Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit dr. Ita MS
Definisi Kebutuhan fisiologis yg digunakan: utk alat transportasi nutrien, elektrolit & sisa metabolisme Sbg komponen pembentuk sel, plasma, darah & komponen tubuh yg lain Sebagai pengatur suhu tubuh & seluler
Sistem organ yg berperan Ginjal Kulit Paru Gastrointestinal Sistem endokrin: ADH (anti diuretik hormon) Aldosteron Prostaglandin glukokortikoid
Ginjal Peran cukup besar dlm pengaturan kebutuhan cairan & elektrolit Fungsi: Pengaturan air Pengaturan konsentrasi garam dlm darah Keseimbangan asam basa Ekskresi bahan buangan/kelebihan garam
Kulit (1) Terkait dg proses pengaturan panas Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yg disarafi oleh vasomotorik (kemampuan mengendalikan arteriol kulit dg cara vasokonstriksi & vasodilatasi)
Kulit (2) Cara pelepasan panas: Penguapan: jmlh keringat tgtg banyaknya darah yg mengalir melalui pembuluh darah dlm kulit Pemancaran (radiasi): panas dilepaskan ke udara sekitar Konduksi: panas dialirkan ke benda yg disentuh Konveksi: mengalirkan udara yg telah panas dg permukaan yg lebih dingin
Paru Peran dlm pengeluaran cairan dg menghasilkan insensible water loss + 400 ml/hari Pengeluaran cairan terkait dg respon akibat perubahan kemampuan bernapas
Gastrointestinal Organ saluran cerna memiliki peran dlm proses penyerapan & pengeluaran air Cairan yg hilang sekitar 100-200 ml/hari
ADH Hormon yg memiliki peran dlm peningkatan reabsorbsi air utk mengendalikan keseimbangan air Dibentuk di hipotalamus yg terletak di hipofisis posterior
Aldosteron Fungsi: Sbg absorbsi natrium yg disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal
Prostaglandin Fungsi: Pengaturan sirkulasi ginjal melalui pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, & mobilitas pencernaan
Glukokortikoid Fungsi: Mengatur dlm meningkatkan reabsorbsi natrium & air shg volume darah meningkat & terjadi retensi natrium
Mekanisme perpindahan cairan Difusi Osmosis Transpor aktif
Difusi Bercampurnya molekul dlm cairan, gas atau zat padat dengan bebas & acak Difusi dpt terjadi bila 2 zat bercampur dlm sel membran Di dlm tubuh terjadi melalui membran kapiler yg permeabel Kecepatan difusi bervariasi tergantung pd ukuran molekul, konsentrasi cairan & suhu cairan
Osmosis Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semi permeabel Terjadi perpindahan dr larutan kurang pekat ke larutan dg konsentrasi lebih pekat Penting dlm pengaturan keseimbangan cairan di dalam & di luar sel
Transpor Aktif Proses perpindahan cairan menggunakan energi atau bantuan Penting utk mempertahankan natrium dlm cairan di dlm maupun di luar sel
Faktor yg memengaruhi Usia Suhu Diet/nutrisi Stres Berkaitan dg luas permukaan tubuh, aktivitas organ, serta jumlah kebutuhan metabolisme Suhu Diet/nutrisi Bila kurang gizi, maka akan memecah cadangan makanan shg terjadi pergerakan cairan dr dlm ke luar sel Stres Peningkatan produksi ADH krn stres dpt meningkatkan metabolisme
Kebutuhan air berdasarkan umur & berat badan (ml/kg berat badan) Hasil perhitungan total (ml) 3 hari 80-180 250-300 1 tahun 120-135 1150-3000 2 tahun 115-125 1350-1500 4 tahun 100-110 1600-1800 10 tahun 70-85 2000-2500 14 tahun 50-60 2200-2700 18 tahun 40-50 dewasa 20-30 2400-2600
Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (1) Hipovolemia/dehidrasi: Jenis dehidrasi: Dehidrasi isotonik: kehilangan cairan = kehilangan elektrolit Dehidrasi hipertonik: kehilangan air > elektrolit Dehidrasi hipotonik: kehilangan elektrolit > air
Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (2) Derajat dehidrasi: Berat: kehilangan cairan 4-6 liter, serum natrium 159-166 mEq/l, hipotensi, turgor kulit buruk, oliguria, nadi & pernapasan meningkat Sedang: Kehilangan cairan 2-4 liter / 5-10% BB, serumnatrium 152-158 mEq/l, mata cekung Ringan: Kehilangan cairan 5% berat badan / 1,5-2 liter
Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (3) Hipervolume/overhidrasi: peningkatan volume darah & edema Hiponatremia Kurang natrium dlm plasma darah Pd pasien kelebihan cairan, ditandai rasa haus berlebih, cemas, kejang perut, denyut nadi cepat, hipotensi, membran mukosa kering, kdr natrium < 135mEq/l
Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (4) Hipernatremia Kdr natrium plasma tinggi, ditandai: mukosa kering, rasa haus, turgor kulit buruk & permukaan kulit bengkak, kulit kemerahan, lidah kering, kejang, suhu meningkat, kdr natrium >145 mEq/l Hipokalemia Kurang kalium dlm darah, ditandai: denyut nadi lemah, tekanan darah menurun, tdk nafsu makan & muntah, perut kembung, otot lemah, aritmia, penurunan bising usus, kdr kalium plasma < 3,5 mEq/l
Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (5) Hiperkalemia Kdr kalium dlm darah tinggi, ditandai: mual, hiperaktivitas saluran cerna, aritmia, lemah, urin sedikit, cemas, kdr kalium > 5mEq/l Hipokalsemia Kurang kalsium dlm plasma, ditandai: kram otot & perut, kejang, bingung, kdr kalsium < 4,3 mEq/l Hiperkalsemia Kdr kalsium berlebih dlm darah, ditandai: nyeri tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual, kdr kalsium >4,3 mEq/l
Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (6) Hipomagnesia Kurang kdr magnesium dlm darah, ditandai: iritabilitas, tremor, kram, takikardi, hipertensi, kejang, kdr magnesium < 1,3 mEq/l Hipermagnesia Kdr magnesium berlebih dlm darah, ditandai: gangguan napas, koma, kdr magnesium >2,5 mEq/l
Keterampilan dasar Pemberian cairan melalui infus Memasukkan cairan melalui intravena dg bantuan infus set Tujuan utk memenuhi kebutuhan cairan & elektrolit sbg tindakan pengobatan & pemberian nutrisi parenteral
Pemberian cairan melalui infus Persiapan alat/bahan Standar infus Infus set Cairan sesuai kebutuhan pasien Jarum infus sesuai dg ukuran Pengalas Torniket/karet pembendung Kapas alkohol Plester Gunting Kasa steril Betadin Sarung tangan
Prosedur pelaksanaan (1) Cuci tangan Jelaskan prosedur yg dilakukan Hubungkan cairan & infus set dg menusukkan ke dlm botol infus (cairan) Isi cairan ke dalam infus set dg menekan bagian ruang tetesan hingga ruang tetesan terisi sebagian & buka penutup hingga selang terisi & udara selang keluar Letakkan pengalas di bawah vena
Prosedur pelaksanaan (2) Lakukan pembendungan dg torniket/ karet pembendung 10-12 cm di atas tempat penusukan & anjurkan pasien utk menggenggam Gunakan sarung tangan steril Desinfeksi daerah yg akan ditusuk dg kapas alkohol Lakukan penusukan pada vena dg posisi jarum mengarah ke atas
Prosedur pelaksanaan (3) Cek keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah, maka tarik keluar bagian dalam jarum sambil meneruskan tusukan ke vena Setelah jarum infus bagian dalam dikeluarkan, tahan bagian atas vena menggunakan penekanan jari agar darah tidak keluar, & hubungkan bagian infus dg selang infus
Prosedur pelaksanaan (4) Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dg kebutuhan Lakukan fiksasi dg kassa steril Lepaskan sarung tangan Cuci tangan Tulis tanggal, jam pelaksanaan infus pd plester, catat ukuran, tipe jarum, jenis cairan, letak infus & kecepatan aliran
Menghitung cairan infus (1) Berdasarkan luas permukaan tubuh = (ml/m2)/24 jam utk BB>10 kg Normal: (1500 ml/m2)/24 jam kebutuhan rumatan Berdasarkan kebutuhan kalori = 100-150 cc/100 kal
Menghitung cairan infus (1) Berdasarkan berat badan 100 ml/kg BB = 10 kg pertama 50 ml/kg BB = 10 kg kedua 20 ml/kg BB = berat > 20 kg Contoh: Anak dg BB 25 kg, kebutuhan cairannya: 100 ml/kg x 10 kg = 1000 cc (utk 10 kg I) 50 ml/kg x 10 kg = 500 cc (utk 10 kg II 20 ml/kg x 5 kg = 100 cc (utk 5 kg sisa) Total = 1600 cc/24 jam
Menghitung tetesan infus (1) Dewasa (makro dg 20 tetes/ml) Tetesan/menit = jumlah cairan yg masuk lamanya infus (jam) x 3 atau Tetesan/menit = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetesan lama infus (jam) x 60 menit
Menghitung tetesan infus (2) Anak Tetesan/menit: jumlah cairan yg masuk lamanya infus (jam)
Melaksanakan transfusi darah (1) Tindakan pada pasien yg membutuhkan darah dg cara memasukkan darah melalui vena dg menggunakan alat transfusi set Tujuan: memenuhi kebutuhan darah & memperbaiki perfusi jaringan
Melaksanakan Transfusi darah (2) Persiapan alat/bahan Standar infus Transfusi set NaCl 0,9% Darah sesuai kebutuhan pasien Jarum infus/abocath sesuai ukuran Pengalas Torniket/pembendung Kapas alkohol Plester Gunting Kassa steril Betadin Sarung tangan
Melaksanakan Transfusi darah (3) Cuci tangan Jelaskan prosedur yg akan dilakukan Gunakan selang infus yg mempunyai filter (selang Y atau tunggal) Lakukan pemasangan sesuai prosedur infus, terlebuh dahulu masukkan cairan NaCl 0,9% sebelum pemberian transfusi Periksa identifikasi kebenaran produk darah, kompabilitas dlm kantong darah, kesesuaian identifikasi pasien, periksa kadaluarsa & periksa adanya pembekuan
Pelaksanaan transfusi darah (4) Buka set pemberian darah, untuk slang Y atur ketiga klem, & utk slang tunggal klem pengatur pada posisi off
Pelaksanaan transfusi darah (5) Cara transfusi dg selang Y Lakukan penusukan pd botol berisi cairan NaCl 0,9% & isi selang dg NaCl 0,9% Buka klem pengatur pd selang Y& hubungkan ke kantong NaCl Tutup/klem pd selang yg tdk digunakan Tekan sisi bilik dg ibu jari & jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian) Buka klem pengatur bagian bawah & biarkan selang terisi NaCl Kantong darah perlahan dibalik-baluk 1-2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah & buka klem pd selang & filter isi darah
Pelaksanaan transfusi darah (6) Cara transfusi dg selang tunggal Lakukan penusukan pd kantong darah Tekan sisi bilik dg ibu jari & jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian Buka klem pengatur & biarkan selang infus terisi darah
Pelaksanaan transfusi darah (7) Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selam 15 menit pertama, & tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya Setelah dilakukan transfusi bersihkan selang dengan memasukkan cairan NaCl Cuci tangan Catat tipe, jumlah, komponen darah yg diberikan
TERIMA KASIH