URGENSI LITERASI DIGITAL BAGI PENDIDIK Disampaikan pada Lokakarya Pendidikan “Literasi Digital bagi Masyarakat Pendidikan” Di Yogyakarta, 23 Mei 2017 oleh: Darmanto darmantompm@gmail.com HP. 0813 2524 1822 BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN (BTKP) DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAH RAGA DIY TAHUN 2017
Tujuan: Meningkatkan literasi masyarakat pendidikan dalam penggunaan TIK/digital (media baru) yang sehat dan produktif untuk Meningkatkan kualitas pendidikan
Ruang Lingkup Materi Definisi Literasi Digital (Media Baru) Pemetaan Permasalahan Literasi Digital di Dunia Pendidikan Tingkat Literasi Digital di Dunia Pendidikan Indonesia, dan khususnya DIY
PEMAHAMAN DASAR TENTANG MEDIA BARU
Pengertian Media Baru Sarana atau alat komunikasi yang baru muncul dan merujuk pada peralatan digital (digital Devices) yang cara pengoperasiannya mengandalkan sentuhan ujung jari. Bentuk konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung dalam jaringan (daring) internet.
Ragam Media Baru Mikrokomputer – komputer yang berdiri sendiri/laptop Teleteks Videoteks Komunikasi satelit CD Room Alat komunikasi jarak jauh Internet/media online Media sosial : FB, Twitter, Instagram, Path, dsb
Karakteristik Media Aspek Media Lama (mainstream) Media Baru Wujud Cetak dan elektronik Digital, Maya, virtual Target khalayak Massal Individual Sifat Kepemilikan Kelompok/perusahaan Hubungan antarmedia Terpisah Terintegrasi (interkonektivitas) Sebaran media Tergantung ruang dan waktu Ada di mana-mana Kegunaan Tunggal Beragam Distribusi pesan Searah Multiarah Interaktivitas Rendah Tinggi Kemerdekaan diri khalayak Prosisi khalayak Konsumen Konsumen dan produsen Tanggung jawab etik Pengelola media Pengelola media & Individu
Pesona Media Baru Bagi Anak dan Remaja Informasinya beragam Mampu memenuhi rasa ingin tahu Menyajikan banyak data dalam berbagai kemasan menarik Menyajikan tautan informasi Mudah diakses Tersedia setiap saat Tidak ada batas ruang dan waktu (borderless)
Sisi Negatif (Musibah) dan Positif (Berkah) Media Baru dalam pembelajaran
Literasi Digital Bukan kampanye untuk melihat sisi negatif media baru Bukan sikap yang menafikkan segi positif media baru Bukan upaya persuasi agar masyarakat menjauhi media baru Bukan gerakan mengorganisasi masyarakat agar memusuhi atau membenci media baru Bukan gerakan untuk melakukan boikot terhadap media baru Melainkan Upaya sadar untuk membantu individu semakin selektif dalam mengakses media baru, bisa menganalisis, kritis terhadap isinya, mampu mengevaluasi, memiliki kesanggupan merespon, dan mampu mengoptimalikan pemanfaatan informasi yang diperoleh dari media baru untuk hal-hal yang produktif bagi kehidupannya
Tujuan Peningkatan Literasi Digital Bagi Pendidik Meningkatkan pengetahuan mengenai media/sumber informasi yang berkualitas Meningkatkan kemampuan agar dapat membedakan antara realitas media baru dengan realitas sosial Meningkatkan kemampuan untuk bersikap kritis terhadap media baru dan atau sumber-sumber informasi Meningkatkan kemampuan pendampingan bagi anak didik dalam penggunaan media baru untuk peningkatan kualitas pembelajaran Meningkatkan kemampuan pendidik dalam memanfaatkan media baru untuk kualitas pendidikan yang lebih baik
APA PENTINGNYA LITERASI TIK/MEDIA BARU?
Perbedaan Dua Generasi Migran Digital Generasi Digital Periode Kelahiran: 1945-1976 (Baby Boom) -1990-an Disebut Migran Digital Sering pula disebut sebagai Generasi X. Periode Kelahiran Generasi I di AS tahun 1977 (Indonesia: 1990-an) Disebut generasi digital Sering pula disebut Generasi Y, Generasi Z atau generasi internet (GEN)
Perbedaan Karakter Dua Generasi Migran Digital Generasi Digital Media baru dianggap hanya menambah kerumitan kerja Media baru dianggap milik kelompok elit Media baru dipahami hanya sebatas “alat” atau medium Sebagian besar gagap dalam mengoperasikan perangkat digital Media baru lebih banyak dipahami dari perspektif etik dan moral serta dianggap mengancam tata nilai yang ada Media baru dianggap menimbulkan ancaman bagi kenyamanan diri Media baru dianggap membahayakan bagi generasi muda Media baru dianggap memudahkan kehidupan dan memberikan nilai tambah Media baru merupakan milik semua orang Media baru tidak sekedar alat, tetapi merupakan ekspresi kehidupan nyata Mereka mampu mengoperasikan alat-alat digital secara otodidak dan instink Media baru dipandang dari sudut kemanfaatan bagi kehidupan yang lebih baik Media baru membuat kehidupan lebih menyenangkan Media baru memfasilitasi mereka menunjukkan eksistensi diri Media baru menawarkan standar moral dan etik baru di kalangan generasi muda.
Perbedaan Cara Belajar Dua Generasi Imigran Digital Generasi Digital Belajar dipahami sebagai hal serius dan harus dengan cara serius Sumber belajar berupa buku Apriori terhadap sumber online Konsentrasi pada satu masalah Berpikirnya linear Menitikberatkan kedalaman Pelit berbagi pengetahuan Merasa bangga kalau pihak lain tidak memiliki referensi yang sama Proses pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah Belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan, karena itu bisa dengan game, dan sebagainya Sumber bacaan tidak terbatas buku/teks tercetak, tetapi bisa layar komputer, HP, tv, film, Play Stasion (PS), MP 3, MP 4. Pada waktu yang bersamaan dapat memperhatikan banyak permasalahan Mengandalkan sumber belajar yang beragam Cara berpikirnya cenderung lateral Belajar sambil menghibur diri (joyfull learning) Menitikberatkan keluasan pengetahuan, tetapi cenderung dangkal Sangat membuka diri (open) terhadap berbagai pandangan/pendapat Senang berbagi pengetahuan kepada pihak lain Proses pembelajaran lebih senang dengan cara berbagi