SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE HARGA POKOK PESANAN
Advertisements

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN
Metode Harga pokok Proses
Klasifikasi biaya dalam metode variabel costing
Chapter 3: Job Order Costing
SISTEM BIAYA TAKSIRAN ( ESTIMATED COSTING )
METODE HARGA POKOK PROSES
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
HARGA POKOK PESANAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
METODE HARGA POKOK PESANAN ( JOB ORDER COSTING )
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN
COST ACCOUNTING PROCESS COSTING MATERI-4
METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok pesanan Job Order Cost Method
Harga Pokok Pesanan Lilik Sri Hariani
METODE HARGA POKOK PESANAN Contoh Soal
METODE HARGA POKOK PESANAN /JOB ORDER COST METHOD.
Cost accounting materi-13 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
PERUSAHAAN INDUSTRI HUSAINI - FIA UB.
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
BAB IV BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIF TUNGGAL
BAB V DEPARTMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK
BAB VI SISTEM HARGA POKOK PROSES
KALKULASI HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
Cost Accounting Materi-6 Variable Costing
Ch # 6 Harga Pokok Pesanan.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
COST ACCOUNTING MATERI-7 BIAYA OVERHEAD PABRIK
Cost accounting materi-14 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
COST ACCOUNTING PROCESS COSTING MATERI-4
METODE HARGA POKOK PESANAN
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
Metode Harga Pokok Pesanan
METODE HARGA POKOK PESANAN
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PERTEMUAN 2 METODE HARGA POKOK PESANAN Contoh Soal
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
PERTEMUAN IV HARGA POKOK PESANAN MASALAH WIP AWAL
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
NAMA: I Gst Ag Ita Permata Sari NIM: ABSEN: 12
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Anggota Kelompok : Dewi Karomah Kholifah Roro Arum Ayu.S Imam faisal
Sistem penentuan kos pesanan
METODE HARGA POKOK PESANAN
Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida
AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
VIII. Penentuan Biaya Pesanan
Sistem biaya dan akumulasi biaya
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I.
COST ACCOUNTING MATERI-7 BIAYA OVERHEAD PABRIK
KALKULASI HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Metode Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan.
PROCESS COST METHOD ( METODE HARGA POKOK PROSES )
4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.
Transcript presentasi:

SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN BAB V SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN

ARUS FISIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR Bahan Baku Tenaga Kerja PRODUK JADI Overhead Akuntansi Biaya – Daljono UNDIP

Pembebanan Biaya ke Produk Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya Overhead Pabrik Alokasi Akuntansi Biaya - Daljono 3

ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Bahan Baku Langsung Bahan Baku Bahan tdk Langsung Barang Dalam Proses(BDP) Barang Jadi B O P Tenaga Kerja Langsung Harga Pokok Penjualan Tenaga Kerja tdk Langsung Tenaga Kerja Akuntansi Biaya - Daljono 4

ALIRAN BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Persediaan Bahan XX XX BDP Persediaan Barang Jadi XX XX XX XX X XX BOP ses XX XX XX HPP XX XX Rate X BOP db Gaji Karyawan XX XX XX XX XX Akuntansi Biaya - Daljono 5

Hubungan Pengumpulan biaya, Pengukuran biaya, dan Pembebanan Biaya Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya: Pembebanan ke Objek: Pembelian Bahan Bahan Baku Produk 2 Produk 1 Gaji TK Gaji TK bag finishing TK Langsung Overhead Gaji mandor Depresiasi Bahan habis pakai PBB 6 Akuntansi Biaya - Daljono

METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI METODE HARGA POKOK PESANAN METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI Sifat / karakteristik kegiatan produksi perusahaan menentukan sistem pembebanan biaya (pengumpulan biaya produksi) yang akan digunakan perusahaan tersebut. Kegiatan produk dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu : * Pengolahan produk berdasarkan pesanan * Pengolahan produk yang merupakan produksi massa. Metode pengumpulan biaya produksi dibedakan menjadi : Metode HP Pesanan Metode HP Proses [Fekon UMRAH]

JENIS PERUSAHAAN Process Costing Job Order Costing 1. Digunakan pada perusahaan kecil, 2. Perusahaan otomatis melakukan proses produksi secara terus menerus . 3. Elemen Biaya produksi tidak dapat ditelusuri secara langsung ke dalam tiap-tiap unit produk Contoh : kertas, semen, tekstil 1. Digunakan pada : perusahaan percetakan perusahaan kontruksi bangunan • perusahaan pembuat pesawat terbang 2. Pada perusahaan jasa seperti : Rumah sakit konsultan hukum / notaris Akuntan Publik

Berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan produknya, yaitu: PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES & METODE HARGA POKOK PESANAN Berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan produknya, yaitu: Keterangan Perusahaan yang berproduksi massa Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan Proses pengolahan produk Terus menerus (kontinyu) Terputus-putus (intermitten) Produk yang dihasilkan Produk standar Tergantung spesifikasi pemesan Produksi ditujukan untuk Mengisi persediaan Memenuhi pesanan Contoh perusahaan Perusahaan kertas, semen, tekstil, dll Perusahaan percetakan, mebel, kontraktor, RS, akuntan, prsh pesawat terbang, dll

Metode Harga Pokok Proses Metode Harga Pokok Pesanan PERBEDAAN KARAKTERISTIK PROSES PRODUKSI METODE HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA POKOK PESANAN Keterangan Metode Harga Pokok Proses Metode Harga Pokok Pesanan Biaya produksi dikumpulkan Setiap bulan atau periode penentuan harga pokok produk Untuk setiap pesanan Harga pokok per satuan produk dihitung Pada akhir bulan/periode penentuan harga pokok produk Apabila pesanan telah selesai diproduksi Rumus perhitungan harga pokok per satuan Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode ybs. Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan ybs.

D E F I N I S I Harga Pokok Pesanan: “Perhitungan HPP berdasarkan alokasi biaya yang dibebankan pada masing-masing pesanan pekerjaan/order)” Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan tersebut mengolah BB menjadi Barang Jadi berdasarkan pesanan dari luar ataupun dari dalam perusahaan.

Karakteristik Sistem Penentuan Harga Pokok Pesanan : Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifkasi pesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya / unitTotal Biaya ProduksiTotal unit yang DipesanPengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat Kartu Harga Pokok pesanan (Job Order Cost Sheet) yang berfungsi sebagi buku pembantu biaya, yang memuatinformasi umum, seperti : nama pemesan, jumlah pesanan, tanggal pesanan dan tanggal diselesaikan, informasi BBB, BTKL dan BOP yang ditentukan dimuka. Biaya produksi harus digolongkanberdasarkan hubungannya dengan produk : a) biaya produksi langsung : BBB & BTKL (diperhitungkan sebagai : harga pokok produksi pesanan ttt berdasarkan biaya yg sesungguhnya terjadi) b) Biaya produksi tidak langsung : BOP (diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yg ditentukan dimuka) Total Biaya Produksi Biaya/unit = Total unit yang dipesan

Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan. Fungsi Kartu : “ sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan. Biaya produksi dipisahkan menjadi * biaya produksi langsung (BBB & BTKL)  dicatat dalam kartu biaya pesanan yang bersangkutan secara langsung * biaya produksi tidak langsung (BOP).  dicatat dalam kartu biaya pesanan berdasarkan suatu tarif tertentu. Contoh kartu biaya pesanan : PT ANEKA Yogyakarta KARTU BIAYA PESANAN No Pesanan : Pemesan : Jenis Produk : Sifat Pesanan : Tgl Pesan : Jumlah : Tgl Selesai : Harga Jual : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tgl No BPBG Ket Jml No Kartu Jam Kerja Jam Mesin Tarif

Kertas jenis X 85 rem @ Rp 10.000 Rp 850.000 CONTOH PT ABC dalam menyelesaikan suatu pesanan no 110 menghabiskan rincian biaya sebagai berikut: Biaya bahan baku : Kertas jenis X 85 rem @ Rp 10.000 Rp 850.000 Tinta jenis B 5 kg @ Rp 100.000 500.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 110 Rp 1.350.000 Biaya tenaga kerja : Upah langsung utk pesanan 110 : 225 jam @ Rp 4.000 Rp 900.000 Biaya overhead pabrik : BOP dibebankan ke produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL Pesanan 110 150% x Rp 900.000 Rp 1.350.000

Kartu biaya pesanan no 110 : PT ANEKA Yogyakarta KARTU BIAYA PESANAN No Pesanan : 110 Pemesan : Jenis Produk : Sifat Pesanan : Tgl Pesan : Jumlah : Tgl Selesai : Harga Jual : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tgl No BPBG Ket Jml No Kartu Jam Kerja Dasar Tarif Kertas X Tinta B Jumlah 850.000 500.000 1.350.000 900.000 BTKL* 150% Jumlah total biaya produksi 3.600.000

 Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi  Harga pokok Produk dihitung pada saat pesanan di Departemen yang bersangkutan selesai dikerjakan. Untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan digunakan Kartu Harga Pokok (Job Cost Sheet), yang merupakan rekening/buku pembantu bagi rekening kontrol Barang Dalam Proses.  Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi 

Tarif BOP ? Contoh Kasus 1 persediaan produk jadi : . Pesanan no 10 harga pokoknya Rp. 500.000,- . Pesanan no 11 harga pokoknya 550.000,- Produk dalam proses untuk pesanan no 12 sebanyak 2.000 unit dengan rincian biaya produksi : . BBB = Rp. 100.000,- BTK 80.000,- BOP 140.000,- jumlah Rp. 320.000,-  Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi  Harga jual pesanan no 10 dan 11 adalah 140% dari Harga Pokoknya. Tarif BOP didasarkan apda anggaran BOP sebesar Rp. 3.000.000,-, dengan dasar pembebanan 5.000 JKL. Tarif BOP ?

Transaksi selama bulan Januari 2007 : Contoh Kasus 1 1 Dibeli Bahan baku Rp. 1.500.000,- dan Bahan penolong Rp. 100.000,- kredit 2 Diterima pesanan no 13 sebanyak 200 unit dengan harga jual Rp. 500.000,- dan telah dibayar persekot Rp. 50.000,- untuk pesanan no 13, serta pesanan no 14 sebanyak 150 unit dengan harga jual Rp. 620.000,- . 3 Pesanan no 10 dan 11 telah diserahkan ke pembeli dan dibayar tunai 4 Pemakaian Bahan baku selam bulan januari 2007 : Pesanan no 13 sebanyak Rp. 250.000,- Pesanan no 14 sebanyak 400.000,- 5 Gaji dan upah yang telah dibayarkan : Pesanan no 13 = 50 jam @ Rp. 6.000,- = Rp. 300.000,- Pesanan no 14 = 75 jam @ 6.000,- = 450.000,- 6 Gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung Rp. 90.000,- 7 Biaya asuransi Rp. 300.000,- / tahun dibayar tunai 8 Biaya listrik Rp. 60.000,- per bulan 9 Biaya Depresiasi Gedung Rp. 110.000,-/bulan dan mesin Rp. 80.000,-/bulan 100 Tambahan biaya penyelesaian no 12 : BBB = Rp. 35.000 BTK = 30.000 BOP = 15.000 11 Pembebanan BOP untuk pesanan no 13 dan 14 berdasar JKL 12 Pesanan no 13 diserahkan kepada pemesan dan dibayar tunai 13 Pesanan no 12 diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp. 500.000,-  Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi 

Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan januari 2007 Contoh Kasus 1 Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan januari 2007 Hitung jumlah Harga Pokok Produksi Pesanan no 12, 13, dan 14 yang dicantumkan dalam Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet).  Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi       

Melalui Lebih Dari Satu Pengolahan Produk Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi  Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses produksi lebih dari satu departemen : Biaya produksi dan laporan harga pokok disajikan per departemen Tarif BOP dilakukan / dibuat per departemen Pengelompokan rekening biaya-biaya produksi juga didasarkan per departemen Umumnya Produk jadi Departemen I menjadi Bahan baku Deparemen II dan seterusnya.  Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi 

Contoh Kasus 2 Data produksi PT ABC yang memiliki 2 Departemen, yaitu Dept K dan Dept L : Pada bulan maret menerima 3 jenis pesanan dengan rincian : * Pesanan no 001 sebanyak 300 unit barang X dengan harga @ Rp. 50.000,- * Pesanan no 002 sebanyak 500 unit barang Y dengan harga 120.000,- * Pesanan no 003 sebanyak 600 unit barang Z dengan harga 100.000,- Untuk mengerjakan pesanan tersebut dibutuhkan :  Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi  Pemakaian Bahan Baku (BBB) Pesanan no Dept K Dept L Jumlah 001 002 003 10.000.000 15.000.000 2.000.000 8.000.000 3.000.000 1.000.000 18.000.000 Total 27.000.000 12.000.000 39.000.000

Contoh Kasus 2 b) Biaya Tenaga kerja langsung (BTKL) Pesanan no Dept K Dept L Jumlah 001 002 003 7.000.000 5.000.000 1.000.000 4.000.000 11.000.000 9.000.000 2.000.000 Total 13.000.000 22.000.000  Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi  c) BOP Dept Produksi BOP Dibebankan BOP Sesungguhnya K L 30% BBB 60% BTKL 10.000.000 3.000.000

Contoh Kasus 2 Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan Maret 2007 Hitung jumlah Harga Pokok Produksi Pesanan no 001, 002, dan 003 yang dicantumkan dalam Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet).  Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi       

SISA BAHAN (Material Scrap), PRODUK CACAT (Defective Goods) & PRODUK RUSAK (SPOILAGE GOODS) KERUGIAN Sifat Pengerjaan Pesanan yg Sulit Keteledoran Kerugian Minimal? Wajib Melaporkan Faktor Penyebab Peningkatan Kualitas (o/ Manajemen)

AKUNTANSI SISA BAHAN (Material Scrap), Sisa bahan : BB yg tersisa dr proses produksi yg tdk bisa diikutsertakan kembali dengan tujuan semula, ttp ada kemungkinan bisa digunakan utk tujuan lain / dijual Ex : perca, serbuk kayu, dll Perlakuan akuntansi : mencakup pengendalian dengan mencatat HP sisa bahan / kuantitas sisa bahan. (jika tjd peningkatan secara sigmifikan mk dilihat penyebabnya, jika krn tdk efisien hrs dikurangi/dihilangkan). Cara mencatat sisa bahan yg dapat dijual (ada 4) : 1. Dikreditkan pd penjualan sisa bahan (dilaporkan dlm R/L sbg penjualan sisa bahan / pendapatan lain-lain 2. Dikreditkan pd HP Barang Terjual (mengurangi HP Total Produksi) 3. Dikreditkan pada BOP Sesungguhnya ( hasil penjualan sisa bahan diperkirakan diawal periode dijadikan pengurang pd saat membuat anggaran BOP yg digunakan utk menentukan tarif BOP (shg tarif BOP tdk terlalu besar) 4. Dikreditkan pd Barang dlm Proses (untuk sisa bahan yg dapat ditelusur ke pesanan ttt)

AKUNTANSI PRODUK CACAT (Defective Goods) Produk Cacat : unit produk yg tidak memenuhi standar produksi & k dapat diperbaiki secara teknis maupun ekonomis untuk dapat dijual kembali secara produk baik / produk cacat Ex : radio yg tdk bersuara, setelah diperbaiki bisa dijual kembali. Penyebab : * Konsumen : merubah spesifikasi pesanan yg sudah jadi )ex ; meubel) * Kesalahan produksi Perlakuan akuntansi tergantung penyebabnya : * Konsumen : biaya perbaikan dibebankan ke pesanan * kealahan produksi : niaya perbaikan dibebankan ke BOP Sesungguhnya

AKUNTANSI PRODUK RUSAK (SPOILAGE GOODS) Produk Cacat : unit produk yg tidak memenuhi standar produksi & tidak dapat diperbaiki secara teknis maupun ekonomi Ex : roti yg terlalu lama dipanggang dlm oven Perlakuan akuntansi tergantung penyebabnya : * Konsumen : dibebankan ke pesanan, jika bisa dijual lagi dikurangkan ke total biay produksi * kealahan produksi : dibebankan ke BOP Sesungguhnya, jika bisa dijual kembali dikurangkan ke BOP sesungguhnya * jika jumlahnya banyak dicatat sbg rugi. Produk rusak yg dapat diperkirakan harus dimasukkan ke anggaran BOP dibebankan, shg tarif BOP menjadi lebih tinggi.

Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 12 Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007 BBB : Rp. 135.000,- BTK : Rp. 110.000,- BOP : Rp. 155.000 Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 400.000,- Keterangan BBB : 100.000 + 35.000 = 135.000 BTK : 80.000 + 30.000 = 110.000 BOP : 140.000 + 15.000 = 155.000

Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 13 Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 2 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 16 Jan 2007 BBB : Rp. 250.000,- BTK : Rp. 330.000,- BOP : Rp. 30.000 Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 580.000,- Keterangan BBB : 250.000 BTK : 300.000 BOP : 30.000 (600 x 50 JKL)

Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 14 Nama Produk : Tgl pesan : 2 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 3 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 17 Jan 2007 BBB : Rp. 250.000,- BTK : Rp. 330.000,- BOP : Rp. 30.000 Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 895.000,- Keterangan BBB : 400.000 BTK : 450.000 BOP : 45.000 (600 x 75 JKL)

BOP berdasarkan tarif ditentukan dimuka (rekap kartu biaya pesan): 155.000 + 30.000 + 45.000 = 230.000 BOP Sesungguhnya (jurnal 6, 7, 8,9): 90.000 + 25.000 + 60.000 + 190.000 = 365.000 Selisih rugi Rp. 135.000 BOP Dibebankan 230.000 - Selisih Rugi 135.000 - BOP Sesungguhnya - 365.000

Kas 50.000 UM penjualan 50.000 Kas 450.000 UM penjualan 50.000 Penjualan 500.000

BDP-BBB Dept K 27.000.000 BDP-BBB Dept L 12.000.000 Persed BB 39.000.000 (untuk mencatat pemakaian BB) BDP-BTK Dept K 13.000.000 BDP-BTK Dept L 9.000.000 Gaji & Upah 22.000.000 (untuk mencatat distribusi gaji & upah ke masing2 Dept)

BDP-BOP Dept K 8.100.000 BDP-BOP Dept L 5.400.000 BOP Dibebankan Dept K 8.100.000 BOP Dibebankan Dept L 5.400.000 (untuk mencatat pembebanan BOP ke masing2 Dept) BOP Dept K = 30% x 27.000.000 = 8.100.000 BOP Dept L = 60% x 9.000.000 = 5.400.000

BOP Dibebankan Dept K 10.00.000 BOP Dibebankan Dept L 3.000.000 BOP Sesungguhnya Dept K 10.000.000 BOP Sesungguhnya Dept L 3.000.000 (untuk mencatat BOP Sesungguhnya masing2 Dept)

Selisih Rugi 1.900.000 BOP Dibebankan Departemen K 1.900.000 BOP Dibebankan Dept L 2.400.000 Selisih Laba 2.400.000 (untuk mencatat selisih BOP / BOP dibebankan ke BOP Sesungguhnya)

BDP-HP Produk jadi Dept K ke Dept L 48.100.000 BDP-BBB Dept K 27.000.000 BDP-BTK Dept K 13.000.000 BDP-BOP Dept K 8.100.000 (untuk mencatat tranfer produk jadi Dept K ke Dept L)

Perhitungan BOP dibebankan ke masing2 pesanan : Dept K : 30% x 27.000.000 = 8.100.000 Pesanan no 001 : 10/27 x 8.100.000 = 3.000.000 Pesanan no 002 : 15/27 x 8.100.000 = 4.500.000 Pesanan no 003 : 2/27 x 8.100.000 = 600.000 Dept L : 60% x 9.000.000 = 5.400.000 Pesanan no 001 : 4/9 x 5.400.000 = 2.400.000 Pesanan no 002 : 4/9 x 5.400.000 = 2.400.000 Pesanan no 003 : 1/9 x 5.400.000 = 600.000

Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 001 Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007 BBB : Rp.18.000.000,- BTK : Rp.11.000.000,- BOP : Rp. 5.400.000,- Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 34.400.000,- Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 001 Keterangan Dept K Dept L Total Biaya BBB 10.000.000 8.000.000 18.000.000 BTK 7.000.000 4.000.000 11.000.000 BOP 3.000.000 2.400.000 5.400.000

Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 002 Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007 BBB : Rp.18.000.000,- BTK : Rp.9.000.000,- BOP : Rp. 6.900.000,- Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 33.900.000,- Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 002 Keterangan Dept K Dept L Total Biaya BBB 15.000.000 3.000.000 18.000.000 BTK 5.000.000 4.000.000 9.000.000 BOP 4.500.000 2.400.000 6.900.000

Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 003 Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007 BBB : Rp.3.000.000,- BTK : Rp.2.000.000,- BOP : Rp. 1.200.000,- Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 6.200.000,- Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 003 Keterangan Dept K Dept L Total Biaya BBB 2.000.000 1.000.000 3.000.000 BTK BOP 600.000 1.200.000

Persediaan Produk jadi pesanan no 001 34.400.000 BDP HP Produk jadi Dept K ke Dept L 48.100.000 BDP-BBB Dept L 12.000.000 BDP-BTK Dept L 9.000.000 BDP-BOP Dept L 5.400.000 (untuk mencatat produk jadi di Dept L)

(untuk mencatat penyerahan pesanan no 001, 002, 003 ke pelanggan) Kas/Piutang 135.000.000 Penjualan 135.000.000 HPP Pesanan no 001 34.400.000 HPP Pesanan no 002 33.900.000 HPP Pesanan no 003 6.200.000 Persed Produk jadi pesanan no 001 34.400.000 Persed Produk jadi pesanan no 002 33.900.000 Persed Produk jadi pesanan no 003 6.200.000

Perusahaan meubel antik memproduksi pesanan meja kayu dnegan ornamen besi (pesanan no 200) Biaya yg dibebankan untuk pesanan tersebut: BBB 200.000 BTK 150.000 BOP 100.000 Terjadi perubahan Disain : ornamen besi diganti dengan ornamen kayu, sehingga timbul biaya perbaikan : BBB 30.000 BTK 25.000 BOP 70.000 Catat perbaikan produk cacat, jika penyebabnya : 1) Permintaan konsumen 2) Kesalahan Produksi