Metodelogi Riset (Perpustakaan) First Meeting Khatib A. Latief Email: kalatief@gmail.com; khatibalatif@yahoo.com Twitter: @khatibalatief Mobile: +628 1168 3019
Contract Belajar Masuk tepat waktu, toleransi keterlambatan hanya 15 menit (pengasuh dan mahasiswa/i) harus aktif dan berpartisipasi di dalam belajar; tidak ada penumpang di dalam kelas. Mahasiswa/i yg akumulasi mendapat tiga x tanda minus di penilaian harian, maka nilai akhir tidak mendapatkan A. Tidak boleh berbicara dengan teman (side conversation) ketika sedang dijelaskan atau ketika sedang teman lain berbicara/mengajukan pertanyaan/memberikan penjelasan. Hp harus di silent; tidak boleh menjawab Hp saat sedang pembelajaran berlangsung. Pakaian bagi wanita tidak boleh tipis, kelihatan rambut, sempit sehingga membentuk tubuh, harus menggunakan manset jika lengan pakaian pendek, dan tidak boleh menggunakan celana jean. Pakaian bagi pria tidak boleh menggunakan kaus oblong dan sandal.
Tujuan Mata Kuliah Riset Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa/i mampu mengerti konsep dan teori Metode Penelitian Ilmu Perpustakaan secara khusus dan Metode Riset pada umumnya.
Deksripsi singkat Materi kuliah merupakan perpaduan antara teori dan terapan yang meliputi: konsep dasar Ilmu pengetahuan (teori kebenaran), Paradigma Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif, Etika Penelitian), Bibliometrics, Citation Analisis, Method of Conspectus, Jenis-Jenis Penelitian umum (penelitian dasar dan penelitian terapan), Konsep, proposisi, variabel, dan teori, identifikasi dan pemilihan masalah penelitian, pendekatan dan metode penelitian, Mixed Methods, Asumsi dan hipotesis penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, Instrumen penelitian termasuk proses pengumpulan data, Validitas dan reliabilitas data, Analisis Data, Statistik Untuk Pengolahan Data, pembuatan dan penyusunan laporan penelitian, dan presentasi proposal.
Materi Kuliah Materi kuliah merupakan perpaduan antara teori dan terapan yang meliputi: konsep dasar Ilmu pengetahuan (teori kebenaran), Paradigma Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif, Etika Penelitian), jenis-jenis penelitian Ilmu Perpustakaan (Bibliometrics, Cientometrics, Analisis Bibliographi, Cybermetrics, Analisis Isi, Penelitian Sejarah, Stylostatistics), Ragam dan Jenis Penelitian umum, Konsep, proposisi, variabel, dan teori, identifikasi dan pemilihan masalah penelitian, pendekatan dan metode penelitian,
Materi Kuliah-Lanjutan Penggabungan Metode research (Kualitatif dan Kuantatif), Asumsi dan hipotesis penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian termasuk proses pengumpulan data, Validitas dan realibilitas data, Analisis Data, Statistik Untuk Pengolahan Data, pembuatan dan penyusunan laporan penelitian, dan presentasi proposal.
Hasil akhir yang ingin dicapai Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa/i mampu: menjelaskan minimal 4 teori kebenaran merumuskan sendiri definisi penelitian (kualitatif dan kuantitatif) menjelaskan minimal 4 jenis penelitian menjelaskan perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif menjelaskan secara logis fungsi teori dalam penelitian menghubungkan fungsi teori dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian merumuskan hipotesis penelitian membuat pembuktian hipotesis menyebutkan pengertian dan jenis-jenis variable membuat instrumen pengumpulan data mampu menguji teknik validitas dan realibilitas data mampu mengindentifikasi penggabungan Metode Kualitatif dan Kuantitatif menyebutkan pengertian populasi dan sample serta jenis-jenis sample menjelaskan konsep analisis data memilih pengolahan data dengan pendekatan statistik menjelaskan secara lengkap siklus sebuah penelitian membuat proposal penelitian Skripsi
Apa itu Ilmu? suatu usaha yang sistematis untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survey, studi kasus dan lain-lain)
METODE UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN Empirisme (Pengalaman) Berpendirian pengetahuan diperoleh dari pengalaman indera Tokoh : John Locke (1632-1704) dengan teori Tabula Rasa Rasionalisme Berpendirian bahwa pengetahuan diperoleh dari akal Tokoh : Rene Decscartes (1596-1650) & Spinoza (1632-1677) Positivisme Berpendirian: penghayatan indera sangat penting dalam memperoleh pengetahuan yang benar, namun perlu dibantu oleh alat-alat dan percobaan-percobaan. Tokoh : August Comte (1798-1857)
METODE UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN Fenomenalisme (Gejala) Pengetahuan diperoleh dari hukum sebab akibat --akal yang memberi bentuk materi Tokoh : Edmund Husserl (1859-1938) Intuisionisme Pengetahuan didapat berdasarkan kemampuan & rasa kita menyerap suatu pengetahuan. Intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika Tokoh : Henry Bergson (1859-1941) intuisi lebih tinggi sifatnya dari penghayatan akal Metode Ilmiah Pengetahuan didapat didasarkan oleh perpaduan olah pikir (akal) dan pengalaman. Tokoh : Kepler
Syarat Ilmu Object Masalah Metode - objek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Objek material merupakan objek konkret. Obyek formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain. - Metode - ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesutu interrelasi. Selanjutnya pada bagian lain Moh. Nazir mengemukakan beberapa kriteria metode ilmiah dalam perspektif penelitian kuantitatif, diantaranya: (a) berdasarkan fakta, (b) bebas dari prasangka, (c) menggunakan prinsip-prinsip analisa, (d) menggunakan hipotesa, (e) menggunakan ukuran obyektif dan menggunakan teknik kuantifikasi. Belakangan ini berkembang pula metode ilmiah dengan pendekatan kualitatif. Nasution (1996:9-12) mengemukakan ciri-ciri metode ilimiah dalam penelitian kualitatif, diantaranya : (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau natural setting, (b) peneliti sebagai instrumen penelitian, (c) sangat deskriptif, (d) mementingkan proses maupun produk, (e) mencari makna, (f) mengutamakan data langsung, (g) triangulasi, (h) menonjolkan rincian kontekstual, (h) subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti, (i) mengutama- kan perspektif emic, (j) verifikasi, (k) sampling yang purposif, (l) menggunakan audit trail, (m)partisipatipatif tanpa mengganggu, (n) mengadakan analisis sejak awal penelitian, (o) disain penelitian tampil dalam proses penelitian. - Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Mengenai focus of interest ini Husein Al-Kaff dalam Kuliah Filsafat Islam di Yayasan Pendidikan Islam Al-Jawad menjelaskan bahwa ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka masalah masalah yang sederhana tidak menjadi sederhana lagi. Masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated). Oleh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara memandang dunia (world view), sehingga pada gilirannya muncul perbedaan ideologi (Husein Al-Kaff, Filsafat Ilmu,)
Karakteristik Ilmu Objektif Koheren Reliable Valid Generalisasi Prediksi Obyektif - ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada emosional subyektif. Koheren- susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan. Reliable - produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi. Valid - produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi. Generalisasi - suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum. Prediksi - ilmu dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
Filsafat Ilmu Ontology Epistimologi Aksiologi Ontology (from the Greek ὦν, genitive ὄντος: of being and -λογία: science, study, theory) is the philosophical study of the nature of being, existence or reality in general, as well as of the basic categories of being and their relations. Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis) Epistemology (from Greek ἐπιστήμη - episteme-, "knowledge, science" + λόγος, "logos") or theory of knowledge is the branch of philosophy concerned with the nature and scope (limitations) of knowledge. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis) Aksiology adalah cabang filsafat ilmu yang membahas pemanfaatan ilmu. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
Filsafat Ilmu ONTOLOGI Teori Tentang Ada Apa yang ingin diketahui? Seberapa jauh yang ingin diketahui? EPISTEMIOLOGI Teori Tentang Mengetahui Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut? AKSIOLOGI Teori Tentang Nilai Apa nilai dari pengetahuan tersebut?
Manusia dan Konsep Pengetahuan Dalam pencarian kebenaran, manusia mengungkap pemikirannya melalui beberapa konsep ada 3 konsep mengenal pengetahuan (knowing): 1. tahu bagaimana (knowing how) 2. tahu mengenai/akan (knowing who/where/which) 3. tahu tentang sesuatu karena yang lain
Teori Kebenaran Teori kebenaran merupakan suatu kondisi bahwa dalam kegiatan ilmiah telah terjadi kesepakatan, persesuaian antara apa yang terjadi dalam kegiatan ilmiah tsb, misal adanya observasi terhadap fenomena objek penelitian, pencarian data, pemilihan - penerapan teori dsb Teori kebenaran bersumber/mengacu pada kebenaran epistemologi
Truth Inferensi Performatif Koherensi Pragmatis Proposisi Paradikmatik Korespodensi Performatif Pragmatis Proposisi Paradikmatik Konfirmasi Inferensi Truth Kebenaran koherensi Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun nilai. Koherensi ini bisa pada tatanan sensual rasional mau pun pada dataran transendental. Kebenaran korespondensi Berfikir benar korespondensial adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik Kebenaran performatif Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis yang teoritik, maupun yang filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual. Sesuatu benar bila memang dapat diaktualkan dalam tindakan. Kebenaran pragmatik Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis. Kebenaran proposisi Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari yang subyektif individual sampai yang obyektif. Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar. Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai dengan persyaratan formal suatu proposisi. Pendapat lain yaitu dari Euclides, bahwa proposisi benar tidak dilihat dari benar formalnya, melainkan dilihat dari benar materialnya. Kebenaran struktural paradigmatik Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik ini merupakan perkembangan dari kebenaran korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi, analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya masih dimaknai pada korespondensi unsur satu dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh. Konfirmasi Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif. Logika inferensi Logika inferensi yang berpengaruh lama sampai perempat akhir abad XX adalah logika matematika, yang menguasai positivisme. Positivistik menampilkan kebenaran korespondensi antara fakta. Fenomenologi Russel menampilkan korespondensi antara yang dipercaya dengan fakta. Belief pada Russel memang memuat moral, tapi masih bersifat spesifik, belum ada skema moral yang jelas, tidak general sehingga inferensi penelitian berupa kesimpulan kasus atau kesimpulan ideografik. Post-positivistik dan rasionalistik menampilkan kebenaran koheren antara rasional, koheren antara fakta dengan skema rasio, Fenomena Bogdan dan Guba menampilkan kebenaran koherensi antara fakta dengan skema moral. Realisme metafisik Popper menampilkan kebenaran struktural paradigmatik rasional universal dan Noeng Muhadjir mengenalkan realisme metafisik dengan menampilkan kebenaranan struktural paradigmatik moral transensden. (Ismaun,200:9) Di lain pihak, Jujun Suriasumantri (1982:46-49) menjelaskan bahwa penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan logika deduksi.
Koherensi (The Coherence Theory of Truth) Dikatakan benar apabila pernyataan yang diungkapkan dan kesimpulan yang ditariknya adalah koheren/konsisten dengan pernyataan terdahulu dan kesimpulan terdahulu yang telah dianggap benar. Contoh: Semua mahasiswa/i APK adalah manusia. Siti Zulaicha mahasiswi APK. Siti Dumairiyah mahasiswi APK. Si Wen mahasiswa APK. Semua segitiga mempunyai sudut yang berjumlah 180° - Penggaris berbentuk segitiga - Jadi, jumlah sudut penggaris adalah 180 °
Korespodensi (The Correspodence Theory of Truth) Tokohnya: Bertrand Russell -1872-1970 ) Sesuatu dianggap benar jika ada kesesuaian – correspondence - antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Contoh: Api itu panas. Apa bukti? Lilin jika dipanas akan mencari. Apa bukti?
Teori kebenaran performatif Kebenaran performatif akan terjadi apabila pernyataan-pernyataan dalam penelitian dapat menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan realitas, tetapi justru dengan pernyataan itu tercipta realitas. Contoh: Dengan ini saya angkat dan ambil sumpah saudara Nurhayati menjadi Ketua Jurusan APK. Dengan pernyataan dan sumpah terseut tercipta sebuah realitas bahwa Nurhayati sebagai Kejur APK
Kebenaran Pragmatis Tokohnya: Charles S. Peirce 1839-1914 ). benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, berlaku dalam praktik, dan memiliki nilai praktis. Contoh: Buat Skripsi itu payah. Lalu diupahin buat sama orang lain. Misalnya, ada peristiwa kebakaran. Pernyataan tentang apa sebab kebakaran tidak bermanfaat, maka tidak benar. Hal yang benar adalah tindakan cepat untuk memadamkan api seperti mencari ember dan air, menelepon pemadam kebakaran, dlsb.
Teori Kebenaran Proposisi Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari yang subyektif individual sampai yang obyektif. Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar. Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai dengan persyaratan formal suatu proposisi. Pendapat lain yaitu dari Euclides, bahwa proposisi benar tidak dilihat dari benar formalnya, melainkan dilihat dari benar materialnya.
Kebenaran struktural paradigmatik Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik ini merupakan perkembangan dari kebenaran korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi, analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya masih dimaknai pada korespondensi unsur satu dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh.
Teori Kebenaran Konfirmasi Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif
Logika inferensi Logikan Inferensi adalah berpikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh simpulan. Logika inferensi yang berpengaruh lama sampai perempat akhir abad XX adalah logika matematika, yang menguasai positivisme. Positivistik menampilkan kebenaran korespondensi antara fakta. Contoh: Semua manusia akan mati. Agam adalah manusia. Jadi, Agam akan mati.
Non Ilmiah Wahyu Kebetulan Intuitif Trial & Error Spekulasi Kewibawaan Akal Sehat Wahyu Intuitif Trial & Error Spekulasi Kewibawaan Non Ilmiah Kebenaran Kebetulan Penemuan Kebenara secara kebetulan adalah kebenaran yang di dapatkan secara tidak sengaja. Kebenaran Akat Sehat atau common sense Penemuan kebenaran yang merupakan serangkaian konsep atau bagan konsepsional yang memuaskan untuk digunakan secara praktis. Kebenaran Wahyu Penemuan kebenaran yang didasarkan pada wahyu dan merupakan kebenaran mutlak. Kebenaran Intuitif Kebenaran yang diperoleh di luar kesadaran atau tanpa menggunakan proses berpikir. Kebenaran Trial and Error Kebenaran yang diperoleh dengan cara uji coba secara berulang sampai kemudian ditemukan suatu pola. Kebenaran Spekulasi Kebenaran yang diperoleh dengan cara kurang memperhatikan metode dan konsep, hanya spekulasi saja. Kebenaran Kewibawaan Kebenaran yang diterima karena disampaikan oleh seseorang yang dianggap berwibawaan.
Ilmiah Data Masalah Verifikasi Data Kesimpulan Hipotesis Kebenaran Kebetulan Penemuan Kebenara secara kebetulan adalah kebenaran yang di dapatkan secara tidak sengaja. Kebenaran Akat Sehat atau common sense Penemuan kebenaran yang merupakan serangkaian konsep atau bagan konsepsional yang memuaskan untuk digunakan secara praktis. Kebenaran Wahyu Penemuan kebenaran yang didasarkan pada wahyu dan merupakan kebenaran mutlak. Kebenaran Intuitif Kebenaran yang diperoleh di luar kesadaran atau tanpa menggunakan proses berpikir. Kebenaran Trial and Error Kebenaran yang diperoleh dengan cara uji coba secara berulang sampai kemudian ditemukan suatu pola. Kebenaran Spekulasi Kebenaran yang diperoleh dengan cara kurang memperhatikan metode dan konsep, hanya spekulasi saja. Kebenaran Kewibawaan Kebenaran yang diterima karena disampaikan oleh seseorang yang dianggap berwibawaan.
Tugas Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Memberikan deskripsi Menerangkan/eksplanasi Menyusun teori Memprediksi Melakukan pengendalian