Gangguan Pencernaan Atas

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI Drg .Ika Agustien
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin :Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin : 1.Ketidak mampuan u/ mempertahankan posisi yang sesuai.. A. Merujuk.
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Palatum Kelompok : Devi Yunita Astuti Melda Kartika Ilham Rezki
Biology Presentation Kanker Mulut.
ORAL HIGIENE OLEH I GD SATRIA ASTAWA, S.Kep.
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
PERAWATAN LANSIA DENGAN GASTRITIS (MAAG)
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Sri Dewi Sulastri (RKM )
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
ASKEP URTICARIA Luky dwiantoro.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
ASKEP PADA KEGANASAN SISTEM PERNAFASAN
MASTITIS.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan
SUCI FITRIA III B.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
DIABETES MELLITUS.
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Prinsip perawatan pasien medik
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
INFEKSI ODONTOGEN Theodora, drg., Sp. Ort..
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
MERILIZA WATI S NIM: TINGKAT III B.
TEXSI MARINI WAHDALENA
Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis.
5.
Pendahuluan Karies gigi adalah kasus infeksi yang paling umum dan salah satu masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia saat ini oleh WHO. langkah prevensi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Sindrom Guillain–Barré
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
ASUHAN KEBIDANAN IV TENTANG MASTITIS
Pengertian Tindakan keperawatan adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan.
Luka dan Perawatan luka
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKOLIOSIS
Kelompok 3 PARU - PARU.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
PELATIHAN KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Karsinoma Gaster.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
Disusun oleh: NOPIA NUR HAYATI
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
ASKEP EFUSI PLEURA By. Nurul Laili, S Kep. Ns.
CLEFT PALATE AND/OR LIP
ASKEP COLITIS ULSERATIF
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
TUGAS MATA KULIAH DASAR BIOMEDIK 2 DOSEN PENGAMPU : DR.HANDY EKA BAYU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KAMPUS SINTANG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH:
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
PKMRS. RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
ABSES GIGI.
Leukemia Meiloid Akut (LMA) PROFESI NERS PSIK FK KEDOKTERAN UNHAS.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
PEMBIMBING : Zaenal Arifin, S.Kep.Ns, M.Kes
Transcript presentasi:

Gangguan Pencernaan Atas Irma Nur Amalia, M.Kep

Klasifikasi Mulut : Kelainan Kongenital, Palatoskizis Gigi dan Gusi : Caries Dentis , Ginggivitis Mukosa Mulut : Stomatitis

Klasifikasi Kelenjar Saliva : Parotitis Faring : Ca Faring, Faringitis Esofagus : Esofagitis, Atresia Esofagus

1. ABNORMALITAS GIGI Plak dan Karies Gigi Abses Dentoalveola/Abses Periapikal Maloklusi Reposisi dan Rekonstruksi Rahang

Copyright © Elsevier Ltd 2005. All rights reserved. Figure 12.15 The roof of the mouth and the permanent teeth – viewed from below. Copyright © Elsevier Ltd 2005. All rights reserved.

Melarutkan email gigi) Plak Dan Karies Gigi Proses erosif Kerusakan gigi (Kerja bakteri pada Karbohidrat yang Difermentasi Menghasilkan asam2 Melarutkan email gigi) Plak gigi  zat perekat

Abses Dentoalveolar atau Abses Periapikal Lebih umum dikenal dengan abses gigi pengumpulan pus di dalam periosteum gigi apikal (membran fibrosa yg menyokong struktur gigi) dan jaringan sekitar apeks gigi Akut skunder terhada pulpitis supuratif. Kronis  proses infeksi progresif lambat abses gigi tersembunyi (granuloma periapikal) diameter 1 cm insisi Intervensi perdarahan setelah pengobatan, penggunaan cairan salin hangat atau pencuci mulut, antibiotik, analgetik, diit cair sesuai toleransi

Maloklusi Ketidak sejajaran gigi atas dan arkus gigi bawah bila rahang di tutup Pengobatan dimulai bila pasien telah menanggalkan gigi utama terakhir dan gigi pengganti terakhir telah tumbuh (usia 12 atau 13 tahun), bila diketahui dini  5 tahun Intervensi penggunaan kawat atau pita (brace) dan oral hygiene

Reposisi dan Rekonstruksi Rahang Fraktur mandibula tanpa perubahan posisi rekonstruksi rahang pencegahan sindrom rahang pendek atau panjang Fraktur mandibula tertutup fiksasi maksilaris internal kesulitan mempertahankan nutrisi adekuat, hygiene oral, atrotipi otot mastikasi, dan disfungsi sendi temporomandibular Intervensi pencegahan aspirasi, suctioning, oral hygiene, diit cair

2. ABNORMALITAS KELENJAR SALIVA Kelenjar saliva  kelenjar parotis (setiap sisi wajah di bawah telinga), submaksilaris dan sublingualis (pada dasar mulut), dan kelenjar bukal (dibawah bibir) Produksi 1200 ml/hari Fungsi pelumas, pelindung antibakterial, dan pencernaan

Parotitis Infeksi kelenjar saliva virus (pediatrik) Lansia,sakit akut, dan lemah (penurunan saliva dehidrasi umum atau obat-obatan)  parotitis Organisme pengganggu staphylokokus aureus Tanda & Gejala  demam, nyeri tekan, nyeri telinga, pembengkakan meningkat dengan cepat Intervensi keperawatan masukan nutrisi yang adekuat, masukan cairan, oral hygiene, hentikan obat2an yang menurunkan saliva, AB & analgesik, insisi & drainase, pemeriksaan gigi preopeatif

Sialadentis Inflamasi kelenjar saliva dehidrasi, terapi radiasi, stres, malnutrisi, kalkuli kelenjar saliva, hygiene oral yang tidak tepat Infeksi staphilokokus aureus, streptokokus viridan atu pneumokokus Gejala nyeri, bengkak dan rabas purulen Penatalaksanaan  AB (akut), masase, hidrasi, dan kortikosteroid. Kronis dg nyeri tidak terkontrol  mengalirkan kelenjar atau mengeksisi kelenjar dan duktusnya.

3. ABNORMALITAS RONGGA MULUT

PENGKAJIAN Riwayat Menentukan kebutuhan pembelajaran dan mengidentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medis Frekwensi kunjungan ke dokter gigi Kesadaran adanya lesi/area iritasi pada mulut, lidah atau tenggorokan Penggunaan gigi palsu Riwayat baru sakit tenggorokan atau sputum berdarah Ketidaknyamanan disebabkan oleh makanan tertentu Penggunaan alkohol atau tembakau

PEMERIKSAAN FISIK (INSPEKSI DAN PALPASI) Bibir Inspeksi (kelembaban, hidrasi, warna, tekstur, simestrisitas, dan adanya ulserasi atau fisura) Gusi Inspeksi (inflamasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan warna; bau nafas; palatum keras warna dan bentuk

Next.. Lidah Spatel lidah  menekan lidah (visualisasi adekuat faring). Spatel lidah ditekan dengan kuat diantara titik tengah lidahmenghindari respon gag & meminimalkan keengganan dilakukan pemeriksaan) Pasien mendongak kebelakang, membuka mulut lebar , mengambil nafas dalam, dan mengatakan “AH”  mendatarkan lidah posterior; tampilan penuh dari pilar anterior dan posterior, tonsil, uvula, dan faring posterior terlihat diinspeksi terhadap warna, simetrisitas, eksudat, ulserasi, atau pembesaran normalnya uvula & palatum lunak naik secara simetris ketika inspirasi dalam atau “AH)

Next.. Dorsal Lidah Tekstur, warna dan lesi; Papila tipis, lapisan putih & besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah adalah normal; Pasien menjulurkan lidah & menggerakan secara lateral (memperkirakan ukuran lidah serta kesimetrisannya & kekuatannya); Ventral Lidah dan Dasar Mulut (menyentuh atap mulut dengan ujung lidah) lesi pada mukosa /adanya abnormalitas yang melibatkan frenulum atau vena supervisial pada permukaan bawah lidah terlihat (area umum kanker oral plak putih atau merah, ulkus keras/kutil)

DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan membran mukosa oral b.d kondisi patologis, infeksi, trauma kimia/mekanis Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna nutrien adekuat akibat kondisi oral atau gigi Gangguan citra tubuh b.d perubahan fisik pada penampilan akibat kondisi penyakit atau pengobatannya Takut terhadap nyeri & isolasi sosial b.d penyakit atau perubahan pada penampilan fisik Nyeri b.d lesi oral atau pengobatan Kerusakan komunikasi verbal b.d pengobatan Risiko terhadap infeksi b.d penyakit atau pengbatan Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan

INTERVENSI KEPERAWATAN Peningkatan perawatan mulut Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat Mendukung citra diri positif Meminimalkan ketidaknyamanan dan nyeri Meningkatkan komunikasi efektif Meningkatkan kontrol infeksi Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan rumah

EVALUASI KEPERAWATAN Membran mukosa Oral utuh Mencapai dan mempertahankan BB yang diinginkan Mempunyai citra diri positif Mendapatkan tingkat kenyamanan yang dapat diterima Mengalami penurunan rasa takut yang berhubungan dengan nyeri, isolasi dan ketidakmampuan mengatasi Bebas dari infeksi Mendapatkan informasi tentang proses penyakit dan program pengobatan

KEGANASAN MULUT

Insiden  4% dari kasus kanker secara keseluruhan 2 X lebih sering terjadi pada laki-laki Menyerang usia 40-60 tahun Paling sering pada bibir, lidah inferior dan dasar mulut

Etiologi Idiopatik Faktor Predisposisi - Merokok - Minum-minuman keras/ beralkohol - Sinar matahari - Penyakit spilis (virus) - Kombinasi berbagai faktor yang menimbulkan kerusakan pada sistem imun

Klasifikasi TK 1 lesi< 2 cm, tidak berpermentasi ke kekelenjar limpa TK 2 lesi 2-4 cm, tidak berpermentasi ke kekelenjar limpa Tk 3 lesi > 4 cm, mungkin teraba benjolan pada kelenjar limpa TK 4 tumor sudah berinspasif dan mungkin sudah ada metastase ke hati ata paru-paru

Tanda & Gejala Bibir fisura atau ulkus dan tidak terasa sakit Anterior lidah dan dasar mulut ada ulkus dan daging yang tumbuh

Pencegahan Hindari kontak yang berlebihan dengan matahari Kurangi merokok atau mengunyah tembakau Pertahankan oral hygiene dan perawatan gigi yang baik Segera konsultasi ke dokter bila terdapat lesi mulut yang tidak sembuh dalam waktu 2-3 minggu

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MULUT

PENGKAJIAN Pola makan - Perubahan kemampuan penyesuaian makanan (makanan padat) - Kemampuan menelan - Aspirasi/tersedak/makanan masuk ke hidung Komunikasi verbal (kesulitan ringan kehilangan kemampuan bicara Kondisi mulut (keutuhan selaput mukosa) Penampilan wajah (tergantung luasnya lapisan yang hilang/rusak)

Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri, body image b.d kelainan pada wajah dan bau mulut Gangguan komunikasi verbal b.d reseksi lapisan oral Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) b.d kesulitan mengunyah, kesulitan menelan, anoreksia Perubahan rasa nyaman b.d dampak radiasi, penurunan saliva pada mulut dan kekeringan pada mulut

Perencanaan Hasil yang diharapkan: Luka iritasi sembuh tanpa infeksi Dapat makan sendiri melalui cara yang sesuai: diit lunak, cairan seimbang Dapat bekomunikasi dan beraktifitas dengan berbagai cara (melibatkan orang lain)

Implementasi Perawatan Pre Operasi Perjelas tentang perubahan yang diharapkan setelah pembedahan Jelaskan tindakan-tindakan yang akan dilakukan setelah pembedahan (ex. Suctioning, pemasangan NGT) Memberikan keleluasaan mengungkapkan perasaan mengenai perubahan body image

Perawatan Post Operasi Pengawasan - Kaji pergerakan wajah dari adanya kerusakan syaraf wajah - Kejadi keadaan dan karekteristik drainage (jumlah cairan dan kemungkinan perdarahan)

2. Pertahankan air way yang adekuat Posisi tidur miring pada awal perawatan Posisi fowler bila telah siap Lakukan suction Sebuah sumbu dapat digunakan untuk mengalirkan saliva ke dalam bengkok Pertahankan kelancaran drainage

3. Tingkatkan oral hygiene & Rasa Nyaman Bersihkan mulut dengan kapas yang dilembabkan dengan garam hydrogen peroksida Irigasi mulut - Gunakan alat steril - Gunakan larutan air steril, hdrogen peroksida yang telah diencerkan, NaCl atau sodium bikarbonat - Lindungi balutan agar tidak basah - Berikan analgeik yang sesuai

4. Meningkatkan nutrisi Makan melalui selang pada permulaan Pemberian cairan secara oral Makan-makanan yang halus Jika mungkin dorang pasien untuk makan sendiri Ajarkan membilas mulut dengan air putih sehabis makan Hindari penggunaan garpu Hindari makan komersil dalam jangka panjang Hindari makanan yang sangat panas

5. Intervensi komunikasi Kurangi pertanyaan yang membutuhkan jawaban verbal Bila kemampuan bicara telah kembali minta berbicara perlahan-lahan Dengarkan baik-baik & validasi komunikasi sebelum memulai tindakan yang diminta Bicara dengan suara lembut dan jelas Bila perlu rujuk ke speech therapy Berikan dorongan untuk sosialisasi dengan orang lain

Perawatan Paska Radiasi Efek samping - Mukositis - Kekeringan - Kerusakan gigi - Kekakuan otot rahang - Pengelupasan jaringan yang dapat menimbulkan bau

Hal-Hal yang perlu diperhatikan Melakukan oral hygiene yang baik Bila memakai gigi palsu lakukan pemeriksaan gigi palsu dan pada malam hari harus dilepas Bila tidak ada kontraindikasi beri intake cairan 2500cc/hari (BBx40 cc) Anjurkan mengunyah permen karet untuk merangsang saliva Hindari makanan yang angat panas/dingin, makanan kering dan merokok (menurunkan iritasi pada selaput mukosa yang sensitif)