KONSEKUENSI IMAN MENEMUKAN KEBENARAN ISLAM – SERI 3 ERWIN WAHYU
KESIMPULAN MATERI 1 & 2: ALLAH ADALAH SANG PENCIPTA AL QURAN ADALAH KALAMULLAH MUHAMMAD ADALAH RASULULLAH SAW
SETELAH TERBUKTI AL QURAN ADALAH KALAMULLAH, APA KONSEKUENSINYA?
KONSEKUENSINYA: MENGIMANI SELURUH ISI AL QURAN TUNDUK DAN PATUH TERHADAP SELURUH PERINTAH ALLAH DAN RASULULLAH SAW
Siap tidak siap harus siap! BAGAIMANA, SIAP TIDAK?
BAGAIMANA SIKAP KITA TERHADAP PERKARA-PERKARA GHAIB YANG ADA DI DALAM AL QURAN?
Perkara-perkara ghaib adalah perkara-perkara yang tidak bisa diindra Perkara-perkara ghaib yang diinformasikan oleh Al Quran, wajib bagi kita untuk mengimaninya
PERKARA-PERKARA GHAIB YANG WAJIB DIIMANI: ‘Asma wa sifat Allah Keberadaan para nabi dan rasul sebelum Muhammad saw beserta kitab suci mereka Keberadaan malaikat-malaikat Allah SWT, juga keberadaan jin Taqdir, yaitu catatan (ilmu Allah) yang menyeluruh tentang segala sesuatu Keberadaan Hari Akhir (Hari Kiamat, Hari Kebangkitan, Hari Perhitungan, Surga, Neraka dan lain sebagainya)
KENAPA HARUS BERIMAN TERHADAP SELURUH ISI AL QURAN?
أَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَ تَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ، فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذلِكَ مِنْكُمْ إِلّا خِزْيٌّ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّوْنَ إِلَى أَّشَّدِّ الْعَذَابِ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ “Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian di antaramu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (TQS al-Baqarah [2]: 85) Iman terhadap Al Quran tidak boleh sebagian-sebagian
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَلِقَاءِ الْآَخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan (amal-amal baik) mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan (mendustakan ayat-ayat Kami dan maksiyat).” (TQS al-A’raf [7]: 147)
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا . أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir) merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (TQS al-Nisa' [4]: 150-152) Iman terhadap Al Quran tidak boleh sebagian-sebagian
AYAT-AYAT AL QURAN HARUS DIIMANI SEMUANYA Ayat yang mewajibkan hukuman jilid bagi pezina, (QS al-Nur [24]: 2), potong tangan bagi pencuri (QS al-Maidah [5]: 38), dan qishash bagi pembunuh (QS al-Baqarah [2]: 178), harus diimani sebagaimana ayat yang memerintahkan shalat, zakat, (QS al-Baqarah [2]: 43), dan puasa (QS al-Baqarah [2]: 183). Demikian juga dengan ayat yang mewajibkan jihad (QS al-Baqarah [2[: 216), menerapkan hukum Allah (QS al-Maidah [5]: 49), dan menaati ulil amri yang Muslim (QS al-Nisa' [4]: 59)
ABU BAKAR MEMERANGI KAUM YANG TIDAK MAU MEMBAYAR ZAKAT MAAL Abu Hurairah berkata, "Tatkala Rasululah saw wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sesudahnya, serta beberapa orang Arab kembali kafir, Umar berujar kepada Abu Bakar, "Bagaimana engkau memerangi manusia padahal Rasulullah saw telah bersabda 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa-ilaaha-illallah, barangsiapa mengucapkan Laa-ilaaha ilallah, berarti ia telah menjaga darah dan jiwanya dariku kecuali karena alasan yang dibenarkan, dan hisabnya ada pada Allah, ' Lantas Abu Bakar berkata, "Demi Allah, sungguh akan aku perangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah, kalaulah mereka mencegahku dari membayar unta yang pernah mereka bayarkan kepada Rasulullah saw, niscaya kuperangi karena mencegahnya." Lantas Umar berkata, "Demi Allah, tiba-tiba tak ada pendapat lain selain aku melihat bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi, aku sadar bahwa dia adalah benar." (HR Bukhari No. 6741) ABU BAKAR MEMERANGI KAUM YANG TIDAK MAU MEMBAYAR ZAKAT MAAL
KENAPA HARUS BERIMAN DAN TAAT KEPADA MUHAMMAD SAW?
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (TQS.al-Ahzab [33]: 40)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللهِ “Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan untuk ditaati seizin Allah.” (TQS an-Nisa’ [4]: 64)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا “Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (TQS. Al-Hasyr [59]: 7)
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى “Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.” (TQS. An Najm [53]: 3-4)
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (TQS An-Nisa’[4]: 65)
ASBABUN NUZUL AN-NISA’ AYAT 65 Dalam Tafsir Ibnu Katsir (online) diceritakan bahwa ada dua orang lelaki melaporkan persengketaan yang terjadi di antara keduanya kepada Rasulullah Saw. Maka Rasulullah saw memutuskan perkara untuk kemenangan orang (pihak) yang benar dan mengalahkan pihak yang salah. Maka orang yang dikalahkan berkata, "Aku kurang puas." Lalu lawannya berkata, "Apa lagi kemauanmu?" ia menjawab, "Mari kita berangkat menuju Abu Bakar As-Siddiq," lalu keduanya pergi menghadap Abu Bakar. Maka berkatalah orang yang menang, "Sesungguhnya kami telah mengadukan perkara kami kepada Nabi Saw., dan Nabi Saw. memutuskan untuk kemenanganku." Abu Bakar menjawab, "Kamu berdua harus mengikuti apa yang telah diputuskan oleh Rasulullah Saw." Tetapi orang yang dikalahkan menolak dan masih kurang puas. Maka Abu Bakar ra memberikan sarannya agar keduanya pergi kepada Umar ibnul Khattab. Sesampainya di tempat Umar ibnul Khattab, orang yang menang mengatakan, "Sesungguhnya kami telah mengadukan perkara kami kepada Nabi saw, dan beliau memutuskan untuk kemenanganku atas dia, tetapi dia ini menolak dan kurang puas." Lalu Umar bertanya kepada pihak yang kalah, "Apakah memang benar demikian?" Dan pihak yang kalah mengatakan hal yang sama. Maka Umar masuk ke dalam rumahnya, lalu keluar lagi seraya membawa sebilah pedang di tangannya yang dalam keadaan terhunus, lalu ia langsung memenggal kepala pihak yang menolak lagi tidak puas dengan keputusan Nabi saw hingga mati seketika itu juga. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman…” ASBABUN NUZUL AN-NISA’ AYAT 65 Umar ibnul Khattab memenggal kepala orang yang menolak keputusan Nabi saw
KENAPA HARUS TUNDUK DAN PATUH TERHADAP SELURUH PERINTAH ALLAH DAN RASULULLAH SAW?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al Baqarah [2]: 208)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (TQS. Al Ahzab [33]: 36)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat.” Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (TQS an-Nur [21]: 51)
JADI, KENAPA: Shalat subuh 2 rakat, duhur 4 rakaat, ashar 4 rakat, maghrib 3 rakaat dan isya 4 rakaat? Zakat fitrah dibayar di bulan Ramadhan? Bulan Ramadhan kita berpuasa? Haji harus ke Baitullah? Babi haram? Dan lain sebagainya?
KARENA ITU SEMUA PERINTAH ALLAH DAN RASUL-NYA
LANTAS, APA KESIMPULANNYA?
Iman terhadap Al Quran harus totalitas Pengingkaran terhadap salah satu ayat dapat menyebabkan pelakunya jatuh kepada kekufuran dan hukuman yang berat Tunduk dan patuh terhadap seluruh perintah Allah dan Rasulullah saw adalah sebuah kemestian
Terus pertanyaan “untuk apa kita hidup di dunia dan akan kemana setelah kita mati” kapan dijawabnya? InsyaAllah kita akan temukan jawabannya pada pertemuan berikutnya Wassalam…