SELAMAT DATANG SEMINAR SKRIPSI RELIAMAN SARAGIH 050303033/TNH RUANG SEMINAR, 11 JULI 2009
Moderator: Ir. Purba Marpaung, SU SURVEY DAN PEMETAAN TANAH DETAIL DI KEBUN SUKALUWEI PT. NV PERIMEX KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH RELIAMAN SARAGIH 050303033/TNH Komisi Pembimbing Ir. Supriadi, MS (Ketua) Ir. Fauzi, MP (Anggota) Moderator: Ir. Purba Marpaung, SU
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang Tidak tersedia Peta Jenis –Jenis tanah Manajemen Pengolahan Tanah & Pemupukan tidak Efektif Produksi Rata-Rata TBS untuk Afd Sukaluwei 19,89 ton/Ha/Thn Produksi kurang optimum
Tujuan Penelitian Untuk melihat penyebaran jenis-jenis tanah menurut Soil Taxonomy 2006 di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Manfaat Penelitian Dasar manajemen pengolahan tanah yang dilakukan agar memperoleh produksi yang optimal di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Dasar manajemen pemupukan di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.
BAHAN DAN METODA Afd. Sukaluwei Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kec. Bangun Purba Kab. Deli Serdang Lab. Riset dan Teknologi FP USU, Medan. Lab. Sistem Informasi Geografi FP USU, Medan Pada Bulan Desember 2008- Juni 2009 Lokasi dan Waktu Studi Bahan Peta lokasi penelitian, peta topografi, peta rupa bumi, foto udara, kartu pemboran, kartu profil, tanah sebagai sampel, dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah. Alat Bor tanah, GPS, Munsell Colour Chart , cangkul, skop, kantong plastik, karet gelang, kamera, buku pengamatan di lapangan dan Keys Soil Taxonomy serta alat-alat yang mendukung penelitian Bahan & Alat
Pelaksanaan Penelitian Metode Penelitian Metode Survey Grid Bebas dengan tingkat survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap 1 Ha) untuk mengklasifikasi jenis tanah menurut Soil Taxonomy 2006 hingga tingkat Sub Group. Dari kegiatan survey dan peta tanah detail ini menghasilkan peta yang mempunyai Skala 1 : 20.000. Pelaksanaan Penelitian Konsultasi dengan komisi pembimbing, pengadaan peralatan, studi literatur, dan penyusunan usulan penelitian Persiapan
Pelaksanaan Pemboran (boring) Catat titik koordinat Deliniasi peta satuan tanah Pengambilan sampel tanah Pendeskripsian profil Tentukan lokasi profil Analisis sampel tanah Pembuatan laporan
Analisis Tanah Pengamatan Tanah dengan Pemboran (Boring) Warna tanah menggunakan Munsell Colour Chart. Tekstur tanah menggunakan metode by feeling. Struktur Tanah menggunakan metode by feeling. Kedalaman tanah menggunakan bor tanah. Pengamatan Tanah Pengamatan Profil Tekstur Tanah menggunakan metode Hydrometer. Warna Tanah menggunakan Munsell Colour Chart. Konsistensi Tanah menggunakan metode by feeling. Derajat Kemasaman (pH-H20) Tanah menggunakan pH-meter.
C-organik Tanah menggunakan metode Walkley and Black. N-total menggunakan metode Kjeldhal. Kapasitas Tukar Kation Tanah menggunakan metode NH4OAC pH 7. Nilai dari KTK liat dan KTK efektif dihitung dengan rumus berikut (Van Reeuwijk, 1986): KTK Liat (Uncorrected) = KTK Tanah x 100% % Liat Total KTK Liat (Corrected) = KTK Liat (Uncorrected) – 3,5% C KTK efektif (KTKe) = ∑Basa-dd + Al-dd Kejenuhan Basa Tanah menggunakan metode NH4OAC pH 7. Aluminium dapat dipertukarkan menggunakan metode NH4OAC pH 7.
Sistem Klasifikasi Klasifikasi tanah didasarkan pada Soil Taxonomy 2006, sebagai berikut: Penetapan simbol horizon Utama dan Sub horizon. Penetapan horizon atas penciri (epipedon), horizon bawah penciri, sifat-sifat lannya. Penetapan Ordo Tanah Penetapan Sub Ordo Tanah Penetapan Great Group Tanah Penetapan Sub Group Tanah
HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan Iklim Dari data klimatologi di daerah penelitian diperoleh Rata-rata Bulan Kering (BK) = 3,8 dan Rata-rata Bulan Basah (BB) = 5,6 sehingga Menurut Scmindt dan Fergusson (1951) termasuk tipe iklim C yakni iklim agak basah. Topografi Daerah penelitan memiliki bentuk wilayah yang bervariasi dari datar, landai, berombak, bergelombang dan berbukit. Geologi dan Bahan Induk Areal perkebunan Sukaluwei menurut Peta Geologi Lembar Medan, Sumatera skala 1:250.000 memiliki bahan induk Tufa Toba dan Aluvium Vegetasi Daerah penelitian merupakan daerah perkebunan yang didominasi tanaman Kelapa Sawit
Tanah Morfologi Tabel 4.2. Sifat dan Ciri Morfologi Tanah Pedon Lapisan Horizon Kedalaman (cm) Morfologi Warna Tekstur Struktur Kosistensi P1 A1 Ap1 0 - 19/20 2,5 YR 3/2 Lp Remah Gembur A2 Ap2 19/20 - 37/35 Llip A3 Bw1 37/35 – 62/61 2,5 YR 3/3 Granular A4 Bw2 62/61 – 84/85 A5 Bw3 84/85 – 120/123 2,5 YR 3/4 Lip Gumpal Teguh A6 C 120/123 - 165 2,5 YR 5/8 Gumpal bersudut P2 B1 Ap 0 – 20/17 B2 Bt1 20/17 – 37/34 B3 Bt2 37/34 – 41/43 2,5 YR 4/8 B4 Bt3 41/43 – 65/61 B5 65/61 - 145 P3 C1 0 – 24/20 2,5 YR 4/1 C2 24/20 – 47/45 2,5 YR 7/4 C3 47/45 - 90 2,5 YR 5/2 P4 D1 0 – 56/55 2,5 YR 4/3 D2 Cg 56/55 - 90 2,5 YR 5/3 Pl Tdk lekat
Analisis Laboratorium ket: - (tidak dianalisis) Pedon Lapisan Fraksi (%) C-Org (%) N-Total (%) C/N pH H2O (1:1) Pasir Debu Liat P1 A1 71.56 10.0 18.44 0.66 0.10 6.66 4.05 A2 70.56 7.0 22.44 0.24 0.09 2.66 4.09 A3 65.56 6.0 28.44 0.07 0.05 1.40 4.12 A4 62.56 5.0 32.44 0.04 0.049 0.81 4.17 A5 58.56 4.0 37.44 - 4.42 A6 54.56 3.0 42.44 4.45 P2 B1 11.0 26.44 1.08 10.80 3.95 B2 51.56 8.0 40.44 0.41 0.091 4.50 4.30 B3 47.56 45.44 0.14 0.051 2.74 4.44 B4 44.56 48.44 0.18 4.27 B5 42.56 50.44 0.21 4.43 P3 C1 13.0 24.44 0.22 0.089 4.15 4.32 C2 80.56 12.44 4.46 C3 73.56 14.0 4.58 P4 D1 61.56 23.0 15.44 2.21 4.75 D2 75.56 15.0 9.44
Klasifikasi Tanah Dari hasil deskripsi lapangan, data laboratorium dan data iklim daerah penelitian, tanah daerah penelitian diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy (USDA, 2006) hingga kategori sub group. Pedon 1 Epipedon Pedon 1 pada horizon Ap1 (0 - 19/20) merupakan tanah mineral yang memiliki value 3, chroma 2, struktur remah, kejenuhan basa (KB) 8,47, dan C-organik 0,66. Sehingga dari data tersebut, Pedon 1 pada horizon Ap1 (0 - 19/20) memenuhi syarat untuk Epipedon okrik. Horizon Bawah Penciri Pedon 1 pada horizon Bw1 (37/35 – 62/61) merupakan tanah mineral yang memiliki kandungan liat pada horizon Ap1 (0 - 19/20) sekitar 18,44 % dan pada horizon Bw1 (37/35 – 62/61) sekitar 28,44 %. Sehingga dari data tersebut, Pedon 1 pada horizon Bw1 (37/35 – 62/61) memenuhi syarat untuk Horizon Argilik. Sifat – Sifat Lain Pedon 1 memiliki suhu rata – rata tanah 26,79; sehingga Pedon 1 memenuhi syarat untuk rejim temperatur tanah Isohyperhermic. Dan juga pada Pedon 1 tidak pernah mengalami kekeringan selama 90 hari, sehingga Pedon 1 memenuhi syarat untuk rejim kelembaban tanah Udic.
Kategori Ordo Pedon 1 memiliki horizon argilik, sehingga Pedon 1 memenuhi syarat untuk Ordo Ultisols. Kategori Sub Ordo Pedon 1 terdapat pada rejim kelembaban tanah Udic, sehingga Pedon 1 masuk kedalam Sub Ordo Udults. Kategori Great Group Pedon 1 memenuhi syarat untuk Great Group Hapludults karena tidak memenuhi syarat untuk kategori great group lainnya. Kategori Sub Group Pedon 1 memiliki value 3 dan horizon Ap dengan kedalaman 20 cm, sehingga Pedon 1 memenuhi syarat untuk Sub Group Humic Hapludults.
Pedon 2 Epipedon Pedon 2 pada Horizon Ap (0 – 20/17) merupakan tanah mineral yang memiliki value 3, chroma 2, struktur remah, kejenuhan basa (KB) 6,53, dan C-organik 1,08. Sehingga dari data tersebut, Pedon 2 pada Horizon Ap (0 – 20/17) memenuhi syarat untuk Epipedon okrik. Horizon Bawah Penciri Pedon 2 pada horizon Bt1 (20/17 – 37/34) merupakan tanah mineral yang memiliki kandungan liat pada horizon Ap (0 - 20/17) sekitar 26,44 % dan pada horizon Bt1 (20/17 – 37/34) sekitar 40,44 %. Sehingga dari data tersebut, Pedon 2 pada horizon Bt1 (20/17 – 37/34) memenuhi syarat untuk Horizon Argilik. Sifat – Sifat Lain Pedon 2 memiliki suhu rata – rata tanah 26,79; sehingga Pedon 2 memenuhi syarat untuk rejim temperatur tanah Isohyperhermic. Dan juga pada Pedon 2 tidak pernah mengalami kekeringan selama 90 hari, sehingga Pedon 2 memenuhi syarat untuk rejim kelembaban tanah Udic.
Kategori Ordo Pedon 2 memiliki horizon argilik, sehingga Pedon 2 memenuhi syarat untuk Ordo Ultisols. Kategori Sub Ordo Pedon 2 terdapat pada rejim kelembaban tanah Udic, sehingga Pedon 2 masuk kedalam Sub Ordo Udults. Kategori Great Group Pedon 2 memenuhi syarat untuk Great Group Hapludults karena tidak memenuhi syarat untuk kategori great group lainnya. Kategori Sub Group Pedon 2 memiliki value 3 dan horizon Ap dengan kedalaman 20 cm, sehingga Pedon 2 memenuhi syarat untuk Sub Group Humic Hapludults.
Pedon 3 Epipedon Pedon 3 pada Horizon Ap1 (0 – 24/20) merupakan tanah mineral yang memiliki value 4, chroma 1, struktur granular, dan C-organik 0,22. Sehingga dari data tersebut, Pedon 3 pada Horizon Ap1 (0 – 24/20) memenuhi syarat untuk Epipedon okrik. Horizon Bawah Penciri Pedon 3 tidak memiliki horizon bawah penciri. Sifat – Sifat Lain Pedon 3 memiliki suhu rata – rata tanah 26,79; sehingga Pedon 3 memenuhi syarat untuk rejim temperatur tanah Isohyperhermic. Dan juga pada Pedon 3 tidak pernah mengalami kekeringan selama 90 hari, sehingga Pedon 3 memenuhi syarat untuk rejim kelembaban tanah Udic.
Kategori Ordo Pedon 3 tidak memiliki horizon bawah penciri dan memiliki susunan horizon yang sedikit, sehingga Pedon 3 termasuk kedalam Ordo Entisols. Kategori Sub Ordo Pedon 3 memiliki tekstur lempung berpasir lebih dari 35 % (berdasarkan volume), sehingga Pedon 3 termasuk kedalam Sub Ordo Psamments . Kategori Great Group Pedon 3 memenuhi syarat untuk Great Group Udipsamments karena tidak memenuhi syarat untuk kategori great group lainnya. Kategori Sub Group Pedon 3 memenuhi syarat Sub Group Typic Udipsamments karena tidak memenuhi syarat untuk kategori sub group lainnya.
Pedon 4 Epipedon Pedon 4 pada Horizon Ap (0 – 56/55) merupakan tanah mineral yang memiliki value 4, chroma 3, struktur gumpal bersudut, kejenuhan basa (KB) 7,64; dan C-organik 0,66, sehingga dari data tersebut, Pedon 4 pada Horizon Ap (0 – 56/55) memenuhi syarat untuk Epipedon okrik. Horizon Bawah Penciri Pedon 4 tidak memiliki horizon bawah penciri. Sifat – Sifat Lain Pedon 4 memiliki suhu rata – rata tanah 26,79; sehingga Pedon 4 memenuhi syarat untuk rejim temperatur tanah Isohyperhermic. Dan juga pada Pedon 4 tidak pernah mengalami kekeringan selama 90 hari, sehingga Pedon 4 memenuhi syarat untuk rejim kelembaban tanah Udic.. Pada Pedon 4 juga memiliki sifat lain seperti kondisi aqua (Episaturation) dan Plinthte. Ini disebabkan pada Pedon 4 (56/55 – 90) terdapatnya karatan dan kedalaman air tanah 90 cm.
Kategori Ordo Pedon 4 tidak memiliki horizon bawah penciri dan memiliki susunan horizon yang sedikit, sehingga Pedon 4 termasuk kedalam Ordo Entisols. Kategori Sub Ordo Pedon 4 memiliki Value 4, chroma 3, tekstur lempung berpasir, dan air tanah pada kedalaman 90 cm. Sehingga dari data tersebut, Pedon 4 termasuk kedalam Sub Ordo Aquents. Kategori Great Group Pedon 4 memiliki sifat Episaturasi, sehingga Pedon 4 termasuk kedalam Great Group Epiaquents. Kategori Sub Group Pedon 4 memenuhi syarat Sub Group Typic Epiaquents karena tidak memenuhi syarat untuk kategori sub group lainnya.
Tabel 4. 9. Klasifikasi Tanah dari Keempat Pedon menurut Soil Tabel 4.9. Klasifikasi Tanah dari Keempat Pedon menurut Soil Taxonomy (USDA, 2006). Pedon Ordo Sub Ordo Great Group Sub Group 1 Ultisol Udult Hapludults Humic Hapludults 2 3 Entisol Psamments Udipsamments Typic Udipsamments 4 Aquents Epiaquents Typic Epiaquents
Satuan Peta Tanah Tabel 4.10. Satuan Peta Tanah dan Karakteristik Lahan Satuan Peta Tanah Jenis Tanah Bahan Induk B. Wilayah Luas Ha % 1 Humic Hapludults Tufa Toba Sangat curam Lereng > 100% 263,47 52,00 % 2 Datar Lereng : 1% 182,62 36,04 % 3 Typic Udipsamments 15,06 2,97 % 4 Typic Epiaquents Aluvium 45,54 8,99 %
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari survey tanah dan analisis laboratorium yang dilakukan, diperoleh 3 sub group tanah berdasarkan Soil Taxonomy (USDA, 2006), yaitu: Humic Hapludults, Typic Udipsamments dan Typic Epiaquents. Dari survey tanah yang dilakukan, diperoleh 4 satuan peta tanah didaerah survey, yaitu: SPT 1: Humic Hapludults dengan berbahan induk Tufa Toba, bentuk wilayah sangat curam (Lereng > 100%) dan luas 263,47 Ha (52%). SPT 2: Humic Hapludults dengan berbahan induk Tufa Toba, bentuk wilayah datar (Lereng: 1%) dan luas 182,62 Ha (36,04%). SPT 3: Typic Udipsamments dengan berbahan induk Tufa Toba, bentuk wilayah datar (Lereng: 1%) dan luas 15,06 Ha (2,97 %). SPT 4: Typic Epiaquents dengan berbahan induk Aluvium, bentuk wilayah datar (Lereng: 1%) dan luas 45,54 Ha (8,99 %).
Saran Melalui pendekatan parametrik dan fisiografik yang dilaksanakan, setidaknya data yang diperoleh digunakan sebaik- baiknya untuk dapat meningkatkan produksi.
Grid Pengambilan Sampel dari Studi
Sekian & Terima Kasih Atas Partisipasinya Penutup Sekian & Terima Kasih Atas Partisipasinya