PETA PEMBERITAAN KANDIDAT DALAM PILKADA JABAR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
AGUN GUNANDJAR SUDARSA Ketua Komisi II DPR RI. UU No. 32 Tentang Pemerintahan Daerah Akan direvisi dengan inisiatif/ diusulkan Pemerintah menjadi 3 RUU,
Advertisements

IMMC ? Indonesia Media Monitoring Centre (IMMC) adalah sebuah pusat kajian terhadap pola pemberitaan yang berkembang di berbagai media massa di Indonesia.
HASIL STUDI KUALITAS CALON LEGISLATIF DPR-RI PRO LINGKUNGAN HIDUP Walhi Institute and Eksekutif Nasional WALHI.
Civic Education Film Wakil Rakyat Fitrian Martha Ridha Ilmu Pemerintahan FISIPOL UMY Kelas D Fitrian Martha Ridha Ilmu Pemerintahan.
PENGAWASAN PEMILU & PERAN MAHASISWA
Hari Anti Tembakau se-Dunia 2012 Hasil Riset Media Isu Tembakau & Rokok di Indonesia
Materi kuliah Pemilu dan Perilaku Politik
Sri Budi Eko Wardani, M.Si
Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014.
KONFLIK-KONFLIK PILKADA YANG TERJADI SELAMA INI
Gender Working Group 14 – 15 Mei Latar Belakang GWG terbentuk berdasarkan SK Gubernur No. 470/009/2005 dalam menindak lanjuti situasi perempuan.
TANGGUNG JAWAB MAHASISWA DALAM MENCEGAH PERILAKU KORUPSI DI INDONESIA
Kesiapan KPU dalam Penyelenggaraan Pemilu 2014
NAMA : JEPRIS KANDO EKA ARDIYANTO NIM :
TENTANG FILM “WAKIL RAKYAT”
P ARTAI POLITIK AMERIKA SERIKAT Rachmalia Dewi Sukmawati Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012)
Mempersiapkan Kandidat Perempuan di Pemilu 2009
STRATEGI PENGAWASAN PEMILU
Kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres)
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM
SPLIT TICKET VOTING DAN STRAIGHT TICKET VOTING
SOSIALISASI KERJA TENGAH TAHUN Kementrian Koordinator Kebijakan Publik Senin, 29 Oktober 2012.
Rekayasa Sistem Pemilu untuk Penguatan Demokrasi Indonesia
PETA PEMBERITAAN KANDIDAT DAN SEBARAN ISU DALAM PEMILUKADA DKI 2012
PENANGANAN PELANGGARAN PADA TAHAPAN KAMPANYE PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI GRESIK TAHUN 2015 HARIYANTO. S.E.
Rasionalitas Dalam Pilkada
KETENTUAN TENTANG POLITIK UANG dalam UU No. 10 Tahun 2016
LAPORAN HASIL SURVEI DI PILKADA BANGKA BELITUNG 2017
Lanjut….
EKSPOSE HASIL SURVEI NASIONAL
Tata Cara Pencalonan pada Pemilu Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
KODIFIKASI PKPU TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNBUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA.
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD)
Media Monitoring Hari Anti Narkoba Se-Dunia 2012
Penguatan Posisi Tawar Rakyat dalam Pemilu
MEMPERKUAT KETERWAKILAN POLITIK PEREMPUAN
DINAMIKA PEMBERITAAN BURUH DI INDONESIA
PETA PEMBERITAAN KANDIDAT DAN SEBARAN ISU DALAM PEMILUKADA DKI 2012
Peran KPU Dalam Upaya Meningkatkan Keterwakilan Perempuan
Bagaimana cara membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
KEANGGOTAAN DAN BASIS DUKUNGAN PARTAI
Catatan Terhadap Hasil Survei Persepsi Publik Tentang RUU Pemilu
VS. VS Koalisi Indonesia Hebat Koalisi Merah Putih VS Koalisi Indonesia Hebat.
Komunikasi Politik “Tujuan Komunikasi Politik”
Seleksi Kepemimpinan Politik
Hasil Riset Media Hari Anti Tembakau se-Dunia 2012
Materi Ke-11: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / III
TERHADAP RENCANA PENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
PETA KEKUATAN KANDIDAT GUBERNUR JAKARTA
IMMC (Indonesia Media Monitoring Centre)
963 PELANGGARAN DALAM PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Peran perempuan dalam pengawasan partisipatif dalam rangka pilbup
PEMILU KEPALA DAERAH DAN UPAYA PENGUATAN DEMOKRASI
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
KPU Provinsi Jawa Tengah
Mahasiswa dan Pemilihan umum
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Oleh: Yesi Marince, S.IP., M.Si Sesi 4
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
DIVISI HUKUM DAN PENINDAKAN PELANGGARAN PEMILU BAWASLU PROVINSI JATENG
Pemilu di Indonesia Tahun 2004
NETRALITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM PEMILU DAN PEMILIHAN
Materi Ke-11: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / III
PENGAWASAN PARTISIPATIF
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
“Menuju Pemilu Serentak 2019 Di Jawa Tengah yang aman dan damai”
PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH
MAKALAH MENINGKATKAN PERANAN STAF SEKRETARIAT DEWAN
LAPORAN HASIL MEDIA MONITORING PILKADA DKI 11 JULI – 28 AGUSTUS
KAMPANYE PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Transcript presentasi:

PETA PEMBERITAAN KANDIDAT DALAM PILKADA JABAR MONITORING MEDIA PADA SEMBILAN MEDIA ONLINE PERIODE 10 NOVEMBER – 10 DESEMBER 2012

1# POPULARITAS KANDIDAT

Share Pasangan Kandidat Pemberitaan pasangan kandidat cagub Jabar paling tinggi adalah pasangan Aher-Deddy sebesar 30% disusul Rieke-Teten sebesar 24% dan yang terakhir pasangan Didik – Cecep sebanyak 7%.

Share Tiap Kandidat Pemberitaan kandidat cagub masih lebih dominan dibandingkan kandidat cawagub.

Coverage Dynamic Share pemberitaan kandidat mengalami peningkatan pada tanggal 17-30 November

Sumber Berita Kandidat masih menjadi sumber utama pemberitaan dibanding timses dan parpol.

Letak Pemberitaan Hampir seluruh kandidat Cagub kecuali Didik lebih banyak menjadi judul sebuah berita. Sedangkan Kandidat Cawagub banyak masuk dalam pemberitaan kandidat cagub.

Foto Kandidat Kandidat yang banyak muncul foto dalam pemberitaannya adalah Aher dan Rieke.

Share Kandidat By Media Aher dan Dede mendapat porsi pemberitaan terbesar dari Inilah Koran dan Pikiran Rakyat. Rieke mendapat porsi terbesar dari Tribu Jabar

TEMUAN 1 #POPULARITAS KANDIDAT Ada tiga pasangan kandidat yang cukup populer di media yaitu Aher-Deddy Mizwar, Rieke-Teten dan Dede Yusuf-Lex Laksamana. Ketiga pasangan ini memdapatkan porsi pemberitaan diatas 20 % dari seluruh total pemberitaan. Yang paling populer adalah pasangan Aher-Deddy yang mendapatkan 30%. Kedua pasangan ini memang mempunyai kekuatan yang saling melengkapi dari sisi kepopuleran.

Lanjutan....... Sebagai sumber berita, kandidat masih unggul dibanding tim sukses dan tokoh parpol. Hal ini berefek kepada penempatan kandidat pada berita yang ditempatkan sebagai sering dijadikanjudul berita. Diantara pasangan kandidat Cagub dan Cawagub, kandidat Cagub lebih sering menjadi sumber berita dibanding Cawagub. Demikian juga pada penempatan foto kandidat di dalam berita.

ANALISA 1 #POPULARITAS KANDIDAT Dilihat dari kuantitas pemberitaan, pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar mampu unggul dibandingkan dengan pasangan kandidat lainnya. Kedua pasangan ini memang mempunyai kekuatan yang saling melengkapi dari sisi kepopuleran. Aher yang berstatus sebagai kepala daerah didukung oleh ketenaran Deddy Mizwar. Meski demikian, Aher masih menjadi penyumbang pemberitaan terbanyak dari pasangan ini, terutama dari aspek kegiatan kegiatan pemerintahan yang dijalaninya. Banyaknya isu-isu yang berkembang di Jawa Barat mulai dari bencana alam, hingga kasus yang melibatkan pejabat daerah membuat Aher mendapat sorotan yang lebih. Sehingga kepopulerannya bukan karena kebijakan yang diambil tapi lebih pada klarifikasi dan penjelasan terhadap satu kejadian dan kasus tertentu. Untuk itu, Aher sering menjadi sumber berita dan judul pemberitaan. Sementar Deddy Mizwar lebih banyak diberitakan terkait aktivitas pencalonannya sebagai calon wakil Gubernur. Meskipun demikian dalam setiap pemberitaan Aher dan Deddy Mizwar kerap menjadi satu kesatuan dalam berita.

Lanjutan..... Pasangan Rieke-Teten berada pada posisi kedua yang banyak mendapat sorotan dari media di Jawa Barat. Yang menarik dari pasangan ini adalah keduanya menjadi daya tarik media, sehingga pemberitaan tidak saja disumbang oleh calon Gubernur tapi juga calon wakil gubernurnya. Jika pasangan yang lain, skala pemberitaan antara kandidat gubernur dan wakil gubernur terlihat sangat timpang, tapi pasangan ini mampu tampil secara berimbang. Kepopuleran Rieke sebagai anggota legislatif yang berlatarbelakang artis mampu diimbangi oleh Teten yang lahir dari kalangan penggiat LSM di Jakarta. Yang menarik keduanya tidak selalu tampil bersama dalam satu pemberitaan melainkan memiliki porsi pemberitaan sendiri-sendiri. Hal ini menunjukkan keduanya memang memiliki daya tarik tersendiri bagi media. Satu pasangan lainnya yang juga tampil secara berimbang adalah pasangan kandidat Dikdik-Cecep. Meski berada pada posisi buncit dalam kuantitas pemberitaan tapi pasangan ini mampu tampil secara bersama-sama. Hal ini memang disebabkan karena aktivitas kegiatan yang sering mereka lakukan secara bersama, sehingga pemberitaan mereka selalu bersama-sama.

Lanjutan.... Seperti halnya pasangan Aher-Deddy Mizwar, pasangan Dede Yusuf dan Lex juga mengalami hal yang sama dimana dalam porsi pemberitaan lebih banyak disumbang oleh Dede Yusuf yang menjabat sebagai Wakil Gubernur yang berlatang belakang artis. Tidak itu saja, Dede Yusuf juga banyak menjadi sumber berita. Sementara Lek Laksamana masih kurang populer di media sehingga tidak mendapatkan porsi pemberitaan yang banyak. Bahkan jika dilihat dari aspek sumber pemberitaan, berita terkait Lex Laksamana lebih banyak bersumber dari tim suksesnya. Satu pasangan lain yang juga tak jauh berbeda adalah pasangan Yance (Irianto Ms) dan Tatang. Keduanya memang berlatarbelakang Bupati di daerahnya masing-masing, namun dari sisi pemberitaan, Yance masih menjadi penyumbang terbesar porsi pemberitaan. Hal ini selain disebabkan posisinya sebagai calon Gubernur, Yance juga merupakan Ketua DPD Golkar Jawa Barat. Meski demikian keduanya masih bisa saling melengkapi seperti halnya pasangan Rieke-Teten, karena mampu tampil berimbang. Tatang meski relatif lebih sedikit porsi pemberitaanya, tapi dia selalu menjadi judul berita dan kerap menjadi sumber berita. Dalam perspektif analisis media, sumber pemberitaan merupakan salah satu bagian penting pembentuk paradigma politik yang terbentuk di publik.

2# TONE KANDIDAT

Tone Kandidat Secara umum tone pemberitaan kandidat bersifat netral.

Akademisi Quote Akademisi masih menilai negatif pencalonan artis sebagai cagub maupun cawagub karena dianggap belum layak.

Tokoh Agama/Mayarakat Quote Pasangan Yance –Tatang paling banyak mendapat pujian dari tokoh agama dan masyarakat

Masyarakat Quote Masyarakat banyak memberi pujian pada Dede Yusuf dan Aher.

TEMUAN 2 #TONE KANDIDAT Ada tiga pasangan yang mendapat tone negatif paling banyak yaitu Aher-Deddy Mizwar, Rieke-Teten dan Dede-Lex Laksamana. Tone negatif terutama disebabkan latar belakang kandidat sebagai publik figur/artis yang dianggap layak memimpin Jabar Tone negatif utama berasal dari kalangan akademisi Tokoh Agama dan tokoh masyarakat sangat mendukung pasangan Yance-Tatang

ANALISA 2 #TONE KANDIDAT Pemberitaan terhadap kandidat memang secara umum bersifat netral. Jika dilihat satu persatu, tone negatif yang diterima oleh beberapa kandidat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk kandidat yang saat ini menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur, tone negatif lebih disebabkan karena tidak maksimalnya capaian kinerja selama memangku jabatan. Sementara Rieke, Deddy Mizwar atau Dede Yusuf, latar belakang mereka sebagai publik figur dianggap tidak layak menjadi pemimpin di Jawa Barat. Penilaian negatif ini tidak saja datang dari masyarakat umum, tapi juga dari kalangan intelektual/akademisi.

Lanjutan...... Berbeda dengan ketiga pasangan di atas, Pasangan Yance-Tatang meski tidak mendapatkan porsi pemberitaan sebesar tiga pasangan sebelumnya, tapi umumnya bersifat netral dan positif. Hal ini menggambarkan penerimaan masyarakat terhadap mereka cukup besar meski bukan kandidat yang diunggulkan. Yance-Tatang terlihat banyak mendapatkan dukungan dari kalangan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

3# PERSON QUOTE

Institution Quote Kandidat masih menjadi pihak yang paling banyak diberitakan dibanding lembaga lain.

10 Besar Person Quote Non Kandidat Pulihono (Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar) adalah person yang paling sering menjadi sumber berita.

TEMUAN 3 #QUOTE PERSON Dibanding institusi lain, kandidat masih menjadi pihak/person yang banyak diberitakan. KPU dan Panwaslu terlihat belum terlalu optimal dalam menjalankan kinerja sebagai regulator dan pengawas.

ANALISA 3 #QUOTE PERSON Kandidat masih menjadi sentral pemberitaan setiap media. Pemberitaan tentang kandidat hampir meliputi segala aspek, mulai dari aktivitas, perilaku, dan pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh kandidat. Hal ini juga ditambah komentar-komentar berbagai kalangan terhadap para kandidat yang membuat kandidat semakin menjadi sentral utama pemberitaan. Pada sisi yang lain, baik KPU dan Panwaslu sebagai pelaksana dan pengawas belum memperlihatkan kinerja yang berarti terbukti dari minimnya pemberitaan media.

4# AKTIVITAS KANDIDAT

Kegiatan Kandidat Aktivitas yang dilakukan kandidat sudah pada tahap pencarian dukungan dan penguatan pencitraan.

Kapasitas Kegiatan Kandidat masih sering menggunakan posisi atau jabatannya dalam melakukan aktivitas, baik sebagai pemerintahan dan kader parpol

TEMUAN 4 #AKTIVITAS KANDIDAT Pasca pendaftaran, beberapa kandidat masih fokus memperkuat soliditas internal parpol, sementara kandidat lain sudah mulai melakukan upaya pencitraan dan pencarian dukungan dari kalangan non parpol. Dalam melakukan kegiatan, kandidat masih belum melepaskan jabatan yang diembannya, seperti pejabat pemerintahan.

ANALISA 4 #AKTIVITAS KANDIDAT Ada tiga kegiatan utama kandidat yang dilakukan pasca penetapan dan pendaftaran calon oleh Partai Politik pengusung, yaitu penguatan mesin partai, pencarian dukungan dari kalangan non parpol dan pencitraan kandidat. Penguatan mesin partai dapat dilakukan dengan melakukan konsolidasi internal partai, sementara dukungan dari non parpol dilakukan dengan mengunjungi komunitas-komunitas di Jawa Barat. Sedangkan pencitraan dilakukan dengan mengunjungi perkampungan, pasar dan sebagainya. Jika dilihat dari sisi kandidat, setidaknya ada tiga kandidat yang memiliki target kegiatan masing-masing. Yang pertama, Rieke Diah Pitaloka yang sangat berkonsentrasi pada aspek pencitraan dengan mengunjungi pasar, perkampungan dan pabrik. Jika dilihat secara seksama, apa yang dilakukan oleh Rieke sudah dilakukan oleh Jokowi sebelumnya di Jakarta. Bisa jadi, apa yang dilakukan Rieke merupakan “Jokowi Effect”. Dia ingin meniru apa yang dilakukan oleh Jokowi di Jakarta. Hal ini juga terlihat jelas dengan pemakaian pakaian Kotak-kotak yang sebelumnya juga digunakan oleh Jokowi di Jakarta.

Analisa Kedua, Dede Yusuf yang lebih banyak melakukan kegiatan konsolidasi internal partai. Partai Demokrat sebagai pengusung utama pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana memang dalam keadaan yang kurang kondusif mengingat masih ada pihak-pihak yang tidak satu suara dalam mendukung pencalonan Dede Yusuf-Lex. Inilah pekerjaan utama yang perlu diselesaikan oleh Dede Yusuf sehingga aktivitasnya dalam satu bulan pasca ditetapkan sebagai calon lebih banyak mengunjungi kader-kader partainya untuk memperkuat konsolidasi internal partainya. Kegita, Irianto MS (Yance) yang terlihat lebih banyak menjaring dukungan dari kalangan non parpol seperti dari organisasi masyarakat, komunitas-komintas dan lain sebagainya. Sejak awal memang, Yance merupakan tokoh yang digadang-gadang maju sebagai kandidat calon gubernur oleh kader-kader Golkar di Jawa Barat, sehingga internal Partai Golkar sudah terkonsolidasi dengan baik. Untuk memperkuat dukungan itu, maka Yance dan Tatang banyak melakukan kunjungan-kunjungan ke organisasi masyarakat dan komunitas-komunitas tertentu untuk menjaring dukung.

Analisa Jika dilihat dari sisi kapasitasnya dalam melakukan kegiatan, maka secara umum kandidat bertindak sebagai kandidat cagub dan cawagub, pemerintah dan partai serta organisasi. Dua kandidat yang memiliki jabatan di pemerintahan, yaitu Aher dan Dede Yusuf, memang lebih banyak melakukan kegiatan dalam kapasitas sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Namun jika diberikan komparasi, antara Aher dan Dede Yusuf memiliki jurang yang cukup jauh dalam melakukan kegiatan. Aher memang lebih sering melakukan kegiatan pemerintahan dibandingkan Dede Yusuf. Hal ini bisa jadi karena persaingan mereka sebagai kandidat sehingga Wakil Gubernur yang sejak awal memang tidak memiliki posisi yang kuat di pemerintahan hanya menjadi pemain figuran. Aktivitas pemerintahan lebih banyak diambil alih oleh Gubernur Ahmad Heryawan. Khusus untuk Aher dan Dede Yusuf, aktivitas mereka sangat sulit dikategorikan sebagai pejabat daerah dan kandidat, sehingga sering terjadi tumpang tindih kewenangan. Sementara kandidat yang lain memang terlihat lebih banyak melakukan kegiatan mengatasnamakan diri sebagai kandidat. Meski beberapa kandidat juga melakukan aktivitas kepartaian seperti yang dilakukan oleh Yance dan Rieke namun skalanya tidak terlalu besar.

5# DINAMIKA ISU

Tanggapan Isu Oleh Kandidat Sebagai Pemerintah ha Aher dan Dede Yusuf lebih banyak berbicara soal isu pemerintahan dan lingkungan sedangkan Rieke masih fokus pada isu ekonomi dan tenaga kerja.

Tanggapan Isu Oleh Kandidat Sebagai Anggota Parpol Sebagai kader parpol, seluruh kandidat masih fokus pada isu politik.

Tanggapan Isu Oleh Kandidat Sebagai Anggota Organisasi Dede Yusuf menanggapi isu olahraga dalam kapasitasnya sebagai Duta Persib.

Tanggapan Isu Oleh Kandidat Dari semua isu yang ada, mayoritas kandidat masih fokus membahas soal kondisi politik, hanya Rieke yang banyak mengomentasi soal ekonomi dan tenaga kerja.

Kandidat masuk dalam Isu Isu lingkungan terutama bencana alam, ekonomi dan tenaga kerja dan politik menjadi tiga isu utama yang banyak mendapat perhatian dari para kandidat.

TEMUAN 5 #ISU Isu utama yang banyak mendapat perhatian dari seluruh kandidat adalah isu politik dan ekonomi. Isu politik yang banyak dibicarakan adalah soal proses penetapan calon oleh partai, pendaftaran kandidat di KPU dan pemeriksaan kesehatan. Isu ekonomi lebih condong pada soal tenaga kerja. Sedangkan lingkungan terutama pada sektor penanganan bencana alam.

ANALISA 5 #ISU Melihat tanggapan atas isu dari para kandidat, sangat dipengaruhi oleh latar belakang jabatan dan kapasitasnya. Sebagai pejabat publik, Aher, Dede Yusuf dan Rieke menjadi kandidat yang paling sering menanggapi isu yang berkembang di Jawa Barat. Secara umum, Rieke lebih banyak berbicara tentang isu ekonomi dan tenaga kerja. Ini tidak terlepas dari latar belakangnya sebagai aktivis yang sangat dekat dengan kalangan buruh serta menjadi anggota DPR yang membidangi tenaga kerja, kesehatan dan lain-lain. Sedangkan Aher sebagai Gubernur Jawa Barat memang terlihat sangat aktif dalam menanggapi isu yang berkembang di Jawa Barat. Satu sisi ini merupakan bagian dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin daerah. Pada sisi yang lain, aktifnya Aher juga menjadi bagian dari sosialisasi dirinya menjadi calon Gubernur untuk kedua kalinya.

Lanjutan.... Dede Yusuf dalam kapasitasnya sebagai pejabat pemerintah lebih banyak menanggapi isu seputar lingkungan. Dalam setiap kejadian bencana alam yang terjadi di Jawa Barat, Dede Yusuf memang sering hadir meninjau lokasi kejadian. Hal ini juga didukung oleh berbagai aktivitas organisasinya yang banyak bergerak di bidang sosial. Menariknya, dalam kapasitas kandidat sebagai pegiat organisasi, Dede Yusuf merupakan satu-satunya kandidat yang aktif memberikan komentar di media. Kandidat-kandiat yang lain, memang lebih banyak berbicara dalam kapasitasnya sebagai kandidat. Namun, secara umum kandidat lebih banyak berbicara isu politik terkait pilkada dan pencalonannya.

6# LOKASI KUNJUNGAN

Lokasi Kunjungan Kandidat Pasar dan perkampungan penduduk menjadi tempat yang paling sering dikunjungi oleh kandidat

Daerah Kunjungan Kota Bandung adan Kabupaten Bandung menjadi pusat kegiatan kandidat, terutama Aher dan Dede Yusuf.

TEMUAN 6 #LOKASI KUNJUNGAN Pasar dan perkampungan menjadi lokasi yang banyak didatangi oleh kandidat Lokasi bencana alam sering dikunjungi oleh kandidat yang masih menjadi pejabat pemerintah daerah. Rieke dan Dede Yusuf merupakan kandidat yang sering berkunjung ke pasar dan perkampungan penduduk.

ANALISA 6 #LOKASI KUNJUNGAN Kampung dan pasar masih menjadi tempat favorit bagi kandidat dalam melakukan kunjungan. Trend mengunjungi kampung dan pasar ini sudah dimulai sejak pemilu secara langsung di Indonesia, dimana seluruh kandidat berlomba-lomba untuk datang dan bercengkrama dengan penduduk kampung atau pedagang pasar. Selain kampung dan pasar, tempat favorit lainnya adalah pabrik (lainnya) dan lokasi bencana. Pabrik atau kelompok buruh harus menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan mengingat Jawa Barat yang memiliki beberapa Kabupaten/Kota yang menjadi sentra industri. Disamping itu, juga sentra-sentra pertanian dan peternakan, sebab secara umum pekerjaan utama masyarakat Jawa Barat adalah petani dan peternak.

Lanjutan.... Jika dilihat perbandingan antar kandidat, Dede Yusuf dan Rieke menjadi kandidat yang cukup sering melakukan kunjungan. Dede Yusuf lebih sering berkunjung ke perkampungan penduduk. Sementara Rieke banyak berkunjung ke pasar. Sedangkan Aher banyak meninjau lokasi bencana. Untuk Yance terlihat lebih sering berkunjung ke lokasi-lokasi acaranya masyarakat. Daerah kunjungan para kandidat memang masih berpusat di pusaran Ibu Kota Propinsi yaitu Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Daerah kunjungan ini akan semakin meluas seiring semakin dekatnya waktu pemilihan.

7# DUKUNGAN

Dukungan Terhadap Kandidat Yance dan Teten Masduki merupakan kandidat yang lebih banyak mendapat dukungan dari pihak non parpol.

Dukungan Parpol Pasangan Dede-Lek Laksamana dan Aher-Deddy Mizwar paling banyak mendapat dukungan partai politik

Bentuk Dukungan Partai Pengusung Tiap Pasangan Kandidat Partai pendukung Dede-Laksamana paling banyak melakukan program dan aksinya untuk memenangkan pilgub.

Dukungan Non Parpol Yance dan Teten banyak mendapat dukungan dari ormas.

Bentuk Dukungan Non Parpol Dukungan non parpol lebih banyak berbentuk komitmen daripada aksi dan konsolidasi

TEMUAN 7 #DUKUNGAN Dukungan dari partai politik banyak diberikan kepada pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana dan Aher-Deddy Mizwar. Bentuk dukungan baru pada batas komitmen belum sampai pada tahapan program aksi. Pasangan Yance-Tatang lebih banyak mendapat dukungan dari kalangan non parpol. Dukungan non parpol juga baru sebatas komitmen

ANALISA 7 #DUKUNGAN Tidak ada persoalan berarti dalam konteks dukungan partai politik terhadap para kandidat. Internal Partai secara bulat memberikan dukungannya. Hanya Partai Demokrat yang sedikit mengalami persoalan internalnya mengingat masih ada kader-kader partai yang menyatakan mendukung kandidat diluar kandidat yang diusung Demokrat. Selebihnya, internal partai relatif tidak ada gejolak. Namun jika dilihat dari sisi bentuk dukungan partai terhadap kandidat, hampir seluruh partai baru sampai pada level komitmen. Artinya partai belum memberikan kontribusinya nyata untuk meningkatkan elektabilitas kandidat. Hanya Partai Demokrat, Gerindra, PAN dan PKB yang notabene merupakan pengusung pasangan kandidat Dede Yusuf-Lex Laksamana yang terlihat sudah mulai membuat program aksi untuk mensosialisasikan kandidatnya. Sementara partai yang lain belum melakukan apapun. Ini membuktikan, dalam sistem pemilihan langsung kandidat masih menjadi “sentral” yang menentukan tingkat keterpilihannya. Sementara partai hanya berhenti pada level komitmen.

Lanjutan... Jika dilihat dukungan dari luar parpol, setidaknya ada dua nama yang mendapat banyak dukungan, yaitu Yance yang mendapat banyak dukungan dari Ormas di Jawa Barat, dan Teten Masduki yang didukung oleh kalangan LSM. Latar belakang keduanya sangat mempengaruhi dukungan yang diperoleh dari kalangan non parpol. Yance merupakan tokoh politik senior di Jawa Barat yang juga memimpin beberapa ormas di Jawa Barat. Sedangkan Teten merupakan tokoh LSM yang memang sudah dikenal publik, tidak hanya di tingkat Jawa Barat tapi di tingkat nasional. Meskipun demikian, dukungan yang diberikan masih pada level komitmen, belum sampai pada program aksi.

8# PENYELENGGARA PEMILU

Kinerja Penyelenggara Pilgub Pemberitaan penyelenggara Pemilu untuk saat ini banyak memberitakan kegiatan KPU dibanding institusi lain. Karena periode sekarang adalah masa pedaftaran, verifikasi dan pemeriksaan kandidat.

TEMUAN 8 #PENYELENGGARA PEMILU Pemberitaan tentang KPU terkait pelaksanaan tahapan pemilu mulai dari pendaftaran, verifikasi dan pemeriksaan kesehatan kandidat. Kepolisian mendapat porsi pemberitaan terkait persiapan pengamanan selama proses pemilu berlangsung.

ANALISA 8 #PENYELENGGARA PEMILU Selama masa pendaftaran dan verifikasi kandidat, KPU menjadi lembaga yang paling banyak mendapat sorotan. Selain KPU, institusi lain yang juga banyak disorot oleh media adalah kepolisian. Kepolisian terlihat sudah sangat bersiap menyambut pemilihan umum terbukti dengan berbagai latihan, persiapan prajurit dan logistik.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN 1 #POPULARITAS KANDIDAT Incumbent masih mendominasi pemberitaan dengan memanfaatkan jabatan politik. Implikasi Dengan menjadikan jabatan politik sebagai alat untuk mensosialisasikan diri akan berakibat pada rumitnya memisahkan antara tanggungjawab jabatan dengan kampanye. Pada sisi lain, hal ini akan memudahkan lawan politik untuk memperkarakan ke pihak pengawas pemilu. Rekomendasi Incumbent harus menjelaskan kepada publik bahwa aktivitas yang dilakukan adalah bagian dari tugas jabatan atau agenda kampanye.

KESIMPULAN 2 #TONE KANDIDAT Meski memiliki popularitas yang tinggi, incumbent dan publik figur mendapat respon yang negatif dari masyarakat Implikasi Tone negatif ini menyebabkan penerimaan masyarakat terhadap kandidat sangat kurang. Hal ini bisa menjadi peluang bagi kandidat lain untuk memaksimalkan dukungan dari masyarakat. Rekomendasi Bagi kandidat yang tone pemberitaannya lebih banyak positif, harus terus berupaya merebut simpati publik yang tidak terlalu suka dengan kandidat yang berlatar belakang artis dan pejabat pemerintahan.

KESIMPULAN 3 #QUOTE PERSON Tidak ada pembagian tugas antara Cagub dan Cawagub dalam melakukan upaya sosialisasi di media sehingga sentral pemberitaan terpusat di cagub. Implikasi Popularitas kandidat akan sangat bergantung pada popularitas cagub. Sehingga pasangan yang mampu memberikan porsi pemberitaan yang berimbang akan semakin memudahkan masyarakat mengenalnya. Rekomendasi Kerja-kerja kehumasan baik itu oleh tim sukses maupun parpol harus menjadi perhatian utama bagi setiap kandidat. Karena Pembentukan citra kandidat di mata publik tidak terlepas dari tingginya intensitas pemberitaan di media massa.

KESIMPULAN 4 #AKTIVITAS KANDIDAT Kondisi internal parpol pengusung sangat mempengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh kandidat. Implikasi Kondisi ini menguntungkan beberapa kandidat yang memiliki barisan parpol yang solid untuk bisa mencari dukungan dari non parpol dan upaya pencitraan dihadapan publik. Rekomendasi Kandidat yang masih sibuk mengurusi internal parpol harus segera mengambil kebijakan agar tidak kalah star dalam upaya mencari simpati publik, caranya dengan sebanyak mungkin melakukan program aksi yang langsung bersentuhan dengan pemilih.

KESIMPULAN 5 #ISU Latarbelakang kandidat sangat mempengaruhi isu yang dibicarakan. Implikasi Masing-masing kandidat memiliki konsentrasi isu yang berbeda-beda. Hal ini justru menguntungkan pemilih, karena akan semakin banyak program yang akan ditawarkan oleh para kandidat. Rekomendasi Publik harus mampu melihat isu yang dibicarakan oleh kandidat, karena hal itu sebenarnya merupakan bagian dari program kerja yang akan ditawarkan.

KESIMPULAN 6 #LOKASI KUNJUNGAN Strategi pencitraan yang dilakukan kandidat masih meniru apa yang dilakukan Jokowi di Jakarta yaitu dengan banyak mengunjungi pasar dan perkampungan Implikasi Lokasi-lokasi lain yang layak untuk dikunjungi seperti sentra pertanian dan pabrik belum dapat tersentuh secara maksimal. Ini merupakan peluang bagi kandidat yang lain. Rekomendasi Para kandidat harus memperluas wilayah kunjungan karena Jawa Barat bukan didominasi oleh pasar namun oleh sentra-sentra pertanian dan pabrik.

KESIMPULAN 6 #DUKUNGAN Dukungan yang diberikan oleh parpol dan non parpol baru bersifat komitmen, belum sampai pada program aksi. Implikasi Karena sifatnya hanya komitmen, hal ini tidak bisa dijadikan patokan oleh kandidat, karena bisa berubah komitmen tersebut bisa berubah setiap saat. Hal ini terutama untuk kalangan non parpol. Rekomendasi Kandidat harus memastikan bahwa dukungan yang didapatkan dari parpol atau non parpol bisa bertahan sampai masa pemilihan. Hal ini untuk menghindari berpindahnya dukungan yang diberikan kepada kandidat yang lain.

KESIMPULAN 7 #PENYELENGGARA PEMILU Kinerja KPU dalam menjalankan tahapan pemilu dianggap kurang maksimal. Implikasi Kinerja KPU dalam menjalankan tahapan penyelenggaraan pemilu banyak mendapat sorotan dari media. Rekomendasi KPU harus bekerja lebih keras dalam menyelenggarakan tahapan pemilu sehingga bisa berjalan dengan baik.

TERIMA KASIH