FENOL OH DAMERIA SIAHAAN 1343050006 ASTI EKA SAFITRI 1443050050 ACHMAD RIDHO 1443050054 SHINTA FEBRIYANTI 1443057055 TRI MULYANINGSIH 1443057056 SENDY PERMANA 1443057052 FEBRY DIAN LESTARYANA 1443057060 HERLINA SITANGGANG 1443057061 EVA LAILATUL M. 1443057065
PENDAHULUAN Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan dan mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus -OH. Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida daripada senyawa bebasnya.
STRUKTUR FENOLIK Fenol (fenolik) merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik atau fenol memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena (aromatik).
OH TATA NAMA FENOL Pada banyak senyawa fenol merupakan nama dasar. Dalam tata nama IUPAC, molekul induk disebut benzenol, dan substituent dengan gugus OH selalu diberi posisi pertama. Cl OH NO2 Br 4-Klorofenol (ρ-klorofenol) 2-nitrofenol (ο-nitrofenol) 3-Bromofenol (ɱ-bromofenol)
Penamaan IUPAC
-cont’ Fenol 4-Metilfenol
SIFAT – SIFAT FENOL FISIKA KIMIA
SIFAT FISIKA Rumus Kimia C6H6OX Massa molar 94.11 g mol−1 Penampilan padatan kristal transparan Densitas 1.07 g/cm3 Titik didih 181,75oC Titik Lebur 40,9 oC Kelarutan dalam air 8.3 g/100 mL 20 °C Keasaman (pKa) 9.95 (di air), 29.1 (di asetonitril) SIFAT FISIKA
SIFAT KIMIA Mempunyai gugus hidroksi tetapi bukan termasuk golongan alkohol dan bukan pula termasuk basa . Termasuk asam karbolat yang bersifat asam lemah. Tidak berwarna dengan wujud padat tetapi mudah mencair dengan titik lebur 42 O Celsius. Jika terkena fenol, kulit akan melepuh dan rusak. Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal dengan karbol (lisol) yang digunakan sebagai disinfektan dengan pengawet kayu karena bakteri akan mati disebabkan mengalami kerusakan pada protein.
KELOMPOK SENYAWA FENOL Fenol sederhana Asam fenolat Fenil komplek (polimer fenolik) Fenil propanoid : asam sinamat, antosianin. Xantonin, kumarin, lignan dan tanin.
1. FENOL SEDERHANA Secara umum senyawa dari kelompok ini hasil subsitusi gugus fenol dalam posisi orto, meta dan para. Contoh senyawa fenolik sederhana yang tersubsitusi oleh dua dan satu gugus –OH berturut – turut adalah floroglukinol (1,3,5-trihidroksibenzena) dan resorkinol (1,3-dihidroksibenzena).
Gambar: Rumus bangun asam ferulat ASAM FENOLAT Asam ferulat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras merah), gandum, kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah. Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yangmemiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman Gambar: Rumus bangun asam ferulat
Fenil propanoid merupakan senyawa fenol dan propan. Secara biosintesa diturunkan dari asam sikimat lalu menjadi asam amino fenil alanin melalui jalur phenil propanoid menjadi senyawa turunan fenil propanoid. Turunan senyawa fenil propanoid yaitu: asam sinamat antosianin xantonin kumarin ligan.
Contoh penamaan pada senyawa fenil propanoid, yaitu
SINAMAT Asam sinamat memiliki rumus kimia C6H5CHCHCOOH atau C9H8O2, berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133°C serta titik didih 300°C.
ANTOSIANIN Antosianin merupakan senyawa berwarna kebanyakan merah, biru dan ungu pada buah, sayur dan tanaman hias. Struktur utamanya ditandai dengan adanya 2 cincin benzena (C6H6).
KUMARIN Senyawa yang mengandung kumarin 2H-1-benzopyran-2-one) merupakan sebuah kelompok yang penting dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan di alam. IDENTIFIKASI Kumarin yang terkandung dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas. Untuk pembuktian secara kualitatif dilakukan uji berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar ultraviolet.
LIGNAN LIGNAN Senyawa lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya, yang antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau penghilangan atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di dunia tumbuhan, sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam insektisida.
BIOSINTESIS FENOL Ada tiga jalur biosintesis fenol dengan rute yang berbeda dalam tubuh tanaman tingkat tinggi, yaitu : 1. Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang terpenting dari pada biosintesis fenol (jalur yang paling banyak digunakan). 2. Jalur asam asetat-malonat, pola ini dipergunakan untuk sintesis cincin A aromatik dari turunan fenol. Pola ini penting bagi mikro organisme. 3. Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini relatif kurang penting dalam tubuh tanaman tingkat tinggi.
BIOSINTESIS FENOL
Biosintesis Fenol Metode yang dipakai untuk mensintesis fenol secara komersial, adalah Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow). Peleburan Natrium benzensulfonal. Metode Hidroperoksida Kumen
1. Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow) Proses ini klorobenzena dipanaskan sampai 350oC (tekanan tinggi) dengan larutan natrium hidroksida. Reaksi ini akan menghasilkan ion fenoksida dan setelah diasamkan akan menjadi fenol.
2. Peleburan Natrium benzensulfona Proses ini sudah dikenal sejak tahun 1890 di Jerman. Natrium benzene sulfonat dilebur dengan NaOH pada 350oC, menghasilkan natriumfenoksida. Selanjutnya natriumfenoksida diasamkan untuk menghasilkan fenol. 3. Metode Hidroperoksida Kumen Hampir senyawa fenol dibuat dengan proses terbaru, yaitu memakai bahan baku kumen (isopropilbenzena). Kumen dioksida menjadi kumen hidroksiperoksida kemudian dengan adanya asam akan dihasilkan fenol dan aseton.
REAKSI WARNA SENYAWA FENOL 1. Batang korek api setelah dicelupkan dalam HCl pekat, dibiarkan kering. Cara: batang korek api itu dicelupkan pada lar. Zat dalam HCl encer dan akan menghasilkan warna, contoh Rivanol : merah darah.
3. Reaksi FCR
Reaksi Diazo Dengan reaksi Diazo, Fenol juga dapat memberikan warna merah, tetapi setelah diberi Amil Alkohol maka akan menjadi jernih. Reaksi marquis Dilakukan dalam plat tetes maka akan terbentuk cincin dengan warna tertentu, bisa warna merah, coklat, jingga, ungu, dan hijau, tergantung dari senyawa Fenol yang mana.
RIVANOL Kristal kuning seperti jarum Larutan dalam air : kuning, pengenceran kuat: fl. hijau T.L = 220º C – 240 º C Larutan zat dalam air + H2SO4 encer ----> Kristal kuning jarum seperti bintang. Zat + NaOH ----> merah Zat + DAB – HCl ----> merah jingga Zat + H2SO4 encer + NaNO3 ----> merah karsen –ungu Korek api : Jingga merah MARQUIS (+) MAYER (+) endapan putih BOUCHARDAD (+) endapan cokelat Larutan dalam air garam Hcl nya bereaksi asam kuat + bikromat keluar gas CO2 .
Identifikasi Fenol dengan KLT Ekstrak direfluks dengan etanol atau dihidrolisa dengan asam (HCl 2M) selama 30 menit atau hidrolisa basa (NaOH) 2M selama 4 jam → filtrat dilakukan uji skrining dan sebagian lagi lakukan esktraksi kembali dengan eter lalu filtrat direfluks hingga kering → tambahkan residu dengan eter dan selanjutnya lakukan kromatografi 2 arah.
Nilai Rf yang sama digabungkan didapat 3 fraksi. Identifikasi Senyawa Fenolik Hasil Isolasi dari Fraksi Semi Polar Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus moluccencis) Simplisia batang nyiri batu dihaluskan Proses Maserasi dengan etil asetat (3x24 jam) Maserat diisolasi dengan metode KCV (kromatografi vacum cair). Nilai Rf yang sama digabungkan didapat 3 fraksi. 1fraksi dilakukan metode KKG (Kromatografi Kolom Grafitasi) pelarut hexan : etil asetat = 42fraksi Didapat 3 fraksi berdasarkan nilai Rf, lalu lakukan pengerokan pada lempeng KLT preparatif 1fraksi dilakukan metode KKG (Kromatografi Kolom Grafitasi) pelarut hexan : etil asetat. 14 fraksi 42 fraksi diKLT ISOLASI FILTRAT uji spektroskopi untuk mendapatkan data spektra untuk selanjutnya ditentukan struktur molekulnya Larutkan dgn etil asetat -> uapkan lalu akan terbentuk kristal pada vial – ISOLASI
HASIL ISOLAT EKSTRAK ETIL ASETAT BATANG NYIRI BATU (Xylocarpus moluccencis)