SAK ETAP
Agenda 1. 2. 3. 4. Pendahuluan SAK ETAP Detailed PSAK ETAP Perbandingan SAK ETAP-PSAK 4.
Standar Akuntansi ?? Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness) Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun Memudahkan auditor dalam mengaudit Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna 1. On the topic, “Challenges Facing Financial Accounting,” what did the AICPA Special Committee on Financial Reporting suggest should be included in future financial statements? Non-financial Measurements (customer satisfaction indexes, backlog information, and reject rates on goods purchases). Forward-looking Information Soft Assets (a company’s know-how, market dominance, marketing setup, well-trained employees, and brand image). Timeliness (no real time financial information) Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembilan keputusan. PPL - IAPI
Tujuan Laporan Keuangan Memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan. 1. On the topic, “Challenges Facing Financial Accounting,” what did the AICPA Special Committee on Financial Reporting suggest should be included in future financial statements? Non-financial Measurements (customer satisfaction indexes, backlog information, and reject rates on goods purchases). Forward-looking Information Soft Assets (a company’s know-how, market dominance, marketing setup, well-trained employees, and brand image). Timeliness (no real time financial information) PPL - IAPI
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP IFRS hanya diadopsi PSAK SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan PP 71 tahun 2010 PPL - IAPI
AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN Harus menggunakan PSAK – IFRS based Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang mengijinkan penggunaan SAK ETAP BPR sesuai dengan SE BI No.11/37/DKBU tahun 2009 Karakteristik IFRS : IFRS menggunakan “Principles Base “ : Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi. Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif
SAK – ETAP: Why? SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP) PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah. PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgement. PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP) PPL - IAPI
SAK ETAP SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik PSAK yang disederhanakan: Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran Mengurangi pengungkapan Penyederhanaan • Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone)
Manfaat SAK ETAP Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
SAK ETAP Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas. SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK – IFRS. Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.
IFRS for SMEs IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan terdapat pengaturan mengenai “ekuitas” • Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah.
ISI SAK ETAP BAB ISI 1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud 2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa 3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi 4 Neraca 19 Ekuitas 5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan 6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman 7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset 8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja 9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan 24 Pajak Penghasilan 10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam 11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan 13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi 15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif Daftar Istilah
Ruang lingkup SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang: Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PPL - IAPI
Apakah memiliki akuntabilitas publik? Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal. Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten). Bank umum besar (bukan emiten). Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang milyuner.
Konsep dan Prinsip Pervasif BAB 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP Tujuan Laporan Keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan Dapat dipahami Relevan Materialitas jika mempengaruhi keputusan Keandalan Substansi mengungguli bentuk substansi ekonomi lebih diutamakan dibandingkan dengan bentuk hukum contoh sewa pembiayaan Pertimbangan sehat Kelengkapan Dapat dibandingkan Tepat waktu Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Konsep dan Prinsip Pervasif BAB 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Konsep dan Prinsip Pervasif Posisi keuangan Aset manfaat ekonomi di masa depan Kewajiban kewajiban untuk mengorbanan manfaat ekonomi di masa depan Ekuitas hak residual Kinerja keuangan Pendapatan Beban Pengakuan Kemungkinan manfaat ekonomi ekonomi masa depan mengaliir ke entitas Nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai wajar Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) : dalam hal tidak ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP mengikuti aturan hirarki. Dasar akrual kecuali untuk arus kas Saling hapus tidak diperkenankan kecuali dipersyaratkan / diijinkan: penyisihan, penjualan aset.
Penyajian Laporan Keuangan BAB 3 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Penyajian wajar : posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan. Kepatuhan SAK: Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan. Kelangsungan usaha : Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat menyusun laporan keuangan Frekuensi pelaporan - Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam setahun.
Penyajian Laporan Keuangan BAB 3 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian yang konsisten: Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali: Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan. SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat secara prospektif. Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang direklasifikasi serta alasannya. Informasi komparatif : informasi harus diungkapkan komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP. Material dan Agregasi: pos yang material disajikan terpisah, yang tidak material digabungkan dengan yang memiliki sifaf dan jenis yang sama.
Penyajian laporan keuangan BAB 3 Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan lengkap − Neraca (Bab 4) − Laporan laba rugi (Bab 5) − Laporan perubahan ekuitas (Bab 6) − Laporan arus kas (Bab 7) − Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)
Penyajian Laporan Keuangan BAB 3 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang berasal dari laba rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan Laporan perubahan ekuitas.
Laporan perubahan ekuitas Laporan arus kas BAB 3 Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan SAK ETAP PSAK 1 (Revisi 2013) Neraca Kewajiban Laporan laba rugi Laporan perubahan ekuitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan Laporan posisi keuangan (neraca) Liabilitas Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Laporan perubahan ekuitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan
Penyajian Laporan Keuangan Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan. Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman: Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan periode terakhir Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan; Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang Pelaporan; Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Catatan laporan keuangan: Domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama
BAB 4 Neraca Neraca Penyajian Klasifikasi aset lancar dan aset tidak lancar Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang Kecuali jika memberikan informasi yang andal dan relevan dapat berdasarkan likuiditas
Neraca Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Minimal mencakup pos-pos: kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi ekuitas. Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP
Aset Lancar Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika: diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; dimiliki untuk diperdagangkan; diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset lainnya diklasifikasikan tidak lancar
Kewajiban Jangka Pendek Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika: diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus normal operasi entitas; dimiliki untuk diperdagangkan; kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.
Informasi Disajikan di Neraca atau CALK kelompok aset tetap; jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya; Rincian persediaan Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya
Contoh Klasifikasi Aset dan Kewajiban Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset tidak lancar Properti investasi Aset tetap Aset tidak berwujud Aset lainnya Kewajiban jangka pendek Utang bank jangka pendek Utang usaha Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang Utang bank jangka panjang Kewajiban imbalan pascakerja
Ekuitas Ekuitas terdiri dari: Modal disetor Tambahan modal disetor Saldo laba Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas Entitas yang berbentuk PT, juga mengungkapkan: jumlah modal dasar jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh nilai nominal saham ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
BAB 5 Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan selama periode tersebut. Pos minimal: Pendapatan beban keuangan bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas) beban pajak laba atau rugi bersih Pos luar biasa tidak diperkenankan
Laporan Laba Rugi Entitas dapat menyajikan beban berdasarkan Sifat beban beban bahan baku beban tenaga kerja beban penyusutan beban sewa ruangan beban listrik beban operasi lainnya Fungsi beban beban pokok penjualan beban pemasaran beban umum dan administrasi beban operasi lainnya
Laporan Perubahan Ekuitas BAB 6 Laporan Perubahan Ekuitas Alternatif Penyajian Entitas dapat menyajikan: Laporan perubahan ekuitas Laporan laba rugi dan saldo laba jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayar dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi. Ekuitas yagn disajikan : Laba rugi tahun berjalan Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas keuntungan/kerugian aset tersedian untuk dijual Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan. Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas.
Contoh Modal Disetor Tambahan Modal Disetor Laba Belum Direalisasi Efek Tersedia Dijual Selisih Revaluasi Aset Tetap Saldo Laba Jumlah Ekuitas Saldo awal 500.000 150,000 45.000 20.000 256.000 971.000 Pengeluaran saham baru 150.000 (150,000) Rugi belum direalisasi (35.000) Dividen kas (125.000) Laba bersih tahun berjalan 154.000 Saldo akhir 650.000 - 10.000 285.000 965.000
Contoh PT ABC Laporan Laba Rugi dan Perubahan Saldo Laba Untuk periode yang berakhir 2015 Pendapatan 500.000.000 Beban pokok penjualan 150.000.000 Laba kotor 350.000.000 Beban usaha 65.000.000 Laba usaha 285.000.000 Beban bunga 15.000.000 Laba sebelum pajak 270.000.000 Pajak 75.600.000 Laba bersih 194.400.000 Saldo laba awal tahun 225.000.000 Laba bersih tahun berjalan Dividen tunai (75.000.000) Saldo laba akhir tahun 344..000
BAB 7 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung. Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan. Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan. Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.
Klasifikasi arus kas Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
Bunga dan Dividen Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten. Bunga Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif) Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif) Dividen Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi (alternatif) Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif)
Outflows terdiri dari: Arus Kas Operasi Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Indikator utama menentukan apakan operasi dapat menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan investasi. Inflows terdiri dari : Penerimaan dari penjualan barang/jasa, royalti, pendapatan lain. Penerimaan dari pendapatan sewa,. Penerimaan pendapatan lain-lain Outflows terdiri dari: Pembayaran kepada pemasok barang dan jasa Pembayaran untuk karyawan. Pembayaran klaim (asuransi), pembelian efek (perusahaan efek), pengembalian kredit (bank) Pembayaran biaya operasi
Aktivitas Operasi – Indirect method Bunga dan pajak dengan Metode langsung Perubahan current asset dan current liabilities Laba sebelum pajak dan bunga Arus kas dari kegiatan operasi + Kerugian dan – Keuntungan kegiatan non operasional + Beban bukan kas seperti depresiasi dan amortisasi
Outflows terdiri dari: Arus Kas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan kas di masa depan Inflows terdiri dari : Penerimaan penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain. Penerimaan kas dari kontrak future/ forward, future untuk pendanaan Penerimaan penjualan instrumen utang atau kas (selain diperdagangkan) Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman dari pihak lain. Outflows terdiri dari: Pembayaran kas untuk membeli aset tidak tetap, aset tidak berwujud, biaya pengembangan dikapiralisasi Pembayaran kas dari kontrak future, forward, swap untuk aktivitas pendanaan. Pembayaran untuk membeli instrumen utang/ekuitas/ ventura selain untuk diperdagangkan
Outflows terdiri dari: Arus Kas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas Inflows terdiri dari : Penerimaan kas dari penerbitan saham. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, wesel, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, hipotek, Outflows terdiri dari: Pembayaran kas kepada pemiliki untuk menarik atau menebus saham. Pelunasan pinjaman Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas terkait sewa pembiayaan
Catatan Atas Laporan Keuangan BAB 8 Catatan atas L/K Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Harus mengungkapkan: dasar penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi yang signifikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan keuangan Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos dalam laporan keuangan.
Urutan Penyajian Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP BAB 8 Catatan atas L/K Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan Pengungkapan lain: kejadian setelah tanggal neraca standar akuntansi baru kondisi ekonomi global Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi
Catatan atas Laporan Keuangan BAB 8 Catatan atas L/K Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan termasuk metode akuntansi dan estimasi yang digunakan Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan keuangan Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu: Utang tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo, jaminan yang digunakan Aset tetap jumlah yang diagunkan Investasi nama perusahaan, jumlah kepemilikan, waktu akuisisi, dll Pajak jumlah pajak dibayarkan, utang pajak, koreksi fiskal Informasi penting yang diharuskan oleh standar Transaksi hubungan istimewa Kontijensi Kontrak kerjasama
Kebijakan Akuntansi BAB 9 Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP. Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi atau kejadian dan kondisi lain yang serupa.
Tidak Ada Pengaturan Spesifik Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau kondisi, maka manajemen menggunakan pertimbangan relevan dan andal untuk memilih kebijakan akuntansi dengan hirarki: persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu serupa atau terkait definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran sesuai dengan Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif. persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan dengan isu serupa atau terkait pengaturan terkini dari badan penyusun standar lain yang menggunakan kerangka dasar yang serupa literatur akuntansi dan praktik industri yang berterima umum sepanjang tidak bertentangan.
Perubahan Kebijakan Akuntansi Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika: disyaratkan sesuai SAK ETAP menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan Penerapan perubahan akuntansi: Sesuai dengan ketentuan transisi SAK ETAP Jika tidak diatur, maka penerapan secara retrospektif entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru seolah-olah kebijakan akuntansi baru telah diterapkan sebelumnya. jika tidak praktis, entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru pada periode sajian paling awal.
Estimasi Akuntansi Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa mendatang. Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan. Penerapan secara prospektif
Perubahan estimasi Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X03 sebesar 820 juta. Bangunan disusutkan dengan metode garis lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 20 juta. Pada 1/1/2X13 entitas merubah masa manfaat dari 10 tahun tersisa menjadi 20 tahun tersisa sehingga total masa manfaat menjadi 30 tahun. Jumlah penyusutan per tahun (820-20)/20=40 Penyusutan selama 10 tahun = 400 Nilai buku tersisa 820-400 = 420 Penyusutan baru (420 – 20)/20 = 20
Koreksi Kesalahan Periode Lalu Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang andal, yang: tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut Diterapkan secara retrospektif
Koreksi Kesalahan Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X09 sebesar 1.200 juta. Gedung disusutkan dengan metode garis lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 200 juta. Pada 31/12/2X13 Entitas menemukan kesalahan bahwa nilai peralatan tersebut seharusnya 1.400, akibat biaya perolehan yang tidak dimasukkan. Nilai sisa dan masa manfaat tidak berubah Koreksi harus dilakukan dari tahun 2X09 sampai dengan 2X13. Depresiasi lama (1.200-200) / 20 = 50 Depresiasi baru (1.400-20)0 / 20 = 60 Koreksi 1/1/2X09 sampai 31/12/2X13 : 10 x 5 = 50 Aset tetap 200 Saldo Laba 200 Saldo Laba 50 Akumulasi depresiasi 50 Depresiasi 31/12/2X13 menggunakan depresiasi baru Beban depresiasi 60 Akumulasi depresiasi 60
Investasi Efek Tertentu BAB 10 Investasi Efek Investasi Efek Tertentu Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen: dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) diperdagangkan (trading) tersedia untuk dijual (available for sale) HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi premi atau diskonto Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca.
Laba rugi belum direalisasi Laba rugi telah direalisasi Perubahan Nilai Wajar Laba rugi belum direalisasi Laba rugi telah direalisasi Efek diperdagangkan Laba rugi Efek tersedia untuk dijual Komponen ekuitas Efek dimiliki hingga jatuh tempo -
Investasi pada Efek Tertentu Penyajian di neraca (classified balance sheet): Trading sebagai aset lancar HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen, kecuali akan jatuh tempo pada tahun berikutnya harus sebagai aset lancar. Laporan arus kas: Trading: arus kas operasi AFS dan HTM: arus kas investasi
Diskusi Investasi dalam Efek Surat berharga pengenaan pajaknya final atas nilai penjualan bukan dari selisih keuntungan atau penjualan dalam perhitungan pajak, keuntungan atau kerugian investasi akibat perubahan harga bukan merupakan obyek PPh. Dividen dan bunga juga dikenakan pajak final sehingga bukan obyek pajak juga. Dalam laporan keungan untuk pajak atas bunga dan dividen sering disajikan netto (nilai setelah pajak) sehingga pajaknya dianggap nol sebaiknya disajikan gross jika informasinya tersedia. SAK ETAP memungkinkan entitas untuk melakukan perubahan klasifikasi, untuk itu perlu dipastikan konsistensi pencatatan perusahaan, sehingga akan melakukan reklasifikasi untuk menghindari kerugian.
Ilustrasi - HTM Jurnal Pembelian SBI - Nominal SBI – Biaya Transaksi SBI – Diskonto Kas/ Rekening 500.000.000 2.000.000 8.599.509 493.400.491 Amortisasi diskonto dan biaya transaksi SBI - Diskonto Pendapatan bunga Desember 2.675.403 622.222 2.053.181 Januari 2.962.053 688.889 2.273.164 Februari Pelunasan & amortisasi (3hari) Kas/Rekening Maret 286.650 66.667 219.983 Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7% Jangka waktu 3 bulan Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu)) = 491,400,491 Nilai diskonto = Nilai nominal – Nilai tunai = 8,599,509 Biaya Transaksi = 2,000,000 Amortisasi Desember (28/90) diskonto s.d. 31/12/10 = 2,675,403 Unamortized 5,924,106 biaya transaksi s.d. 31/12/10 = 622,222 Unamortized Amortisasi dilakukan tiap bulan, maka amortisasi pada Maret 3 hari. Desember 28 hari, Januari 31 dan Februari 28 Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai HTM
Ilustrasi - AFS Jurnal Pembelian SBI Beban Investasi – Biaya Transaksi Kas/ Rekening 491.400.491 2.000.000 493.400.491 Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai wajar Laba yang belum direalisasi -ekuitas 2.675.403 Pada 15 Januari dijual dengan harga 495.000.000 Kas / rekening Laba yang belum direalisasi - ekuitas Keuntungan penjualan SBI 495.000.000 494.075.894 3.599.509 Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7% Jangka waktu 3 bulan Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu)) = 491,400,491 Biaya Transaksi = 2,000,000 Harga tanggal 31 Desember 494.075.894 Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai AFS
Ilustrasi - Trading Jurnal Pembelian SBI Beban Investasi – Biaya Transaksi Kas/ Rekening 491.400.491 2.000.000 493.400.491 Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai wajar Laba yang belum direalisasi - LR 2.675.403 Pada 15 Januari dijual dengan harga 495.000.000 Kas / rekening Keuntungan penjualan SBI 495.000.000 494.075.894 924.106 Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7% Jangka waktu 3 bulan Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu)) = 491,400,491 Biaya Transaksi = 2,000,000 Harga tanggal 31 Desember 494.075.894 Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai AFS
Ilustrasi saham – tersedia untuk dijual Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016. Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual. Jurnal saat pembelian Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000 Kas 100.000 Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015 Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000 Penghasilan komprehensif lain 15.000 Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016 Kas 110.000 Penghasilan komprehensif lain 15.000 Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000 Penghasilan penjualan AFS 10.000 1. On the topic, “Challenges Facing Financial Accounting,” what did the AICPA Special Committee on Financial Reporting suggest should be included in future financial statements? Non-financial Measurements (customer satisfaction indexes, backlog information, and reject rates on goods purchases). Forward-looking Information Soft Assets (a company’s know-how, market dominance, marketing setup, well-trained employees, and brand image). Timeliness (no real time financial information)
Ilustrasi saham - diperdagangkan Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 200.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 230.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 220.000 pada 1 Maret 2016. Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual. Investasi diklasifiksaikan sebagai diperdagangkan. Jurnal saat pembelian Aset keuangan – diperdagangkan 200.000 Kas 200.000 Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015 Aset keuangan – diperdagangkan 30.000 Penghasilan investasi saham - diperdagangkan 30.000 Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016 Kas 220.000 Kerugian investasi saham - diperdagangkan 10.000 Aset keuangan – diperdagangkan 230.000 1. On the topic, “Challenges Facing Financial Accounting,” what did the AICPA Special Committee on Financial Reporting suggest should be included in future financial statements? Non-financial Measurements (customer satisfaction indexes, backlog information, and reject rates on goods purchases). Forward-looking Information Soft Assets (a company’s know-how, market dominance, marketing setup, well-trained employees, and brand image). Timeliness (no real time financial information)
Persediaan Persediaan: Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal BAB 11 Persediaan Persediaan: Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal Dalam proses produksi untuk kemudian dijual Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya koversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang Biaya pembelian persediaan: harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel
Pengukuran Nilai persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih Biaya perolehan biaya pembelian biaya konversi biaya lainnya untuk membawa persediaan ke kondisi sekarang Nilai realisasi bersih harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual
Persediaan Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus menjadi beban tahun berjalan: biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya produksi lainnya yang tidak normal; biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya; biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang; dan biaya penjualan.
Persediaan Rumus biaya yang dapat dipergunakan: Identifikasi khusus (untuk persediaan yang sifatnya khusus) Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO) Rata-rata tertimbang Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP = LIFO) tidak diperkenankan.
Penurunan Nilai Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai apakah persediaan mengalami penurunan nilai, dengan Membandingkan jumlah tercatat setiap pos persediaan dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi bersih = NRV) Jika jumlah tercatat > nilai realisasi bersih, maka persediaan diturunkan nilainya hingga sebesar nilai realisasi bersih Selisih nilai realisasi bersih dan jumlah tercatat diakui sebagai kerugian penurunan nilai yang merupakan beban periode berjalan.
Diskusi Persediaan Entitas tidak melakukan penilaian berdasarkan NRV, karena akan berdampak pada penurunan laba entitas dan menurut pajak penurunan nilai ini tidak mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar. Nilai NRV dapat bias karena ada beberapa alternative yang dapat digunakan entitas. Komponen nilai persediaan seperti pajak, biaya transportasi sering tidak dimasukkan dalam komponen harga perolehan. Pembelian persediaan dengan menggunakan mata uang asing tidak menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Metode Average (Weighted) Data tersedia: Tanggal Pembelian Unit Biaya Mei 12 100 unit 10 1.000 Aug 14 200 unit 11 2.200 Sep 18 120 unit 15 1.800 420 unit 5.000 Langkah: Hitung biaya rata-rata per unit : 5.000/420 = 11,905 Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual untuk memperoleh HPP: (420-20) x 11,905 = 4.762 Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x 11,905= 238
Metode FIFO 5,000 Data diberikan: HPP (FIFO) Tanggal Pembelian Biaya Mei 12 100 unit @ 10 1.000 Aug 14 200 unit @ 11 2.200 Sep 18 120 unit @ 15 1.800 420 5.000 HPP (FIFO) 1.000 (100 terjual) 2.200 (200 terjual) 1.500 (100 terjual; 20 sisa) 4.700 5,000 Biaya Barang Siap Jual 4.700 HPP 20 * $15 = 300 Persediaan Akhir
Ilustrasi Nilai Realisasi Bersih Biaya persediaan barang belum jadi: Rp 8 juta Harga jual: Rp 12 juta Biaya untuk menyelesaikan barang: Rp 4.5 juta Biaya untuk menjual: Rp 500 ribu Penghitungan Nilai Realisasi Bersih: Nilai jual persediaan Rp 12 juta Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian Rp 4.5 juta Estimasi biaya penjualan Rp 0.5 juta Rp 5 juta Nilai Realisasi Bersih (NRB) Rp 7 juta Nilai persediaan (NRB) Rp 7 juta Biaya Rp 8 juta Kerugian penurunan nilai persediaan (Rp 1 juta)
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil Penilaian Persediaan Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil A 400 50 60 20.000 24.000 B 200 120 100 C 500 70 35.000 30.000 D 300 220 60.000 66.000 TOTAL 139.000 134.000 130.000 NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual. Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000 Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000 Jurnal COGS* 9.000 Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000 Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
Investasi pada Asosiasi dan Anak BAB 12 Investasi Investasi pada Asosiasi dan Anak Entitas asosiasi: investor mempunyai pengaruh signifikan Biasanya 20% hak suara atau lebih. Entitas anak: entitas yang dikendalikan oleh induk. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metode biaya (cost method). Investasi pada anak dengan metode ekuitas, dan tidak dibuat laporan konsolidasian.
Diskusi Ketepatan penerapan kebijakan karena metode ini berbeda menurut PSAK. Menurut perpajakan: Deviden dari investasi di perusahaan lain antara >25% bukan obyek pajak, sehingga dividen yang diakui harus dikoreksi. Investasi di atas 50% perlu mendapat perhatian karena pengakuannya ekuity, menurut pajak bukan merupakan penghasilan. Obyek pajak adalah dividen dari perusahaan lain bukan penghasilan. Bagian laba tidak sama dengan dividen. Namun dividen untuk metode ekuitas bukan merupakan pendapatan tetapi pengurang investasi.
Metode Ekuitas Investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan Laba menambah investasi Pengumuman dividen dicatat mengurangi investasi . Laba bersih akan menambah laba ditahan perusahaan. Bertambahnya laba ditahan, berarti ekuitasnya bertambah juga Mengapa laba bersih menambah nilai investasi?
Metode Ekuitas – Anak Perusahaan Pencatatan Awal investasi Dalam metode ekuitas, pencatatan pada awal investasi sama dengan pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan metode lainnya. ILUSTRASI Tanggal 6 Januari PT. Indah membeli saham 400.000 untuk 60% dari saham yang dimiliki PT. Melati. Jan.6 Investasi jangka panjang 400.000 Kas 400.000 (pembelian investasi saham)
Metode Ekuitas – Anak Perusahaan Pengumuman Laba dan Pembagian Dividen Pada Metode Ekuitas, Laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan investee akan menambah nilai investasi dari investor. Tanggal 31 Desember PT. Melati melaporkan adanya laba bersih yang dihasilakan oleh perusahaan sebesar 100,000. dan membagikan dividen 80.0000 Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 60.000 (pengumuman laba bersih, 100,000 x 0.6) Des.31 Kas 48.000 Investasi Jangka Panjang 48.000 (pengumuman dividen = 80,000 x 0.6)
Metode cost - Asosiasi CV. Melati membeli kepemilikan PT. Mawar sebanyak 40% secara tunai 100.000 pada 1 Januari 20x1 PT. Mawar selama tahun 20X1 melaporkan laba sebesar 20.000 dan membagikan dividen 12.000 Investasi pada perusahaan asosiasi 100.000 Kas 100.000 Kas 4.800 Pendapaan investasi pd perusahaan asoasiai 4.800
Investasi pada Joint Venture BAB 13 Joint Venture Investasi pada Joint Venture Joint venture: perjanjian kontraktual antara beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas ekonomi Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk bersama-sama mengendalikan suatu aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama. Tipe: PBO (Pengendalian Bersama Operasi) PBA (Pengendalian Bersama Aset) PBE (Pengendalian Bersama Entitas)
Investasi pada Joint Venture - PBO Masing-masing venturer menggunakan aset tetapnya, dan mengelola sendiri persediaannya. Masing-masing venturer juga memikul pengeluarannya, menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber pendanaan untuk aktivitasnya sendiri. Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-masing Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban bersama.
Investasi pada Joint Venture - PBA Para venturer melakukan pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang diserahkan oleh venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam melaksanakan kegiatan joint venture. Pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset Setiap venturer membukukan bagian aset, kewajiban, bagian pendapatan dan beban
Investasi Pada Joint Venture Joint venture yang melibatkan pendirian suatu perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana setiap venturer memiliki bagian. Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas lain, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer untuk membuat pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi tersebut. Investor mencatat investasi pada PBE pada biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai.
Properti Investasi BAB 14 Properti Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang dikuasai pemilik atau lessee sewa pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari. Dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah perolehan awal maka properti investasi dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost model).
BAB 15 Aset Tetap Aset Tetap Aset tetap: aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administratif dan diharapkan digunakan lebih dari satu periode. Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan.
Unsur Biaya Perolehan harga beli, Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan: harga beli, biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset tetap dan estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan dan biaya restorasi lokasi.
Pengukuran Biaya Perolehan Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara nilai tunainya dan diakui beban keuangan. Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah diperkenankan Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat ekonomi lainnya.
Pengeluaran setelah Perolehan Aset Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital expenditure. Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja pendapatan = revenue expenditure. Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban pemerliharaan
Penyusutan Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset. Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat. Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Metode penyusutan antara lain garis lurus, saldo menurun atau jumlah unit produksi. Jika terdapat indikasi terjadi perubahan signifikan manfaat ekonomi atau pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan telaah ulang mengubah masa manfaat atau metode perubahan estimasi
Penjualan Saat aktiva tetap dijual, pemilik bisa untung, rugi, atau impas. Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi (impas). Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, menderita rugi sebesar selisihnya. Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, mendapat untung sebesar selisihnya. Untung dan rugi akan dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai pendapatan atau kerugian lainnya.
Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. Penurunan nilai sebesar nilai tercatat dikurang dengan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya. Pada saat pelepasan enitas mengakui keuntungan atau kerugian dari pelepasan sebesar perbedaan hasil penjualan neto dengan jumlah tercatat.
Revaluasi Aset Revaluasi aset tidak diperkenankan kecuali peraturan pemerintah membolehkan. Akan diakui sebagai surplus penilaian kembali aset Surplus penilaian kembali aset sebagai bagian dari ekuitas. Jika aset dilepaskan surplus dipindahkan ke saldo laba, tidak melalui laba rugi. Jika atau digunakan (proses depresiasi), surplus revaluasi dipindahkan ke saldo laba sebesar selisih depresiasi lama dan baru, tidak melalui laba rugi
Pengungkapan Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset: Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat Merode penyusutan; umur manfaat dan tarif penyusutan Jumlah tercatat bruto dan akumulai penyusutan, akumulai penurunan nilai pada awal dan akhr periode Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode: penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai / pemulihan, penyusutan dan perubahan lain, Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan dan kumlah pembatasan hak milik dan aset dijaminkan; jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.
Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kenanga dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya: 5 milyar untuk pembelian mesin 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik agar sesuai dengan penggunaan mesin. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik 80 juta untuk pengiriman mesin 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk. Biaya promosi produk baru 400 juta Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta Biaya pengetesan awal 50 juta Biaya grand opening 150 juta Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi 30 juta Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 50 juta Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan??
Pengukuran Awal Example Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 5.000+50+100+80+500+500+120+50+30= 6,430 milyar Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui. Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah: Biaya grand opening 150 juta Biaya promosi produk baru 500 juta Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 50 juta
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran. Uang muka yang dibayarkan sebesar 500 juta, angsuran 5 tahun yang dibayarkan 200juta per tahun. Tingkat bunga yang berlaku 12% Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran = 720,95 Nilai mesin pabrik 720,95+500 = 1.220,95 Jurnal perolehan Mesin 1.220,95 Kas 500 Utang 720,95 Pembayaran angsuran 1 Utang 113,49 Beban bunga 86,51 Kas 200
Penyusutan Sebagian besar perusahaan di USA menggunakan metode garis lurus / straight line Lainnya Unit Produksi Saldo Menurun Garis Lurus Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified Public Accountants, New York, 2002.
Data Biaya Awal.....……………………….... 2.400.000 Masa manfaat dalam tahun……….. 5 tahun Masa manfaat dalam jam…............ 10.000 Nilai sisa........................................ 200.000
Metode Penyusutan Garis Lurus Biaya – Nilai Sisa = depresiasi tahunan Masa Manfaat 2.400.000 – 200.000 = 440.000 depresiasi tahunan 5 tahun 440.000 = 18.3% Tingkat depresiasi garis lurus 2.400.000
Metode Garis Lurus Akum. Depr. Nilai Buku Nilai buku pada awal pada awal Beban pada akhir Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun 1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.000 2 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.000 3 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000 4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.000 5 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000 Beban Depresiasi tahunan (440.000) Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000) = Estimasi Masa Manfaat 5 thn)
Metode Unit Produksi Biaya – Estimasi nilai sisa = Depresiasi per unit, jam, dsb. Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb. 2.400.000 – 200.000 = 220 per jam. 10,000 jam Metode unit produksi lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus saat jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun.
2.400.000 – 200.000 Metode Saldo Menurun Tahap 1 Tahap 2 = 480.000 5 tahun Tahap 1 = 480.000 Mengabaikan nilai sisa, menghitung tingkat garis lurus 480.000 2.400.000 = 20% Tahap 2 Cara mudahnya dengan membagi satu dengan jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20). Tingkat garis lurus dikali dua. 0.20 x 2 = .40 Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
Tabel Perhitungan Saldo Menurun Tahap 3 Tahun Nilai Buku Awal Tahun Tingkat Depresiasi Tahunan Akumulasi Depresiasi Akhir Tahun Nilai Buku Akhir Tahun 1 2.400.000 40% 960.000 1.440.000 2 576.000 1.536.000 864.000 3 345.600 518.400 4 207.360 311.040 5 111.040 200.000 311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir yang diinginkan
Ilustrasi Penghentian Pengakuan Jurnal Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 8 juta Dr. Rugi Rp 2 juta Cr. Aset Tetap Rp 10 juta Dr. Aset Tetap Rp 8 juta Cr. Kas Rp 8 juta
Ilustrasi Penjualan Aset PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000. Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 12.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut. Mencatat depresiasi 8 bulan Beban depresiasi 1.600.000 Akumulasi depresiasi 1.600.000 Jurnal penjualan Akumulasi depresiasi 10.000.000 Kas 12.000.000 Mesin 20.000.000 Keuntungan penjualan mesin 2.000.0000 Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11 4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000
Ilustrasi Penurunan Nilai Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap parbik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 milyar, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 miliar. Buatlah jurnal yang dibuat perusahaan Dr. Kerugian penurunan nilai Rp20 miliar Cr. Akumulasi depresiasi Rp20 miliar
Ilustrasi Revaluasi Aset Contoh: Misalkan PT Mawar melakukan revaluasi bangunan. Nilai tercatat bangungan tersebut sebesar 500milyar (harga perolehan 800 milyar dan akumulasi depresiasi 300milyar). Tanggal 2 Januari 2015 direvaluasi menjadi 700milyar. Masa manfaat tersisa 10 tahun tanpa nilai sisa. Dr. Akumulasi depresiasi Rp300 miliar Cr. Bangunan Rp300 miliar Dr Bangunan Rp 200miliar Cr. Surplus revaluasi aset – ekuitas Rp 200miliar Dr. Beban depresiasi Rp70miliar Cr Akumulasi depresiasi Rp70miliar Dr Surplus revaluasi aset – ekuitas 20miliar Cr. Saldo laba 20miliar
BAB 17 Aset tidak Berwujud Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud: aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Syarat identifikasi: Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi terpisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik invidual atau bersama. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.
Pengakuan dan Pengukuran Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan. Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya perolehannya. Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban. Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud dikemudian hari. Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai.
Umur Manfaat dan Metode Amortisasi Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat terbatas Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum. Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset tidak berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10 tahun. Nilai residu dianggap nol, kecuali dalam kondisi tertentu. Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka menggunakan metode garis lurus. Telaah ulang atas umur dan metode amortisasi dilakukan pada saat terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset Jika berubah maka mengikuti perubahan sebagai estimasi akuntansi.
Ilustrasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Membayar Rp80 juta untuk hak paten. Umur paten 6 tahun dan baru 2 tahun setelah pembelian, dimanfaatkan. Tanggal Uraian Debit Kredit Des. 31 Beban Amortisasi 20 juta* Paten 20 juta *6 tahun – 2 tahun = 4 tahun ( Rp 80 juta/ 4 tahun) = Rp 20 juta per tahun
Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan atas penggunaan atau pelepasan. Pada saat pelepasan aset akan diakui keuntungan / kerugian sebesar selisih nilai buku dengan nilai penjualan atau nilai pelepasan.
BAB 17 Sewa Sewa Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi dan bukan bentuk hukumnya. Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi. Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa dan tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.
Sewa Sewa Pembiayaan jika memenuhi salah satu: sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada akhir masa sewa lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis aset yaitu sama atau lebih dari 75% umur ekonomis aset sewaan. pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa minimum sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessee Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai residu Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah antara masa sewa dan umur manfaatnya Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya masa sewa menyebabkan keuntungan atau kerugian Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa Mencatat pembayaran minimum Pelunasan kewajiban Beban keuangan
Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessor Menyewakan aset dan mencatat penanaman neto sewa Penanaman neto sewa = jumlah piutang sewa + nilai residu – pendapatan sewa belum diakui Mencatat pendapatan sebagai tingkat pengembalian berkala atas penanaman neto sewa
Sewa Operasi Lessee: Lessor: Tidak mencatat aset sewaan Mencatat beban sewa secara straight line Lessor: Mencatat aset sewaan (termasuk depresiasi) Mencatat penerimaan secara straight line
Transaksi Jual dan Sewa Balik Harus diperlakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu: transaksi jual dan transaksi sewa Selisih harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual harus: diakui sebagai keuntungan atau kerugian ditangguhkan diamortisasi secara proporsional dengan beban penyusutan (jika sewa balik merupakan sewa pembiayaan) atau beban sewa (jika sewa balik merupakan sewa operasi)
Diskusi Sewa Klasifikasi sewa didasarkan pada rule based yang telah ditentukan. Pajak menggunakan aturan khusus untuk menentukan kriteria sewa, sehingga ada kemungkinan tidak sama antara klasifikasi menurut Akuntansi dan pajak koreksi fiskal. Sewa menurut pajak: Kegiatan sewa guna usaha menurut peraturan perpajakan lebih sempit, karena adanya batasan atas definisi lessor. Perbedaan prinsip substance over form (akuntansi komersial) dengan form over substance (peraturan pajak) dapat menimbulkan adanya beda tetap dalam pengakuan apakah suatu SGU termasuk SGU operasi ataukah SGU pembiayaan. Dalam hal perbedaan penyusutan di pihak lessee, dapat menimbulkan adanya beda waktu atau beda tetap yang akan berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
Sewa Data Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010 Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi 5 tahun dengan metode garis lurus. Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun. Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap akhir tahun. Bunga 8 % per tahun
Bunga dan Pokok dari MLP Sewa - Lease Skedul Leasing Tahun Pokok awal tahun Bunga dan Pokok dari MLP Utang Akhir Tahun Bunga Pokok Total 2010 10.000 800 1.705 2.505 8.295 2011 664 1.841 6.454 2012 517 1.988 4.466 2013 358 2.147 2.319 2014 186 (0) 2.525 12.525
Jurnal - Lease Operating Lease Biaya sewa 2.505 Kas 2.505 Capital / Finance Lease Aset leasing 10.000 Utang Leasing 10.000 Utang Leasing 1.708 Beban bunga 800 Kas 2.505 Beban Depresiasi 2.000 Akumulasi Depresiasi 2.000
Jurnal - Lessor Operating Lease Kas 2.505 Pendapatan sewa 2.505 Beban Depresiasi 2.000 Akumulasi Depresiasi 2.000 Capital / Finance Lease Piutang Leasing 10.000 Aset 10.000 Kas 2.505 Piutang Leasing 1.708 Pendapatan bunga 800 Kas
Bunga dan Pokok dari MLP Sewa Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan Sewa Operasi Sewa Pembiayaan Tahun Sewa per tahun Bunga dan Pokok dari MLP Bunga Depresiasi Total 2010 2.505 800 2.000 2.800 2011 664 2.664 2012 517 2.517 2013 358 2.358 2014 186 2.186 12.525 2.525 10.000
Sewa Dampak pada Laporan Keuangan Lease Tanggal Cash Lease Aset Lease Liability Equity 01/01/2010 - 10.000 31/12/2010 (2.505) 8.000 8.295 (2.800) 31/12/2011 (5.010) 6.000 6.454 (5.464) 31/12/2012 (7.515) 4.000 4.466 (7.981) 31/12/2013 (10.020) 2.000 2.319 (10.339) 31/12/2014 (12.525) (0)
Sewa Dampak pada Laporan Keuangan Lessor Tanggal Cash Interest Revenue Akumulasi Interest Pengurang Pokok Piutang Equity 01/01/2010 - 10.000 31/12/2010 2.505 800 1.705 8.295 2.800 31/12/2011 5.010 664 1.464 1.841 6.454 5.464 31/12/2012 7.515 517 1.981 1.988 4.466 7.981 31/12/2013 10.020 358 2.339 2.147 2.319 10.339 31/12/2014 12.525 186 2.525 (0)
Ilustrasi – Lessee PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa 10 unit kapal ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada tanggal 1 Januari 2009 senilai Rp 50 milyar Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis kapal lima tahun. Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai saat perjanjian ditandatangani, yaitu sebesar Rp 12.033.002.023 per tahun Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp 2.500.000.000. Suku bunga implisit yang dikenakan oleh PT XYZ adalah 12%. PV anuitas dimuka (5 ,12%) = 4.037349347. PV single sum (5, 12%) = 0.567426856 Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
Solusi - Lessee Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV = 48,581,432,860 + 1,418,567,140 = 50,000,000 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09): dr. Kapal Ikan Rp50,000,000 cr. Liabilitas Sewa Rp50,000,000 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09): dr. Liabilitas Sewa Rp 12.033.002.023 cr. Kas Rp 12.033.002.023 Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09): dr. Penyusutan Rp 9,500,000,000 cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000 {(50 M – 2.5 M)/5}
Pengurangan Liabilitas Sewa Solusi - Lessee Date Pembayaran tahunan Beban Keuangan Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa 1-Jan-09 50,000,000,000 12,033,002,023 37,966,997,977 1-Jan-10 4,556,039,757 7,476,962,266 30,490,035,711 1-Jan-11 3,658,804,285 8,374,197,738 22,115,837,974 1-Jan-12 2,653,900,557 9,379,101,466 12,736,736,507 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10): dr. Liabilitas Sewa Rp 7,476,962,266 dr. Beban Keuangan Rp 4,556,039,757 cr. Kas Rp 12,033,002,023
Diestimasi dan Kontijensi Kewajiban Diestimasi BAB 18 Diestimasi dan Kontijensi Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika: terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin) terjadi arus keluar manfaat ekonomis pada saat penyelesaian jumlah kewajiban dapat diestimasi secara andal Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan dan melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik.
Kewajiban Kontinjensi Kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban potensial yang belum pasti; atau kewajiban kini yang tidak diakui karena mungkin terjadi, tapi tampaknya tidak, atau jumlahnya tidak dapat diestimasi secara andal Kewajiban kontinjensi tidak diakui, tapi pengungkapan diperlukan.
Diskusi Kontinjensi Perlu diidentifikasi apakah entitas menyajikan atau mengungkapkan sesuai standar. Penyajian kewajiban diestimasi kerugian, sehingga entitas enggan mengungkapkan informasi ini. Menurut pajak estimasi tidak diakui sehingga akan memunculkan perbedaan fiskal. Pengungkapan hanya diperlukan untuk kewajiban kontijensi. Aset kontijensi tidak diakui dan tidak diungkapkan sampai benar-benar terealisasi
Contoh Peristiwa Kewajiban diestimasi atau kontinjensi Kemungkinan besar salah satu kelompok produk akan mengalami kerugian operasi selama beberapa tahun di masa depan - Kontrak memberatkan – biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban kontrak lebih besar dari manfaat ekonominya. Kewajiban diestimasi Garansi produk – garansi untuk memperbaiki atau mengganti kesalahan produksi dalam 3 tahun sejak penjualan Kewajiban diestimasi, sebesar estimasi terbaik (data historis)
Contoh Peristiwa Kewajiban diestimasi atau kontinjensi Penutupan suatu divisi – komunikasi dan rencana implementasi sebelum akhir periode pelaporan Kewajiban diestimasi sebesar biaya yang mungkin terjadi Kasus pengadilan – pengacara memberikan opini kemungkinan entitas diputuskan tidak bersalah. Kewajiban kontinjensi, dengan pengungkapan. Kasus pengadilan – pengacara memberikan opini kemungkinan entitas diputuskan bersalah. Kewajiban diestimasi, sebesar estimasi terbaik untuk penyelesaian kewajiban
Ilustrasi Kewajiban Diestimasi – Garansi Biaya garansi terestimasi: 3% dari 20,000 unit @Rp 150 ribu = Rp 90 juta Ayat jurnal penyesuaian: Dr. Biaya garansi Rp 90 juta Cr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 90 juta Misal pada 2012: (200 unit diperbaiki Rp 150 ribu) Dr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 30 juta Cr. Persediaan Rp 28 juta Cr. Gaji terutang Rp 2 juta
Bentuk Hukum Entitas Entitas Perorangan Persekutuan Perdata Firma CV BAB 19 Ekuitas Entitas Perorangan Persekutuan Perdata Firma CV Perseroan Terbatas Koperasi
Badan usaha PT Modal saham meliputi: saham preferen saham biasa tambahan modal disetor Antara lain: agio saham , sumbangan , tambahan modal dari penjualan kembali saham diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya
Penyajian ekuitas Ekuitas Modal saham – modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1000. Modal saham disetor penuh – 5.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 5.000.000 Tambahan modal disetor 1.000.000 Jumlah modal saham 6.000.000 Saldo laba 2.450.000 Jumlah ekuitas 8.450.000
Perolehan kembali saham Entitas dapat menarik kembali saham yang telah dikeluarkan dan disebut Treasury Stock. Terdapat 2 metode yaitu: Metode biaya saham yang dibeli kembali dicatat sesuai harga perolehan kembali disajikan sebagai akun pengurang ekuitas Metode par value saham yang dibeli kembali dicatat pada harga nominal disajikan sebagai akun pengurang modal saham
Penyajian ekuitas – treasury stock Modal saham – modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1000. Modal saham disetor penuh – 5.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 5.000.000 Tambahan modal disetor 1.120.000 Jumlah modal saham 6.120.000 Saldo laba 2.450.000 Treasury stock – 100 lembar @900 (90.000) Jumlah ekuitas 8.480.000
Pembagian dividen Kewajiban entitas untuk membagi dividen timbul pada saat pengumuman pembagian dividen Bentuk dividen: dividen kas dividen saham berasal dari saldo laba yang diinvestasikan kembali oleh pemegang saham dalam bentuk moda disetor dicatat berdasarkan nilai wajar saham
Perbandingan Dividen Saham, Share Split, dan Dividen Kas Dampak pada Pengumuman dividen kas Pembayaran dividen kas Pengumuman dan distribusi Dividen saham kecil Dividen saham besar Share split Laba ditahan Berkurang Tetap Berkuranga Berkurangb Modal saham Bertambahb Agio saham Bertambahc Jumlah ekuitas Working capital Jumlah aset Jumlah saham beredar Bertambah aHarga pasar bNilai par/dinyatakan cNilai lebih harga pasar dengan nilai par 44
Jenis-jenis pendapatan BAB 20 Pendapatan Penjualan barang Penyediaan jasa Kontrak konstruksi Penggunaan aset entitas oleh pihak lain: bunga royalti atau dividen
Pengukuran pendapatan Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Untuk pembayaran tangguhan, jika merupakan transaksi keuangan, maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui sebagai pendapatan selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran diakui sebagai pendapatan bunga
Pertukaran barang atau jasa Barang dan jasa sejenis dan bernilai sama: entitas tidak dapat mengakui pendapatan Barang dan jasa yang tidak sejenis: entitas harus mengakui pendapatan ketika barang telah dijual atau jasa diberikan transaksi diukur pada nilai wajar kecuali: transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; nilai wajar dari aset yang diterima ataupun aset yang dilepas tidak dapat diandalkan. apabila transaksi tidak bisa diukur pada nilai wajar, maka transaksi diukur pada jumlah tercatat dari aset yang dilepas.
Penjualan barang Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut telah terpenuhi: Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli; Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif atas barang yang terjual; Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas; dan Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal
Ilustrasi Penjualan Barang Sebuah toko bernama “Terang Jaya” menjual peralatan elektronik, salah satunya televisi. Pada tanggal 6 Maret 2012, seorang pelanggan membeli satu unit televisi untuk dipasang di rumahnya seharga Rp 3.000.000,- Terang Jaya mengakui pendapatan pada saat televisi diterima oleh pelanggan sebesar Rp 3.000.000,- oleh karena proses instalasi televisi tidak rumit.
Penyediaan jasa Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan (biasanya disebut metode persentase penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal apabila memenuhi semua kondisi berikut: Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan mengalir kepada entitas; Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal.
Bunga, royalti dan dividen Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen ketika: ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas; jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.
Pengakuan bunga, royalti dan dividen Bunga harus diakui secara akrual; Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang relevan; dan Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.
Kontrak Konstruksi Jika hasil konstruksi dapat diestimasi secara handal mengakui pendapatan dan beban berdasarkan progress penyelesaian konstruksi bukan berdasarkan billing yang ditagihkan. Progres penyelesaian didasarkan pada Prosentasi biaya yang telah dikeluarkan Survey pekerjaan yang diselesaikan Progress fisik Entitas harus mengakui beban dan semua biaya yang tidak mungkin dipulihkan. Jika kontrak konstruksi tidak dapat diestima secara andal, maka entitas: Mengakui pendapatan hanya sebesar bagian kontrak yang dapat dipulihkan Mengakui biaya kontrak sesuai periode terjadinya.
Ilustrasi Bunga, Royalti, dan Dividen Pada tanggal 11 November 2011, Reva menyerahkan draft buku yang baru selesai ditulisnya kepada penerbit “Jendela Pustaka”. Setelah melalui tahap pemeriksaan dan uji kelayakan, pada tanggal 11 Desember 2011, pihak penerbit mengirimkan pemberitahuan kepada Reva untuk menandatangani kontrak penerbitan dan distribusi buku, sebagai kompensasinya Reva akan menerima 200juta jasa penulisan buku dan royalty sebesar 5% dari total penjualan buku yang dibayarkan setiap tahun. Kontrak telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 13 Desember 2011. Reva mengakui pendapatan senilai Rp 200 juta pada tanggal 13 Desember 2011, karena kejadian acuan (penandatanganan kontrak) telah terjadi dan buku telah selesai. Untuk royalty akan diakui sejalan dengan penjualan.
Presentase Penyelesaian: Contoh Soal Data: Harga kontrak: 4,500,000 Estimasi Biaya: 4,000,000 Tgl mulai: July, 2007 Selesai: October, 2009 Tanggal neraca : Dec. 31 Data: 2007 2008 2009 Biaya hingga tanggal ini 1,000,000 2,916,000 4,050,000 Estimasi biaya hingga selesai 3,000,000 1,134,000 -0- Termin selama thn berjalan 900,000 2,400,000 1,200,000 Kas tertagih selama tahun Berjalan 750,000 1,750,000 2,000,000 Berapa presentase selesai, pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap tahun?
Presentase Penyelesaian: Contoh Percentage Completion 2009 2007 2008 % penyelesaian 1,000,000 = 25% 4,000.000 2,916,000 = 72% 4,050.000 100% Pendapatan yang Diakui 4,500.000*25% = 1,125,000 4,500.000*72% - 1,125,000 = 2,115,000 4,500.000 - 3,240,000 = 1,260,0 4,500,000 Beban yang diakui 1,000,000 1,916,000 1,134,000 4,050,000 Laba kotor yang daikui 1,125,000 – 1,000,000 = 125,000 2,115,000 – 1,916,000 = 199,000 1,260,000 – 1,134,000 = 126,000 450,000
Kontrak Penyelesaian: Jurnal Jurnal pada tahun 2009 Penagihan atas Konstruksi dalam proses 4.500.000 Pendapatan dari kontrak jk.panjang 4.500.000 Biaya konstruksi 4.050.000 Konstruksi dalam proses 4.050.000
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban Suatu kontraktor konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar Rp9.000 untuk mendirikan sebuah jembatan. Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah Rp9.000. Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp8.000. Akan memakan waktu 3 tahun untuk mendirikan jembatan tersebut. Dalam tahun 2, pelanggannya menyetujui suatu penyimpangan yang menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp200 dan biaya kontrak tambahan yang diestimasi sebesar Rp150. Pada akhir tahun 2, biaya yang terjadi meliputi Rp100 untuk bahan standar yang disimpan pada lokasi untuk digunakan dalam tahun 3 untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban Tahun Tahun Tahun 1 2 3 Jumlah semua pendapatan yang disetujui dalam kontrak 9.000 9.000 9.000 Penyimpangan - 200 200 Total pendapatan kontrak 9.000 9.200 9.200 Biaya kontrak yang terjadi saat ini 2.093 6.168 8.200 Biaya kontrak untuk menyelesaikan 5.957 2.032 - Total estimasi biaya kontrak 8.050 8.200 8.200 Estimasi laba 950 1.000 1.000 Tahap penyelesaian 26% 74% 100%
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban Diakui Diakui Saat ini sebelumnya sekarang Tahun 1 Pendapatan (9.000 x 26%) 2.340 - 2.340 Beban (8.050 x 26%) 2.093 - 2.093 Laba 247 - 247 Tahun 2 Pendapatan (9.200 x 74%) 6.808 2.340 4.468 Beban (8.200 x 74%) 6.068 2.093 3.975 Laba 740 247 493 Tahun 3 Pendapatan (9.200 x 100%) 9.200 6.808 2.392 Beban 8.200 6.068 2.132 Laba 1.000 740 260
BAB 21 Biaya Pinjaman Biaya Pinjaman Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul dari kewajiban keuangan suatu entitas Termasuk: Bunga cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan panjang Amortisasi diskonto atau premium pinjaman Amortisasi biaya tambahan pinjaman Beban pembiayaan sewa pembiayaan Perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang asing yang dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga. Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya
BAB 22 Penurunan Nilai Penurunan Nilai Kerugian penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Persediaan: Penurunan terjadi sebagai konsekuensi penilaian berdasarkan harga jual dikurangi biaya menyelesaikan dan menjual. Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui. Aset lain: Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang turun nilainya. Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi (selisih nilai tercatat aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual) Jika ada indikasi entitas harus mengestimasi nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut Pemulihan penurunan nilai tidak boleh melebihi niliai yang ditentukan Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.
Imbalan Kerja BAB 23 Imbalan Kerja Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan entitas sebagai pertukaran jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk untuk direktur dan manajemen. Klasidikasi ada 4 lihat gambar: imbalan kerja jangka pendek, panjang, paskakerja dan pesangon Entitas mengakui biaya atas seluruh kewajiaban imbalan kerja yang menjadi hak pekerja akibat jasa yang diberikan kepada entitas selama periode pelaporan: Sebagai kewajiban setelah dikurangi jumlah yang dibayar, atau aset dibayar dimuka jika terdapat kelebihan pembayaran Sebagai beban kecuali dipersyaratkan oleh PSAK lain
Ruang Lingkup Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Pesangon Imbalan Paska Kerja Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya ImbalanJangka Pendek Absen Bagi hasil atau Bonus Kontribusi Pasti Manfaat Pasti Past service cost Current Service Cost
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek Diakui saat pekerja telah memberi jasa Liabilitas jangka pendek sebagai: Liabilitas setelah dikurangi yang telah dibayar, beban dibayar dimuka jika terjadi kelebihan pembayaran Beban atau pernyataan lain membolehkan sbg biaya perolehan Contoh imbalan jangka pendek u Boleh diakumulasi diakui pada saat pekerja memberikan jasa Cuti berimbalan jangka pendek cuti berimbalan yang tidak boleh diakumulasi diakui saat cuti terjadi
Ilustrasi PT. A memiliki 5 karyawan yang diberikan cuti berimbalan sebesar Rp 100.000 untuk 5 hari kerja. Selama tahun 2012, karyawan yang cuti 5 hari 1 orang sedangkan sisanya cuti 3 hari kerja. JIKA TIDAK DIAKUMULASI Beban cuti berimbalan 1.700.000 (5+(4x3)x100.000) Kas 1.700.000 JIKA DIAKUMULASI Beban cuti berimbalan 800.000 (4x2)x100.000) Utang gaji 800.000
Program Bagi Laba dan Bonus Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus 1 Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif sebagai akibat dari peristiwa masa lalu 2 Dapat diestimasi secara andal Contoh imbalan jangka pendek u Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan pembayaran.
Defined Contribution Plans Imbalan Paska Kerja EMPLOYER PENSION FUND EMPLOYEE CONTRIBUTIONS BENEFIT Defined Contribution Plans DEFINED VOLATILE RISK LIMIT Defined Benefit Plans VOLATILE DEFINED RISK LIMIT
Dana Pensiun Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Program pascakerja dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri, tidak diperkenankan membentuk cadangan dalam perusahaan untuk pembayaran imbalan kerja. Program yang “didanai” atau funded perusahaan menyediakan dana untuk pembayaran pensiun. Dana pensiun : Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) khusus untuk perusahaan pendiri atau mitra pendiri. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa program pensiun iura. Peserta karyawan dari berbagai perusahaan (multi pemberi kerja) ataupun perorangan.
Jenis Program Program Iuran Pasti Risiko aktuaria ditanggung peserta Kewajiban hukum terbatas pada jumlah yang disepakati sebagai iuran yang terpisah. Bentuk Program Program Multipemberi kerja Program Jaminan Sosial Program imbalan pasti yang Membagi Risiko antara Entitas Sepengendali Imbalan yang dijamin Program Manfaat Pasti Perusahaan wajib menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja maupun mantan pekerja. Resiko investasi dan aktuaria menjadi tanggungan perusahaan
Program Multipemberi Kerja Program multipemberi kerja adalah program iuran pasti atau program imbalan pasti (selain program nasional jaminan sosial) yang: menyatukan aset yang dikontribusi dari beberapa entitas yang tidak sepengendali; dan menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada para pekerja dari lebih satu entitas, dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa memperhatikan identitas entitas mempekerjakan pekerja tersebut. Program Iuran Pasti Klasifikasi Sesuai ketentuan program Program Imbalan Pasti melaporkan bagian proporsionalnya atas kewajiban imbalan pasti, aset program dan biaya yang terkait dengan program tersebut dengan cara yang sama dengan program imbalan pasti lainnya; dan mengungkapkan informasi yang dipersyaratkan. Jika informasi memadai tidak tersebut iuran pasti
Program Jaminan Sosial cara yang sama seperti program multi-pemberi kerja Umumnya program iuran pasti Dicirikan sebagai imbalan pasti atau iuran pasti berdasarkan kewajiban entitas dalam program.
Program Iuran Pasti Pengakuan dan Pengukuran Pengungkapan Diakui sebagai beban Diakui liabilitas (beban terakru) setelah dikurangi dengan iuran telah dibayar atau aset (pembayaran dimuka jika terdapat kelebihan). Jika iuran tidak jatuh tempo seluruhnya dalam 12 bulan -> didiskonto jumlah yang diakui sebagai beban untuk program iuran pasti. Informasi program iuran pasti untuk personel manajemen kunci
Iuran Pasti Misal Juni 20X5, iuran pensiun yang harus dibayar oleh PT ABC untuk bulan tersebut Rp 5.000.000. Jika iuran tersebut dibayar semua maka jurnal yang dibuat adalah: Beban Rp 5.000.000 Kas Rp 5.000.000 Jika baru Rp 3.000.000 dibayar, sisanya belum dibayar sampai akhir Juni 20X0. Maka jurnalnya adalah : Kas Rp 3.000.000 Liabilitas jk pendek Rp 2.000.000
Program Manfaat Pasti Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun. Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial asumsi demografi dan keuangan. Dana diakumulasikan dalam Aset Program Risiko atas manfaat pasti: Risiko aktuarial jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria Risiko investasi hasil investasi atas aset program berbeda dari yang diharapkan. RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
Program Manfaat Pasti Beban tersebut dihitung sebesar nilai neto dari : Biaya Jasa, yang mencakup Biaya Jasa Kini, Biaya Jasa Lalu, dan Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian (settlement). Ditambah Beban bunga dan dikurangi (Pendapatan) Investasi diskonto obligasi. Neraca – liabilitas atau aset tergantung mana yang lebih besar dari keduanya Jika muncul aset hanya diakui sebesar surplus yang dapat dipulihkan melalui pengurangan iuran masa depan atau pengembalian program. Keuntungan dan kerugian aktuaria Mengakui seluruhnya alam laporan laba rugi Mengakui seluruhnya dalam ekuitass
Nilai Wajar Aset Program Program Manfaat Pasti Faktor-faktor: Biaya Jasa: Biaya Jasa Kini Biaya Jasa Lalu Keuntungan (kerugian) atas Penyelesaiaan Biaya Bunga Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial) Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP) Pendapatan Bunga Iuran oleh perusahaan Penarikan pensiun oleh pekerja Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial) Nilai Wajar Aset Program (NWAP)
Laporan Posisi Keuangan Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca) +/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti -/- Nilai wajar aset program yang digunakan untuk menyelesaikan kewajiban secara langsung Ekuitas (di Neraca) +/- Pendapatan atau kerugian aktuaria program manfaat pasti – komponen ekuitas
Ilustrasi 1 – ETAP Imbalan kerja perusahaan: Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000 Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 Biaya Jasa Kini 30.000 Tingkat Diskonto dan imbal hasil investasi 10% Iuran 24.000 Imbalan 16.000 Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000 Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000
Ilustrasi 1 – ETAP JURNAL UMUM MEMO Beban Kas Bagian Ekuitas Liabilitas Nilai Kini Kewajiban Aset Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000) Pendapatan bunga Iuran (24.000) 24.000 Imbalan 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria Liabiilitas Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000) Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial Jml tahun berjalan 22.000 (28.000) (250.000) 222.000 Saldo Akhir Kerugian
Jurnal Beban pensiun 30.000 Rugi akturia – ekuitas 22.000 Kas 24.000 Liabilitas 28.000 Liabilitas Kewajiban manfaat Pensiun 28.000 Ekuitas Kerugian aktuaria kerugian 22.000 Notes Nilai kini Kewajiban 250.000 Aset Program 222.000 Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000
Ilustrasi 1 – Manfaat Pasti JURNAL UMUM MEMO Beban Kas Aktuaria gain/loss Liabilitas Nilai Kini Kewajiban Aset Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000) Pendapatan bunga Iuran (24.000) 24.000 Imbalan 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria Liabiilitas Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000) Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial Jml tahun berjalan 22.000 (28.000) (250.000) 222.000 Saldo Akhir Kerugian
Jurnal Beban pensiun 30.000 Kerugian aktuaria - LR 22.000 Kas 24.000 Liabilitas 28.000 Liabilitas Kewajiban manfaat Pensiun 28.000 Notes Nilai kini Kewajiban 250.000 Aset Program 222.000 Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000
Ilustrasi 2 – Manfaat Pasti Imbalan kerja perusahaan: KETERANGAN Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000 Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000 Rugi Aktuaria Ekuitas – Awal 20X1 22.000 Biaya Jasa Kini 34.000 Tingkat Diskonto dan hasil investasi 10% Iuran 26.000 Imbalan 20.000 Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500 Nilai wajar aset – Akhir 20X1 276.600
Ilustrasi 2 – Manfaat Pasti JURNAL UMUM MEMO Beban Kas Bagian Ekuitas Liabilitas Keweajiban Program Aset Program Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000 Biaya jasa kini 34.000 (34.000) Biaya bunga 25.000 (25.000) Pendapatan bunga (22.200) 22.200 Iuran (26.000) 26.000 Imbalan 20.000 (20.000) Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500 Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400 Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial 36.800 (35.900) 25.100 (13.900) (2.900) (279.500) 276.600
Jurnal Beban pensiun 36.800 Liabilitas manfaat pensiun 25.100 Kas 26.000 Keuntungan aktuaria – ekuitas 35.900 Liabilitas Liabilitas manfaat pensiun 2.900 Ekuitas Keuntungan aktuaria - ekuitas 13.900 Notes Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600 Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Ilustrasi 2 – Manfaat Pasti JURNAL UMUM MEMO Beban Kas Loss /(Gain) aktuaria Liabilitas Keweajiban Program Aset Program Saldo awal (28.000) (250.000) 222.000 Biaya jasa kini 34.000 (34.000) Biaya bunga 25.000 (25.000) Pendapatan bunga (22.200) 22.200 Iuran (26.000) 26.000 Imbalan 20.000 (20.000) Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500 Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400 Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial 36.800 (35.900) 25.100 (2.900) (279.500) 276.600
Jurnal Beban pensiun 36.800 Liabilitas manfaat pensiun 25.100 Kas 26.000 Keuntungan aktuaria – LR 35.900 Liabilitas Liabilitas manfaat pensiun 2.900 Notes Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600 Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Contoh Perusahaan menjanjikan pembayaran pesangon kepada karyawannya pada saat berhenti bekerja di usia pensiun normal sebesar 200.000.000. Karyawan memiliki masa kerja sampai pensiun selama 20 tahun. Berdasarkan metode Projected Unit Credit (asumsi diabaikan), unit menurut periode jasa = 200.000.000/20 = 10.000.000. Sehingga pengakuan di laba rugi dan neraca sebagai berikut: Tahun Beban tahun berjalan Kewajiban akhir tahun 1 10,000,000 2 20,000,000 3 30,000,000 dst 20 200,000,000 Laporan keuangan dalam juta Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Beban Imbalan Kerja (10) Kewajiban imbahan kerja 10 20 30 40
Projected Unit Credit Pengakuan dan Pengukuran diperlukan : Nilai Kewajiban Imbalan Pasti Biaya Jasa Kini Metode yang digunakan : Projected Unit Credit Metode ini sering disebut sebagai metode imbalan yang diakru yang diperhitungkan secara prorata sesuai periode jasa Sebagai metode imbalan dibagi tahun jasa Menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit tambahan imbalan dan mengukur setiap unit secara terpisah untuk menghasilkan kewajiban final. Metode ini akan mengalokasikan imbalan ke: Periode berjalan untuk menentukan Biaya Jasa Kini Periode berjalan dan periode-periode lalu untuk menentukan Nilai Kini Kewajiban.
Metode dan Asumsi Aktuaria Untuk melakukan perhitungan aktuaria digunakan asumsi-asumsi aktuarial. Asumsi Aktuarial tidak boleh bias dan cocok satu dengan yang lain (mutually compatible). Asumsi Aktuarial terdiri dari: Asumsi Demografis mengenai karakteristik masa depan dari pekerja dan mantan pekerja (dan tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan Mortalitas selama dan sesudah masa kerja Tingkat perputasan pekerja, cacat dan pensiun dini Proporsi dari peserta program dengan tanggungannya Tingat klait program kesehatan Asumsi keuangan, berhubungan dengan: Tingkat diskonto Tiingkat gaji dan imbalan masa datang Jaminan kesehatan, biaya kesehatan di masa datang dan biaya administrasi Tingkat hasil yang diharapkan atas aktiva program
Perhitungan Aktuaria Nilai sekarang Manfaat Imbalan kerja yang akan dibayarkan pada yang akan datang (PVFB) untuk masa kerja yagn telah dilalui: PBO = PVFB x masa kerja lalu / total masa kerja Kewajiban Kini (Present Value of Obligation (PBO) : Kenaikan nilai kewajiban kini atas jawa pekerja dalam periode berjalan CSC = PVFB / Total Masa Kerja Biaya saat kini (Current Service Cost / CSC):
Perhitungan Aktuaria Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun Future Benefit X=20 tahun Usia masuk pensiun X=30 tahun Usia Valuasi X=55 tahun Usia Pensiun Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun Usia masuk : 20 tahun Usia pensiun : 55 tahun Usia valuasi : 30 tahun Gaji Valuasi : 2.000.000 Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6% Asumsi aktuaria: tingkat mortalita, pengunduran diri dan catatan diabaikan untuk mepermudah pemahaman.
Perhitungan Aktuaria Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun Usia masuk : 20 tahun Usia pensiun : 55 tahun Usia valuasi : 30 tahun Gaji Valuasi : 2.000.000 Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6% Asumsi aktuaria: tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan untuk mepermudah pemahaman. Future Benefit : 2 x 35 x 2.000.000 x (1+6%) ^ 25 = 600.861.900 PVFB : 600.861.900 / (1 + 10% )^25 = 55.457.148 PBO : 55.457.148 x 10 / 35 = 15.844.899 CSC : 55.457.148 x 1 / 35 = 1.584.489
Perhitungan Aktuaria Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun Usia masuk : 20 tahun Usia pensiun : 60 tahun Usia valuasi : 35 tahun Gaji Valuasi : 5.000.000 Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 5% Asumsi aktuaria: tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan untuk mepermudah pemahaman.
Perhitungan Aktuaria Manfaat : 2,5 x masa kerja x gaji pada saat pensiun Usia masuk : 31 tahun Usia pensiun : 56 tahun Usia valuasi : 35 tahun Gaji Valuasi : 2.698.500 Asumsi : tingkat diskonto 12%, tingkat kenaikan gaji 10% Probabilita : 0,81476
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003 UPH = Uang Penghargaan Masa Kerja Besaran UPH = 15% x (Uang Pesangon + Penghargaan Masa kerja) Untuk karyawan yang berhenti kerja karena mencapai usia pensiun normal dengan masa kerja minimal 24 tahun maka besaran imbalan yang menjadi haknya adalah: P : 9 upah PMK : 10 upah UPH : 15 % x (2P + 1 PMK Besaran manfaat pensiun = 2P + PMK + UPH = 2 x 9 + 10 + 4,2 = 32,2
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003 Jika Manfaat Pensiun yang diberikan perusahaan > manfaat pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka kewajiban pemberi kerja hanya sebesar iurang pemberi kerja (2 x 35) x 80% > 32.2 G 56 G > 32.2 G Jika manfaat pensiun yang diberikan oleh pemberi kerja < manfaat pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka selisihnya merupakan kewajiban pemberi kerja (1, x 20) x 80% > 32.2 G 24 G > 32.2 G Kewajiban = 32.2 G – 24 G
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003 Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantianhak (usia pensiun, PHK dan meninggal dunia) = 2 PS + 1 PMK + UPH
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003 Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantianhak (sakit berkepanjanga, cacat total/tetap) = 2 PS + 2 PMK + UPH
BAB 24 Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Pajak penghasila termasuk seluruh pajak domestic dan luar nigari sebagai dasar perhitungan penghasilan kena pajak. Entitas mengakui kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Pajak terutang tahun fiskal menurut SPT Pajak final Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset. Entitas mengungkapkan secara terpisah komponen-komponen utama beban pajak penghasilan. Pajak tangguhan tidak diatur.
Pajak kini Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah dipotong oleh pihak lain adalah: PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di perusahaan. PPh final sebesar 60 juta, PPh 23 tidak final sebesar 120 juta PPh 24 sebesar 200 juta PPh 25 sebesar 500 juta PPh 22 sebesar 100 juta Pajak kini anak perusahaan 300 juta Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka. PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta Kredit PPh 22 100 jt Kredit PPh 23 120 jt Kredit PPh 24 125 jt Pph 25 500 jt PPh 29 sebesar 155 jt Beban pajak 1.000 jt Pajak dibayar dimuka PPh 22 100 Pajak dibayar dimuka PPh 23 120 Pajak dibayar dimuka PPh 24 125 Pajak dibayar dimuka PPh 25 500 Utang PPh 29 155 Beban pajak 135 jt Pajak dibayar dimuka PPh final 60 Pajak dibayar dimuka PPh 24 75 Beban pajak kini parent : 1.135 = (1.000 + 60 + 75) Beban Pajak kini konsolidasian = 1135 + 300 = 1.435 juta
Pajak kini Entitas pada tahun 2015 membayar PPh 25 sebesar 2.000juta sebagai beban pajak penghasilan. Entitas mengakui PPh 22 dan PPh 23 sebagai pajak dibayar dimuka masing-masing sebesar 100 dan 200 juta. Menurut perhitungan fiskal pajak terutang satu tahun fiskal sebesar 2.500juta. Selama tahun 2015 pajak final yang telah dibayar entitas sebesar 300juta, entitas mencatatnya sebagai beban pajak final. Buat jurnal penyesuaian dan nilai beban pajak dalam laporan keuangan. Beban pajak 500 jt Pajak dibayar dimuka PPh 22 100 Pajak dibayar dimuka PPh 23 200 Utang PPh 29 200 Laporan kerunagan: Beban pajak: Pajak penghasilan 2.500 Pajak penghasilan final 300 Total beban pajak 2.800
Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan BAB 25 Mata Uang Pelaporan Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan Menggunakan mata uang rupiah. Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi sebagai mata uang fungsional. Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan. Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya. Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan dengan mengukur seolah-olah mata uang fungsional telah digunakan sejak terjadinya transaksi.
Transaksi dalam Mata Uang Asing BAB 26 Transaksi Mata Uang Asing Transaksi dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan: pos moneter dengan kurs tanggal neraca pos non moneter yang diukur dengan biaya perolehan historis dengan kurs pada tanggal transaksi pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dengan kurs pada tanggal nilai wajar. Keuntungan atau kerugian diakui pada beban tahun berjalan dan keuntungan atau kerugian yang terkait langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke ekuitas.
Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan BAB 27 Tgl Setelah Pelaporan Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaian Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian. Peristiwa yang memerlukan penyesuaian adala peristiwa ya yang menkonfirmasi keadaan atau nilai yang telah ada pada tanggal akhir pelaporan: Pelanggan pailit penurunan nilai piutang Tuntutan hukum yang telah ada di tanggal pelaporan dan setelah tanggal pelaporan dipastikan nilai kerugiannya. Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh diakui sebagai kewajiban pada akhir perode laporan.
Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan BAB 27 Tgl Setelah Pelaporan Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan Identifikasi beberapa peristiwa berikut apakah perlu penyesuaian atau tidak Gudang perusahaan pada 25 Januari 2016 terbakar yang menghabiskan hampir semua persediaan perusahaan. Diperkirakan kerugian perusahaan sebesar 300milyar. Pengadilan memutuskan perusahaan bersalah dan harus membayar ganti rugi sebesar 100milyar atas kerugian yang telah dilakukan oleh perusahaan. Kasus tuntutan tersebut telah diproses oleh perusahaan sejak 1 Oktober tahun sebelumnya. Pada
Pihak Hubungan Istimewa BAB 28 Hubungan Istimewa Pihak Hubungan Istimewa Pengungkapan hubungan termasuk hubungan entitas induk dengan anak. Pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan setara dengan pihak yang faham dan berkeingingan untuk melakukan transaksi kecuali syarat tersebut dapat dibenarkan.
Aplikasi Pengungkapan hubungan istimewa : BAB 28 Hubungan Istimewa Aplikasi Pengungkapan hubungan istimewa : Penyebutan pihak yang memiliki hubungan istimewa, nama manajemen kunci. Anak perusahaan atau pihak asosiasi atau entitas lain yang memiliki hubungan istiwewa Pengungkapan nilai akun yang berasal dari hubungan istimewa misalnya kas, piutang dijelaskan yang berada atau berasal dari pihak yang memiliki hubungan istimewa. Pengungkapan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dan informasi apakah transaksi tersebut diberikan perlakuan khusus.
BAB 28 Hubungan Istimewa Aspek Pajak Mengidentifikasi pihak yang kemungkinan memiliki hubungan istimewa dalam pajak. Perlu dilakukan pendalaman apakah transaksi telah dilakukan dengan menggunakan nilai wajar menurut ketentuan pajak.
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif BAB 29&30 Transisi Tgl Efektif Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010. Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan prospektif. Prospektif: Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP Mereklasifikasi pos-pos yang berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP.
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif ETAP dapat memilih tetap menggunakan SAK atau menggunakan SAK ETAP. ETAP yang tetap memilih menggunakan SAK tidak boleh di kemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP. Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP dengan mengikuti ketentuan transisi secara retrospektif kecuali tidak praktis dapat secara prospektif. ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus menggunakan SAK dan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
PERBEDAAN PSAK & SAK ETAP
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas. SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan. SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55. SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya atau model reavaluasi. Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha, derivatif, hedging PPL - IAPI
Rerangka konseptual KDPPLK SAK ETAP Tujuan laporan keuangan Sama Karakteristik kualitatif laporan keuangan Unsur-unsur laporan keuangan Sama – nama berbeda Konsep pengakuan Konsep pengukuran: biaya historis biaya kini nilai realisasi bersih nilai sekarang nilai wajar Konsep pemeliharaan modal Tidak ada
Penyajian Laporan Keuangan SAK UMUM SAK ETAP Kepatuhan terhadap SAK Pengungkapan atas PSAK “misleading” Kepatuhan terhadap SAK ETAP Komponen laporan keuangan: Lap posisi keuangan/neraca Lap laba rugi komprehensif Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan Neraca Lap laba rugi Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama PPL - IAPI
Penyajian Laporan Keuangan (2) SAK UMUM SAK ETAP Neraca Pos minimal yang disajikan banyak Urutan penyajian Pengungkapan banyak Pos minimal yang disajikan lebih sedikit Sama Pengungkapan lebih sederhana Laporan laba rugi komprehensif Laba rugi dan pendapatan komprehensif lain Pos minimal Laporan laba rugi Laba rugi Pos minimal lebih sedikit PPL - IAPI
Penyajian Laporan Keuangan (3) SAK UMUM SAK ETAP Laporan perubahan ekuitas Pos minimal Pengungkapan distribusi dividen dan dividen per saham Tidak diperkenankan Pos minimal lebih sedikit Tidak ada Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan lap laba rugi dan lap perubahan ekuitas Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan metode langsung atau tidak langsung Arus kas valas, bunga & dividen, pajak penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas Kas yang dibatasi Arus kas operasi disajikan dengan metode tidak langsung Arus kas bunga & dividen, pajak penghasilan, dan transaksi nonkas
Penyajian Laporan Keuangan (4) SAK UMUM SAK ETAP Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian Modal Dividen dan informasi umum entitas PPL - IAPI
Laporan Keuangan Konsolidasian SAK UMUM SAK ETAP Laporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari laporan keuangan konsolidasian) Konsolidasi entitas bertujuan khusus PPL - IAPI
Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan SAK UMUM SAK ETAP Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi PSAK serupa Conceptual framework Other pronouncements, literatur dan praktik Dampak penerapan PSAK yang akan berlaku Bagian SAK serupa SAK umum Tidak ada Estimasi akuntansi Sama Kesalahan
Instrumen Keuangan SAK UMUM SAK ETAP Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan (marketable securities) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang Diperdagangkan Maksud dan kemampuan Maksud PPL - IAPI
Persediaan SAK UMUM SAK ETAP Biaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana lebih rendah) Sama FIFO dan rata-rata tertimbang Persediaan pialang-pedagang komoditi menggunakan fair value Tidak ada Persediaan pemberi jasa PPL - IAPI
Investasi pada Entitas Asosiasi SAK UMUM SAK ETAP Pengaruh signifikan Faktor kuantitatif dan kualitatif Hak suara potensial Faktor kuantitatif Tidak ada Metode ekuitas Metode biaya Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual
Investasi pada Joint Venture SAK UMUM SAK ETAP Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama aset Pengendalian bersama entitas Metode ekuitas atau proporsional konsolidasi Metode biaya
Investasi pada Entitas Anak SAK UMUM SAK ETAP Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan Metode ekuitas dan tidak dikonsolidasikan Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak menyebabkan hilangnya pengendalian (transaksi ekuitas) Tidak ada PPL - IAPI
Properti Investasi dan Aset Tetap SAK UMUM SAK ETAP Properti investasi Model biaya Model nilai wajar Aset tetap Model revaluasi Model biaya (revaluasi harus ada izin pemerintah)
Aset Tidak Berwujud SAK UMUM SAK ETAP Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternal Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas Umur manfaat terbatas Goodwill Tidak ada Model biaya dan model revaluasi Model biaya PPL - IAPI
Sewa SAK UMUM SAK ETAP Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang memerlukan judgment. Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan manfaat. Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu judgment: pengalihan aset opsi beli min 75% umur ekonomis min 90% nilai wajar aset bersifat khusus) Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak ada Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease) PPL - IAPI
Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan SAK UMUM SAK ETAP Kewajiban diestimasi (provisi), aset kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi Sama Ekuitas Pendapatan penjualan barang dan jasa Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai SAK UMUM SAK ETAP Biaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankan Penurunan nilai Instrumen keuangan: incurred loss Pinjaman yang diberikan dan piutang: expected loss (aging schedule) Goodwill dan aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas Diamortisasi Persediaan Selisih nilai buku dan nilai realisasi bersih Aset lain Selisih nilai buku dan nilai jual dikurangi dengan biaya menjual PPL - IAPI
Imbalan Kerja SAK UMUM SAK ETAP Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih sederhana Imbalan kerja jangka panjang lainnya Pesangon pemutusan kerja Pesangong pemutusan kerja Imbalan berbasis saham Tidak ada PPL - IAPI
Pajak Penghasilan SAK UMUM SAK ETAP Konsep pajak tangguhan (deferred tax concept) Konsep pajak terutang (tax liability concept) Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal Aset dan liabilitas pajak tangguhan Utang pajak PPL - IAPI
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas SAK UMUM SAK ETAP Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing Transaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan (mingguan) PPL - IAPI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com Akuntan Profesi untuk Mengabdi pada Negeri TERIMA KASIH Dwi Martani 081318227080 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/