PERENCANAAN (PLANNING) DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN Oleh Heni Listiana, M.Pd.I
INDIKATOR PEMBELAJARAN Menjelaskan arti perencanaan Menjelaskan langkah-langkah perencanaan Mengidentifikasi perencanaan yang baik
EMPAT ASPEK MANAJEMEN PENDIDIKAN Pengorganisasian (Organizing) Pelaksanaan (Actuating ) Pengawasan (Controling) Perencanaan (Planning)
LET’S START TO LEARN Buatlah 6 Kelompok Kelas lakukan diskusi dengan kelompokmu: Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
CASE STUDY 1 : Rendahnya Sarana Fisik Masih banyak sekolah yang memiliki bangunan yang tidak layak pakai ataupun meminjam bangunan dari pihak lain. Sekolah dengan akses jalan yang sulit terjangkau menyebabkan banyak masyarakat yang enggan untuk bersekolah. Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat (Anadiwahyuni, 2011). Tugas : Jika Anda sebagai kepala Dinas kabupaten rencanakan pembangunan gedung sekolah beserta alokasi dananya serta target waktunya?
CASE STUDY 2 : Rendahnya Kualitas Guru Kualitas tenaga pendidik di Indonesia tidak sejalan dengan UU SISDIKNAS tahun 2003 pasal 42 ayat 1 dan 2, hal ini terlihat dari data Balitbang Depdiknas tahun 2010 dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8 % yang berpendidikan diploma DII kependidikan ke atas, sekitar 680.000 guru SMP/MTs baru 38,8 % yang berpendidikan DIII kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah dari 337.503 guru baru 57,8 % yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi dari 181.544 dosen, baru 18,86 % yang berpendidikan S2 ke atas dan hanya 3,48 % berpendidikan S3. Menurut data Indonesia Berkibar sekitar 54 % guru di Indonesia tidak memiliki kualifikasi yang cukup. TUGAS: Jika Anda menjadi menteri pendidikan RENCANAKAN peningkatan kualitas guru di Indonesia?
CASE STUDY 3 : Rendahnya Kesejahteraan Guru Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indoneisa pada pertengahan 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan sebesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp. 1,5 juta, guru bantu Rp. 460rb, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 .oo per jam. Dengan pendapatan seperti itu, maka banyak guru yang melakukan kerja sampingan., sehingga tidak optimal dalam mendidik anak di sekolah. TUGAS: Jika Anda sebagai kepala sekolah rencanakan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru2 Anda?
CASE STUDY 4: Rendahnya Prestasi Siswa Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran.Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda (Mubtadiin, 2012). TUGAS: Jika Anda menjadi guru rencanakan peningkatan prestasi belajar siswa Anda?
CASE STUDY 5: Kesempatan Pemerataan Pendidikan Banyak daerah yang sulit terjangkau dan tidak ada akses jalan. Tidak meratanya pendidikan di Indonesia, menyebabkan adanya kesenjangan antara pendidikan di kota dan di daerah. TUGAS : Jika Anda sebagai kepala Desa yang telah menerima dana bantuan 1 milyar untuk desa. Rencanakan pembangunan desa yang dapat memudahkan akses pendidikan bagi warga Anda?
CASE 6 : Mahalnya Biaya Pendidikan Adanya stratifikasi dalam pendidikan, menyebabkan masyarakat dengan ekonomi ke bawah akan kesulitan mendapat fasilitas pendidikan yang layak. Sekarang ini banyak sekolah dengan pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang mahalnya selangit. Sedangkan pendidikan gratis yang disediakan pemerintah cenderung seadanya. Maka stratifikasi ini menyebabkan adanya pula kesenjangan kualitas pendidikan antara anak yang berekonomi berkecukupan dengan ekonomi rendah. TUGAS : Jika Anda sebagai orang tua rencanakan keterjaminan pendidikan buat Anak2 Anda?
EXPOSE YOUR DISCUSSION Tidak Punya ide Tidak bisa bangun gedung sekolah Tidak bisa bayar kuliah Sekolah mahal Ayo belajar Sekolah roboh
Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) Planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective. Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan manajer dalam menetapkan suatu objek, menilai masa depan, mengembangkan sejumlah aksi yang dirangcang untuk mencapai tujuan.
T. Hani Handoko (1995) Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
PERENCANAAN (PLANNING) kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai; Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan; Masalah-masalah atau informasi-informasi yang diperlukan; Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan; Merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan pekerjaan itu harus diselesaikan; Menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang mempengaruhi pelaksanaan tindakan tersebut; Menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana;
PERENCANAAN PENDIDIKAN SAAT INI MENGGUNAKAN PROPOSISI Perencanaan pendidikan harus menggunakan pandangan jangka panjang; Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehesif , artinya meliputi keseluruhan system pendidikan (baik formal maupun nonformal); Perencanaan pendidikan harus diintegrasikan kepada pembangunan masyarakat yang leboh luas. Artinya memperhatikan pembangunan ekonomi, social budaya, politik, dan hankam; Perencanaan pendidikan harus menjadi bagian integral dari manajemen pendidikan. Perencanaan harus berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaannya; Perencanaan pendidikan harus memperhatikan kuantitas dan kualitas pendidikan . Pendidikan harus direncanakan dengan memperhatikan relevansi efisiensi, dan efektifitas.
Perencanaan pendidikan perlu memperhatikan masalah-masalah pokok pendidikan : Bagaimana menentukan prioritas tujuan dan fungsi system pendidikan dan sub- sistemnya; Bagaimanakah cara menentukan cara yang terbaik dalam mencapai tujuan dan fungsi tersebut; Bagaimanakah perbandingan sumber daya yang dimiliki masyarakat dialokasikan untuk pendidikan dibanding dengan peruntukan yang lain; Bagaimanakah pembiayaan pendidikan dilakukan dan didistribusikan ke masyarakat, dan siapa saja yang membiayai pendidikan; Bagaimana keseluruhan sumber daya pendidikan dialokasikan untuk masing-masing jenis dan komponen pendidikan.
Suatu rencana dikatakan baik, apabila; 1). Mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya; 2). Bersifat luwes, artinya mengandung kemungkinan untuk perubahan-perubahan yang dengan perkembangan dan situasi yang terjadi; 3). Bersifat rasional, artinya disusun berdasarkan fakta dan data, bukan merupakan hasil khayalan dan dugaan yang tak berdasar; 4). Bersifat sederhana, artinya mudah dimengerti oleh pelaksana; 5). Harus bersifat praktis, artinya mudah dilaksanakan dan tidak bersifat abstrak dan idealis;