Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STATISTIKA BISNIS Raisa Pratiwi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STATISTIKA BISNIS Raisa Pratiwi."— Transcript presentasi:

1 STATISTIKA BISNIS Raisa Pratiwi

2 Pengertian Statistika
Statistika adalah ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasikan data menjadi informasi untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif. Statistika Penting??

3 Jenis-jenis Statistika
Materi : -Penyajian Data -Ukuran Pemusatan -Ukuran Penyebaran -Angka Indeks -Deret Berkala dan Peramalan Statistika Deskriptif Statistika Materi : -Probabilitas dan Teori Keputusan -Metode Sampling -Teori Pendugaan -Pengujian Hipotesa Statistika Induktif

4 Lanjutan… Statistika deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Statistika induktif/inferensia adalah metode yang digunakan untuk mengetahui tentang sebuah populasi berdasarkan suatu sampel atau contoh dengan menganalisis dan menginterpretasikan data menjadi sebuah kesimpulan.

5 Populasi dan Sampel Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.

6 Jenis-jenis Data -Jenis Kelamin -Warna Kesayangan -Asal suku dll.
Data Kualitatif Data -Jumlah mobil -Jumlah TV dijual -Jumlah staf dll. Data Diskret Data Kuantitatif -Berat badan -Jarak Solo-Jakarta -Luas rumah dll. Data Kontinu

7 Pembagian Data yang Lain
(1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek penelitian. Contoh : wawancara langsung kepada objek atau dengan pengisian kuesioner (daftar pertanyaan) yang dijawab oleh objek penelitian. (2) Data Sekunder yaitu data yang sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain. Contoh : data yang diambil dari koran, majalah, jurnal, publikasi lain.

8 Skala Pengukuran Skala Nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Contoh : Jenis Kelamin; pria = 1, wanita = 2. (2) Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan.

9 Contoh Skala Ordinal : Tabel tsb menunjukkan skala ordinal, dimana saham sgt prospektif lebih baik drpd saham prospektif. Skala ordinal menyatakan ranking atau urutan namun tidak menggambarkan keadaan absolutnya. No. Peringkat Saham Jumlah 1 Sangat prospektif 2 Prospektif 5 3 Cukup Prospektif 9 4 Kurang prospektif Tidak prospektif

10 (3) Skala Interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur. (4) Skala Rasio adalah skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal dan interval disamping memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.

11 Skala Pengukuran Perbedaan utama antara skala interval dan rasio adalah : Data skala rasio memiliki titik nol yang mempunyai arti, dan Rasio antara keduanya juga mempunyai arti.

12 Contoh Skala Interval No. Kriteria Interval Jarak Jumlah 1 Sangat prospektif 143 2 Prospektif 5 3 Cukup Prospektif 9 4 Kurang prospektif Tidak prospektif Pada tabel terlihat skala interval, misalnya klasifikasi saham sangat prospektif mempunyai interval harga saham antara Rp per lembarnya. Setiap interval mempunyai jarak yang sama yaitu Rp 143. Klasifikasi yang mempunyai urutan atau ranking, kemudian mempunyai interval dgn jarak yg sama, merupakan skala interval.

13 Contoh Skala Rasio Kondisi A Kondisi B Rasio A/B Saham BCA 5350 Saham BNI 2450 2,18 Penjualan Toyota 60638 Penjualan Isuzu 20521 2,95 Inflasi Indonesia 6,30 Inflasi AS 1,70 3,70 Saham BCA dibandingkan dgn saham BNI sebesar 2,18 kali. Rasio penjualan Toyota dibandingkan dgn Isuzu sebesar 2,95 kali dan rasio inflasi di Indonesia dibandingkan dgn AS sebesar 3,7 kali. Skala rasio contoh tsb menunjukkan bhw nilai nominalnya mempunyai arti demikian juga nilai rasionya.

14 Distribusi Frekuensi A. PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI Pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan banyaknya data dlm setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori.

15 BAGIAN-BAGIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Kelas-kelas ( class ) 2. Batas kelas ( class limit ) 3. Tepi kelas ( class boundary ) 4. Titik tengah kelas ( class mid point ) 5. Interval kelas ( class interval ) 6. Panjang interval kelas ( interval size ) 7. Frekuensi kelas ( class frequency )

16 1. Kelas - kelas Kelas adalah kelompok nilai data atau variabel

17 2. Batas Kelas Nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain. a. Batas kelas bawah (lower class limit) terdapat dideretan kiri setiap kelas b. Batas kelas atas (upper class limit) terdapat dideretan kanan setiap kelas

18 3. Tepi kelas Batas kelas yang tidak memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Penentuan tepi kelas tergantung pada keakuratan pencatatan data. a. Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5 b. Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5

19 ½ (batas atas + batas bawah)
4. Titik tengah kelas Angka atau nilai data yang tepat terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya. Titik tengah kelas : ½ (batas atas + batas bawah)

20 5. Interval kelas Selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain.

21 6. Panjang interval kelas
Jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas. 7. Frekuensi kelas Banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu

22 Contoh : Tabel 4.1. Modal PT.Angin Ribut Modal ( jutaan Rp)
Frekuensi ( f ) 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 16 32 20 17 15 Jumlah 100 Sumber : Data fiktif

23 Dari contoh tabel 4.1 : Banyaknya kelas : 5
Batas kelas : 50, 59, 60, 69,….. Batas bawah kelas : 50, 60, 70, 80, 90 Batas atas kelas : 59, 69, 79, 89, 99 Tepi bawah kelas : 49,5 ; 59,5 ; …;89,5 Tepi atas kelas : 59,5 ; 69,5 ; …; 99,5 Titik tengah kelas : 54,5 ; 64,5 ; … ; 84,5 Interval kelas : 50-59, 60-69,…, 90-99 Panjang interval masing-masing 9 Frekuensi kelas adalah 16, 32, 20, 17 dan 15

24 C. PENYUSUNAN DISTRIBUSI FREKUENSI
dapat dibuat dengan mengikuti pedoman berikut :

25 Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
2. Menentukan jangkauan ( range ) dari data Jangkauan ( R ) : Data terbesar – data terkecil

26 3. Menentukan banyaknya kelas/ jumlah kategori
k = 1 + 3,322 log n k = banyaknya kelas n = banyaknya data Hasilnya dibulatkan, biasanya ke atas

27 4. Menentukan Panjang Interval Kelas
Panjang interval kelas ( i ) : Jangkauan ( R ) Banyaknya kelas ( k )

28 5. Menentukan batas bawah kelas pertama
Batas bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil.

29 6. Menghitung frekuensi kelas
Menuliskan frekuensi kelas dalam kolom sesuai banyaknya data. Seluruh data harus dimasukan ke dalam kelas dan satu data tidak boleh masuk ke dalam 2 kelas yang berbeda.

30 Contoh Soal 1. Buat distribusi frekuensi dari data berikut :

31 D. HISTOGRAM, POLIGON FREKUENSI, DAN KURVA OGIF
Histogram dan Poligon Frekuensi Histogram dan poligon frekuensi adalah dua grafik yang sering digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi. Histogram : grafik batang Poligon frekuensi : grafik garis

32 Penyajian data dapat dilakukan dengan memebuat grafik seperti histogram, poligon dan ogif.
Histogram menghubungkan antara interval kelas dengan frekuensi, poligon menghubungkan antara nilai tengah kelas dgn frekuensi, sedangkan ogif menghubungkan antara interval kelas dgn frekuensi kumulatif.


Download ppt "STATISTIKA BISNIS Raisa Pratiwi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google