GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN HIPERTIROIDISME DENGAN PENYAKIT GRAVES KELOMPOK 5 IRMA TAZKIYYA NURJANNATUN NAIM RAHMAWATI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 4
Pendahuluan Kelenjar thyroid merupakan organ berbentuk kupu-kupu terletak pada leher bagian bawah disebelah anterior trakea. Panjang ± 5 cm serta lebar 3 cm dan berat 30 gram Aliran darah tinggi (5 ml/menit/gram thyroid) = tingkat aktifitas metabolik yang sangat tinggi Menghasilkan 2 jenis hormon yang berbeda: tiroksin (T4), serta Triidotironin (T3). 1````````````````` FV
Mikroskopis Kel. Thyroid Terdiri dari atas banyak folikel berbentuk bundar dengan diameter antara 50-500 miumeter. Folikel ini berkelompok-kelompok sebanyak kira-kira 40 buah. Setiap folikel berisi cairan yang pekat, koloid, sebagian besar terdiri dari protein, khususnya glikoprotein triglobulin.
Pengaturan Kel. Tyhroid Hipotalamus Thyrotropin-Releasing Hormone kelenjar hipofisa Thyroid Stimulating Hormone kelenjar tiroid hormon tiroid dalam darah berupa T4 (tiroksin) dan T3 (triodotironin). (Cooper, 2005).
Pengaturan Kel. Tyhroid Dalam keadaan normal, kadar hormon tiroid, seperti tiroksin (T-4) dan tri-iodo-tironin (T-3) berada dalam keseimbangan dengan thyrotropin stimulating hormone (TSH). Artinya, bila T-3 dan T-4 rendah, maka produksi TSH akan meningkat dan sebaliknya ketika kadar hormon tiroid tinggi, maka produksi TSH akan menurun
Yodium : unsur esensial bagi thyroid untuk sintesis hormon thyroid Yodium dikonsumsi dari makanan dan diserap kedalam darah didalam traktus gastroinstetinal Pelepasan TSH ditentukan oleh kadar hormon thyroid dalam darah = pengendalian umpan balik (feedback control) Kalsitonin : hormon penting yang disekresikan oleh kelenjar thyroid. Sekresi kalsitonin tidak dikendalikan oleh TSH
Case Study History A 50 year-old present with enlargement of left anterior neck. He has noted increased appetite over past month with no weight gain, and more frequent bowel movement over the same period. Physical Examination He is 5’8” tall and weight 150 lb. The heart rate is 82 and blood pressure is 110/76. There is an ocular stare with a slight lid lag (exophtlamus). The tyroid gland is asymmetric to palpation, weighing an estimated 40 g (normal= 15-20 g). There is a 3x2,5 cm firm nodule in left lobe of the thyroid, tremor +
Data Kasus DO : Tn. X 50 thn TB :172,7 cm BB : 68 kg Nadi 82 x/ menit TD: 100/76 mmHg Eksopthalmus Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi, diperkirakan beratnya 40 gram (n:15-20 g) Terdapat nodul dilobus kiri thyroid 3x2,5 cm Tremor + Pembesaran leher kiri bagian depan
Cont… DS : klien mengeluh peningkatan selera makan disertai tidak ada penambahan BB klien mengeluh diare
Keyword mengeluh peningkatan selera makan disertai tidak ada penambahan BB klien mengeluh diare (peningkatan eliminasi bowel) oftalmopati (eksoftalmus/ mata menonjol) Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi, diperkirakan beratnya 40 gram (N:15-20 g) (pembesaran kelenjar tiroid/struma difus)
Pengertian Istilah hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan Tirotoksikosis : berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormone tiroid yang berlebihan Hipertiroidisme : tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid itu sendiri sehingga menyebabkan kadar hormon tiroid didalam darah berlebihan
Etiologi Biasa penyakit graves nodul tiroid toksik Tiroiditis Tidak biasa hipertiroidisme neonatal hipertiroidisme faktisius sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitaria yodium eksogen
Jarang metastasis kanker tiroid koriokarsinoma dan mola hidatidosa struma ovaril karsinoma testicular embrional polyostotic fibrous dysplasia
Hipertiroidisme dengan Penyakit Graves Suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh produksi autoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Autoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (Thyroid-Stimulating Immunoglobulin) sehingga meningkatkan pembentukan hormon tiroid,
Etiologi Peny. Graves Penderita : limfosit T mengalami perangsangan terhadap antigen yang berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya akan merangsang limfosit B untuk mensintesis antibodi terhadap antigen tersebut. Antibodi yang disintesis akan bereaksi dengan reseptor TSH didalam membran sel tiroid sehingga akan merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid.
Etiologi Peny. Graves Adanya autoantibodi kerja mirip TSH (reseptor TSH) di membran sel folikel tiroid. Autoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (Thyroid-Stimulating Immunoglobulin), thyroid peroksidase antibodies (TPO), dan TSH receptor antibodies (TRAb) yang menyebabkan perangsangan produksi hormon tiroid secara terus menerus, sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi.
Patoflow Hipotalamus Thyrotropin-Releasing Hormone kelenjar hipofisa Thyroid Stimulating Hormone - Adanya autoantibodi reseptor pada sel folikel kel. tiroid hormon tiroid dalam darah meningkat Kadar TSH rendah v
Hormone tiroid (T3 dan T4) dalam darah meningkat Sitokin yang terbentuk dari limfosit Hormone tiroid (T3 dan T4) dalam darah meningkat Proses glikogenesis meningkat Metabolisme tubuh meningkat inflamasi fibroblast dan miositis orbita, menyebabkan pembengkakan otot-otot, proptosis dan diplopia. . Aktivitas GI meningkat Pembakaran lemak meningkat Produksi kalor meningkat Nafsu makan meningkat Peningkatan suhu tubuh Suplai nutrisi tidak adekuat Perubahan pola nutrisi Gangguan rasa nyaman panas Penurunan berat badan
Tanda & Gejala Dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal. Ciri-ciri Tiroidal : goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme : mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardi, diare serta atrofi otot.
Cont.... Manifestasi ekstratiroidal : oftalmopati (mata melotot, fissura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah. Gambaran klinik klasik dari penyakit graves antara lain adalah tri tunggal: hipertitoidisme, goiter difus dan eksoftalmus
Pemeriksaan Lab
Diagnosa Banding Sindrom “ familial dysalbuminemic hyperthyroxinemia “ dapat ditemukan protein yang menyerupai albumin (albumin-like protein) didalam serum yang dapat berikatan dengan T4 tetapi tidak dengan T3. Keadaan ini akan menyebabkan peningkatan kadar T4 serum dan FT4I, tetapi free T4, T3 dan TSH normal. Apathetic hyperthyroidism Thyrotoxic periodic paralysis
Komplikasi Krisis tiroid (Thyroid storm) merupakan eksaserbasi akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat sehingga dapat mengancam kehidupan penderita. Demam tinggi, flushing dan hiperhidrosis. Takhikardi hebat , atrial fibrilasi sampai payah jantung. agitasi, gelisah, delirium sampai koma. Gejala-gejala saluran cerna berupa mual, muntah,diare dan ikterus.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan hipertiroidisme secara farmakologi menggunakan tiga kelompok yaitu: - obat antitiroid - pembedahan - yodium radioaktif yang merusak sel-sel kelenjar tiroid.
Obat antitiroid Bekerja dengan cara menghambat pengikatan (inkorporasi) yodium pada TBG (thyroxine binding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (Thyreoid Stimulating Hormone) sehingga mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi hormon tiroid.
Pembedahan Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan struma yang besar.
Terapi Yodium Radioaktif Pengobatan dengan yodium radioaktif akan mengablasi kelenjar tiroid melalui efek ionisasi partikel beta dengan penetrasi kurang dari 2 mm, menimbulkan iradiasi local pada sel-sel folikel tiroid tanpa efek yang berarti pada jaringan lain disekitarnya.
ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1. Aktivitas atau istirahat 2. Sirkulasi 3. Eliminasi 4. integritas 5. Makanan/ cairan 6. Neurosensori 7. nyeri/ keamanan 8. Pernafasan 9. Keamanan 10. seksualitas
Data etilogi masalah Data objektif Tn. X 50 thn TB :172,7 cm BB : 68 kg TD: 100/76 mmHg Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi, diperkirakan beratnya 40 gram (n:15-20 g) Terdapat nodul dilobus kiri thyroid 3x2,5 cm Tremor + Pembesaran leher kiri bagian depan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan dan aktivitas gastroinstestinal yang bertambah) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan. Data subjektif klien mengeluh peningkatan selera makan disertai tidak ada penambahan BB klien mengeluh diare Data objektif Tn. X 50 thn TB :172,7 cm BB : 68 kg Nadi 82 x/ menit TD: 100/76 mmHg Eksopthalmus Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi, diperkirakan beratnya 40 gram (n:15-20 g) Terdapat nodul dilobus kiri thyroid 3x2,5 cm Tremor + Pembesaran leher kiri bagian depan Perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan.
Data subjektif Klien mengeluh melihat dengan ganda
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan dan aktivitas gastroinstestinal yang bertambah) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
Con’t... Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
Con’t.... Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Diagnosa Prioritas Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan dan aktivitas gastroinstestinal yang bertambah) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
Diagnosa 1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan dan aktivitas gastroinstestinal yang bertambah) Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil Kriteria Hasil: Nafsu makan baik. Berat badan normal Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervesi Rasional Auskultasi bising usus Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari Bising usus hiperaktif mencerminkan peningkatan motilitas lambung yang menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi. Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
Intervensi Rasional Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus dan cairan yang menyebabkan diare. Dorong pasien untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin dan mencatat asupan diet pasien. Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi nutrisi yang diperlukan Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
Intervensi Rasional Berikan makanan yang gizinya baik dan seimbang dengan porsi kecil beberapa kali sehari yang bahkan dapat mencapai 6 x sehari. Untuk memnuhi selera makan pasien yan meningkat dan status gizi pasien
Kolaborasi Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin Berikan obat sesuai indikasi: Menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang paling sesuai. Agar terhindar dari komplikasi. ( krisis tiroid)
Diagnosa 2 Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus. Tujuan Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus Kriteria Hasil Membran mukosa mata lembab Terbebas dari ulkus Komplikasi dapat dicegah
Intervensi Rasional Observasi adanya edema periorbital Evaluasi ketajaman mata Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
Intervensi Rasional Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap Bagian kepala tempat tidur ditinggikan Instrusikan agar pasien melatih otot mata ekstra okular jika memungkinkan Melindungi kerusakan kornea. Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi Memperbaiki sirkulasi dan mempertahankan gerakan mata.
Intervensi Rasional Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang perubahan gambaran atau bentuk ukuran tubuh untuk meningkatkan gambaran diri Anjurkan pasien untuk menggunakan penutup mata Bola mata yang agak menonjol menyebabkan seseorang tidak menarik Untuk perawatan dan perlindungan mata dari pajanan lingkungan luar
Intervensi Rasional Catat adanya anoreksia, mual dan muntah Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin