(Budiman, Kris : 2005 & Danesi, Marcel 2011) Semiotika “Peircean” (Budiman, Kris : 2005 & Danesi, Marcel 2011)
Riwayat Charles Sanders Pierce –filsuf Amerika (1839 – 1914). Lahir di Massachusetts. Dia Ahli Logika dan dikenal dengan sistem filsafatnya pragmatisme. Dia ingin menyelidiki apa dan bagaimana proses bernalar manusia Pierce berpendapat bahwa simbolisme adalah sebuah struktur yang cenderung “dimotivasi” oleh bentuk simulasi
Trikotomi Pierce
Representamen ; sesuatu yang bersifat inderawi (perceptible) atau materi yang berungsi sebagai tanda. Kehadirannya membangkitkan interpretan ; tanda lain yang ekuivalen dengannya, di dalam benak interpreter.
Representamen & interpretan adalah tanda. Representamen muncul mendahului interpretan, interpretan dibangkitkan oleh representamen. Objek adalah “realitas” atau apa saja yang (dianggap) ada.
Objek tidak mesti konkrit, tidak harus yang kasat mata / eksis sebagai realitas empiris. Bisa juga entitas imaginer / abstrak (Noth via Budiman, 2005 : 50) Relasi antara representamen, objek dan interpretan ini membentuk struktur triadik
indera penglihatan (interpretan) (representamen) mata (objek) mata
Bibir, lambe, sexy lips atau bibir merah, basah, setengah terbuka (interpretan) (representamen) (Objek) gambar bibir bibir betulan yang menempel di wajah mulan jamela
Proses tiga tingkat (three-fold process) diantara representamen, objek dan interpretan dikenal dengan proses semiosis. Interpretan adalah tanda yang pada gilirannya dapat berposisi sebagai representamen, maka pada dasarnya objekpun demikian. Objek dapat bergeser menjadi tanda, menduduki posisi representamen dalam struktur triadik ini. Proses semiosis adalah rangkaian yang tak berujung pangkal, tanpa awal dan akhir (unlimited semiosis)
Tipologi Tanda Firstness (kepertamaan) : Mode berada (mode of being), sebagaimana adanya, positif dan tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Adalah kategori dari perasaan yang tak terefleksikan (unreflected feeling), semata – mata potensial, bebas dan langsung. Kualitas yang takterbedakan dan tak tergantung (undifferentiated quality).
Secondness (kekeduaan) : Mencakup relasi yang pertama dengan yang kedua. Ia merupakan kategori perbandingan (comparison), facticity, tindakan, realitas dan pengalaman dalam ruang dan waktu. Facticity = nomina : the quality or condition of being fact (ex ; the facticity of death)
Thirdness (keketigaan) : Mengantar yang kedua dalam hubungannya dengan yang ketiga Ia adalah kategori mediasi, kebiasaan (habit), ingatan, kontinuitas, sintesis, komunikasi (semiosis), representasi, dan tanda - tanda
Trikotomi Pertama Dilihat dari sudut pandang representamen, Pierce membedakan tanda menjadi : 1. qualisign adalah kualitas yang merupakan tanda. Ia belum mewujud (embodied). Cth ; hawa panas yang dirasakan di tubuh pada siang hari. adalah qualisign sejauh ia hanya “terasa”, tidak / belum direpresentasikan dengan apapun.
2. Sinsign – hal yang ada (existent) secara aktual yang berupa tanda tunggal. Ia hanya menjadi tanda melalui kualitasnya, sehingga melibatkan sebuah / beberapa legisign. Cth : hawa panas yang kita rasakan tadi, bila diungkapkan dengan sepatah kata “panas”, maka itu adalah sinsign. Sambil berucap “panas”, tangan kita spontas mengipas – ngipas, maka gerakan tangan ini juga sinsign.
3. Legisign ; suatu hukum (law), seperangkat kaidah / prinsip yang merupakan tanda. Setiap tanda konvensional kebahasaan adalah legisign. Cth : ungkapan “suatu hari yang panas”, adalah legisign, karena hanya dapat tersusun berkat adanya tatabahasa, khususnya kaidah struktur frase (N + Adj)
Trikotomi Kedua Dipandang dari sisi hubungan representamen dengan objeknya, yakni hubungan “menggantikan” / “stand for” relation. 1. Ikon ; didasarkan atas “keserupaan” atau “kemiripan” (resemblance) diantara representamen dan objeknya, entah objek tsb betul – betul eksis atau tidak.
Ikon tidak semata citra –citra “realistis” seperti lukisan / foto. Cth Ikon ; ekspresi semacam grafik, skema, peta geografis, persamaan matematis bahkan metafora. Gambar figur, perbedaan identitas seksual dapat dikenali melalui “pakaian”. Misal : figur yang sering kita jumpai di depan pintu toilet.
2. Indeks ; tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial, atau kausal diantara representamen dan objeknya. Contoh : zat / benda material (asap indeks dari api). Gejala alam – jalan becek, indeks dari hujan yang turun beberapa saat lalu. Gejala fisik – kehamilan, indeks sudah terjadi pembuahan. Bunyi & suara – bunyi bel, indeks dari kedatangan tamu
Kata petunjuk (demonstratives) – ini, itu, di sini, di situ. Kata ganti persona – aku, engkau, dsb Gerak – gerik (gestures) – jari telunjuk yang menuding, tanda penunjuk arah Contoh lain, bisa dilihat dalam sebuah karya seni, bisa puisi, lukisan, film, lagu, dsb
3. Simbol ; tanda yang representamennya merujuk pada objek tertentu tanpa motivasi. Simbol, terbentuk melalui konvensi / kaidah, tanpa kaitan langsung dengan representamen / objek. Contoh : unsur leksikal dalam kosakata suatu bahasa (pohon, wit, tree) Gerak – gerik tangan, mata, jari. Tanda visual.
Trikotomi Ketiga Menurut hakikat interpretannya, tanda – tanda dibedakan menjadi : 1. Rema (rheme), merujuk pada kemungkinan objek. Contoh ; satu, adalah kata benda yang mengacu pada kemungkinan objek. Semua kata benda, kata sifat, kata kerja yang mewakili kemungkinan keberadaan sebuah objek.
2. Dicisign (dicent signs) ; tanda dari keberadaan yang sebenarnya 2. Dicisign (dicent signs) ; tanda dari keberadaan yang sebenarnya. Berisi rheme dan mewakili seluruh eksistensi aktual. Tanda yang bersifat informasional, dan menunjuk subjek informasi. Cth : Kiba adalah seekor anjing, tanda lampu merah yang berputar di atas ambulance menandakan ada yang sakit atau meninggal
Qualisign, sinsign, legisign berelasi dengan nature (yang alamiah, sifat dasar). Ikon, indeks, simbol, berelasi dengan manusia (humankind) Rheme, dicent, argument berelasi dengan kebudayaan (culture). Jadi, menurut Pierce, untuk memahami relasi antara nature, humankind dan culture, pertama kita perlu fokus pada 9 tipe tanda tersebut.
3. Argument – tanda hukum (law) atau kaidah, suatu tanda nalar (sign of reason). Argumen, mampu membuktikan kebenaran. Contoh ; silogisme. Semua kucing bermusuhan dengan tikus, Tom adalah seekor kucing, maka Tom bermusuhan dengan tikus.