Yuliarni Syafrita Bag. Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Regensi Melati Mas Blok B 14 Serpong Utara - Tangsel
Advertisements

PENGATURAN FUNGSI GINJAL DAN MIKSI
BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN.
Kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron)
ILMU PENYAKIT DALAM I GANGGUAN DIURESIS, ELEKTROLIT, ASAM & BASA Dr. H
SUSUNAN SARAF SENSORIK
NEUROFISIOLOGI SISTEM NEUROMUSKULAR (SARAF MOTORIK)
CHARLES A SIMANJUNTAK dr, SpOT(K), MPd
SISTEM PENCERNAAN Dr. MIFTAH AZRIN, Sp.KO.
Mikturisi dan Gangguannya
Sistem Motorik Irfan.
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM KENDALI
INERVASI SENSORIK Dr. Mona Amelia, MBiomed.
BASIC ANATOMY & PHYSIOLOGY OF CENTRAL NERVOUS SYSTEM
Bookreview 2 poliklinik (Adams and Victor’s Principles of Neurology
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
“Sistem Sensorik” SENSASI & NYERI.
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
ANATOMI - FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN Nita Sri Wahyuningsih.
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
genitourinary trauma/nsu3062/rsetyowati
NEUROGENIC BLADDER & BOWEL
Fisiologi dan Patofisiologi Proses Berkemih
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
Management Inkontinensia Urine
Ns. SATRIA GOBEL, SKp, M.Kep, Sp Kom
Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns
SISTEM KOORDINASI BAB IX SISTEM ENDOKRIN SISTEM SYARAF
TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
KONSEP GANGGUAN ELIMINASI URINE
Yuliarni Syafrita Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
SISTEM SARAF.
ANATOMI SISTEM SARAF BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng
Zela novriani b.
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN RAHMADIA B.
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
TIM HISTOLOGI FKP 2016 JARINGAN SARAF.
SISTEM KOORDINASI DAN INDRA

Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
ELIMINASI URINE (BAK).
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
Cindya.
Konsep Kebutuhan Eliminasi
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
SISTEM SYARAF.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
NEUROLOGI BY : VIOLITA MAGDALENA NANGOY.
Yuliarni Syafrita Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
Fudjiwati Ichsani, SKM. SSTFT.
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
SUSUNAN NEURO MUSKULER
Kortikospinal dan Kortikobulbar
THE MOTOR SYSTEM, FLACIDITY, SPASTICITY
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
Otot lurik (rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter) Fungsi : menggerakkan rangka tubuh manusia atau hewan, sehingga kita bergerak.
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
Kelompok 2 Afrah Hafizah ( ) Nurdina Putri ( ) Shafira Melsonia ( ) Suci rizki Auliya Rahmadhana ( ) Weni Afriyani ( ) Yani.
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
1 JARINGAN SARAF Kelompok 4 Ines Gusti Pebri Gressha Vionalle Ademi Hidayati Hariska Andriani Fitria Sasmita Yezi Gita Rahayu Lisa Sya’baniar Rahma Erlis.
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Transcript presentasi:

Yuliarni Syafrita Bag. Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil NEUROGENIC BLADDER Yuliarni Syafrita Bag. Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil

Definisi : Gangguan fungsi bladder yang disebabkan oleh berbagai macam gangguan saraf. Fungsi normal : Menyimpan dan mengeluarkan urine secara teratur yang di kontrol oleh sistem saraf sentral dan perifer Pengosongan urine secara essential adalah reflek spinal yang dimodulasi oleh sistem saraf pusat (otak dan MS), untuk mengkoordinasikan fungsi bladder dan uretra

Neuroanatomi Fungsi ini dikoordinasi oleh SS Pusatdan SS Perifer : Lobus Frontal : Pusat kontrol miksi Aktivitas : mengirim sinyal inhibisi ke M Destrusor, untuk mencegah kontraksi bladder Pons : pontine micturition center (PMC) , mengkoordinasikan agar relaksasi sphincter uretra terjadi bersamaan dengan kontraksi M Detrusor, sehingga terjadi pengosongan bladder.

Medula spinalis : menyalurkan impuls dari pusat miksi di sakral ke batang otak dan selanjutnya ke lob frontal. Nerus Perifer terdiri dari saraf otonom ; (simpatis dan parasimpatis) serta saraf somatis

Fungsi Kandung Kencing: Penyimpanan Urine - Supresi tonus M Detrusor - Kontraksi otot polos sphincter dan trigon  Saraf Simpatis T11 – L1 - Kontraksi secara volunter otot sphincter  Somatic S2,3,4 2. Pengosongan urine - Eksitasi dan kontraksi M Detrusor  Cholinergic parasimpati S2,3,4 - Relaksasi leher bladder dan Trigone  Inhibisi aktivitas simpatis

Penyimpanan Normal 500 cc Muncul sensasi distensi Mampu untuk menahan Mampu untuk memulai dan mempertahankan kontraksi bladder untuk mengosongkan isinya Secara sadar dapat memulai atau menghambat pengosongan urine.

Fisiologi Berkemih Pusat Reflek miksi – MS segmen S2-4 Pusat Miksi – pons Kortek motorik dan sensorik – lobus frontal Koordinasi destrusor dan sphincter striated – cerebellum dan basal ganglia Affection influence – sistem limbic

Diagram reflex Mikturasi

Figure 1 Schematic diagram of afferent pathways from the bladder [3]. Hussain M et al. Journal of Clinical Urology 2012;5:192-203 Copyright © by British Association of Urological Surgeons

Figure 2 Schematic diagram of efferent pathways to the bladder. Schematic diagram of efferent pathways to the bladder. Signals to void are sent from PMC to inhibit somatic activity via Onuf's nucleus to relax the urethral musculature. There is also release of the inhibition on the parasympathetic motor nuclei to initiate detrusor contraction [3]. Hussain M et al. Journal of Clinical Urology 2012;5:192-203 Copyright © by British Association of Urological Surgeons

Klasifikasi Neurogenic Bladder Lesi serebral : Uninhibited Bladder - detrusor areflexia; detrusor hyperreflexia dengan pengaturan oleh sphincter eksterna Lesi spinal suprasacral– Reflek Bladder - autonomic dysreflexia (lesion above T6); detrusor hyperreflexia dengan dissinergi sphincter eksterna

Lesi Spinal Inkontinensia Bladder mengosongkan isinya dengan cepat dan sering Sphincter uretra eksterna mengalami kontraksi secara paradox Adanya dissinergi antara M. Detrusor dan sphincter : - Sphincter dan bladder keduanya sama2 spastik pada saat bersamaan - Meskipun bladder berusaha mengeluarkan urine, namun sphincter externa kontraksi kuat, mencegah urine jangan keluar.

Lesi Spinalis sacral – Otonomic Bladder – areflek detrusor dengan non-relaksasi uretra; atonic urethra Lesi Perifer: Atoni Bladder – areflek detrusor dengan gangguan koordinasi sphincter uretra

ETIOLOGY Disebabkan oleh lesi diatas pusat miksi di sacral. Ada 2 tipe neurogenic bladder 1. Spastic Disebabkan oleh lesi diatas pusat miksi di sacral. Hilangnya sensasi untuk mengosongkan kandung kemih dan kehilangan kontrol motorik Bladder bisa atropi, sehingga kapasitas bladder berkurang

Kerusakan diatas Pusat Miksi Sacral Menurunnya kapasitas bladder Kontraksi detrusor secara involunter Tekanan intra vesikal tinggi Bladder hipertropi Spastik otot pelvic

Spastic Bladder Munculan Klinis : Sering berkemih secara involunter Kapasitas kecil < 300 cc Sejumlah kecil Disertai oleh spasme ekstremitas bawah Sensasi bladder hilang Pengosongan kemih bisa dicetuskan oleh rangsangan kulit pada perineum atau genitalia Mudah UTI

Kerusakan dibawah Pusat Miksi Sacral Kapasitas urine di vesika bertambah Tekanannya rendah Tidak ada kontraksi volunter Menurunnya tonus sphincter eksterna Pengeluaran kemih bisa dilakukan dengan memberi tekanan pada bagian bawah abdomen

Flaksid Bladder Inkontinensia overflow Tonus sphincter menurun Sensasi (ingin berkemih) tak ada Tanda LMN pada ekstremitas bawah

Lesi lower motor neuron Bladder terus diisi dan membesar (ektens) 2. Flaksid Lesi lower motor neuron Bladder terus diisi dan membesar (ektens) Urine terkumpul dan bisa tejadi pengosongan tapi tidak komplit (overflow) Menyebabkan banyaknya residu urine  potensi untuk infeksi.

Evaluasi Neurogenic Bladder Anamnesa - Ada tidaknya rasa ingin berkemih - Frekwensi dan volume urine saat berkemih - Seberapa besar adanya kontrol berkemih secara volunter - Apakah ada demam atau hematuria - Apakah ada tanda tanda keterlibatan ekstremitas bawah (UMN atau LMN)

Penanganan Mengerti dulu masalahnya : - Kegagalan dalam penyimpanan atau - Kegagalan dalam pengosongan - atau keduanya Ada tidaknya masalah penyerta - Infeksi - Obtruksi dan dilatasi ginjal - Pembentukan batu - Renal Failure

Flaksid Bladder Obat-obat parasimpatomimetic – Urotone Lakukan pengosongan urine secara berkala Kateterisasi intermiten Cegah resiko obstruksi uretra sept prostat

Spastic Bladder Farmakoterapi : - Anticholinergic : Tropan (oxybutynine) Roliten (teltoredine) Probanthin Pengeluaran Urine terus menerus Sphinctertomy Rhizotomy (S3-4)

Table 1 Causes of neurogenic bladder dysfunction [8]. Hussain M et al. Journal of Clinical Urology 2012;5:192-203 Copyright © by British Association of Urological Surgeons

TERIMA KASIH