MUHAMMADIYAH DAN TANTANGAN DI ERA MODERN MEMASUKI ABAD KE II (PASCA 100 TAHUN)
Alvin Toffler, mengatakan bahwa salah satu gejala negatif Yang muncul di kalangan masyarakat modern yang sekuler Adalah timbulnya rasa kesepian, hilangnya struktur masyarakat Yang kukuh, dan hilangnya makna-makna Menurut Sayyed Hosen Nasher, manusia modern gagal Menemukan ketentraman batin serta hilang keseimbangan dirinya Menurut Yusuf Qardawi, manusia sekuler cenderung kehilangan Orientasi hidupnya
BAB I Pendahuluan Secara etimologis nama Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad”, yaitu nama Rasulullah SAW dan diberi tambahan ya nisbah dan ta marbuthah yang berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. KH. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Muhammadiyah menegaskan bahwa, “Muhammadiyah bukanlah nama perempuan melainkan berarti umat Muhammad, pengikut Muhammad, Nabi Muhammad SAW utusan Allah SWT yang penghabisan”. Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 / 8 Zulhijjah 1330 H di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan (1868-1923). Beliau memimpin persyarikatan ini sampai satu tahun sebelum wafatnya (1922).
Maksud dan tujuan didirikannya Muhammadiyah: -Untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam gerak melintasi zaman dari satu abad ke satu ke abad kedua dan dalam menghadapi masalah- masalah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang sangat kompleks itu Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk menjadi bagian dari Muhammadiyah pada abad kedua meneguhkan kembali komitmen gerakannya untuk proaktif dalam melakukan pencerahan bagi kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan yang penuh dengan tantangan.
Kondisi Islam Abad 22 & Muhammadiyah di Abad Ke-2 (pasca 100 th) Terjebak pada rutinitas AUM Lemahnya penghayatan nilai-nilai ideologis Islam & Ke-Muhammadiyahan Antar AUM seperti kerajaan-kerajaan kecil PTM adalah PILAR PENYANGGA Ketum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin Sumber : Pidato Ketua PPM pada pembukaan Muktamar 2005, UMM Malang
Pembahasan Muktamar Satu Abad (Muktamar ke-46) dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 8 Juli 2010 dan berlangsung di Yogyakarta.
2.1 Agenda Abad Kedua Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Dalam gerakan pencerahan, Muhammadiyah memaknai dan mengaktualisasikan jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badlul-juhdi) untuk mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bukanlah perjuangan dengan kekerasan, konflik, dan permusuhan. Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah mengagendakan revitalisasi visi dan karakter bangsa, serta semakin mendorong gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa yang lebih luas sebagaimana cita-cita kemerdekaan. Dalam menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi dengan bangsa-bangsa lain dan demi masa depan Indonesia yang lebih maju maka diperlukan transformasi mentalitas bangsa ke arah pembentukan manusia Indonesia yang berkarakter kuat. Manusia yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapsitas mental yang membedakan dari orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan, ketegaran, kuat dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat khusus lainnya yang melekat dalam dirinya. Sementara nilai-nilai kebangsaan lainnya yang harus terus dikembangkan adalah nilai-nilai spiritualitas, solidaritas, kedisiplinan, kemandirian, kemajuan, dan keunggulan.
Isu-Isu Strategis yang disampaikan di Muktamar ke-46: Keumatan Komoditisasi Agama Kemiskinan Kepemimpinan dan Keteladanan Konservatifisme Agama Kemajemukan Agama
Isu-Isu Strategis yang disampaikan di Muktamar ke-46 Kebangsaan Reformasi Birokrasi Revitalisasi Karakter Bangsa Reforma Agraria dan Kebijakan Pertanahan Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja Reformasi Lembaga Penegakan Hukum Pemberantasan Korupsi Sistem Suksesi Kepemimpinan Nasional
Isu-Isu Strategis yang disampaikan di Muktamar ke-46 Kemanusiaan Universal Migrasi Global Krisis Pangan dan Energi Dialog Antar Agama dan Peradaban Krisis Ekonomi Global Krisis Lingkungan dan Perubahan Iklim Krisis Kemanusiaan Modern Islamophobia
2.2 Perkembangan Muhammadiyah Pasca Muktamar ke-46 Program Bidang Tarjih, Tajdid, dan Pemikiran Islam Program Bidang Tabligh Program Bidang Pendidikan dan Iptek Program Bidang Kaderisasi Program Bidang Kesehatan, Kesejahteraan, dan Pemberdayaan Masyarakat Program Bidang Partisipasi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
2.3 Tantangan di Abad Kedua Menurut Azyumardi Azra, setidaknya ada dua tantangan besar yang dihadapi Muhammadiyah pada abad berikutnya ke depan. Yaitu: 1. Bagaimana meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi di bawah Muhammadiyah? 2. Bagaimana mengembangkan pemikiran Islam yang luas sehingga bisa menjawab tantangan global?
Empat Tantangan Demografi Global yang akan Dihadapi Muhammadiyah Menurut Boediono Jumlah penduduk di negara-negara maju akan terus berkurang dibandingkan negara-negara berkembang. Penduduk usia tua akan mendominasi populasi negara-negara maju yang mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di negara maju. Pertumbuhan penduduk akan terkonsentrasi di negara-negara Islam. Sebagian besar penduduk akan terkonsentrasi di wilayah perkotaan.