Oleh: Dr. Wahyu Lestari, M.Pd SEMINAR FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Selasa, 24 Februari 2009 NILAI ETIS RUWATAN SUKÊRTA DENGAN PERTUNJUKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
Advertisements

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
Ulasan Jenis Etika Ika Rahma S.
MUFANI JAYANTI, Gaya Hidup Dunia Gemerlap Malam (Dugem) di Semarang (Studi Kasus Mahasiswa UNNES Tentang Filosofi Hidup Dugem Kaitannya dengan.
OKTI ROSIANA, Struktur Dramatik Wayang Dalam Lakon Gathotkaca Wisuda oleh Ki Mantep Soedarsono.
Aksiologi Dalam Ilmu Pendidikan
RUMUSAN MASALAH & LANDASAN TEORI
KESADARAN PENDIDIKAN SUKU ASLI DI KECAMATAN BANTAN (Studi kasus Keterbelakangan Tingkat pendidikan suku asli di Desa Bantan Tengah, Desa Bantan Air dan.
PENDIDIKAN DAN LOCAL WISDOM
Kebudayaan.
Budi pekerti Budi Pekerti mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu :  Perbuatan( Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh  Pikiran yang.
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
ERWINDA SEPTIANINGSIH, Eksistensi Tradisi Lomban Sebagai Aset Kepariwisataan Seni Budaya Kabupaten Jepara.
FATIH VERWIATA NURUL AZMI, Pendidikan Karakter pada Anak dalam Lingkungan Keluarga Pedagang Kerupuk di Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna Kabupaten.
NOVIA FITRIANI, Kepahlawan Dalam Serat Pedhalangan Arjuna Wiwaha.
Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora
MAHPIATUN, Pembinaan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal.
IKA KUSUMA WARDANI, Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara.
BAB 12 KEBUDAYAAN & MASYARAKAT
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
SISTEMATIKA PROPOSAL PTK Oleh : Terry Irenewaty, M.Hum. Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang, Agustus 2011.
PENDAHULUAN purwati.
BUDAYA ORGANISASI dan Etika Organisasi
WAJAH SEBUAH PENELITIAN.
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
LAPORAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M., M.Pd
METODELOGI PENELITIAN
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGAANYA
Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Nonilmiah
Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat
D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
BUDAYA ORGANISASI Oleh : Robby Hendrawan Faris Maulana
Oleh: Syukur Pendekatan Studi Islam IAIN SALATIGA
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
NILAI RELIGIUS TARI BEDHAYA KETAWANG KRATON SURAKARTA HADININGRAT
METODE ILMIAH.
Metodelogi Penelitian
PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO Dwiyan Novriawan Drs. Tri Widiarto, M.Pd.
BUDAYA ORGANISASI dan Etika Organisasi
Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
SIKAP ILMIAH RASA INGIN TAHU JUJUR TELITI OBJEKTIF TEKUN TERBUKA.
TRADISI SURAN SENDANG SIDUKUN DAN NILAI GOTONG-ROYONG PADA MASYARAKAT DESA TRAJI, KECAMATAN PARAKAN, KABUPATEN TEMANGGUNG (Kajian Antropologi-Sosiologi)
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
FARIZ KURNIAWAN, Tradisi Mbeleh Wedhus Kendhit Sebuah Kajian Cerita Rakyat Kabupaten Wonosobo.
ETIKA PROFESI Agus Firmansyah Dosen dan Peneliti Media
ETIKA.
PENGETAHUAN FILOSOFI PENGERTIAN PENGETAHUAN KEGUNAAN PENGETAHUAN
Welcome to the gate of Sociology
Makna Akhlak, etika dan moral
RUWATAN Kelompok 3.
KONSEP ETIKA DAN ETIKET
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN MENDIDIK
Oleh SYUKUR program pascasarjana pai iain salatiga 2015
BUDAYA DAN ETIKA ORGANISASI (Pertemuan ke-13)
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
Langkah-Langkah Operasional
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
PENGANTAR PENDIDIKAN KARAKTER
BUDAYA ORGANISASI dan Etika Organisasi
MANUSIA DAN PERADABAN BAB 4 ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR IIS DEWI LESTARI.
FUNGSI TEORI Oleh: Dr. Sutiyono
OSA M ISMAIL MAKNA DALAM KESENIAN SISINGAAN DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT (Studi Etnografi Komunikasi Dalam Kesenian.
ETIKA BISNIS & TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
Ulasan Jenis Etika Ika Rahma S.
ETIKA DAN MORAL. MANUSIA AHLAK ETIKA MORAL Makna Etika dan Moral Etika adalah filsafat moral. Antara etika dan moral dapat dijadikan sebagai bentuk konsep.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 1 SEMINAR, MK LOCAL GOVERNMENT OTODA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN/BUDAYA LOKAL Tri Yudi Siswantoro.
SOSIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Transcript presentasi:

Oleh: Dr. Wahyu Lestari, M.Pd SEMINAR FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Selasa, 24 Februari 2009 NILAI ETIS RUWATAN SUKÊRTA DENGAN PERTUNJUKAN WAYANG KULIT PURWA: RELEVANSINYA BAGI PENANAMAN BUDI PEKERTI MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG 1.Diskontinuitas kultural mulai terlihat seperti: pemutusan tradisi. Mengacu pemikiran Prof. Timbul, bahwa kearifan lokal makin menipis, budaya tradisi makin jauh dari generasi penerus 1.Diskontinuitas kultural mulai terlihat seperti: pemutusan tradisi. Mengacu pemikiran Prof. Timbul, bahwa kearifan lokal makin menipis, budaya tradisi makin jauh dari generasi penerus. 2.Pergeseran dari sosio religius ke individualis materialis 3.Dilema etik dalam masyarakat yang memunculkan sikap saling tidak percaya, dampaknya antara lain: maraknya demonstrasi sampai pada tindakan amoral dan anarkhis Fenomena di masyarakat yang muncul seperti krisis multidimensional baik mental maupun spiritual, meliputi:

4. Mengesampingkan etika & estetika dalam bertindak. 5. Kesulitan melihat ketauladanan sehingga generasi muda berkiblat ke budaya barat, sulitnya mensosialisasikan budaya timur. 6. Terjadinya revolusi teknologi komunikasi dan informasi serta gelombang globalisasi kebudayaan yang sulit dibendung. Generasi kita belum siap menerima

Ruwatan Realitas mitos orang jawa. Lepas, luwar (dari kotoran yang menempel pada tubuh, dibawa sejak lahir) Menyadarkan manusia pada Tuhan Memiliki kandungan etika dan estetika bagi kehidupan Nilai kebaikan, kebersihan, kehati-hatian, dan nilai kepedulian. Simbol menghilangkan kekhawatiran juga mensucikan anak-anak dari catu Bathara Kala. Bertujuan membangun sugesti. Sesaji, penuh makna &simbol.

a. Identitas utama masyarakat jawa, b. Ceritera memuat kandungan nilai etika, estetika dan filosofi kehidupan, gambaran kehidupan manusia yang penuh dengan nilai, dan begitu banyak ajaran yang dapat diteladani. c. Wayang merupakan tontonan dan tuntunan yang penuh makna dan simbol d. Tokoh-tokoh dalam wayang merupakan simbol penuh makna, e. Begitu banyak ajaran yang dapat diteladani, f. Dapat dicari konribusinya bagi pendidikan budi pekerti masyarakat. Pertunjukan wayang kulit purwa

Lakon Murwakala a. Ceritera untuk upacara ruwatan sukerta b. Menggambarkan lahir sampai matinya Bathara Kala 1) Bathara Kala: penggambaran mahkluk raksasa pemangsa manusia sukerta, 2) Penggambaran nafsu-nafsu jahat, 3) Penggambaran waktu, 4) Simbol bagaimana manusia mensikapinya, 5) Menjadi peringatan dan teladan kehidupan,

Rumusan Masalah 1.Bagaimana bentuk Ruwatan Sukêrta? 2.Apa yang melatarbelakangi masyarakat melakukan Ruwatan dengan Pertunjukan Wayang Kulit Purwa? 3.Apa makna simbolis Ruwatan Sukêrta? 4.Nilai Etis apa yang terkandung dalam Ruwatan dengan Pertunjukan Wayang Kulit Purwa? 5.Bagaimana relevansi ruwatan sukêrta melalui pertunjukan wayang lakon Murwakala bagi pendidikan budi pekerti?

Tujuan Penelitian 1.Mendeskripsikan bentuk Ruwatan Sukêrta. 2.Mengetahui apa yang melatarbelakangi masyarakat melakukan Ruwatan dengan pertunjukan Wayang Kulit Purwa. 3.Mengetahui makna simbolis Ruwatan Sukêrta dengan Pertunjukan Wayang Kulit Purwa. 4.Mengetahui nilai etis apa yang terkandung dalam Ruwatan dengan Pertunjukan Wayang Kulit Purwa. 5.Mengetahui relevansi ruwatan sukêrta melalui pertunjukan wayang lakon Murwakala bagi pendidikan budi pekerti.

MANFAAT UMUM Memberi tontonan sekaligus tuntutan bagaimana manusia harus bersikap mengetahui dirinya dalam kehidupan. MANFAAT TEORITIS: Membeberkan kebenaran melalui pemahaman nilai-nilai yang ditampilkan dalam upacara ruwatan dengan pertunjukan wayang kulit purwa. Membeberkan nilai-nilai rohani  kemanfaatan Pesan menghimbau  ajaran-ajaran Mempengaruhi perilaku  kebaikan (Teori Sutarno: nilai artistik dan estetik serta wigati) MANFAAT PENELITIAN

KEASLIAN PENELITIAN: Judul yang diajukan belum pernah diteliti PENELITIAN SEJENIS YANG TELAH DILAKUKAN: 1.Subalidinata tahun 1985 (Penelitian tentang Sejarah dan Perkembangan Ceritera Murwakala dan Ruwatan) 2.Sutarno Tahun 1995 (Proses Perubahan dalam Pakeliran) 3.Karkono Kamajaya Tahun 1996 (Pedoman Ruwatan Murwakala) 4.Joko Susilo Tahun 2000 (A Musical Ethnography of Ruwatan Performance in Central Java: Tradition and Change) 5.Welly Harto dan Soeharti Tahun 2002 (Ruwatan Massal di Tengah Budaya Kota)

Menggunakan pendekatan kualitatif. TEKNIK PENGUMPULAN DATA : Observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data diolah secara triangulasi, mulai klasifikasi, reduksi sampai analisis (Rohendi R, 1994) TEKNIK ANALISIS DATA: Verstehen Interpretasi Hermeneutika  menangkap makna esensia Heuristika  temuan baru Kaelan (2005) METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI: 1.Imam Bernadib (1997): filsafat  memahami; memperoleh pandangan; memberi penerangan. 2.Franz Magnis-Suseno, Etika  usaha manusia memakai akal budi & daya fikir untuk memecahkan masalah, menjadi baik. 2.Damardjati Supadjar, (Ruwatan): a) agar selamat manusia harus hati-hati dan berlaku baik. b) makna penuh simbol perlu dilihat pesan tersembunyi. 3.Haryanto (1992): mitos  simbol, wêwayaing ngaurip, kêlir; blèncong; gêdêbog; kêpyak; gunungan. 4.Suwandi Endraswara (2003: Rajah Kalacakra: orang yg mengetahui perputaran waktu, mempertimbangkan empan papan dalm bertindak, udêng= iket= mudhêng. 5.Amir Hasyim: ajaran dan nilai etis itu memenuhi persyaratan, yaitu secara objektif dan kritis dapat dipakai oleh bangsa indonesia dari zaman ke zaman

BAB II Objek Formal sebagai Pisau analisis: A.Etika Moral B.Etika Jawa C.Etika Wayang D.Etika Ruwatan

BAB III 1.Bentuk Upacara Ruwatan - Ruwatan Bumi - Ruwatan Harta - Ruwatan Desa- Ruwatan Sukêrta - Ruwatan Gèmbèl 2.Dekripsi Upacara Ruwatan Sukêrta a) Ruwatan Massal * dhalang ruwat * paranormal b) Perorangan (dhalang ruwat) c) Perlengkapan upacara (sêsaji)

BAB IV Relevansi Ruwatan Sukêrta Melalui Pertunjukan Wayang Lakon Murwakala bagi Pendidikan Budi Pekerti Masyarakat A.Nilai-Nilai Ruwatan Sukêrta dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa 1. Nilai Sosial 2. Nilai Ekonomi 3. Nilai Spiritual 4. Nilai Religius-Magis 5. Nilai Etika Moral B.Relevansi Ruwatan Sukêrta Lakon Murwakala bagi Pendidikan Budi Pekerti

C. Penggambaran nafsu yg dicontohkan para tokoh ceritera D.Nilai etis dalam lakon murwakala 1) Unggah-ungguh, tatakrama 2) Bawalêksana, menepati janji 3) Kejujuran, kewaspadaan 4) Sêtiti 5) Tidak nggugu karsaning priyangga 6)Kepedulian Alam dan Lingkungan 7) Sangkan Paraning Dumadi

BAB V A. Simpulan –Filsafat, cara berfikir kritis, logis, bijaksana, sistematis, untuk memenuhi kebaikan. –Ruwatan bentuk massal/perorangan –Ditemukan ajaran-ajaran tentang kebaikan –Nilai etis pada pelaksanaan upacara (ketaatan, sopan santun anak pd orang tua, membangun sugesti). –Relev: selama budaya masih eksis, maka budi pekerti tetap menjadi tuntutan. B. Saran –Bentuk ruwatan dikaji secara filsafat. –Disosialisasikan budi pekeri melalui sekolah-sekolah. –Merealisasikan temuan Pengembangan Model Reintalling Continous Maintenance (PMRCM)