METODOLOGI PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN Penelitian itu sendiri bertujuan untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru atau menerapkan teknologi untuk memecahkan suatu masalah Penelitian itu sendiri terjadi karena adanya dorongan rasa ingin tahu mengenai sesuatu hal yang sedang terjadi dilingkungan sekitar. Seseorang melakukan penelitian untuk mencari jawaban dari permasalahan yang sedang terjadi
KEGUNAAN PENELITIAN MEMAHAMI MASALAH Peneliti memperjelas suatu masalah/informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu MEMECAHKAN MASALAH Peneliti meminimalkan/menghilangkan masalah MENGANTISIPASI MASALAH Peneliti mengupayakan agar masalah tidak terjadi
Penelitian yang baik Masalah harus didefinisikan dengan jelas dan tajam dan tidak ambigu Prosedur penelitian yang dipakai harus diuraikan secara rinci agar memungkinkan peneliti lain mengulangi penelitian tersebut Desain prosedur dari penelitian harus direncanakan dengan seksama untuk memberi hasil yang seobyektif mungkin Melaporkan hasil penelitian sejujurnya Analisis data memadai dan metode analisis harus cocok Kesimpulan ditunjang hasil penelitian Keyakinan hasil penelitian akan lebih besar jika peneliti berpengalaman, mempunyai nama baik, dan mempunyai integritas
Tahapan penelitian 1. Identifikasi masalah 2. Perumusan masalah 3. Penelusuran pustaka 4. Rancangan penelitian 5. Pengumpulan data 6. Pengolahan data 7. Penyimpulan hasil
Produk penelitian Produk atau inovasi baru yang dapat langsung dipakai oleh industri (bukan hanya sebatas prototipe) Paten Publikasi di jurnal internasional
Berpikir ilmiah Proses berpikir yang terjadi pada saat menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar biasanya disebut dengan penalaran atau (reasoning). Struktur penalaran itu sendiri terdiri atas masukan (input), proses (process) dan keluaran (output). Penalaran sangat penting peranannya bagi peneliti dalam melakukan suatu penelitian. Pada umumnya terdapat dua macam bentuk penelitian yaitu penelitian dengan cara deskriptif dan juga penelitian dengan cara kausal.
Berpikir ilmiah Penelitian deskriptif termasuk dalam riset yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu karakter atau fungsi dari sesuatu hal. Contoh riset deskriptif adalah seperti bagaimana persepsi konsumen terhadap kepuasan penggunaan teknologi baru. Penelitian kausal bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari suatu hal
Berpikir ilmiah Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data / fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta / data yang akan dinalar itu boleh benar dan juga tidak. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.
Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah penalaran yang berdasarkan pada pengetahuan sebelumnya yang bersifat umum serta menyimpulkan pengetahuan baru yang bersifat khusus.
Contoh penalaran deduktif Premis 1 = Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan. (U) Premis 2 = Manusia adalah makhluk hidup. (U) Simpulan = Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (K)
Deduktif ----Silogisme (A) Premis mayor = Semua manusia akan mati. (B) Premis minor = Si A adalah manusia. (C) Simpulan = Si A akan mati. Secara singkat silogisme dapat dituliskan: Jika A=B dan B=C maka A=C
Deduktif ---------Entimem Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaran. Contoh : PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa PK : Saya ingin sukses K : Saya harus belajar dan berdoa Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A
Ciri-ciri logika deduktif Analitis: kesimpulan ditarik hanya dengan menganalisa proposisi-proposisi atau premis-premis yang sudah ada. Tautologis: kesimpulan yang ditarik sesungguhnya secara tersirat sudah terkandung dalam premis-premisnya. A priori: kesimpulan ditarik tanpa pengamatan inderawi atau obeservasi empiris. Argumen deduktif selalu dapat dinilai sahih atau tidaknya.
Penalaran Induktif Penalaran induktif berasal dari pengetahuan sebelumnya mengenai sejumlah kasus sejenis, bersifat khusus, individual dan konkrit. Logika induktif berasal dari pengetahuan baru yang disimpulkan dari pengetahuan yang sebelumnya. Pengetahuan baru tersebut bersifat umum. Pada prinsipnya berpikir induktif alur pikirnya dimulai dari hal yang spesifik (khusus) ke arah yang lebih umum.
Contoh Penalaran Induktif Premis: 1. Apel 1 keras, warnanya hijau, dan rasanya masam 2. Apel 2 keras, warnanya hijau, dan rasanya masam 3. Apel 3 keras, warnanya hijau, dan rasanya masam Kesimpulan: Jadi semua apel keras, warnanya hijau, dan rasanya masam
Tipe berpikir induktif (types of inductive argument): A strong inductive argument: suatu argumen dimana premis-premisnya memberikan bukti yang kuat untuk mendukung kesimpulan. A weak inductive argument: suatu argumen dimana premis-premisnya tidak memberikan bukti yang kuat untuk mendukung kesimpulan. A good inductive argument: suatu induktif argumen yang kuat dengan premis premis yang benar.
Ciri-ciri penalaran induktif Sintetis: kesimpulan ditarik dengan jalan mensintesakan kasus-kasus yang digunakan dalam premis-premis. General: kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak. A posteriori: kasus-kasus yang dijadikan landasan argumen merupakan hasil pengamatan inderawi. Kesimpulan tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak (ada aspek probabilitas).
Metode Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan. Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik
Metodologi Merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu komputer/sistem informasi/teknologi informasi merupakan “langkah-langkah/tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses/sasaran penelitian
Metodologi Metodologi terdiri dari fase-fase dan subfase yang akan membimbing peneliti memilih metode, teknik, prosedur apa yang tepat dan tools apa yang akan digunakan sehingga setiap tahapan penelitian dilakukan dengan tepat. Metodologi juga membantu peneliti untuk merencanakan, me-manage/mengolah, mengontrol, dan mengevalusi setiap kemajuan. Metodologi dapat dikontrol dengan gantt chart. Pengumpulan data yang dikontrol dengan gantt chart, dengan tiga prosedur pengumpulan data seperti metode survei, observasi, dan wawancara dengan menggunakan tools berupa type recorder atau berupa model sistem dengan menggunakan visio
Metoda Penelitian Metoda Penelitian adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah = didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional = Penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal shg terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris = cara yang digunakan dapat diamati dengan indera manusia. Sistematis = proses penelitian menggunakan langkah2 tertentu yang bersifat logis.
Penekanan metodologi Suatu metodologi berbeda satu sama lain karena adanya penekanan yang berbeda-beda,misalnya : Penekanan terhadap dimensi manusianya Penekanan terhadap pendekatan keilmiahannya Penekanan terhadap pendekatan yang prakmatis Penekanan terhadap pendekatan yang otomatis
Berbagai kriteria yang dapat digunakan untuk kesuksesan suatu Sistem Informasi: Penggunaan komputer yang dominan Dokumentasi yang baik Harganya yang paling murah Waktu implementasi yang singkat Yang mudah beradaptasi Penggunaan teknik dan tools yang baik Disukai oleh pengguna
Metodologi pengembangan SI Ada banyak metodologi pengembangan SI. Metodologi tersebut ada yang mirip satu sama lain, dan ada yang sangat spesifik terhadap suatu organisasi. Berikut adalah beberapa komponen dari metodologi Bagaimana suatu project dipecah kedalam beberapa tahapan ? Apa yang dikerjakan pada setiap tahapan ? Apa keluaran yang dihasilkan ? Kapan setiap tahapan tersebut dikerjakan ? Apa batasan yang diterapkan ? Siapa yang terlibat ? Bagaimana project tersebut dikelola dan di kontrol ? Alat pendukung apa yang digunakan ?
Proses penelitian
Manfaat Penggunaan Metodologi Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih comfortable, dan lebih responsible. Metodologi membuat kita lebih knowladgetable (berpengetahuan) dan lebih berguna dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan. Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi gambaran berupa saran, ide maupun masukan-masukan yang bisa di-elaborate
Identifikasi Masalah Dan Hipotesis Identifikasi Dan Perumusan Masalah Pencarian masalah yang akan dikaji dapat bersumber dari : Bacaan, Pengamatan terhadap fakta dilapangan, Berdasarkan pengalaman pribadi, Hasil pertemuan pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi dan lokakarya. Dalam pencarian topik permasalahan ini perlu adanya pemahaman terhadap objek yang ingin diteliti baik melalui fenomena-fenomena yang ada, teori, hipotesis maupun eksperimen
Perumusan masalah
Cara untuk merumuskan masalah Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan (research question) yang berfokus pada dependent variable atau pada apa yang akan diteliti. Rumusan hendaknya jelas dan padat Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah Rumusan masalah dasar dalam membuat hipotesa
Permasalahan yang baik memiliki tiga ciri utama, yaitu: Mempunyai nilai penelitian, dalam arti bahwa permasalahan tersebut masih bersifat asli/original, menyatakan suatau hubungan dengan bidang lain, serta dapat diuji kebenarannya). Fisible, artinya permasalah tersebut dapat dipecahkan, tersedianya data dan metode untuk memecahkan masalah, tersedianya biaya, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang wajar). Sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya bahwa permasalahan yang diangkat menarik minat bagi si peneliti, serta sesuai dengan kualifikasi yang ada.
Sumber masalah Penelitian Observasi Diskusi-diskusi Ahli riset Bibliographi
Langkah-langkah Perumusan Masalah Langkah 1 : Tentukan fokus penelitian Langkah 2: Cari berbagai kemungkinan dari berbagai faktor yang ada kaitannya dengan fokus penelitian tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus. Langkah 3: Diantara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian faktor mana yang paling menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan faktor apa saja yang akan dipilih. Langkah 4: Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.
Contoh perumusan masalah Penggunaan teknologi informasi dalam suatu perusahaan, tidak selamanya secara otomatis meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah manajemen TI. Berbagai teknik dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajemen TI, diantaranya penggunaan.Balance Scorecard, COBIT, dan IT-IL. Teknik-teknik tersebut dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisa leselarasan, strategi bisnis perusahaan dan mengukur kinerja manajemen TI perusahaan. Dengan melakukan analisa dan pengukuran manajemen TI perusahaan maka peran dan fungsi teknologi informasi sebagai enabler dapat diwujudkan pada seluruh komponen perusahaan. Penelitian ini, memberikan penjelasan tentang bagaimana menganalisa manajemen TI perusahaan serta mengukur manajemen Tinya berdasarkan balance scorecard dan pendekatan best practice yang ada.
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban teoritis (jawaban sementara) terhadap rumusan masalah penelitian dan belum merupakan jawaban empirik dengan dukungan data-data.
Manfaat hipotesis Untuk mejelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian Untuk mejelaskan variabel-variabel yang akan diuji kebenarannya Untuk membantu dalam memilih metode analisa data Sebagai pedoman dalam menarik sebuah kesimpulan
Masalah -Perumusan masalah Perumusan massalah penelitian Tidak ada sistem informasi…………. Bagaimana merancang sistem informasi Sistem informasi yang ada tidak efisien Bagaimana merancang sistem informasi yang efisien Semangat kerja programer rendah Variabel apa saja yang dapat meningkatkan semangat kerja programer
Perumusan masalah –Tujuan Penelitian Perumusan massalah penelitian Tujuan penelitian Bagaimana merancang sistem informasi Untuk merancang sistem informasi Bagaimana merancang sistem informasi yang efisien Untuk merancang sistem informasi yang efisien Variabel apa saja yang dapat meningkatkan semangat kerja programer Untuk mengetahui variabel apa saja yang dapat meningkatkan semangat kerja programer
Manfaat penelitian Manfaat praktis Manfaat teoritis Hasil penelitian berupa aplikasi yang dapat digunakan sistem informasi….. Melengkapi hasil penelitian sebelumnya tentang sistem informasi, dengan menawarkan kelebihan pada ……..
Perumusan –Tujuan - Kesimpulan Perumusan Masalah 1. Apakah product quality, service quality, emotional faktor dan price mempunyai pengaruh terhadap customer satisfaction pada supermarket di Purwokerto? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh product quality, service quality, emotional faktor dan price terhadap customer satisfaction pada supermarket di Purwokerto. Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh product quality, service quality, emotional faktor dan price terhadap customer satisfaction pada supermarket di Purwokerto.
Kerangka pemikiran Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.
Langkah penyusunan kerangka berpikir Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.
Langkah penyusunan kerangka berpikir Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
Contoh Kerangka Pemikiran Pendidikan Tinggi Pendidikan Rendah Karyawan Pemeliharaan Kepuasan Komitmen
Contoh Kerangka Pemikiran Informasi Keuangan Neraca Laporan Arus Kas Laporan Laba Rugi Return Size Laba Kotor Operasi Investasi Pendanaan
KERANGKA PEMIKIRAN Supermarket Faktor kepuasan konsumen Product quality Service quality Emotional factor Price Cost of acquiring Overall Customer Satisfaction Customer Satisfaction Bencmarking