Kerajaan Mataram Islam Rizka Dwi Anissatunisa │ Sheila Kusuma Wardhani │ Tiara Puspa Asriningrum │ Tsuraya Hanifah Atika│ Wida Sekar Ening XI SCIENCE 5
Awal Mula Kerajaan Mataram Islam Lahirnya Mataram Islam berkaitan dengan perkembangan kerajaan Pajang. Sebelum menjadi raja Pajang dengan gelar Sutan Hadiwijaya ( ), Joko Tingkir atau Mas Karebet harus berperang melawan Adipati Jipang yang bernama Arya Penangsang. Joko Tingkir dapat mengalahkan Arya Penangsang berkat bantuan Danang Sataujaya. Namun, kemenangan itu terjadi karena strategi bagus yang diberikan oleh ayah Danang Sataujaya (yaitu Ki Ageng Pemanahan) dan tokoh lainnya yang bernama Penjawi. Oleh karena itu, Sutan Hadiwijaya memberi hadiah tanah Mentaok (sekitar Kota Gede Yogyakarta) kepada Ki Ageng Pemanahan. Kemudian, Ki Ageng Pemanahan membangun Mentaok menjadi sebuah Kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Pajang. Danang Sataujaya (putra Ki Ageng Pemanahan) menjadikan Kadipaten yang dibangun ayahnya itu menjadi sebuah kerajaan baru yang bernama Mataram Islam. Saat itu, setelah Sutan Hadiwijaya wafat, Pajang merosot. Danang menjadi raja pertama Mataram dengan gelar Panembahan Senopati ( ). Selama masa kepemimpinanya, semua daerah di Jawa bagian tengah dan timur (kecuali Blambangan) berhasil ia taklukkan.
Raja-Raja yang Berkuasa di Kerajaan Mataram Islam 1.Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan ) 2.Sutawijaya ( Danang sutawijaya ) 3.Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram ) 4.Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( Raden Mas Jatmika ) 5.Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung) 6.Amangkurat II (Raden Mas Rahmat ) 7.Amangkurat III (Raden Mas Sutikna )
Luas Wilayah Kerajaan Mataram Islam
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Islam Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo ( ). Daerah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat. Pada waktu itu, Batavia dikuasai VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie ) Belanda.Kekuatan militer Mataram sangat besar. Sultan Agung yang sangat anti kolonialisme itu menyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali (1628 dan 1629). Menurut Moejanto sepertiyang dikutip oleh Purwadi (2007), Sultan Agung memakai konsep politik keagungbinataran yang berarti bahwa kerajaan Mataram harus berupa ketunggalan, utuh, bulat, tidak tersaingi,dan tidak terbagi-bagi.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Sultan Agung meninggal pada tahun Ia diganti oleh putranya yang bergelar Amangkurat I. Pemerintahan Amangkurat I diwarnai dengan banyak pembunuhan/kekejaman. Pada tahun 1674 terjadi Perang Trunajaya. Ibukota Mataram jatuh dan Amangkurat I melarikan diri untuk mencari bantuan VOC. Akan tetapi sampai di Tegalarum, Amangkurat I jatuh sakit dan akhirnya wafat. Sultan Agung meninggal pada tahun Ia diganti oleh putranya yang bergelar Amangkurat I. Pemerintahan Amangkurat I diwarnai dengan banyak pembunuhan/kekejaman. Pada tahun 1674 terjadi Perang Trunajaya. Ibukota Mataram jatuh dan Amangkurat I melarikan diri untuk mencari bantuan VOC. Akan tetapi sampai di Tegalarum, Amangkurat I jatuh sakit dan akhirnya wafat.
Ia digantikan oleh Amangkurat II yang sangat tunduk kepada VOC. Pada akhirnya Trunajaya berhasil dibunuh oleh Amangkurat II dengan bantuan VOC. Karena tuntutan VOC kepadanya untuk membayar ganti rugi biaya dalam perang Trunajaya, Mataram lantas mengalami kesulitan keuangan. Dalam kesulitan itu ia berusaha ingkar kepada VOC. Hubungan Amangkurat II dengan VOC menjadi tegang dan semakin memuncak setelah Amangkurat II mangkat dan digantikan Amangkurat III yang juga menentang VOC. Ia digantikan oleh Amangkurat II yang sangat tunduk kepada VOC. Pada akhirnya Trunajaya berhasil dibunuh oleh Amangkurat II dengan bantuan VOC. Karena tuntutan VOC kepadanya untuk membayar ganti rugi biaya dalam perang Trunajaya, Mataram lantas mengalami kesulitan keuangan. Dalam kesulitan itu ia berusaha ingkar kepada VOC. Hubungan Amangkurat II dengan VOC menjadi tegang dan semakin memuncak setelah Amangkurat II mangkat dan digantikan Amangkurat III yang juga menentang VOC.
Pihak VOC tidak setuju dengan penobatannya. Pihak VOC lantas mengakui Paku Buwana I sebagai raja Mataram. Hal ini menyebabkan terjadinya Perang Perebutan Mahkota I. Akhirnya Amangkurat III menyerah dan ia dibuang ke Sailan oleh VOC. Paku Buwana I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV, dalam pemerintahannya dipenuhi dengan pemberontakan dan terjadilah Perang Perebutan Mahkota II. VOC berpihak pada Amangkurat IV sehingga para pemberontak berhasil ditaklukkan dan dibuang ke Sri Langka dan Afrika Selatan. Pihak VOC tidak setuju dengan penobatannya. Pihak VOC lantas mengakui Paku Buwana I sebagai raja Mataram. Hal ini menyebabkan terjadinya Perang Perebutan Mahkota I. Akhirnya Amangkurat III menyerah dan ia dibuang ke Sailan oleh VOC. Paku Buwana I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV, dalam pemerintahannya dipenuhi dengan pemberontakan dan terjadilah Perang Perebutan Mahkota II. VOC berpihak pada Amangkurat IV sehingga para pemberontak berhasil ditaklukkan dan dibuang ke Sri Langka dan Afrika Selatan.
Amangkurat IV meninggal diganti oleh Paku Buwana II. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan China terhadap VOC. Paku Buwana II memihak China. Namun VOC berhasil menaklukan pemberontak China. Hal ini membuat Paku Buwana II merasa ketakutan dan berganti berpihak kepada VOC. Hal ini menyebabkan timbulnya pemberontakan China menggempur kraton, hingga Paku Buwana II melarikan diri ke Panaraga. Dengan bantuan VOC kraton dapat direbut kembali tetapi kraton telah porak poranda.
Hubungan manis Paku Buwana II dengan VOC menyebabkan rasa tidak suka golongan bangsawan. Terjadilah pemberontakan terhadap raja. Paku Buwana II menugaskan adiknya, untuk mengenyahkan kaum pemberontak dengan janji akan memberikan hadiah. Tetapi Paku Buwana II mengingkari janjinya,sehingga Mangkubumi melakukan pemberontakan bersama Raden Mas Said. Mulailah terjadi Perang Perebutan Mahkota III. Paku Buwana tak mampu menghadapinya akhirnya ia jatuh sakit dan wafat. Namun menurut pengakuan Hogendorf, Wakil VOC Paku Buwana II menyerahkan tahtanya kepada VOC. Sejak saat itulah VOC merasa berdaulat atas Mataram. Atas inisiatif VOC, putra mahkota dinobatkan menjadi Paku Buwana III. Hubungan manis Paku Buwana II dengan VOC menyebabkan rasa tidak suka golongan bangsawan. Terjadilah pemberontakan terhadap raja. Paku Buwana II menugaskan adiknya, untuk mengenyahkan kaum pemberontak dengan janji akan memberikan hadiah. Tetapi Paku Buwana II mengingkari janjinya,sehingga Mangkubumi melakukan pemberontakan bersama Raden Mas Said. Mulailah terjadi Perang Perebutan Mahkota III. Paku Buwana tak mampu menghadapinya akhirnya ia jatuh sakit dan wafat. Namun menurut pengakuan Hogendorf, Wakil VOC Paku Buwana II menyerahkan tahtanya kepada VOC. Sejak saat itulah VOC merasa berdaulat atas Mataram. Atas inisiatif VOC, putra mahkota dinobatkan menjadi Paku Buwana III.
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasulnanan Surakarta. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti. Berakhirlah era Mataram sebagai satu kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasulnanan Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram.
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
I. Sumber- Sumber Berita: 1.Babad Tanah Djawi 2.Babad Meinsma 3.Serat Kandha 4.Serat Centini 5.Serat Cabolek 6.Serat Dharma Wirayat (yang sangat populer sebagai karya Sri Paku Alam III.) 7.Serat Nitipraja 8.Babad Sangkala 9.Babad Sankalaniang Momana 10.Sadjarah Dalem
II. Seni dan Tradisi 1.Sastra Ghending karya Sultan Agung 2.Tahun Saka Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan 3.Kerajinan Perak Perak Kotagede sangat terkenal hingga ke mancanegara, kerajinan ini warisan dari orang-orang Kalang.
4.Kalang Obong Upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara ini seperti Ngaben di Bali, tetapi upacara Kalang Obong ini bukan mayatnya yg dibakar melainkan pakaian dan barang-barang peninggalannya 5.Kue Kipo Makanan tradisional ini sangat khas dan hanya ada di Kotagede, terbuat dari kelapa, tepung, dan gula merah.
6.Pertapaan Kembang Lampir Kembang Lampir merupakan petilasan Ki Ageng Pemanahan yang terletak di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini merupakan pertapaan Ki Ageng Pemanahan ketika mencari wahyu karaton Mataram.
III. Bangunan- Bangunan, Benda Pusaka, dan Lainnya: 1.Segara Wana dan Syuh Brata Adalah meriam- meriam yang sangat indah yang diberikan oleh J.P. Coen (pihak Belanda) atas perjanjiannya dengan Sultan Agung. Sekarang meriam itu diletakkan di depan keraton Surakarta dan merupakan meriam yang paling indah di nusantara.
2.Puing - puing / candi- candi Siwa dan Budha di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan. 3.Batu Datar di Lipura yang tidak jauh di barat daya Yogyakarta 4.Baju “keramat” Kiai Gundil atau Kiai Antakusuma 5.Masjid Agung Negara Masjid Agung dibangun oleh PB III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768.
6.Masjid Jami Pakuncen Masjid Jami Pekuncen yang berdiri di Tegal Arum, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah bangunan peninggalan Islam yang dibuat Sunan Amangkurat I sebagai salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam kala itu. 7.Gerbang Makam Kota Gede Gerbang ini adalah perpaduan unsur bangunan Hindu dan Islam.
8. Masjid Makam Kota Gede Sebagai kerajaan Islam, Mataram memiliki banyak peninggalan masjid kuno, inilah masjid di komplek makam Kotagede yang bangunannya bercorak Jawa. 9. Bangsal Duda 10. Rumah Kalang 11. Makam Raja- Raja Mataram di Imogiri
Thank you
Pertanyaan Nurotuz (20) : jelaskan perjanjian salatiga? Nikma F. (18) : Siapakah sebenaranya trunojoyo itu? Siapa ‘putra mahkota’? Badrit (08) : isinya perjanjian gianti? Fadhilah : ceritanya Paku Buwana II? Nikmatul : hubungannnya Paku Buwana dan Amangkurat? Kenapa VOC lebih memilih Paku Buwana?
Pertanyaan Asrining : Tujuan upacara kalang obong? Kenapa kok niru ngaben? Afsana : Petilasan itu apa? Hanifah : kenapa kok Mangkubumi sama raden Mas Said memberontak? Galang : Maksud dari Sastra Gending?