Nama. →. Muhyiddin Tempat lahir. →. Rembang jawa tengah Istri. → Nama → Muhyiddin Tempat lahir → Rembang jawa tengah Istri → Sherly Febrianti Anak → Mutiara kholifah muhyiddin Pendidikan →D3 Tehnik pesawat udara →S1 tehnik penerbangan Mengajar → mata pelajaran propeller (23) XII AP SMKN 6 Tangerang pegawai PT. Angkasa Pura 2 ( AMC ) SMKN 6 TANGERANG SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
propeller terdiri : 1) Spinner, 2) Hub, 3) Pitch change actuator, 4) blades 5) Bulkhead, 6) Oil transfer tube, 7) Propeller Valve Module (PVM) SMKN 6 TANGERANG
Rpm : jumlah putaran permenit dari mesin sewaktu beroperasi / hidup. propeller synchronization adalah mekanisme yang secara otomatis menyamakan rpm dari semua propeller sehingga putaran propeller sebelah kiri dan kanan berputar dengan kecepatan yang sama. Fungsi : menyamakan rpm(revolution per minute) propeller antara rpm propeller sebelah kiri dan kanan. Rpm : jumlah putaran permenit dari mesin sewaktu beroperasi / hidup. SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
Cara kerja propeller synchronizing system →automatic diproses sama PBMU (propeller blade matching unit) untuk maintains propeller sebelah kanan yang diinput dari propeller sebelah kiri, yang bertujuan untuk mengurangi vibration dan memberikan kenyamanan penumpang selama climbing dan cruising. SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
Synchrophaser: - Selection of synchrophasing is fully automatic in the PEC. When both propellers have stabilized at the selected propeller governing RPM, synchrophaser control is initiated. Speed control and synchrophasing accuracy supplied by the PEC limits the amount of bias the synchrophaser can give to the slave propeller speed to ± 6 RPM. If the RPM of either propeller differs from the selected governing RPM of the slave propeller by more than 6 RPM, synchrophaser control is de-activated. - The master propeller incorporates an additional, single coil pulse generator to supply a signal to the slave propeller PEC (ENG 2). This redundant, separate pulse generator, is used to assure that a coil failure on one propeller will not affect the operation of the other. These features make it possible to use synchrophasing during take-off since the slave propeller RPM will not be affected in the event of failure of the master engine (ENG 1). SMKN 6 TANGERANG
THE ICE AND RAIN PROTECTION SYSTEM SMKN 6 TANGERANG
THE ICE AND RAIN PROTECTION SYSTEM sistem yang melindungi pesawat terbang dari es dan hujan yang dapat membahayakan penerbangan dari pesawat terbang tersebut. SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
Anti – icing = Pencegahan terjadinya es Anti - icing sistem yang bekerja mencegah terbentuknya es yang akan menempel pada komponen pesawat terbang. Anti – icing = Pencegahan terjadinya es De – Icing sistem yang bekerja membuang / memecah es yang sudah menempel pada komponen pesawat terbang. De – icing = memecahkan es yang sudah terbentuk / menempel. SMKN 6 TANGERANG
SMKN 6 TANGERANG
antara lain : vernier grafid untuk melapisi boot engine intake Fluida sistem de icing sistem pemanas yang menggunakan oli panas dari mesin untuk meleburkan es, sistem ini non elektrik. antara lain : vernier grafid untuk melapisi boot engine intake Komponen kelistrikan de-icing slip ring carbon brush elemen pemanas dalam blade propeller Cara kerja propeller ice protection propeller di aliri arus AC dari brush blok lewat slip ring yang di hub. SMKN 6 TANGERANG
The ice and rain protection system di operasikan dalam kondisi hujan atau salju. digerakkan oleh pneumatic dan elektrical sistem. Ada 3 level → permanen protection / level 1 → anti – icing protection / level 2 → de – icing protection / level 3 SMKN 6 TANGERANG
Permanen protection / level 1 windshields Electrically heated probes ( sensor heater element ) meliputi : → 3 pitot probes → 6 static port → 2 temperature probes → 2 alpha probes SMKN 6 TANGERANG
Anti – icing protection / level 2 aeleron, elevator dan rudder horn propeler blade side window SMKN 6 TANGERANG
De – icing protection / level 3 wing leading edges → outer wing leading edges → median wing leading edges → inner wing leading edges Stabilizer horizontal leading edges engine air intake and gas path SMKN 6 TANGERANG
RIGGING TERHADAP BLADE PROPELLER SMKN 6 TANGERANG
RIGGING TERHADAP BLADE PROPELLER menyetting blade propeller. mencari blade angle yang sesuai dengan apa yang diharapkan. dari mulai ground fine sampai dengan full reverse propeller. SMKN 6 TANGERANG
RIGGING PROPELLER Dilaksanakan pada pesawat lama ( produksi lama ) misal : cassa 212 untuk pesawat terbaru ( ATR) ringging dilakukan secara elektronik pada PEC triming. SMKN 6 TANGERANG
Safety dan precaution pada rigging propeller menggunakan tool yang benar Pastikan sudut propeller pada kondisi feather ( 78’) Operational check Area clear dari FOD dan sudah mendapat ijin dari AMC dan Ground control Engine running Idle power (Flight idle dan ground idle). Pastikan low pitch light eliminate Posisi ground idle, lampu pitch harus menyala Posisi flight idle, lampu pitch harus mati SMKN 6 TANGERANG
PROPELLER BALANCING SMKN 6 TANGERANG
unbalance Distribusi berat dari benda berputar yang tidak merata unbalance Distribusi berat dari benda berputar yang tidak merata terhadap centerline –nya atau Shaft axis dan central principal axis rotor tidak simetris. Sumber getaran dalam pesawat udara Propeller unbalance meliputi : Static unbalance : kondisi dimana central principal axis terletak sejajar dengan shaft axis. Dynamic unbalance : kondisi dimana central principal axis tidak berpotongan dengan shaft axis dan hampir mendekati parallel. SMKN 6 TANGERANG
Static unbalance terjadi ketika CG ( center of grafitasi) dari blade tidak bertepatan dengan sumbu rotasi. Dynamic unbalance terjadi ketika CG elemen propeller yang sama seperti blade atau counterweight, tidak mengikuti pada rotasinya. SMKN 6 TANGERANG
Balancing terhadap blade propeller dilaksanakan saat terjadi vibration yang disebabkan oleh propeller. Static balancing propeller dibalancing saat on ground Dynamic balancing propeller dibalancing saat in flight SMKN 6 TANGERANG
Static Balancing Alat The knife- edge tes stand Memiliki dua sisi baja mengeras dipasang untuk rotasi blade. Harus berada diruangan / area yang bebas dari gerakan udara. Metode standar memeriksa keseimbangan blade propeller → Masukkan bushing di lubang poros mesin dari blade → Menyisipkan mandrel atau arbor melalui bushing. → Tempatkan perakitan blade. SMKN 6 TANGERANG
ENGINE GROUND RUN Persiapan Penempatan pesawat ( aman dan berhadapan dengan arah angin ) blok wheel dipasang. APU dan Firex disiapkan. Area dibawah propeller bebas FOD. Pelaksanaan Inspector masuk ke cockpit lengkap membawa Engine ground run check list. Dua orang GSE standby Firex dan APU. Satu orang mechanic standby. SMKN 6 TANGERANG
Engine Start. Oil press Ok. , lanjutkan. Engine warm up Engine Start Oil press Ok., lanjutkan Engine warm up. Propeller chek Magneto check Engine power Check Idle speed check Engine shut down Engine cowling open inspect engine condition Engine ground run selesai SMKN 6 TANGERANG
Untuk diperhatikan Pada saat engine inspection setelah ground run, perhatikan kemungkinan adanya kebocoran oil, fuel, induction manifold dan exhaust stack. Apabila Engine is ok., selesaikan prosedur administrasi sesuai ketentuan yang berlaku. Penyelesaian Administrasi Pengisian data pada loog book dan kemudian diajukan kepada manager tehnik untuk menanda tangani maintenance release. Penulisan data pada buku riwayat pesawat , engine dan propeller. Pencatatan data pada recording setelah inspeksi dilaksanakan. Pengarsipan inspeksi sheet dan check list ground run. Pembuatan daftar sisa material yang tidak digunakan kepada kepala bagian materiil untuk disiapkan digudang. SMKN 6 TANGERANG
Pengembalian barang – barang ke pesawat Pengembalian barang – barang ke pesawat Flight manual, maintenance manual dan part catallog Aircraft dokumen. Cabin firex. Life vest dan life raft. dan alat – alat lain yang diperlukan. Pesawat siap dioperasikan kembali. SMKN 6 TANGERANG