ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN GELOMBANG DATAR SERBASAMA DWI ANDI NURMANTRIS UNANG SUNARYA HASANAH PUTRI ATIK NOVIANTI

POKOK BAHASAN 1. Definisi Gelombang Datar ( Plane Wave) 2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) 3. Vector Poynting 4.Gerak Gelombang dalam Ruang Hampa 5. Gerak Gelombang dalam Dielektrik Sempurna 6. Penjalaran Gelombang pada Konduktor yang Baik 7. Polarisasi Gelombang

1. Definisi Gelombang Datar ( Plane Wave) Gelombang datar adalah gelombang yang apabila sebuah bidang tegak lurus dengan arah perambatannya, maka titik-titik potong gelombang tersebut pada bidang yang tegak lurus itu memiliki sudut fasa yang sama. Jika jarak antara sumber gelombang dan penerima sangat jauh ( d>>) maka sumber gelombang dapat dianggap sebagai sumber titik dan muka gelombang seolah membentuk bidang datar.

1. Definisi Gelombang Datar ( Plane Wave) Gelombang datar memiliki sifat perambatan yang berbeda ketika gelombang tersebut merambat di medium perambatan yang berbeda. Sifat gelombang datar akan berbeda ketika harus merambat pada ruang bebas, medium dielektrik sempurna atau pada medium konduktor dan konduktor merugi . Pada ruang bebas atau pada medium dielektrik sempurna memiliki factor atenuasi ( 𝑒 βˆ’π›Όπ‘₯ ) hampir mendekati satu (β‰… 1) dengan konstanta redaman mendekati nol (𝛼 β‰… 0). Sedangkan pada medium dielektrik merugi dan konduktor sempurna memiliki factor atenuasi yang besar dimana konstatnta redaman 𝛼>0 , sehingga jika gelombang datar merambat pada medium dielektrik merugi atau pada medium konduktor sempurna akan mengalami redaman yang cukup besar sehingga akan muncul istilah skin depth atau kedalaman kulit atau kedalaman penetrasi. Gelomabang datar serbasama menunjukan salah satu pemakaian yang paling sederhana dari persamaan Maxwell dan memberi ilustrasi mengenai prinsip penjalaran, panjang gelombang, impedansi gelombang, fasa dan konstanta fasa.

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Adapun penurunan persamaan gelombang dapat diambil dari salah-satu medium (selanjutnya disebut kasus yang paling umum) yang dapat mewakili semua medium. Hal tersebut didasari perbedaan parameter primer atau sekunder setiap medium. Selanjutnya medium yang bisa dijadikan kasus umum untuk persamaan gelombang adalah medium dielektrik merugi. Pada medium ini mengandung sifat dielektrik tetapi dengan konduktivitas lebih besar dari 0. Pada medium dielektrik merugi memiliki karaktreristik ( 𝜎 >0, 𝜌 𝑣 =0, πœ€ π‘Ÿ >1, π‘‘π‘Žπ‘› πœ‡ π‘Ÿ >1 ) Dengan memingat kembali persamaan Maxwell bentuk fashor, maka pada medium dielektrik merugi dapat ditulikan sebagai berikut. 𝛻 Γ— 𝐸 𝑠 =βˆ’π‘—πœ”πœ‡ 𝐻 𝑠 𝛻 Γ— 𝐻 𝑠 =(𝜎+π‘—πœ”πœ€) 𝐸 𝑠 𝛻 βˆ™ 𝐸 𝑠 = 0 𝛻 βˆ™ 𝐻 𝑠 = 0

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Selanjutnya, Keempat persamaan Maxwel tersebut menjadi dasar dari penurunan gelombang. Dari identitas vector didapatkan : 𝛻 Γ— 𝛻 Γ— 𝐸 𝑠 = 𝛻 βˆ™ 𝛻 βˆ™ 𝐸 𝑠 βˆ’ 𝛻 2 𝐸 𝑠 karena 𝛻 βˆ™ 𝐸 𝑠 = 0 , maka persamaan menjadi 𝛻 Γ— 𝛻 Γ— 𝐸 𝑠 = βˆ’ 𝛻 2 𝐸 𝑠 pers.1 Dari persamaan Maxwell 1 𝛻 Γ— 𝛻 Γ— 𝐸 𝑠 =βˆ’π‘—πœ”πœ‡ 𝛻 Γ— 𝐻 𝑠 karena 𝛻 Γ— 𝐻 𝑠 =(𝜎+π‘—πœ”πœ€) 𝐸 𝑠 , maka menjadi 𝛻 Γ— 𝛻 Γ— 𝐸 𝑠 = =βˆ’π‘—πœ”πœ‡(𝜎+π‘—πœ”πœ€) 𝐸 𝑠 pers.2 Dari pers.1 dan pers.2 , didapat : 𝛻 2 𝐸 𝑠 = π‘—πœ”πœ‡(𝜎+π‘—πœ”πœ€) 𝐸 𝑠 , -> Persamaan Diferensial vector Gelombang Helmholtz pers.3

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Dari pers. 3 dapat pula dituliskan sebagai berikut : 𝛻 2 𝐸 𝑠 = 𝛾 2 𝐸 𝑠 pers.4 sehingga 𝛾 2 =π‘—πœ”πœ‡(𝜎+π‘—πœ”πœ€) 𝛾 = π‘—πœ”πœ‡(𝜎+π‘—πœ”πœ€) , selanjutnya 𝛾 disebut konstanta propagasi 𝛾 =π‘—πœ” πœ‡πœ€ 1βˆ’π‘— 𝜎 πœ”πœ€ dapat ditulis pula 𝛾=𝛼+𝑗𝛽 , dimana 𝜢 adalah konstanta redaman dan 𝜷 konstatnta fasa

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Dengan asumsi bahwa gelombang menjalar ke satu arah , maka arah lainnya dapat dianggap tidak berpengaruh. Sehingga pada pers. 4 dapat ditulis : 𝛻 2 𝐸 𝑠 = πœ• 2 𝐸 π‘₯𝑠 πœ• 𝑧 2 = π‘—πœ”πœ‡(𝜎+π‘—πœ”πœ€) 𝐸 π‘₯𝑠 , fasor dari medan listrik berpolarisasi ke sb x. πœ• 2 𝐸 π‘₯𝑠 πœ• 𝑧 2 = 𝛾 2 𝐸 π‘₯𝑠 Dapat ditulis menjadi : 𝐸 π‘₯𝑠 = 𝐸 π‘₯0 𝑒 βˆ’π›Ύπ‘§ Atau dapat juga ditulis dalam persamaan bentuk waktu medan Listrik 𝐸 (t). 𝐸 (t)=𝑅𝑒 𝐸 π‘₯0 𝑒 βˆ’ 𝛼+𝑗𝛽 𝑧 . 𝑒 πœ”π‘‘ π‘Ž π‘₯ Sehingga persamaan akhir menjadi : 𝐸 (t)= 𝐸 π‘₯0 𝑒 βˆ’π›Όπ‘§ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž π‘₯ pers.5

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Jika medan listrik 𝐸 dinyatakan dalam satuan Volt/ meter dan medan magnet 𝐻 dinyatakan dalam Amper /meter, maka perbandingan dari medan listrik 𝐸 dan medan magnet 𝐻 adalah merupakan impedansi ( selanjutnya disebut impedansi karakteristik Ι³ ) dinyatakan dalam Ohm dapat ditulis menjadi : Ι³ = 𝐸 𝐻 = π‘—πœ”πœ‡ (𝜎+π‘—πœ”πœ–) = πœ‡ πœ€ . 1 1βˆ’π‘— 𝜎 πœ”πœ€ ; ( Ι³ < πœƒ 𝑛 ) untuk Ι³ kompleks pers.6 dimana πœ€= πœ€ π‘Ÿ πœ€ 0 dan πœ‡= πœ‡ π‘Ÿ πœ‡ 0 Dengan πœ€ 0 = 1Γ— 10 βˆ’9 36πœ‹ 𝐹 π‘š πœ‡ 0 = 4πœ‹Γ— 10 βˆ’7 𝐻 π‘š Sehingga dari pers.5 medan magnet H dapat ditulis : 𝐻 (t)= 𝐸 π‘₯0 Ι³ 𝑒 βˆ’π›Όπ‘§ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§βˆ’ πœƒ 𝑛 π‘Ž 𝑦 pers.7

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Nilai perbandingan antara konduktivitas medium ( 𝜎) dengan πœ”πœ€, yang dinamakan β€œLoss Tangen / tangen kerugian” ( tan πœƒ) , dapat menjadi indicator apakah suatu medium termasuk dielektrik, quasi konduktor, atau konduktor ( Krauss dan Carver ). tan πœƒ = 𝜎 πœ”πœ€ < 10 βˆ’2 ; termasuk medium dielektrik 10 βˆ’2 <tan πœƒ< 100 ; termasuk quasi konduktor tan πœƒ> 100 ; termasuk medium konduktor Dimana : 𝜎 = Konduktivitas medium (Mho/m) πœ” = Frekuensi Sudut (rad/s) πœ€ = Permitivitas medium ( F/m)

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave) Dengan melihat pers. 4 dimana : 𝛾 =π‘—πœ” πœ‡πœ€ 1βˆ’π‘— 𝜎 πœ”πœ€ , dapat diuraikan akar yang kedua dengan teorema binomial (1+π‘₯) 𝑛 =1+π‘₯𝑛+ 𝑛(π‘›βˆ’1) 2! π‘₯ 2 + 𝑛(π‘›βˆ’1)(π‘›βˆ’2) 2! π‘₯ 3 + … ; untuk π‘₯ <1 , dimana x= -j 𝜎 πœ”πœ€ dan n adalah = 1 2 , didapatkan pendekatan sebagai berikut : 𝛼 β‰ˆ 𝜎 2 πœ‡ πœ€ 𝛽 β‰ˆ πœ” 𝑐 = 2πœ‹ Ξ» Ι³ β‰ˆ πœ‡ πœ€ 1+𝑗 𝜎 πœ”πœ€

2. Persamaan Gelombang Datar ( Plane Wave)  = konstanta redaman (neper/meter)  =  + j = Konstanta Propagasi Amplituda medan  = konstanta fasa (radian/meter) Tanda ( - ) berarti gelombang merambat ke arah sumbu-z positif. Jika ( + ) berarti gelombang merambat ke arah sumbu-z negatif Gelombang bergetar searah sumbu-x

3. Vector Poynting Vector Poynting ( 𝑃 ) didefinisikan sebagai produk vector dari vector intensitas medan listrik E dengan vector medan magnet H pada suatu gelombang elektromagnetik. Dapat ditulis sebagai berikut : 𝑃 = 𝐸 Γ— 𝐻 pers.8 Vektor Poynting merupakan besaran vector yang menggambarkan arah perambatan gelombang dan besarnya kerapatan energi gelombang persatuan waktu atau laju energy gelombang dalam satuan joule persekon permeter persegi (MKS). Arah perambatan gelombang

3. Vector Poynting Karena vector intensitas medan listrik dan vector intensitas medan magnet saling tegak lurus satu sama lainnya, maka cross product dari E dan H menghasilkan vector lain yang arahnya tegak lurus terhadap E dan H. Misal jika vector intensitas medan listrik bergetar ke arah sumbu x dan vector instensitas medan magnet bergetar kearah sumbu y maka vector pointing akan ke arah sumbu z. Dapat diiliustrasikan sebagai berikut :

3. Vector Poynting Jika diketahui persamaan intensitas medan listrik E dan medan magnet H sebagai berikut : 𝐸 (t)= 𝐸 π‘₯0 𝑒 βˆ’π›Όπ‘§ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž π‘₯ 𝐻 (t)= 𝐸 π‘₯0 Ι³ 𝑒 βˆ’π›Όπ‘§ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§βˆ’ πœƒ 𝑛 π‘Ž 𝑦 Maka persamaan untuk vector pointing dapat ditulis sebagai berikut : 𝑃 = 𝐸 Γ— 𝐻 = 𝐸 π‘₯0 2 Θ  𝑒 βˆ’2𝛼𝑧 cos (πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§) cos (πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§βˆ’ πœƒ 𝑛 ) π‘Ž 𝑧 = 𝐸 π‘₯0 2 2 Θ  𝑒 βˆ’2𝛼𝑧 cos πœƒ 𝑛 + cos (2πœ”π‘‘βˆ’2π›½π‘§βˆ’ πœƒ 𝑛 ) π‘Ž 𝑧 π‘Šπ‘Žπ‘‘π‘‘ π‘š 2 pers.9

3. Vector Poynting Dan untuk daya rata-rata dapat dihitung dengan persamaan berikut : 𝑃 𝑧, π‘Žπ‘£ = 1 𝑇 0 𝑇 𝑃 𝑧 𝑑𝑑 = 𝐸 π‘₯0 2 2 Θ  𝑒 βˆ’2𝛼𝑧 cos πœƒ 𝑛 pers.10 Dimana pada pers.10 dapat dilihat bahwa : 𝒆 βˆ’πŸπœΆπ’› merupakan besarnya factor redaman kerapatan daya 𝒄𝒐𝒔 𝜽 𝒏 merupan bagian yang timbul karena pengaruh impedansi karakterstik dan juga dapat menentukan kerapatan daya.

4.Gerak Gelombang dalam Ruang Hampa Adapun karakteristik medium ruang hampa adalah sebagai berikut : 𝜎 =0, 𝜌 𝑣 =0, πœ€ π‘Ÿ =1, π‘‘π‘Žπ‘› πœ‡ π‘Ÿ =1 , jika πœ€ π‘Ÿ =1 maka πœ€= πœ€ 0 = 1Γ— 10 βˆ’9 36πœ‹ 𝐹 π‘š πœ‡ π‘Ÿ =1 maka πœ‡= πœ‡ 0 = 4πœ‹Γ— 10 βˆ’7 𝐻 π‘š Maka konstanta propagasi 𝛾 pada pers.4 menjadi : 𝛾 =π‘—πœ” πœ‡πœ€ atau dapat ditulis 𝛾 =0+π‘—πœ” πœ‡ 0 πœ€ 0 , dimana konstanta fasa 𝛼=0. Adapun impedansi instrinsik menajdi : Θ  = πœ‡ 0 πœ€ 0 =120πœ‹=377< 0 π‘œ

4.Gerak Gelombang dalam Ruang Hampa Dengan konstanta redaman 𝛼=0 , maka persamaan intensitas medan listrik dan medan magnet menjadi : 𝐸 (t)= 𝐸 π‘₯0 cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž π‘₯ 𝐻 (t)= 𝐸 π‘₯0 377 cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž 𝑦 Vektor pointing : 𝑃 = 𝐸 π‘₯0 2 377 π‘π‘œπ‘  2 (πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§) π‘Ž 𝑧 Daya rata-rata : 𝑃 𝑧, π‘Žπ‘£ = 1 2 𝐸 π‘₯0 2 377 Dengan kecepatan peopagasi : 𝑣= 1 πœ€ π‘Ÿ πœ‡ π‘Ÿ =3Γ— 10 8 π‘š 𝑠

5. Gerak Gelombang dalam Dielektrik Sempurna Adapun karakteristik medium Dielektrik sempurna adalah sebagai berikut : 𝜎 =0, 𝜌 𝑣 =0, πœ€ π‘Ÿ >1 π‘‘π‘Žπ‘› πœ‡ π‘Ÿ >1 , Maka konstanta propagasi 𝛾 pada pers.4 menjadi : 𝛾 =π‘—πœ” πœ‡πœ€ atau dapat ditulis 𝛾 =0+π‘—πœ” πœ‡ 0 πœ‡ π‘Ÿ πœ€ 0 πœ€ π‘Ÿ , dimana konstanta fasa 𝛼=0. Adapun impedansi instrinsik menajdi : Θ  = πœ‡ 0 πœ‡ π‘Ÿ πœ€ 0 πœ€ π‘Ÿ =120πœ‹ πœ‡ π‘Ÿ πœ€ π‘Ÿ =377 πœ‡ π‘Ÿ πœ€ π‘Ÿ < 0 π‘œ

5. Gerak Gelombang dalam Dielektrik Sempurna Dengan konstanta redaman 𝛼=0 , maka persamaan intensitas medan listrik dan medan magnet menjadi : 𝐸 (t)= 𝐸 π‘₯0 cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž π‘₯ 𝐻 (t)= 𝐸 π‘₯0 377 πœ‡ π‘Ÿ πœ€ π‘Ÿ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž 𝑦 Vektor pointing : 𝑃 = 𝐸 π‘₯0 2 377 πœ‡ π‘Ÿ πœ€ π‘Ÿ π‘π‘œπ‘  2 (πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§) π‘Ž 𝑧 Daya rata-rata : 𝑃 𝑧, π‘Žπ‘£ = 1 2 𝐸 π‘₯0 2 377 πœ‡ π‘Ÿ πœ€ π‘Ÿ Dengan kecepatan peopagasi : 𝑣= 𝐢 πœ€ π‘Ÿ πœ‡ π‘Ÿ , π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž 𝐢=3Γ— 10 8 π‘š 𝑠

6. Penjalaran Gelombang pada Konduktor yang Baik Adapun karakteristik medium Dielektrik sempurna adalah sebagai berikut : 𝜎 ≫, 𝜌 𝑣 β‰ 0, πœ€ π‘Ÿ >1 π‘‘π‘Žπ‘› πœ‡ π‘Ÿ >1 , Pada pers.4 konstanta propagasi diturunkan sebagai berikut : 𝛾 =π‘—πœ” πœ‡πœ€ 1βˆ’π‘— 𝜎 πœ”πœ€ , dengan mengingat bahwa 𝜎 ≫ 1, maka persamaan konstanta propagasi dapat ditulis menjadi : 𝛾 =π‘—πœ” πœ‡πœ€ βˆ’π‘— 𝜎 πœ”πœ€ =𝑗 βˆ’π‘—πœ”πœ‡πœŽ =𝑗 βˆ’π‘— πœ”πœ‡πœŽ

6. Penjalaran Gelombang pada Konduktor yang Baik Dengan menggunakian De Moivre Teorema didapat : 𝛾=𝑗 1 2 +𝑗 1 2 2πœ‹π‘“πœ‡πœŽ = πœ‹π‘“πœ‡πœŽ +𝑗 πœ‹π‘“πœ‡πœŽ , jika 𝛾= 𝛼+𝑗𝛽 maka 𝛼=𝛽= πœ‹π‘“πœ‡πœŽ Pada konduktor yang baik memiliki 𝜎 ≫, hal ini berpengaruh pada efek kedalaman penetrasi Dimana kedalaman penetrasi ( skin depth) 𝛿= 1 πœ‹π‘“πœ‡πœŽ , hal tersebut dapat menjadikan persamaan konstanta propagasi ditulis sebgai berikut : 𝛾= 1 𝛿 + 𝑗 1 𝛿

6. Penjalaran Gelombang pada Konduktor yang Baik Sedangkan untuk impedansi instrinsik (Θ ), dengan mengingat 𝜎 ≫ , dan jika 𝜎 ≫ πœ”πœ€ , maka impedansi instrinsik dapat ditulis sebagai berikut : Θ = π‘—πœ”πœ‡ 𝜎 = 𝑗 2πœ‹π‘“πœ‡ 𝜎 = 2 πœŽπ›Ώ < 45 0 = 2 πœŽπ›Ώ 𝑒 βˆ’π‘— 45 0 Dengan konstanta redaman 𝛼≠0 , maka persamaan intensitas medan listrik dan medan magnet menjadi : 𝐸 (t)= 𝐸 π‘₯0 𝑒 βˆ’π›Όπ‘§ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž π‘₯ οƒ  𝐸 (t)= 𝐸 π‘₯0 𝑒 βˆ’ 1 𝛿 𝑧 cos πœ”π‘‘βˆ’ 1 𝛿 𝑧 π‘Ž π‘₯ 𝑉 π‘š 𝐻 (t)= 𝐸 π‘₯0 2 πœŽπ›Ώ 𝑒 βˆ’π›Όπ‘§ cos πœ”π‘‘βˆ’π›½π‘§ π‘Ž 𝑦 οƒ  𝐻 (t)= 𝐸 π‘₯0 2 πœŽπ›Ώ 𝑒 βˆ’ 1 𝛿 𝑧 cos πœ”π‘‘βˆ’ 1 𝛿 𝑧 βˆ’ πœ‹ 4 π‘Ž 𝑦 𝐴 π‘š

6. Penjalaran Gelombang pada Konduktor yang Baik Vektor pointing : 𝑃 = 𝐸 π‘₯0 2 2 2 π›ΏπœŽ 𝑒 βˆ’ 2 𝛿 𝑧 cos πœ‹ 4 +π‘π‘œπ‘  2πœ”π‘‘βˆ’ 2 𝑧 𝛿 βˆ’ πœ‹ 4 π‘Ž 𝑧 Daya rata-rata : 𝑃 𝑧, π‘Žπ‘£ = 1 4 σ𝛿 𝐸 π‘₯0 2 𝑒 βˆ’ 2 𝛿 𝑧

7. Polarisasi Gelombang Polarisasi gelombang merupakan sifat gelombang elektromagnetik dimana medan listrik E bergetar pada arah tertentu dan medan magnet H bergetar tegak lurus arah getaran medal listrik E. Pada umumnya dikenal 3 macam polarisasi gelombang yaitu : polarisasi linear, polarisasi sirkular (lingkaran), dan polarisasi ellips.

7. Polarisasi Gelombang Polarisasi Linier Jika fasa medan E dan H sama, maka gelombang terpolarisasi ini dinamakan terpolarisasi linier ( terpolarisasi bidang), karena medan E hanya bergetar pada bidang tertentu. Pada polarisasi Linier, Jika medan listrik E bergetar pada bidang vertical gelombang maka dikatakan terpolarisasi linier vertical dan jika bergetar arah horizontal yaitu sejajar permukaan tanah , maka gelombang dikatakan terpolarisasi linier horizontal. Polarisasi Sirkular (Lingkaran) Jika selisih fasa medan E dan H sebesar 90 0 maka E dan H membentuk persamaan lingkaran sehingga gelombang ini dinyatakan terpolarisasi lingkaran. Polarisasi Ellips Jika selisih fasa medan E dan medan H bukan kelipatan ganjil dari 90 0 dan βˆ… sembarang , maka medan E dan H membentuk persamaan ellips, sehingga gelombang ini dinyatakan terpolarisai Ellips.

TERIMAKASIH