Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TOKOH DAN TEORI ANTROPOLOGI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TOKOH DAN TEORI ANTROPOLOGI"— Transcript presentasi:

1 TOKOH DAN TEORI ANTROPOLOGI
BAB 6 TOKOH DAN TEORI ANTROPOLOGI

2 Sub Pokok Bahasan Sejarah dan Perkembangan Teori Antropologi
Tokoh-Tokoh Antropologi: L. H Morgan E. B Taylor Frans Boaz B. K Malinowski Radcliffe Brown Levi-Strauss Margaret Mead Ruth Bennedict Antropologi Kognitif

3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI ANTROPOLOGI(1)
Abad penemuan Sejarah Kemunculan Teori Antropologi Perkembangan tahap awal Pembaruan Antropologi fase lanjut

4 SEJARAH TEORI ANTROPOLOGI (2)
Abad Penemuan Penemuan naskah deskriptif dari India ditulis peziarah-peziarah Budhist dari Cina pada abad ke-5. Abad ke-10 ditemukan naskah-naskah oleh ahli Islam Timur Tengah yang berkunjung ke India. Sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16 : Suku-suku bangsa penduduk pribumi Afrika, Eropa, Asia, dan Amerika mulai didatangi oleh orang Eropa Barat. Mulai terkumpul buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya dari para musafir, pelaut, pendeta, penyiar agama Nasrani, penerjemah kitab Injil, dan pegawai pemerintah jajahan.

5 SEJARAH TEORI ANTROPOLOGI (3)
Pembaruan Keterangan-keterangan kebudayaan bukan Barat disusun secara sistematis dan lintas budaya (akhir abad 18). Tujuannya mendapat pengertian tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

6 SEJARAH TEORI ANTROPOLOGI (4)
Perkembangan Tahap Awal: Antropologi diaplikasikan untuk kepentingan pemerintah kolonial (Permulaan abad 20). Antropologi Fase Lanjut: Pengetahuan dan metode ilmiah mengalami perkembangan. L.H Morgan dan E.B Taylor muncul sebagai parameter.

7 LH. MORGAN ( )(1) Seorang ahli hukum yang meneliti suku bangsa Indian Urqois. Karyanya yang paling terkenal adalah Ancient Society (1877). Karya tersebut melukiskan proses evolusi kebudayaan dalam suatu masyarakat secara universal.

8 LH. MORGAN (1818-1881)(2) 8 Tahap Evolusi Kebudayaan Savagery
(Zaman Liar) Barbarism (Zaman Barbar) Civilization (Zaman Peradaban) Zaman Barbar Tua Zaman Barbar Madya Zaman Barbar Muda Zaman Liar Tua Zaman Liar Madya Zaman Liar Muda Peradaban Tua Peradaban Masa Kini

9 LH. MORGAN ( )(3) Savagery (Zaman Liar) dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu: Zaman Liar Tua  Masa paling awal sejak manusia mampu mengendalikan api. Zaman Liar Madya  Meramu; berburu; dan mencari ikan di sungai. Zaman Liar Muda  Manusia mulai menemukan busur panah. Barbarism (Zaman Barbar) dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu: Zaman Barbar Tua  Manusia mulai beternak dan bercocok tanam. Zaman Barbar Madya  Manusia menemukan kepandaian membuat logam. Zaman Barbar Muda  Manusia mulai mengenal tulisan.

10 LH. MORGAN ( )(4) Civilization (Zaman Peradaban) dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu: Peradaban Tua  Mulai terbentuknya peradaban kuno; terbentuknya negara kuno seperti Mahenjodaro; Yunani; dan Romawi Kuno. Peradaban Masa Kini  Zaman modern.

11 LH. MORGAN (1818-1881)(5) Kritik terhadap Morgan:
8 tahapan proses evolusi budaya dipandang sebagai fenomena universal pada setiap kebudayaan yang menjadi sebuah keharusan sejarah untuk melewatinya  pemikiran yang unilinear. Evolusi Morgan sangat berbau Inggrissentris/Eropasentris. Ia memandang bahwa era Victoria ( ) di Inggris merupakan prestasi evolusi tertinggi. Morgan gagal menjawab bagaimana dengan transformasi budaya tertentu yang mampu meloncat, sehingga sama sekali tidak melewati tahap-tahap tertentu yang diangankan oleh Morgan.

12 E.B TAYLOR ( )(1) Lahir di Inggris dan belajar tentang kesusateraan Yunani dan Romawi Kuno. Penganut evolusionisme budaya. Hal ini tampak pada 2 karyanya yang terkenal, yaitu: Researcher the Early History of Mankind (1871) Primitive Culture (1874)

13 E.B TAYLOR (1832-1917)(2) 4 tahap religi dalam pandangan Taylor:
Tahap Pertama Munculnya kesadaran akan kematian dan mimpi. Tahap Kedua  Animisme Manusia mempercayai bahwa ada makhluk halus yang menempati alam sekeliling tempat tinggalnya, makhluk halus tersebut menjadi obyek penyembahan, disertai do’a, sesaji, bahkan kurban.

14 E.B TAYLOR (1832-1917)(3) Tahap Ketiga  Politheisme
Manusia merepresentasikan strukturasi negara layaknya seperti strukturasi dewa-dewa yang tengah mereka sembah. Tahap Keempat  Monotheisme Timbulnya kesadaran bahwa semua dewa pada hakekatnya hanya merupakan penjelmaan dari satu dewa saja.

15 FRANS BOAZ ( )(1) Seorang geografer dari Universitas Berlin, Jerman. Pemikirannya yang terkenal antara lain: Konsep Kebudayaan Manifestasi pemikiran dan pengalaman individu ditentukan berdasarkan wilayah geografis dan lingkungan sosial. (The Mind of Primitive Mind, 1911). Marginal Survival Pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-unsur lama ke arah pinggir.

16 FRANS BOAZ ( )(2) Ilmuwan-ilmuwan yang terpengaruh pemikiran Boaz: Clark Wissler  Culture Area Wissler mengklasifikasikan suku bangsa Indian berdasarkan sistem ekonomi, upacara keagamaan, dan sistem teknologi (bertani, transportasi, dan berburu). A.L. Kroeber Untuk melihat masyarakat, Kroeber membagi 2 sistem analisa: Culture System : Sistem gagasan dan pemikiran manusia. Social System : Sistem aktivitas dan tingkah laku manusia.

17 BRONISLAW KASPAR MALINOWSKI (1884-1942)(1)
Lulusan ilmu pasti dan ilmu alam Universitas Krakow, Polandia. Founding Father dan penggagas munculnya Intensive Fieldwork/Participant Observation (To grasp native point of view). Pemikirannya yang terkenal, yaitu: Fungsionalisme. Merupakan pengaruh dan efek suatu kebudayaan terhadap kebutuhan individu manusia. Malinowski berasumsi bahwa setiap gerak kehidupan (ekonomi, kontrol sosial, pendidikan, dan organisasi politik) mempunyai makna fungsi dalam kebudayaan.

18 BRONISLAW KASPAR MALINOWSKI (1884-1942)(2)
Bagan Fungsionalisme Penjelasan: Charter : Nilai atau tujuan dari individu atau kelompok. Personnel : Individu yang terorganisir. Norms : Norma, keahlian, habitus, dan prasyarat etis. Material Apparatus : Instrument atau perangakat. Activities : Implementasi aksi (ritual; perdagangan; seksualitas). Function : Hasil integral dari jaringan di atas. Charter Personnel Norms Material Apparatus Activities Function

19 BRONISLAW KASPAR MALINOWSKI (1884-1942)(3)
Malinowski : 7 dasar kebutuhan biologis dan psikologis akan berpengaruh terhadap respon kebudayaan yang bersifat scientific dan positivistic : No Kebutuhan Dasar Biologi & Psikologis Respon Budaya 1 Pelancaran metabolisme (metabolism) Perdagangan (economic) 2 Reproduksi tubuh (reproduction) Kekerabatan (kinship) 3 Kenyamanan tubuh (bodily comfort) Pondokan/rumah (shelter) 4 Keselamatan (safety) Perlindungan (protection) 5 Pergerakan (movement) Kegiatan (activities) 6 Pertumbuhan (growth) Latihan/olahraga (training) 7 Kesehatan (health) Higienitas (Hygiene)

20 RADCLIFFE BROWN ( )(1) Lahir di Inggris dan belajar filsafat, psikologi, ekonomi di Universitas Cambridge. Struktur Fungsionalisme merupakan pengaruh dan efek suatu kebudayaan yang terbentuk melalui sistem dan struktur sosial manusia. Karyanya adalah Structure and Function in Primitive Society (1952). Melihat berbagai sistem hukum dan organisasi sosial yang mempunyai fungsi mengendalikan ketertiban sosial seperti: Polisi Pengadilan Penjara

21 RADCLIFFE BROWN ( )(2) 3 hal yang membedakan dengan fungsionalisme Malinowski: Radcliffe Brown tidak melihat fungsi pada tataran biologis individu, melainkan pada tataran: Struktur institusi Sistem sosial Hukum sosial Tipe pemimpin yang memimpin struktur tersebut Contoh: ayah terhadap anak (kekerabatan); pemimpin suku terhadap warganya.

22 RADCLIFFE BROWN (1881-1955)(3) Comparative Science of Culture
Radcliffe Brown menekankan fungsi pada tataran institusi akan lebih nyata dan tampak, dibandingkan strukturasi fungsi institusi area lain. Science must be depend on the systematic comparison of a sufficient number of societies of sufficiently diverse types. Efek yang terjadi, karya Radcliffe Brown mempunyai data etnografi yang lebih miskin dibanding Malinowski. Hal ini disebabkan, ia hanya meneliti orang-orang yang berpengaruh dalam sebuah struktur.

23 LEVI-STRAUSS(1) Lahir di Brussel, Belgia, guru besar Sosiologi di Universitas Sao Paolo, Brazil. Pemikirannya yang paling terkenal adalah Strukturalisme. Perbedaan Strukturalisme (Levi-Strauss) dengan Struktural Fungsionalisme (Radcliffe Brown): Struktural Fungsionalisme berasal dari Emile Durkheim, dimana kesadaran sosial (social consciousness) masyarakat terbentuk dari munculnya struktur ritual; kekerabatan; organisasi sosial; dsb. Strukturalisme (Levi-Strauss) berasal dari Linguistik dan dikembangakan berdasarkan posisi oposisi biner.

24 LEVI-STRAUSS(2) Oposisi Biner Kekerabatan berpangkal pada keluarga inti (Elementary structure of kinship: 1969): Saudara kandung = disayang (positif) Saudara bukan kandung = tidak disayang (negatif) Jika hubungan ayah dan anak positif (+), maka hubungan antara anak dengan kerabat ibu negatif (-). Demikian pula sebaliknya. Jika hubungan suami-istri sangat mesra (positif/+), maka hubungan antara saudara kandung istri dan saudara kandung suami bersifat tidak mesra (negatif/-)

25 LEVI-STRAUSS(3) Strukturasi Oposisi Biner (The Raw and The Cooked 1970). Kebudayaan dari oposisi biner seperti segitiga makanan (triangle culinaire): Mentah (Raw) Dimasak (Cooked) Fermentasi (Rotted)

26 LEVI-STRAUSS(4) Makanan Mentah = Alam  belum diproses manusia.
Makanan Dimasak = Kebudayaan  telah diproses manusia. Strauss menggunakan makanan sebagai analogi karena: Makanan merupakan kebutuhan paling pokok manusia dan hewan. Makanan merupakan unsur kebudayaan yang diolah dengan api (sumber energi paling dini).

27 MARGARET MEAD(1) Murid Frans Boaz banyak melakukan lintas budaya mengenai kepribadian. Teori Kepribadian, yaitu: Basic Personality Structure (struktur kepribadian dasar). Modal Personality (Kepribadian rata-rata).

28 MARGARET MEAD(2) Hasil penelitian Mead di Samoa (“Coming Of Age In Samoa”),1928: Gejala pubertas pada gadis-gadis Samoa tidak bersifat universal seperti remaja-remaja dalam masyarakat Euro-America. Hal ini disebabkan: Pergaulan seks antar remaja Samoa jauh lebih bebas. Kebiasaan anak-anak Samoa dibesarkan dalam lingkungan keluarga luas, telah terbiasa bergaul secara bebas ataupun secara emosional dan mendalam dengan berbagai kerabat orang lain.

29 MARGARET MEAD(3) Hasil penelitian Mead pada suku bangsa Arapesh, Mundugumor, dan Tchambuli di Papua Nugini (“Sex and Temperament in Three Primitive Societies”) pada tahun 1935 : Perbedaan ciri psikologi atau temperamen pria dan wanita tidak bersifat universal. Kaum pria dan wanita di Arapesh memiliki kepribadian yang rata-rata halus, lembut, dan pasif, seperti dalam kebudayaan Euro-America. Kaum wanita dan pria di Mundugumor memiliki sifat keras, kasar, aktif, agresif, mengerjakan pekerjaan yang berat-berat, dan mendominasi kegiatan berkebun. Dalam kebudayaan Tchambuli, kaum wanita tidak biasa bersolek dan mempercantik diri, berbeda dengan kaum prianya yang terbiasa menghias diri.

30 MARGARET MEAD(4) Mead bersama Bateson (1957) membuat film tentang anak-anak Bali dan membandingkannya dengan tingkah laku anak-anak Latmul di Irian  “Childhood Rivalry in Bali and New Guinea”. Film ini memperlihatkan perbedaan: Di Bali ada perangsang mengenai timbulnya persaingan, sedangkan di Latmul tidak ada. Kecenderungan orang Latmul dewasa yang suka nampang dan bersing disebabkan oleh perpeloncoan ganas yang dialami ketika kecil.

31 RUTH BENNEDICT(1) Karya yang terkenal “Patterns of Culture” (1934).
Buku ini berisi tentang watak khas dari kebudayaan Indian Zuni (di Colorado), Dobu (di Papua Nugini), dan Indian Kwakiutl (di Pantai Barat Kanada).

32 RUTH BENNEDICT(2) Pola kebudayaan Zuni dilukiskan dengan kepribadian selaras dan seimbang, suka damai, bersikap pasif terhadap hidup dan suka gotong-royong  Watak Appollonian. Pola kebudayaan Dobu dilukiskan dengan sikap curiga, takut pada sesama, tidak suka menolong, dan bergotong-royong  Watak Schizophrenian. Pola kebudayaan Kwakiutl dilukiskan dengan sikap agresif, suka bersaing dan berkelahi, congkak, suka membual, sering mabuk-mabukan (intoksikasi), ketika upacara maupun kehidupan sehari-hari  Watak Dyonisian.

33 ANTROPOLOGI KOGNITIF(1)
Asumsi Dasar : Setiap masyarakat memiliki seperangkat kode kognitif yang meliputi semua ranah (domain budaya). Kognitif sangat dekat dengan psikologi dan mempunyai elemen teoritis dan teknik metodologi dari stukturalisme dan linguistik.

34 ANTROPOLOGI KOGNITIF(2)
Sejarah Perkembangan Antropologi Kognitif : Konsep sentral : Kesatuan fisik umat manusia. Konsep ini dikembangkan oleh Adolf Bastian akhir abad ke-19 yang mengemukakan bahwa untuk mendapatkan kesatuan fisik umat manusia dalam merespon stimulan-stimulan yang sama, manusia harus mempunyai dasar fisik atau proses mental yang sama. Studi kognitif pada antropologi modern oleh Frans Boaz.

35 ANTROPOLOGI KOGNITIF(3)
Pengembangan paling signifikan dari antropologi kognitif ini adalah dari Floyd Lounsbury dan Ward Goodenough. Margaret Mead dan Ruth Bennedict mengklaim bahwa studi mereka merupakan pelopor dari munculnya studi antropologi kognitif. Goodenough melahirkan premis dasar dari “etnografi baru” (dikenal dengan etnosains).

36 REFERENSI Alan, Barnard History and Theory in Anthropology. Cambridge University Press Austin, Diane J.(ed) Creating Culture. Allen&Unwin. London. Baal, J. Van. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya (Hingga Dekade 1970). Jilid I. Jakarta : PT. Gramedia. Bennedict, Ruth Pola-Pola Kebudajaan. Jakarta-New York: Jajasan Penerbitan Franklin. Ihromi, T.O Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Kaplan, David dan Albert A Manners Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I. UI Press. Jakarta.


Download ppt "TOKOH DAN TEORI ANTROPOLOGI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google