tersebut akan tinggi juga pada perusahaan-perusahaan saingannya. Selanjutnya ia juga dapat memperkirakan bahwa bial penawarannya tinggi makan hanya 30% kemungkinannya untuk dapat memenangkan kontrak tersebut, sebaliknya, bila rendah, kemungkinanannya untuk memenangkanya adalah 0% Bina Nusantara

9 Lanjutan…. Biaya yang diperlukan untk memproduksi hanya akan tergantung pada ongkos prototype. Bila ongkos prototype Rp , maka ongkos pembuatan untuk unit adalah sebesar Rp Sedang ongkos prototype sebesar Rp akan mengakibatkan ongkos pembuatan sebesar Rp , dan ongkos protype sebesar Rp juga akan menyebabkan ongkos produksi Rp untuk jumlah unit yang sama Bina Nusantara

10 Lanjutan… SElain itu, ada satu alternatif yang perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini perusahaan Niada dapat pula mengajukan tawaran tanpa membuat prototype. Untuk alternatif ini, penawaran yang diajukan dapat tinggi atau rendah juga Tanpa adanya pengalaman dalam membuat prototype, Banu merasa bahwa paling rendah dia akan dapat mengajukan tawaran sebesar Rp , sedang penawaran tingginya adalah Rp Dalam situasi ini, dia menyadari bahwa kemungkinan memenangkan kontrak adalah kecil, karean perusahaan Bhinneka tidak mempunyai prototype untuk dijadikan dasar penilaian Bina Nusantara

11 Lanjutan… Diperkirakan bahwa kemungkinan untuk menang bila dia menawarkan harga tinggi adalah 0,1 sedangkan bila tawarannya rendah adalah 0,3. Bila ternyata kontrak dapat diperoleh, maka ongkos produksi diperkirakan aan sebesar Rp , Rp dan Rp , masing-masing dengan kemungkinan sebesar 0,2, 0,5 dan 0,3 Gambarkan situasi keputusan yang dihadapi banu ini dalam suatu diagram keputusan, dan pilih strategi terbaik bagi perusahaan ini Bina Nusantara


Download ppt "Analisis Keputusan Pertemuan 8"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google