OLEH: TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENJELASAN DEFINISI OPERASIONAL PROGRAM KIA
Advertisements

Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
KESEHATAN REPRODUKSI USIA LANJUT
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Sri Yunita Suraida Saat, S.ST.M.Kes.
LUKA BAKAR.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
INDIKATOR PEMANTAUAN Sasaran yang di gunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun, dengan prinsip konsep wilayah - maka untuk PWS Provinsi memakai.
ASKEP LANSIA DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL LANSIA
MANFAAT MENYUSUI 1/1 MENYUSUI A S I Membantu bonding dan perkembangan
ASUHAN BAYI BARU LAHIR dan NEONATUS di komunitas
DASAR KESPRO/KIA HASTUTI MARLINA. PERTEMUAN 6 1.KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN 2.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS KEHIDUPAN.
 ADE ERMAWATI  BERLIANI REGINA NILOPA  CICI  DESI RAHMAWATI  LITA OCKTARIA  NURJANAH  SELLY  WARDHATILLAH KELOMPOK 1.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
PERAN SERTA MASYARAKAT
TUGAS TAMBAHAN YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3
PENINGKATAN KESEHATAN KELUARGA MELALUI PUSYAN GATRA
Metha Dwi Tamara, S.ST., M.KM
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Masa Usia Lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Epidemiologi-Susanto, 2012
FISIOLOGI NIFAS.
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
Kebutuhan Dasar Pada Bayi Baru Lahir
ASUHAN POSTNATAL DI KOMUNITAS
Klimakterium dan menapause
Nama : LILI LESTARI Nim :
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
KESEHATAN REPRODUKSI USIA LANJUT
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
PERTEMUAN KE-6 ASKEB IV PATOLOGI “KILAMKTERIUM DAN MENOUPOSE”
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
Manajemen Terpadu Balita
KELOMPOK 1 TINGKAT 1A DIII KEBIDANAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
BUKU KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (2 bulan – 5 tahun)
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
ANTENATAL CARE (WHO - DEPKES)
Assalamu’alaikum wr. wb
PENILAIAN PENDERITA.
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
Mencegah Kejadian Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Pembinaan Kesehatan Reproduksi Bagi Lansia
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
PENINGKATAN KUALITAS KUNJUNGAN NEONATUS MELALUI ALGORITMA MTBM
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT BAYI LAHIR Oleh dr Retno Purwati Rahayu.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA
GIZI BURUK.
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESSENSIAL
Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
PENILAIAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA MELALUI SDIDTK
DRAFT PANDUAN PELAYANAN NIFAS PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR Direktorat Kesehatan Keluarga Februari 2018.
Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
SISTEM REPRODUKSI WANITA
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN paraji
Transcript presentasi:

OLEH: TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH: TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM

SIKLUS KESEHATAN WANITA

TAHAPAN SIKLUS KEHIDUPAN WANITA : Masa bayi Masa anak-anak Masa remaja (pubertas) Masa reproduksi Masa klimaterium Masa menoupause Masa senium

MASA BAYI Bayi lahir cukup bulan bag. Genetalia eksterna sdh terbentuk sempurna Jumlah folikel primordial dlm kedua ovarium tlh lngkap sebanyak 750.000 butir dan jumlahnya tdk akan bertambah Minggu 1 kehidupan msh ad pengaruh hormon estrogen dr ibu dlm tubuh bayi yg berasal dr trans placenta saat dlm kandungan

Lanjutan Sehingga bag. Alat reproduksi primer mengalami pembesaran Setelah 2-3 minggu pH naik dr 5 – 7 sehingga kondisi Mrs. V slalu dlm keadaan basah Pada waktu lahir perbandingan serviks & korpus uteri 1;1 cz hipertropi korpus Stelah pengaruh estrogen tdk ada = perbandingan lambat laun berubah mjd 2;1 Pada masa pubertas dengan pengaruh estrogen yg dihasilkan sendiri oleh anak perbandingan berubah lg & pd wanita dewasa menjadi 1;2

MASA KANAK - KANAK Kadar estrogen gonadotropin sangat rendah sehingga alat genetalia pd masa ini tdk memperlihatkan pertumbuhan yg sangat berarti sampai permulaan pubertas Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dlm pertumbuhan badan

MASA PUBERTAS Mrpkan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan masa dewasa Masa pubertas di awali dgn berfungsinya organ ovarium yg ditandai dng “menarche” Masa pubertas berakhir saat ovarium sdh berfungsi dgn mantap & teratur Pertumbuhan alat reproduksi sekunder

MASA REPRODUKSI Masa ini mrpkan masa terpenting bagi wanita & berlangsung kira-kira 33 tahun Haid pd masa ini plg teratur dan sangat memungkinkan terjadinya kehamilan Pada masa ini terjadi ovulasi ± 450 kali & mengalami perdarahan haid slama 1800 hari Wlaupun usia 40 thn wanita msh bs hamil namun fertilitas menurun cepat stlah masa itu

MASA KLIMAKTERIUM Pengertian berasal dr bahasa “yunani” yang berarti “tangga” yaitu masa peralihan yg normal antara masa reproduksi dan masa senium Masa ini kira-kira dimulai 6 tahun sblm menopause dan berakhir 6-7 tahun sesudah mencapai masa menopause Lama klimakterium ± 13 tahun

CIRI – CIRI KLIMAKTERIUM Adnya penurunan kadar hormon “estrogen” Sebaliknya “hormon gonadotropin” mengalami kenaikan namun mulai menurun stelah masa menaupause berakhir Tingginya kadar “hormon gonadotropin” diakibatkan krn menurunya kadar “estrogen”

MASA MENOPAUSE Pengertian merupakan masa dimana wanita sdh tdk mengalami menstruasi (masa haid berakhir) Dx di buat sekurang-kurangnya 1 tahun tlh trjd “amenorrhe” Berhentinya masa haid biasanya di tandai dgn adanya siklus haid yg lbh panjang dan jumlah perdarahan berkurang

LANJUTAN Menarche yg terjadi lebih dini maka makin lambat masa menopause, Karena Menaupause yg artifisial bnyak mengalami keluhan di bandingkan dengan menopause alamiah

USIA RENTAN MENOPAUSE Di pengaruhi oleh : 1. keturunan 2. kesehatan secra umum 3. pola kehidupan

DAMPAK MENOPAUSE BAGI KESEHATAN JANGKA PENDEK “Hot flush” merupakan rasa panas di dada yang menjalar ke bag. Wajah dan sering timbul pada malam hari Gangguan psikologis Depresi Mudah tersinggung Mudah marah Kurang percaya diri Gangguan gairah seksual Perubahan perilaku

Lanjutan Gangguan saluran kemih : - alat genetalia mudah terinfeksi - nyeri senggama - perdarahan pasca senggama akibat atropi pada alat kelamin primer

JANGKA PANJANG “Osteoporosis “ suatu keadaan dimana tubuh mengalami penurunan kepadatan tulang pd wanita akibat menurunya kadar hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah Penyakit jantung koroner dengan adanya penurunan kadar hormon estrogen dapat menyebabkan menurunya kadar kolesterol baik (HDL) & meningkatnya kolesterol jahat (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner pd wanita

Next Kepikunan ( dimensia tipe alzheimer) penurunan hormon estrogen mempengaruhi susunan saraf pusat / otak sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi & kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek

PENCEGAHAN Pmrx. ginekologi secara rutin cth : PAP SMEAR dll Pmrx. Kshtn umum secara rutin cth : TTV, BB. Rekam jantung Pemeriksaan laboratorium cth : cek kolesterol, gula darah SADARI

Lanjutttt Penggunaan bahan makanan yg mengandung “unsur fito estrogen” cth : kedelei,tahu,tempe,kecap,pepaya Penggunaan bahan makanan yg mengandung sumber kalsium cth : susu, keju, yogurth, teri dll Menghindari bahan makanan yang mengandung : lemak, kopi, alkohol

ANDROPAUSE “ Suatu istilah yg barangkali kurang tepat krn tdk ada sesuatupun yg berhenti pada laki – laki “ Because produksi sperma terus berlangsung walaupun tlh mngalami penurunan scr perlahan –lahan sedangkan pada wanita kadar hormon wanita menurun tajam

KELUHAN Mudah merasa lelah Hilangnya selera makan Menurunya dorongan seksual Disertai hilangnya potensi seksual Mudah tersinggung Menurunya Daya konsentrasi

PERUBAHAN PADA ANDROPAUSE Di perlukan waktu lbh lama & rangsangan langs. Pd penis untk mengalami ereksi Ereksi tjd dlm keadaan kurang kuat Intensitas ejakulasi menurun dan volume sperma jg berkurang

MASA SENIUM PENGERTIAN Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan (keadaan keseimbangan)dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik maupun psikis

PERUBAHAN MASA SENIUM Pada masa ini memiliki ciri khas yaitu : 1. Terjadi kemunduran fungsi alat-alat tubuh dan reproduksi sebagai proses penuaan 2. Terjadi oesteoporosis dg intesitas yg berbeda pd masing2 wanita

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SETIAP TAHAP

1000 hari pertama kehidupan Continuum of Care Lansia Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja Kualitas Degenerasi Pelayanan bagi anak SD Kespro remaja Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll Fe 1000 hari pertama kehidupan Pelayanan bagi balita Penjaringan Bln Imunisasi Anak Sekolah Upaya Kes Sklh PMT Pelayanan bagi bayi Persalinan, nifas & neonatal Pemeriksaan Kehamilan Pemantauan pertumbuhan & perkembangan PMT Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas. Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil. Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan. Apabila terjadi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED) maupun fasyankes lanjutan (RS PONEK). Pelayanan PUS & WUS ASI eksklusif Imunisasi dasar lengkap Pemberian makan Penimbangan Vit A MTBS Inisiasi Menyusu Dini Vit K 1 inj Imunisasi Hep B Rumah Tunggu Kemitraan Bidan Dukun KB pasca persalinan PONED-PONEK P4K Buku KIA ANC terpadu Kelas Ibu Hamil Fe & asam folat PMT ibu hamil TT ibu hamil Konseling Pelayanan KB PKRT

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN WANITA

MASA KONSEPSI Faktor genetik Faktor fertilitas Kecukupan gizi Kondisi sperma dan ovum Faktor hormonal Faktor psikologis

MASA BAYI Faktor lingkungan Kondisi ibu Sikap orang tua Aspek psikologi pada masa bayi Sistem reproduksi

MASA KANAK - KANAK FAKTOR DALAM 1. hal – hal yg di wariskan orang tua misal : bntuk tubuh,dll 2. kemapuan intelektual 3. keadaan hormonal tubuh 4. emosi dan sifat

FAKTOR LUAR Keluarga Gizi Budaya setempat Kebiasaan anak dalam “personal hyegiene”

MASA REMAJA Masalah gizi 1. anemia dan kurang gizi kronis 2. pertumbuhan yg terhambat pd remaja putri Masalh pendidikan 1. buta huruf 2. pendidikan rendah

Lanjutan Masalah lingkungan pekerjaan 1. lingk & suasana yg kurang memperhatikan keshtn. Remaja 2. faktor pekerjaan yg dpt mengganggu keshtn. Remaja 3. lingk. Sosial yg krg sehat dpt mnghambat bahkan merusak keshtn. Fisik, mental dan emosional remaja

Lanjutan Masalah seks dan seksualitas 1. pengetahuan yg tdk lngkap ttg ,slah seksualitas misal : mitos yg tdk benar 2. kurangnya bimbingan U/ bersikap positif dlm hal yg berkaitan dgn seksualitas 3. Penyalahgunaan NAPZA yg mengarah pd penularan HIV/AIDS

Lanjutan 4. Penyalahgunaan seksual 5. Kehamilan remaja 6. Kehamilan pranikah atau di luar ikatan pernikahan Masalah kesehatan reproduksi remaja 1. ketidakmatangan scr fisik dan mental 2. resiko komplikasi & kematian ibu & janin lbh besar 3. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri 4. Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman

MASA DEWASA Perkembangan organ reproduksi Tanggapan seksual Kedewasaan psikologis

USIA LANJUT Faktor hormonal Faktor Kejiwaan Faktor Lingkungan Faktor Pola makan Aktivitas fisik

MENCEGAH KEKURANGAN GIZI PADA WANITA Tingkatkan kemampuan ekonomi anda dengan menambah penghasilan Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga Bila anda memiliki halaman luas manfaatkanlah untuk menanam tanaman pangan yang bergizi,perikanan maupun peternakan

Lanjutan Jangan melakukan deskriminasi trhdp perempuyan sejak bayi hingga dewasa dlm pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi Sediakan menu makanan seimbang dlm keluarga anda setiap kali makan sesuai dgn stadart pedoman umum gizi seimbang

ASPEK YANG DIKAJI DALAM SETIAP TAHAP KEHIDUPAN a. Fisik : - kematangan organ reproduksi b. Psiko sosial - perubahan bersosialisasi, -perubahan kematangan kepribadian

ASPEK FISIK Aspek fisik yang perlu dikaji dalam lingkup kesehatan wanita sama dengan pengkajian yang dilakukan pada manusia dewasa, antara lain : a. Kondisi fisik ( tanda-tanda vital). b. Nutrisi. c. Cairan dan elektrolit. d. Higiene personal. e. Istirahat-tidur. f.  Kasih sayang dan seks. g. Aktualisasi diri. h. Rasa aman dan nyaman.

ASPEK PSIKOSOSIAL Aspek psikososial yang dikaji, meliputi Identitas seksual → perubahan fisik dan sikap dari wanita yang menunjukan identitasnya sebagai wanita. Identitas kelompok → kepuasan hidup dalam sebuah kelompok dan penarimaan. Konsep diri (peran, idr\entitas diri, gambaran diri atau citra tubuh, harga diri). Kecemasan dan masalah kehidupan. Kondisi lingkungan sosial. Faktor pendukung dari keluarga dan masyarakat. Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga dan masyarakat (perasaan dihargai).

INDIKATOR PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG WANITA SEPANJANG DAUR ULANG KEHIDUPAN

PADA BAYI Indikator pemantauan Pertumbuhan Berat badan Tinggi badan Lingkar kepala Lingkar lengan Instrumen pertumbuhan (KMS, Tabel BB/TB, grafik LIKA) Alat yang digunakan (timbangan, pengukur TB, pita ukur)

PADA ANAK Aspek pemantauan perkembangan Gerak kasar atau motorik kasar Gerak halus atau motorik halus Kemampuan bicara dan bahasa Sosialisasi dan kemandirian 2. Instrumen pemantauan KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) DDST (Denver Development Skrining Test) TDL (Test Daya Lihat) TDD (Test Daya Dengar)

PADA REMAJA Perubahan hormonal Perubahan somatik Pertumbuhan sekunder Pertumbuhan primer menstruasi Perubahan somatik Perubahan tinggi badan Perubahan berat badan Perubahan proporsional tubuh Organ reproduksi Sistem pencernaan Sistem pernafasan Perkembangan psikologis Perkembangan kognigtif (berpikir intuitif, realistis) Perkembangan psikologis (mandiri, berkumpul dengan teman sejenis)

PADA DEWASA Siklus menstruasi lebih dari normal Periode fungsi reproduksi lebih dari maksimal (puncak 24-30 tahun), jika lebih dari 30 tahun akan menurun. Pertumbuhan usia reproduksi Periode efisiensi pertumbuhan fisik hingga periode 40an Kemampuan motorik mencapai puncak pada periode 20-30an

4. Perkembangan Kemampuan mental mencapai puncak periode 20an Penalaran analogis, berfikir kritis dan mandiri Penyesuaian peran baik sebagai istri maupun ibu 5. Indikator pemantauan Berat badan Status gizi HB

PADA USIA LANJUT Indikator pemantauan Status gizi (BB atau TB) Tekanan darah Nadi Protein urinaria dan reduksi Keluhan penyakit

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

PENGERTIAN Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh

STRATEGI MTBS Srategi MTBS memliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu: Komponen I: meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih). Komponen II: memperbaiki sistem kesehatan (utamanya ditingkat kabupaten/kota) Komponen III: memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaaan keluarga dan masyarakt), yang dikenal sebagai “MTBS berbasis masyarakat”.

PELAKSANA MTBS Pelaksana pada pelayanan kesehatan dengan pendekatan MTBS adalah tenaga kesehatan di unit rawat jalan tingkat dasar yaitu paramedis atau dokter. MTBS bukan dirancang untuk fasilitas perawatan rawat inap atau bukan untuk kader.

PERSIAPAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Diseminasi Informasi MTBS Kepada Seluruh Petugas Puskesmas Kegiatan diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas puskesmas dilaksanakan dalam satu pertemuan yang dihadiri oleh seluruh petugas puskesmas dilaksanakan dalam satu pertemuan yang dihadiri oleh seluruh petugas puskesmas yang meliputi perawat, bidan, petugas gizi, petugas imunisasi, petugas obat, pengelola SP2TP, pengelola program P2M, petugas loket,dll. Diseminasi dilaksanakan oleh petugas yang telah dilatih MTBS, bila perlu dihadiri oleh supervisor dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Informasi yang harus disampaikan: Konsep umum MTBS Peran dan tanggungjawab petugas puskesmas dalam penerapan MTBS

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan MTBS adalah: Penyiapan Logistik Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan MTBS adalah: Penyiapan obat dan alat. Sebelum mulai menerapkan MTBS, harus dilakukan penilaian dan pengamatan terhadap ketersediaan obat di puskesmas. Secara umum, obat-obatan yang digunakan dalam MTBS telah termasuk dalam daftar obat essensial nasional (LPLPO) yang digunakan di puskesmas. Obat-obatan yang diperlukan adalah: kotrimoksazol tablet dewasa atau tablet atau sirup Sirup Amoksilin atau tablet Amoksilin Kaplet Ampisilin Kapsul Tetrasiklin Tablet Klorokuin Tablet Primakuin

Tablet Sulfaduksin pirimetamin (fansidar) Tablet kina Diazepam Suppositoria Suntikan gentamisin Suntikan Penisilin prokain Suntikan Ampisilin Suntikan Fenobarbital Diazepam injeksi (5mg dan 10mg) Tablet parasetamol atau sirup Tetrasiklin atau Kloramfenikol salep mata Gentian violet 1% (sebelum digunakan, harus diencerin menjadi 0,25% atau 0,5% sesuai kebutuhan)

Sirup besi (Sulfat ferosus) atau tablet besi Vitamin A 200.000 IU dan 100.000 IU Aqua bides atau pelarut Oralit 200cc Cairan infuse: Ringer laktat, dextrose 5%, NaCl Alkohol 70% Glycerin Peralatan yang digunakan dalam penerapan MTBS adalah: Timer ispa atau arloji dengan jarum detik Tensimeter dan manset anak (bila ada) Gelas, sendok, dan teko tempat air matang dan bersih (digunakan dipojok oralit) Infuse set dengan wing needles no 23 dan no 25

Penyiapan formulir MTBS dan Katu Nasihat Ibu Semprit dan jarum suntik: 1ml; 2,5ml; 10ml Timbangan bayi Thermometer Kassa/kapas Pipa lambung Alat penumbuk obat Alat penghisap lendir Penyiapan formulir MTBS dan Katu Nasihat Ibu Langkah-langkah dalam penyiapan formulir MTBS dan KNI: pertama-tama hitung jumlah kunjungan balita sakit perhari dan hitunglah kunjungan perbulan. Jumlah keseluruhan kunjungan balita sakit merupakan perkiraan kebutuhan formulir MTBS selama 1 bulan.

Penyesuaian Alur Pelayanan Formulir adalah untuk anak umur 2 bulan sampai 5 tahun, sedangkan kebutuhan formulir pencatatan untuk bayi muda, didasarkan pada perkiraan jumlah bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas, karena sasaran ini akan dikunjungi oleh bidan desa melalui kunjungan neonatal. Untuk pencetakan KNI hitunglah sebanyak jumlah kunjungan baru balita sakit dalam sebulan ditambah perkiraan jumlah bayi baru lahir dalam sebulan. Selama tahap awal penerapan MTBS, cetaklah formulir MTBS dan KNI untuk memnuhi kebutuhan 3 bulan pertama. Penyesuaian Alur Pelayanan Salah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas adalah waktu pelayanan menjadi lebih lama. Untuk mengurangi waktu tunggu bagi balita sakit.

Langkah-langkah tersebut adalah sejak penderita datang hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap, meliputi: Pendaftaran Pemeriksaan dan konseling Tindakan yang diperlukan di klinik Pemberian obat atau Rujukan bila diperlukan

TAHAPAN DAN PROSEDUR MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan MTBS dibagi untuk 2 kelompok usia 1 hari – 2 bulan, dan kelompok usia 2 bulan – 5 tahun

PROSEDUR MTBS Menilai dan membuat klasifikasi penyakit Menanyakan keluhan utama Menilai batuk atau sukar bernapas dan klasifikasinya Menilai diare dan klasifikasinya Menilai demam dan klasifikasinya Menilai masalah telinga dan klasifikasinya Memeriksa status gizi dan anemia serta klasifikasinya Memeriksa status imunisasinya Memeriksa pemberian vitamin A Memeriksa masalah kesehatan lainnya Menentukan tindakan/pengobatan Menasihati ibu Pemberian pelayanan tindak lanjut

MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA (MTBM) Dalam perkembangannya, mencakup MTBM umur bayi kurang dari 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi Penyakit yang terjadi 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan, hal ini merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan saat membuat klasifikasi penyakit

Next… Melalui kegiatan ini BBL dapat dipantau kesehatannya dan dideteksi dini Jika ditemukan masalah maka petugas kesehatan dapat menasihati dan mengajari ibu untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera

Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang 2 bulan Kunjungan pertama lakukan pemeriksaan berikut : Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri. Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasinya dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasi berdasarkan gejala yang ada Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian ASI. Klasifikasi berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan

Next… Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah diimuniasi ? Tentukan status imunisasi bayi muda Menanyakan status pemberian vitamin K1 Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, perdarahan tali pusat dll Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan bayinya Jika bayi muda membutuhkan rujukan segera lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan.

2. Penilaian dan klasifikasi bayi muda umur kurang 2 bulan a. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti : gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam atau hipotermi. Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal yang biasanya terjadi pada bayi muda adalah infeksi tali pusat, kulit, mata atau telinga.

Kejang Kejang merupakan gejala kelainan saraf pusat dan merupakan kegawat daruratan. Kejang pada bayi muda ≤ 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorium. Tanya : ada riwayat kejang ? Tanyakan ke ibu dengan bahasa yang mudah dimengerti ibu Lihat : apakah bayi tremor dengat atau tanpa kesadaran menurun ? Tremor atau gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadaran menurun menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dilihat dengan melihat respon bayi pada saat baju bayi dibuka akan terbangun.

Next… Lihat : apakah ada geraan yang tidak terkendali ? Dapat berupa gerakan berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki berulang pada satu sisi Lihat apakah bayi mecucu ? Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan. Mulut mecucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup khas pada tetanus neonatorium Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba ? Biasanya menunjukkan ada proses tekanan intrakranial atau kerusakan susunan saraf pusat lainnya

2) Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa menghisap atau menelan. Bayi mempunyai tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun

3) Gangguan napas Pola napas bayi muda tidak teratur (normal 30-59x/menit atau ≥ 60x/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih (napas pendek menandakan kesulitan bernapas).

4) Hipotermia Suhu normal 36,5-37,5 derajat C 4) Hipotermia Suhu normal 36,5-37,5 derajat C. Jika suhu < 35,5 derajat C disebut hipotermi berat yang mengindikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0 derajat C disebut hipotermi sedang dan suhu ≥ 37,5 derajat C disebut demam. Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksila selama 5 menit tidak dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.

5) Infeks bakteri lokal Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata dan pusar. Pada kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah dikulit. Pada mata terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau, bernanah) berarti bayi mengalami infeksi berat.

Klasifikasi Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Berat Tanda atau gejala Klasifikasi Tidak mau minum atau memuntahkan semua atau Riwayat kejang atau Bergerak hanya jika distimulasi atau Napas cepat atau Napas lambat atau Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat atau Merintih atau Demam (≥ 37,5 derajat C) atau Hipotermi (< 35,5 derajat C) atau Nanah yang banyak di mata atau Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat Pustul kulit atau Mata bernanah atau Pusat kemerahan atau bernanah Infeksi bakteri lokal Tidak terdapat salah satu tanda diatas Mungkin bukan infeksi

b. Menilai Diare Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera

Klasifikasi Diare Tanda dan gejala Klasifikasi Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Letargis atau tidak sadar Mata cekung Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat Diare dehidrasi berat Gelisah atau rewel Cubitan kulit perut kembali lambat Diare dehidrasi ringan/sedang Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang Diare tanpa dehidrasi

c. Menilai Ikterus Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan sebagian besar (80%) akibat penumpukkan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan pengeluaran. Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat). Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem empedu.

Next… Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER Kramer 1 : kuning pada daerah kepala dan leher Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas) Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki Kramer 5 : kuning sampai daerah tangan dan kaki

Klasifikasi Ikterus Tanda dan gejala Klasifikasi Timbul kuning pada hari pertama (< 24 jam) atau Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari atau Kuning sampai telapak tangan/telapak kaki atau Tinja berwarna pucat Ikterus berat Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak tangan / kaki Ikterus Tidak kuning Tidak ada ikterus

d) Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau Masalah Pemberian ASI Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya. Jika ada masalah pemberian ASI maka bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit. Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bay diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI. Lihat : apakah ada bercak putih di mulut, adakah celah bibir/di langit-langit. Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umut < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), > -2SD (tidak ada masalah BB rendah).

Next… Penilaian cara pemberian ASI (jika ada kesulitan pemberian ASI/diberi ASI kurang dari 8 jam dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur). Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik, mengisap dengan efektif)

Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/ Masalah Pemberian ASI Tanda dan gejala Klasifikasi Ada kesulitan pemberian ASI Berat badan menurut umur rendah ASI kurang dari 8 kali perhari Mendapat makanan/minuman lain selain ASI Posisi bayi salah Tidak melekat dengan baik Tidak mengisap dengan efektif Terdapat luka bercak putih Terdapat celahi bibir/langit-langit Berat badan rendah menurut umur dan masalah pemberian ASI Tidak terdapat tanda/gejala di atas Berat badan tidak rendah menurut umur dan tidak ada masalah pemberian ASI

e. Memeriksa status/penyuntikan vitamin K Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka semua bayi beresiko untuk mengalami perdarahan (HDN = haemorrhagic Disease of the Newborn). Perdarahan bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah di atas, maka semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb 0.

f. Memeriksa status imunisasi Penularan hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi HB sedini mungkin. Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG di lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir.

g. Memeriksa Masalah / Keluhan Lain Memeriksa kelainan bawaan/kongenital Adanya kelainan pada BBL bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll) Memeriksa kemungkinan trauma lahir Merupakan perlukaan pada BBL yang terjadi pada proses persalinan (caput succedaneum, cefal hematoma dll) Memeriksa perdarahan tali pusat Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok

h. Memeriksa Masalah Ibu Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak dengan bayi muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi. Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misal demam, sakit kepala, pusing, depresi) ? Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK atau BAB) ? Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perinium ? Apakah ASI lancar ? Apakah ada kesulitan merawat bayi ? Apakah ibu minum tablet besi, vitamin A dan menggunakan alat kontrasepsi ?

Tindakan dan Pengobatan Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan prarujukan dan minta Inform Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.

Prarujukan Klasifikasi berat (warna merah muda) memerlukan rujukan segera, tetap lakukan pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak terlambat, yakni pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat, ikterus berat atau diare dehidrasi berat.

Tindakan/Pengobatan Prarujukan Kejang Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg = 0,6 ml IM, pilihan 2 diazepam 0,25 ml dengan berat < 2500 gram dan 0,5 ml dengan berat ≥ 2500 gram per rektal) Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat rujukan) Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital Beri dosis pertama antibiotika PP

b. Gangguan napas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan gulungan kain Bersihkan jalan napas dan beri oksigen 2 liter per menit Jika apneu lakukan resusitasi

c. Hipotermi Menghangatkan tubuh bayi Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu) dapat menyebabkan kerusakan otak Nasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat perjalanan rujukan Rujuk segera

e. Gangguan saluran cerna d. Ikterus Cegah turunnya gula darah Nasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat Rujuk segera e. Gangguan saluran cerna Jangan berikan makanan/minuman apapun peroral Cegah turunnya gula darah dengan infus Jaga kehangatan bayi

g. Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI f. Diare Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB) 30 ml/kg BB selama 1 jam 70 ml/kg BB selama 5 jam Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg/BB/jam selama 6 jam (120 ml/kg BB) Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi g. Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus Jaga kehangatan bayi Rujuk segera

Tidak Memerlukan Rujukan Klasifikasi yang berwarna kuning dan hijau, antara lain : infeksi bakteri lokal, mungkin bukan infeksi, diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, ikterus, berat badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI, berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI.

Next… Beberapa tindakan/pengobatan pada bayi muda yang tidak memerlukan rujukan : Menghangatkan tubuh bayi segera Mencegah gula darah tidak turun Memberi antibiotik per oral yang sesuai Mengobati infeksi bakteri lokal Melakukan rehidrasi oral baik di klinik maupun di rumah Mengobati luka atau bercak putih di mulut Melakukan asuhan dasar bayi muda (mencegah infeksi, menjaga bayi tetap hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi)

Konseling Bagi Ibu Konseling yang diberikan dengan klasifikasi kuning dan hijau : Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara pemberian) Mengajari ibu cara mengobati infeksi bekteri lokal (tetes mata/salep tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka di mulut dengan gentian violet) Mengajari pemberian oralit Menasihati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan ASI Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian imunisasi Menasihati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan dan kapan kunjungan ulang Menasihati ibu tentang kesehatan dirinya

Kunjungan Ulang untuk Pelayanan Tindak Lanjut Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi obat atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal lengkap pada kunjungan awal. Dua hari Infeksi bakteri lokal Gangguan pemberian ASI Luka atau bercak putih di mulut Hipotermi sedang Diare dengan dehidrasi ringan/sedang Ikterus fisiologis jika tetap kuning 14 hari Berat badan rendah menurut umur

THANK YOU  SELAMAT BELAJAR SEMOGA BERMANFAAT