Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERAN KEPENDUDUKAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA *)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERAN KEPENDUDUKAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA *)"— Transcript presentasi:

1 PERAN KEPENDUDUKAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA *)
Oleh: Dra. Kasmiyati, M.Sc *) Disampaikan pada Kuliah Umum Pasca Sarjana Kependudukan, UGM 25 September 2012

2 KOMPONEN KEPENDUDUKAN
KUANTITAS PENDUDUK KUALITAS PENDUDUK DATA DAN ADM PENDUDUK MOBILITAS PENDUDUK

3 HUBUNGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN PENDUDUK Kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan dll Menabung dan investasi Lapangan pekerjaan Lahan dan teknologi Sumber daya alam Public expenditure Dan lain-lain KUANTITAS PENDUDUK Jumlah penduduk Struktur umur Persebaran penduduk PERTUMBUHAN PENDUDUK Fertility Mortality Migration Hasil pembangunan Pemerataan income Lapangan pekerjaan Status pendidikan Status kesehatan dan gizi Kualitas lingkungan Dan lain-lain

4 GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN 2010-2015
Pengendalian kuantitas penduduk - BKKBN Rekayasa jumlah, struktur dan laju pertumbuhan penduduk melalui : pengendalian kelahiran, kematian dan pengarahan mobilitas Peningkatan kualitas penduduk - Kemenkes Rekayasa peningkatan kualitas penduduk baik fisik maupun mental melalui pendekatan life cycle Pengarahan Mobilitas Penduduk - Kemennakertr Pendistribusian penduduk agar merata antar provinsi sesuai daya tampungnya

5 GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN 2010-2015
Pembangunan keluarga - Kemensos Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk mengentaskan kemiskinan, pengangguran. Penguatan keluarga sebagai basis pendidikan dan pembentukan karakter anggota keluarga . Pembangunan database kependudukan,- KDN dengan peningkatan kinerja pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

6 Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
KEPENDUDUKAN Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan Sosial Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan

7 MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

8 Masalah Kuantitas Penduduk
Jumlah penduduk Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Distribusi penduduk Fertilitas Kesertaan ber-KB Unmet-need

9 Jumlah Penduduk diatas proyeksi
Proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 yaitu 234,2 juta jiwa, hasil sensus penduduk tahun 2010 yaitu 237,6 juta atau lebih besar 3,4 juta jiwa.

10 PERINGKAT NEGARA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK, TAHUN 2010
JUMLAH PENDUDUK (Jutaan) 1. China 1.346 2. India 1.198 3. Amerika Serikat 315 4. Indonesia 237,6 5. Brazil 194 Sumber : United Nations (2009), World Population Prospect: The 2008 Revision;

11 Piramida Penduduk Indonesia 2010
Lansia 7,89% Dewasa 52,63% Usia Sekolah 29,39% Balita 10,09%

12 118 JUTA > 237,6JUTA KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA
2010 POTENSI BABY BOOM Remaja 118 JUTA > 237,6JUTA PROYEKSI PENDUDUK DENGAN ASUMSI “PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG” TAHUN 2015 (KB BERHASIL) THN 2O10 : 237,6 JUTA JIWA THN 2015 : 248,180 JUTA JIWA THN 2020 : 261,539 JUTA JIWA THN 2025 : 273,651 JUTA JIWA Indeks Pembangunan Manusia IPM  Peringkat 111 dari 182 Negara (UNDP, 2009)

13 Piramida Penduduk Indonesia, 1961-2010

14 PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA (JUTA)
300.00 285 JUTA 275.00 KELAHIRAN TERCEGAH 92,4 JUTA KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA 250.00 225.00 237,6 JT 200.00 205 JT 175.00 150.00 125.00 100.00 75.00 40.2 50.00 10.8 14.2 18.3 25.00 0.00 1600 1700 1800 1900 2000 2010

15 PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
248 250.00 234 219 225.00 PENDUDUK LIPAT DUA DALAM 30 – 40 TAHUN 206 200.00 180 175.00 148 150.00 PDDK LIPAT DUA DLM: 125.00 119 70 97 100.00 TAHUN 77 LPP 75.00 50.00 25.00 0.00 1950 1961 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2015 PROYEKSI Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPS

16 Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak jiwa (50,21 persen). Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk. 49,79persen Persentase Penduduk Perkotaan 50,21persen Persentase Penduduk Perdesaan 124jiwa/km2 Kepadatan penduduk 1,49persen/tahun Laju Pertumbuhan Penduduk

17 Jenis Kelamin Penduduk
Penduduk laki-laki Indonesia sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Seks Rasio adalah 101, berarti terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks Rasio menurut provinsi, yang terendah adalah 94 di Provinsi NTB dan tertinggi adalah 113 di Provinsi Papua. Seks Rasio nasional pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 93 sampai dengan 109, dan umur 65+ sebesar 81. 50,34persen Penduduk laki-laki 49,66persen Penduduk perempuan 101 Seks Rasio Perkotaan Seks Rasio Perdesaan

18 Umur Penduduk Median umur penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 27,2 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia termasuk kategori menengah (intermediate). Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah 51,31. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 46,59 sementara di daerah perdesaan 56,30. Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,7 tahun dan perempuan 22,3 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM). 25,7tahun Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) laki-laki 22,3tahun Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) perempuan 46,59 Rasio ketergantungan penduduk perkotaan 56,30 Rasio ketergantungan penduduk perdesaan

19 Tren Laju Pertumbuhan Penduduk
(% per tahun) Proyeksi: 1.27 Sumber: BPS, 2011

20 BILA LPP STAGNAN PADA 1,3% PENDUDUK LIPAT DUA SETIAP 50 TAHUN
3760 JUTA 3000 PENDUDUK 2500 1880 2000 1500 940 1000 470 235 500 2010 2060 2110 2160 2210 T A H U N

21 DISTRIBUSI % PENDUDUK MENURUT PULAU
Persentase Penduduk Indonesia menurut Pulau, 2010 21,31% Sumatera 5,8% Kalimantan 7,31% Sulawesi Maluku dan Papua 2,6% Jawa 57,49% Bali dan Nusa Tenggara 5,5%

22 TREN PERSEBARAN PENDUDUK
Konsentrasi penduduk tetap di Jawa, walaupun persentasenya menurun tetapi sangat lamban

23 Total Fertility Rate 5.61 4.68 3.39 3.02 2.86 2.78 2.60 2.60

24 MENURUT PROVINSI, HASIL SDKI 2007
PERSEBARAN TFR MENURUT PROVINSI, HASIL SDKI 2007 Rata2 Nasional = 2,6 RPJMN = 2,2 DIATAS RATA2 NASIONAL RATA2 NASIONAL DIBAWAH RATA2 NASIONAL 2,6

25 Disparitas TFR (Total Fertility Rate) masih tinggi
TFR (Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai akhir masa reproduksinya) tinggi pada status sosial ekonomi bawah dan meningkat pada status sosial ekonomi menengah ke atas Kelompok Menengah keatas mulai mempunyai anak lebih banyak FERTILITAS MENURUT STATUS SOSIAL EKONOMI Indeks Kekayanan kuantil TFR 2002/03 2007 Terbawah 3,0 Menengah Bawah 2,6 2,5 Menengah 2,7 2,8 Menengah Atas Teratas 2,2 TOTAL 2,4 2,3 SUMBER :SDKI 2007

26 Millenium Development Goals (MDGs)
Eradicate extreme poverty and hunger Achieve universal primary education Promote gender equality & empower women Reduce child mortality Improve maternal health Combat HIV/AIDS, malaria & other diseases Ensure environmental sustainability Develop a global partnership for development

27 Kenaikan CPR (Contraceptive Prevalence Rate) 1,1 % dalam 5 tahun
CPR (banyaknya PUS yang sedang memakai kontrasepsi dibandingkan dengan seluruh PUS) hanya meningkat 1,1% dalam kurun waktu 5 tahun. 70 65 RPJMN 2014

28 TINGKAT PREVALENSI KB MENURUT PROVINSI HASIL MINI SURVEI TAHUN 2011
Sumber : Pusna, BKKBN

29 Unmet need tinggi Unmet need (persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak menggunakan alat/cara kontrasepsi) meningkat dari 8,6% (SDKI 2002/03) menjadi 9,1% (SDKI 2007)

30 Unmet Need menurut status sosial ekonomi
Golongan terbawah masih tinggi Golongan Menengah keataspun masih “belum yakin” ikut KB SUMBER :SDKI 2007

31 PERSENTASE UNMET NEED KB MENURUT PROVINSI HASIL MINI SURVEI TAHUN 2011
Angka unmet need tahun 2011 sedikit menurun di bandingkan dengan hasil SDKI 2007 ( 9 %) Provinsi-Provinsi di Indonesia Bagian Timur, Angka unmet need masih lebih tinggi Sumber : Pusna, BKKBN

32 Masalah Kualitas Penduduk
Angka kematian ibu masih tinggi Angka kematian bayi masih tinggi Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI) rendah Pendidikan masih rendah - lama pendidikan rata rata 5,9 th.

33 KUALITAS PENDUDUK INDONESIA
MMR : 228/ kelahiran hidup IMR : 34 per kelahiran hidup 60% penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah HDI peringkat ke 124 dari 187 Negara (thn 2011) dan urutan ke 6 dari 10 Negara ASEAN Angka Harapan Hidup Indonesia: 68/72 Tahun Angka kemiskinan: 31,02 juta jiwa (13,3% dari total penduduk Indonesia) *BPS 2010 Indikator kesejahteraan sosial lainnya Indeks Pembangunan Gender: 66,38 % (thn 2008) Indeks Pemberdayaan Gender: 62,27% (thn 2008) Angka pengangguran: 7,14% dari angkatan kerja 116,5 juta (BPS, Agustus 2010)

34 Angka Kematian Ibu tinggi
Persentase Ibu Melahirkan dengan Risiko 4 Terlalu

35 Angka Kematian Bayi menurut Provinsi (SDKI 2007)

36 Peringkat 10 Negara ASEAN Berdasarkan HDI, Tahun 2011
DUNIA (187) Singapura 1 25 Brunai Darussalam 2 30 Malaysia 3 63 Thailand 4 78 Filipina 5 90 Vietnam 6 105 Indonesia 7 124 Laos 8 130 Kamboja 9 131 Myanmar 10 132 Indeks Kes 0,779 Indeks Pendidikan 0,584 Indeks pendapatan 0,518 Sumber : Human Development Report, UNDP (2011)

37 Indeks Pencapaian MDGs di Indonesia (Sumber : Indonesia MDGs Report 2007) 2010
HDI, IPM, 2010 provinsi

38 Indikator Pendidikan, SP 2010
Indonesia Penduduk 7-15 th yg tdk/blm pernah sekolah 2,51% Penduduk 7-15 th yg tdk sekolah lagi 6,04% Angka melek huruf 15 th + 92,37%

39 Pendidikan Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,51 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 6,04 persen. Ukuran/indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terkait pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun ke atas berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 40,93 persen. Ini menunjukkan kualitas SDM menurut tingkat pendidikan formalnya relatif masih rendah. AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 92,37 persen yang berarti setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 92 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. 2,51persen Penduduk 7-15 tahun yang tidak/belum pernah sekolah 6,04persen Penduduk 7-15 tahun yang tidak sekolah lagi 40,93persen Penduduk 5 tahun keatas minimal tamat SMP/sederajat 92,37persen AMH penduduk 15 tahun keatas

40 PERKEMBANGAN ANGKA KEMISKINAN INDONESIA
PASCA KRISIS MONETER I (1997/1998) PASCA KRISIS MONETER II ( ) DATA BPS (Dikutip dari Media Indonesia, 16 Agustus 2011, hal 29

41 Masalah Mobilitas Penduduk
Kepadatan penduduk Urbanisasi (% penduduk desa/kota) Migran risen Angkatan kerja Dependency ratio

42 Indikator Mobilitas, SP 2010
Indonesia Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 124 Dependency ratio 51,31% Dependency ratio penduduk perkotaan 46,59% Dependency ratio penduduk perdesaan 56,30% Migran masuk risen (5 th) 2,5% Migran risen perkotaan 3,8% Migran risen perdesaan 1,2%

43 Perumahan Penduduk Indonesia
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Hasil SP2010 memperlihatkan rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sebesar 77,70 persen. Dari angka tersebut, 55,28 persen diantaranya telah memiliki bukti hukum yang kuat, yaitu memiliki sertipikat hak milik (SHM) baik itu atas nama anggota rumah tangga ataupun bukan atas nama anggota rumah tangga. Sebagian besar rumah tangga menempati bangunan tempat tinggal dengan luas lantai perkapita 13 m2 atau lebih (56,98 persen) serta sumber penerangan utamanya adalah listrik (93,89 persen). 77,70persen Rumah tangga menempati rumah milik sendiri 55,28persen Rumah tangga yang memiliki sertipikat hak milik 56,98persen Rumah Tangga yang memiliki luas lantai perkapita ≥ 13 m2 93,89persen Penerangan dengan Listrik

44 Penduduk Migran Risen 2,5persen Migran masuk risen 3,8persen
Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat penduduk atau 2,5 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar provinsi. Persentase migran risen di daerah perkotaan tiga kali lipat lebih besar migran risen di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 3,8 dan 1,2 persen. Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, berbanding orang. Seks rasio migran risen adalah 110,3. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Beberapa provinsi merupakan daerah tujuan migran, seperti: Kepulauan Riau, Papua Barat, dan DI Yogyakarta. Daerah-daerah ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi migran. Pada umumnya alasan utama pindah para migran ini adalah karena pekerjaan, mencari pekerjaan, atau sekolah. 2,5persen Migran masuk risen 3,8persen Migran risen di perkotaan 1,2persen Migran risen di perdesaan 110 Seks rasio migran risen

45 Migran masuk seumur hidup 17,2persen Migran seumur hidup di perkotaan
Penduduk Migran Seumur Hidup Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat penduduk atau 11,8 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar provinsi. Persentase migran seumur hidup di daerah perkotaan hampir tiga kali lipat migran seumur hidup di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 17,2 dan 6,3 persen. Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, berbanding orang. Seks rasio migran seumur hidup adalah 111,3. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Beberapa provinsi merupakan daerah tujuan migran, seperti: Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur. Daerah-daerah ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi migran. Pada umumnya alasan utama pindah para migran ini adalah karena pekerjaan, mencari pekerjaan, atau sekolah. 11,8persen Migran masuk seumur hidup 17,2persen Migran seumur hidup di perkotaan 6,3persen Migran seumur hidup di perdesaan 111 Seks rasio migran seumur hidup

46 Angkatan Kerja, SP 2010 Indikator Angkatan Kerja Indonesia
TPAK (tingkat partisipasi angkatan kerja) 45,32% TPAK laki-laki 68,2% TPAK perempuan 39,5% TPAK perkotaan 50,7% TPAK perdesaan 57%

47 Jumlah Angkatan Kerja Mencapai 107,7 Juta Jiwa
Berdasarkan hasil SP 2010, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) adalah sebesar 169,0 juta jiwa, terdiri dari 84,3 juta orang laki-laki dan 84,7 juta orang perempuan. Dari jumlah tersebut, jumlah angkatan kerja, yakni penduduk 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi yaitu mereka yang bekerja , mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha sebesar 107,7 juta jiwa, yang terdiri dari 68,2 juta orang laki-laki dan 39,5 juta orang perempuan. Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah angkatan kerja yang tinggal di perkotaan sebesar 50,7 juta orang dan yang tinggal di perdesaan sebesar 57,0 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 104,9 juta jiwa dan yang mencari kerja sebesar 2,8 juta jiwa. 68,2juta jiwa Angkatan kerja laki-laki 39,5juta jiwa Angkatan kerja perempuan 50,7juta jiwa Angkatan kerja perkotaan 57,0juta jiwa Angkatan kerja perdesaan

48 Sumber: Adioetomo, 2006

49 Transisi Demografi Penurunan fertilitas menurunkan proporsi jumlah anak <15 tahun Penurunan kematian bayi meningkatkan jumlah bayi yang tetap hidup ke usia dewasa Ledakan penduduk usia kerja Rasio ketergantungan (proporsi penduduk muda terhadap penduduk usia kerja) menurun

50 The Window of Opportunity
Celah sempit diawali dengan bonus demografi, terjadi mulai tahun 1990an The window of opportunity terjadi tahun dimana Rasio Ketergantungan mencapai titik terendah yaitu 44 per 100 Hanya terjadi satu kali  Rasio Ketergantungan akan meningkat lagi sesudah 2030 krn meningkatnya proporsi penduduk lansia

51 Sumber: Adioetomo, 2006

52 Pengertian Bonus Demografi
Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan rasio ketergantungan. Penurunan proporsi penduduk muda mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi & peningkatan kesejahteraan keluarga.

53 Syaratnya? Ledakan penduduk usia kerja mendapat pekerjaan layak Meningkatkan tabungan rumah tangga yang dapat diinvestasikan untuk perluasan kesempatan kerja Meningkatnya perempuan di pasar kerja karena anak sedikit, meningkatkan tabungan rumah tangga Human capital harus ditingkatkan kualitasnya

54 Perubahan Struktur Umur Penduduk
Menurunnya proporsi jumlah anak <15 tahun yang menjadi beban pemerintah dan orang tua Dulu banyak bayi lahir tetapi banyak yang meninggal, kini jumlah yang lahir masih banyak dan hidup terus dampaknya Ledakan penduduk usia remaja dan usia kerja pengangguran? Sisi Positif: Beban tanggungan pekerja menurun, dulu 1971 tiap 100 pekerja menanggung 86 anak- anak, dari Sensus 2000 hanya 54 anak ditanggung oleh 100 pekerja. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo

55 Implikasi Struktur Penduduk Indonesia
Lansia Penduduk usia produktif Penduduk anak-anak Jaminan hari tua, sarana geriatri, panti sosial KB, pendidikan, lapangan kerja Investasi sosial & ekonomi, pendidikan, kesehatan

56 Hasil investasi program KB merupakan penghematan social cost untuk
pelayanan kebutuhan dasar penduduk usia anak-anak Biaya yang dihemat dapat dialihkan untuk investasi peningkatan kualitas SDM

57 Beberapa karakteristik penduduk yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Indonesia masa y.a.d:
Jumlah penduduk masih akan terus meningkat Pertambahan penduduk lansia Jumlah rumah tangga meningkat tapi ukurannya semakin kecil Ledakan penduduk usia kerja Peningkatan urbanisasi “window of opportunity” door to disaster”

58 kondisi tsb dlm ilmu demografi “Triple Burden”
Lanjutan -> ->  kondisi tsb dlm ilmu demografi “Triple Burden” yaitu setiap klp umur berjml besar dlm periode wkt yg sama sehingga berakibat pd meningkatnya beban pemerintah dlm hal menyiapkan fasilitas kesehatan baik untuk anak-anak maupun lansia; serta menyediaan pendidikan dan lapangan kerja Perlunya analisis berkaitan dengan program KB dan karakteristik penduduk (umur by klp umur; umur by jenis kelamin; umur by pendidikan; dan dependency ratio)

59 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB
Pembangunan Kependudukan dan KB tahun merupakan salah satu program strategis dalam penyiapan SDM berkualitas, berdaya saing dan berkarakter. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mengindikasikan pertambahan dan pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi maka perlu upaya percepatan dan strategi yang lebih inovatif

60 AKIBAT JUMLAH PENDUDUK BANYAK: KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

61 MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Areal hutan; Lahan kritis; Hutan bakau; Erosi laut; Terumbu karang; Pendangkalan sungai; Sampah; Polusi udara (emisi kendaraan bermotor); Kesesakan pemukiman; Ketersediaan air bersih; dsbnya

62 Prof. Dr. John Beddington Chief Scientific Adviser British Gov’t.
Karena perubahan iklim dan ledakan penduduk, menjelang tahun 2030 akan terjadi kelangkaan pangan, air, dan energi yang luar biasa yang memicu kerusuhan sosial dan konflik internasional karena akan terjadi migrasi besar-besaran dari daerah yang paling terkena dampak. Prof. Dr. John Beddington Chief Scientific Adviser British Gov’t.

63 BANJIR

64 TANAH LONGSOR

65 MASIH TERJADI DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA
TRAGEDI KEMANUSIAAN MASIH TERJADI DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA

66 PENUTUP Perumusan kebijakan pembangunan harus berdasarkan kondisi kependudukan. Dampak dinamika penduduk baru akan terasa dlm jangka waktu yg panjang  pembangunan kependudukan harus diletakkan dalam kerangka pembangunan jangka panjang.

67 PENUTUP Pembangunan kependudukan harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan oleh seluruh elemen pembangunan. Seperti sektor-sektor yang menangani pengendalian penduduk, persedian pangan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kesejahteraan keluarga dan lingkungan.

68 TERIMA KASIH


Download ppt "PERAN KEPENDUDUKAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA *)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google