Kalium, Rubidium, dan Zink Anggota: Tata Nur Hepyana Shafira Zalfa Y.B. Oki Purwaningsih Moh. Latif R.
Kalium
Sejarah Penemuan Kalium Pada tahun 1806, ahli kimia Inggris Sir Humphry Davy menemukan bahwa ikatan kimia merupakan listrik di alam dan ia bisa menggunakan listrik untuk menguraikan zat ke menjadi unsur – unsur penyusunnya).
Kelimpahan unsur Logam kalium merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil.
Sifat Kimia Nomor atom : 19 Nomor massa : 39,0983 g/mol Konfigurasi electron : 1s2 4s1 Elektronegativitas menurut Pauling : 0,8 Radius Vanderwaals : 0,235 nm Radius ionic : 0.133 Isotop : 5 Energi ionisasi pertama : 418,6 kJ/mol Penampilan : putih perak Jari – jari atom : 220 pm Jari – jari kovalen : 196 pm Jari – jari Van Der Waals : 275
Sifat Fisika Densitas : 0.86 g/cm3 Titik lebur : 63,2 °C Titik didih : 760 °C Fase : padat Sifat atom : Struktur kristal Energi ionisasi Pertama : 418,8 kJ·mol−1
Pembuatan Unsur K Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium, awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan Katoda : K+ + e– →K (l) Anoda : Cl– → 1/2Cl2 (g) + e– Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C : Na + KCl→ K+ NaCl
Kegunaan Kalium Kalium sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Kalium hidroksida merupakan basa kuat dan bahan kimia industri yang penting. Kalium klorida digunakan sebagai alternatif yang sehat sehat pada pembuatan garam. KCl, digunakan sebagai bahan pupuk
Efek Negatif Kalium Kalium merupakan salah satu logam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain memiliki beberapa manfaat, kalium juga memiliki dampak negative. Adapun dampak negative yang ditimbulkan yaitu: tekanan darah tinggi, stroke, penyakit ulseratif kolitis yaitu gangguan penyerapan di usus halus, ketika kalium terlalu banyak dalam tubuh, bias menyebabkan penyakit ginjal
Rubidium
Sejarah Penemuan Rubidium Rubidium ditemukan pada tahun 1861 oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff , di Heidelberg, Jerman, dari mineral lepidolite melalui penggunaan spektroskop. Karena garis merah terang di dalam spektrumemisi mineral tersebut, mereka memilih nama yang diambil dari bahasa Latin rubidus, yang berarti "merahtua".
Sifat Kimia Nomor atom : 37 Nomor massa : 85.47 g/mol Konfigurasi electron : 1s2 5s1 Elektronegativitas menurut Pauling : 0,8 Radius Vanderwaals : 0,243 nm Radius ionic : 0,149 nm Isotop : 11 Energi ionisasi pertama : 402,9 kJ/mol Energi ionisasi kedua : 2633 kJ/mol Energi ionisasi ketiga : 3860 kJ/mol Jari-jari ion : 1,48 Keelektronegatifan : 0,8
Sifat Fisika Kepadatan : 1,53 g/cm3 Titik lebur : 39 °C Titik didih : 696 °C Potensial standar : – 2,99 V Densitas cairan pada titik didih : 1,46 gr/cm3 Energi ionisasi : 4 Kj/mol Kalor peleburan : 2,19 Kj/mol Kalor penguapan : 75,77 Kj/mol
Kelimpahan Unsur Rb Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Rb ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini.
Pembuatan unsur Rb Dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na pada suhu tinggi, kemudian logamnya di murnikan dengan destilasi. Rubidium tidak dapat di peroleh dengan proses elektrolosis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang di gunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Rubidium di lakukan melalui metode reduksi. Proses yang di lakukan untuk memperoleh logam ini yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium. Na + LCl→ L + NaCl
Kegunaan Rubidium Rubidium klorida di gunakan dalam biokimia sebagai biomarker untuk melacak di mana kalium diambil oleh organisme hidup. Rubidium hidroksida merupakan bahan utama bagi kebanyakan proses kimia berbasis rubidium. Rubidium karbonat di gunakan dalam beberapa kaca optik. Sifat radioaktif Rb-87 di gunakan dalam bidang geologi (untuk menentukan umur batuan atau benda-benda lainnya).
Efek Negatif Rubidium dan Pencegahannya Efek negatif yang ditimbulkan oleh unsur rubidium yaitu rubidium mudah bereaksi dengan kelembaban kulit untuk membentuk rubidium hidroxid, yang menyebabkan luka bakar dari mata dan kulit
Zink
Sejarah Penemuan Zink Para kimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.
Sifat Kimia Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah berpasangan dengan struktur kristal heksagonal. Reaksi dengan udara Reaksi dengan halogen Reaksi dengan asam Reaksi dengan basa
Sifat Fisika Seng adalah logam putih kebiruan dengan permukaan mengkilap. Hal ini tidak ulet dan tidak mudah dibentuk pada suhu kamar. Ulet berarti mampu ditarik mejadi kawat tipis. Mudah ditempa dengan dipalu menjadi lembaran tipis. Pada suhu di atas 100 ° C (212 ° F) seng menjadi agak lunak. titik lebur seng adalah 419,5 ° C (787,1 ° F) dan titik didihnya adalah 908 ° C (1670 ° F).
Kelimpahan Unsur Zn Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppm. Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam.
Pembuatan Unsur Zn Seng dihasilkan melalui penyulingan elektrolisis, yaitu gabungan proses reduksi dan penyulingan. ZnO dari tahap pemanggangan dilarukan dalam H2SO4, dengan reaksi sebagai berikut : ZnO(s) + 2H+(aq) + SO42-(aq) → Zn2+(aq) +SO42-(aq) + H2O Serbuk Zn ditambahkan ke dalam larutan untuk menggantikan logam yang kurang aktif, dan larutan dielektrolisis dengan anode timbale dari katode aliminium. H2O tidak terbentuk pada katode karena tingginya overpotensial
Kegunaan Zink Melapisi besi atau baja untuk mencegah proses karat. Digunakan untuk bahan baterai. Zink digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan metalurgi bubuk. Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik (mencegah kulit agar tidak kering dan tidak terbakar sinar matahari), plastik, karet, sabun, pigmen warna putih dalam cat dan tinta (ZnO).
Efek Negatif Zink Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari seng yaitu jika kekurangan zat ini dalam tubuh, dapat menyebabkan kecepatan pertumbuhan menurun, nafsu makan dan masukan makanan menurun, gangguan sistem kekebalan tubuh, perlambatan pematangan seksual dan impotensi.