Perkembangan Psikososial Selama 3 Tahun Pertama Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.
FONDASI DARI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Kapan dan bagaimana perkembangan emosi pada bayi? Bagaimana bayi menunjukkannya? walaupun bayi berbagi pola-pola perkembangan, sejak awal, menunjukkan kepribadian yang berbeda. Kepribadian perpaduan yang relatif konsisten antara emosi, temperamen, pikiran, dan perilaku yang membuat setiap orang unik.
Emosi Emosi reaksi subjektif terhadap pengalaman berasosiasi denga perubahan fisiologis dan perilaku. Contoh emosi: kesedihan, kesenangan, rasa takut, dsb. Perkembangan emosi itu berurutan: emosi yang kompleks tampaknya berkembang dari awal, yang paling sederhana. Pola karakteristik seseorang terhadap reaksi emosi mulai berkembang selama infancy. Ini adalah elemen dasar dari kepribadian. Budaya juga memberikan pengaruh pada bagaimana individu merasakan suatu siuasi dan bagaimana mereka menunjukkannya.
Menangis, tersenyum, dan tertawa merupakan tanda awal dari emosi bayi. Indikasi laian adalah ekspresi wajah, aktivitas motorik, bahasa tubuh, dan perubahan psikologis. Menangis adalah cara paling kuat untuk mengkomunikasikan kebutuhan bayi. Beberapa orang tua khawatir secara konstan mengangkat bayi yang sedang menangis. Hal semacam ini membuat bayi menjadi manja. Senyum sosial ketika bayi baru lahir menatap kedua orang tuanya dan tersenyum pada mereka, tidak terbentuk hingga bulan kedua kehidupan. Melewati usia 6 bulan, infant merefleksikan pertukaran emosi dengan orang lain.
Usia 6 bulan bayi mungkin terkikik dalam merespon ibu yang membuat suara yang tidak biasa atau muncul dengan handuk yang menutupi wajahnya. Bayi 10 bulan mungkin tertawa keras saat mencoba mengambil handuk kembali dari wajah ibunya. Usia 12-15 minggu infant degan sengaja berkomunikasi dengan orang lain mengenai objek. infant tersenyum pada objek dan kemudian menatap individu sambil tetap tersenyum.
Kapan Emosi Muncul? Perkembangan emosi adalah proses yang berurutan; emosi yang kompleks berkembang dari yang paling sederhana. Emosi kesadaran diri: ekspresi, emosi, seperti malu, empati, dan iri yang tergantung pada kesadaran diri. Kesadaran diri: realisasi bahwa seseorang eksis dan berfungsi, terpisah dari orang dan yang lainnya. Kesadaran akan diri muncul pada umur15-24 bulan. Kesadaran diri diperlukan sebelum anak menjadi waspada dan fokus. Menjelang usia 3 tahun, anak memeroleh kesadaran diri ditambah dengan pengetahuan yang bagus mengenai standar peerimaan sosial, aturan, da tujuan.
Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Perkembangan otak setelah kelahiran terhubung secara dekat dengan perubahan dalam kehidupan emosi. Pengalaman emosi dipengaruhi oleh perkembangan otak dan dapat memiliki pengaruh jangka panjang pada struktur otak (Mlot, 1998, Sroufe, 1997). Empat fase utama dalam pengorganisasian otak anatara lain: Fase tiga bulan pertama kehidupan, perbedaan emosi dasar di saat korteks selebral berfungsi, membawa persepsi kognitif dalam permainan. Fase 2 antara 9-10 bulan ketika lobus frontal mulai berinteraksi dengan sistem limbik, membentuk reaksi emosional.
Fase ketiga terjadi pada tahun ke 2, ketika infant mengembangkan kesadaran diri, kesadaran emosi dalam diri, dan kapasitas yang besar untuk meregulasikan emosi mereka dan aktivitasnya. Fase empat terjadi sekitar usia 3 tahun, ketika perubahan hormonal dalam sistem jaringan saraf otonomi bertepatan dengan munculnya evaluasi emosi.
Alturisme, membantu, empati, dan kognisi sosial Bayi berusia 18 bulan bertindak memberikan perhatian pada orang asing tanpa mengharapkan hadiah apapun. Perilaku ini disebut perilaku alturistik (Warneken & Tomasello, 2006). Empati kemampuan untuk menempatkan diri pada tempat orang lain dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Cermin neuron neuron yang bekerja ketika seseorang melakukan sesuatu atau mengamati orang lain melakukan sesuatu. Kognisi sosial kemampuan untuk memahami bahwa orang lain memiliki kondisi mental dan mengukur perasaan dan tindakan mereka.
Bagaimana infant menunjukkan perbedaan temeparamen, dan bagaimana menahan semua perbedaan tersebut? Temperamen: sesuatu yang menentukan seseorang, secara biologis dasar untuk mendekati atau bereaksi terhadap individu atau situasi. Banyak anak akan jatuh pada 1dari 3 kategori temperamen, “mudah”, “sulit” dan “lamban”. Anak yang “mudah” anak yang secara umum bertemperamen bahagia, irama biologis yang reguler, dan kesiapan untuk menerima pengalaman baru. Anak yang “sulit” anak dengan temperamen pemarah, irama biologis, yang tidak biasa, dan respons emosional yang intens.
Anak yang “lambat untuk pemanasan” anak yang umumnya bertemperamen ringa, tapi ragu-ragu menerima pengalaman baru. Pola temperamen muncul sebagian besar bawaan dan memiliki basis biologis. Mereka sebenarnya stabil, tapi bisa dimodifikasi melalui pengalaman. Kebaikan yang sesuai antara temperamen anak dan tuntutan lingkungan membutuhkan penyesuaian. Perbedaan lintas budaya pada temperamen mungkin merefleksikan praktek perawatan pada anak.
Pengalaman Sosial di Awal Infant di Dalam Keluarga Praktik merawat anak dan peran pengasuh beragam di seluruh dunia. Hal ini tergantung pandangan budaya terhadap sifat alamiah infant dan kebutuhannya. Peran keluarga yang paling penting dalam perkembangan awal kepribadian adalah dari peran ayah dan ibu.
Apa peran yang dimainkan ibu dan ayah dalam perkembangan awal kepribadian? Infant memiliki kebutuhan yang kuat untuk kedekatan dengan ibu, kehangantan, responsif, begitu juga perawatan fisik. Peran ibu tidak hanya memberi makan kepada anak, tetapi termasuk memberikan kenyamanan kontak tubuh secara dekat Masa menjadi ayah adalah konstruksi sosial. Peran sebagai ayah berbeda di berbagai budaya. Contoh: suku Huhot, Mongolia, laki-laki hampir tidak pernah memegang infant dan akan melakukannya jika ibu tidak ada. Ayah lebih berinteraksi dengan toddler. Di US, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak meningkat karena ibu bekerja di luar rumah.
Gender: Bagaimana Perbedaan Bayi laki-Laki dan Perempuan Gender: signifikansi untuk menjadi laki-laki atau perempuan. Gender berdampak pada bagaimana individu terlihat, menggerakkan badan, bekerja, berpakaian, dan bermain. Gender memengaruhi apa yang mereka pikir tentang diri mereka sendiri dan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka.
Laki-laki VS Perempuan Sedikit lebih panjang, berat, dan kuat Lebih rentan mulai dari pembuahan Lebih aktif di awal pranatal Memiliki otak 10% lebih besar saat lahir. Pada usia 17 bulan cenderung bermain lebih agresif Kurang reaktif terhadap stres Lebih mungkin untuk hidup di periode infancy
Persamaan sensitif untuk menyentuh cenderung untuk tumbuh gigi, duduk, berdiri, berjalan di umur yang sama
Infant mulai menerima perbedaan antara laki-laki dan perempuan jauh sebelum perilaku mereka dibedakan oleh gender, dan bahkan sebelum mereka bisa bicara. Studi habituasi menyatakan: bayi berusia 6 bulan merespons berbeda pada suara laki-laki dan perempuan. Bayi usia 6-12 bulan dapat membedakan perbedaan wajah laki-laki dan perempuan, berdasar pada rambut dan pakaian. Bayi usia 19 bulan mulai menggunakab label gender seperti “mommy” dan “daddy”. Bayi usia 2 tahun mulai mengasosiasikan tipe gender pada mainan, boneka dengan wajah gender yang sesuai. Anak usia 25 bulan laki-laki mengimitasi tugas laki-laki (mencukur teddy bear); perempuan mengimitasi tugas perempuan (memasak)
Bagaimana Orang Tua Membentuk Perbedaan Gender? Orang tua di AS mulai memengaruhi kepribadian anak laki-laki dan perempuan sangat dini. Ayah mempromosikan gender typingproses sosialisasis ketika anak di usia dini mempelajari peran gender yang sesuai (Bronstein, 1998). Ayah memperlakukan anak laki-laki dan perempuan lebih berbeda dari pada ibu
Ayah VS Ibu Lebih banyak bicara dan menghabiskan banyak waktu dengan anak laki-laki pada usia 2 tahun Bermain lebih kasar dengan anak laki-laki dan menunjukkan sensitivitas pada anak perempuan Lebih banyak bicara, suportif ke anak perempuan
Isu-Isu Perkembangan di Masa Infancy Bagaimana infant mendapatkan kepercayaan di dunia mereka dan membentuk kelekatan, dan bagaimana infant dan pemberi pengasuhan membaca sinyal non verbal dari masing-masing? Berdaasrkan Erickson, infant di awal hingga 18 bulan berada di tahap pertama perkembangan kepribadian, basic trsust mistrusttahap pertama perkembangan psikososial Erickson, infant mengembangkan perasaan bahwa individu atau objek di dunianaya bisa dipercaya. Bayi butuh mengembangkan keseimbangan antara trust dan mistrust.
Jika trust mendominasi, anak akan mengembangkan harapan. Jika mistrust mendominasi, anak akan memandang dunia sebagai tempat yang tidak bersahabatdan tidak diprediksidan akan memiliki masalah dalam pembentukan hubungan.
Mengembangkan Kelekatan Kelekatan: timbal balik; ikatan yang bertahan di antara 2 orangkhususnya antara infant dan pengasuhmasing-masing berkontribusi pada kualitas hubungan. Pandangan evolusioner kelekatan memiliki nilai adaptif untuk bayi, memastikan bahwa psikososial mereka dan kebutuhan fisik terpenuhi (MacDonald, 1998). Teori etologi infant dan orang tua memiliki kecenderungan biologis saling menjalin kelekatan, dan kelekatan mendukung bayi bertahan hidup.
Studi pola-pola kelekatan Penelitian berdasar Kelekatan Asing (dikembangkan oleh Mary Ainsworth, 1950an) menemukan 4 pola kelekatan: terjaminbayi mungkin menangis atau protes ketika pengasuh pergi, tapi mampu mendapatkan kenyamananyang dibutuhkan; penghindaranbayi yang jarang menangis ketika berpisah dari pengasuh utama dan menolak kontak saat paengasuh kembali; ambivalen (resisten)bayi menjadi cemas sebelum pengasuh utama pergi, kekesalan yang ekstrem selama ketiadaan pengasuh; tidak teratur salah-arahbayi teratur tampkanya kehilangan strategi kohesif untuk menghadapai stress dari situasi asing..
Peran dari Temperamen Pola kelekatan dapat tergantung pada temperamen bayi, begitu juga dengan kualitas pengasuhan. Hal ini dapat memiliki implikasi jangka panjang. Temperamen mungkin merupakan dampak tidak langsung dari kelekatan, tetapi juga merupakan dampak tidak langsung melalui dampak pada orang tua.
Kecemasan pada Figur Asing dan Kecemasan akan Perpisahan Kecemasan semacam ini muncul selama bagian kedua dari 1 tahun, dan muncul terkait dengan temperamen dan situasi. Kecemasan pada figur asing: kehati-hatian pada individu ataupun tempat asing, yang muncul pada beberapa infant selama paruh kedua pada tahun pertama. Kecemasan akan perpisahan: distres yang ditunjukkan oleh seseorang, biasanya pada infant, ketika pengasuh yang familier pergi.
Contoh: bayi yang dulunya bersahabat pada orang asing, pergi bersama, melanjutkan ocehan bahagia selama ada orang disekelilingnya. Pada saat usia 8 bulan, dia akan memamlingkan kepala saat ada 1 orang mendekati dan melolong saat orang tuanya mencoba meninggalkan dia dengan babysitter.
Efek Jangka Panjang dari Kelekatan Memori orang tua terhadap kelekatan pada masa anak-anak akan memengaruhi kelekatan dia pada anak-anaknya. Kelekatan terjamin berpengaruh pada kompetensi emosional, sosial, dan kognitif. Semakin anak merasa terjamin kelekatannya pada pengasuh dewasa, anak cenderung lebih mengembangkan hubungan dengan orang lain. Antara usia 3-5 tahun, anak dengan kelekatan terjamin cenderung lebih ingin tahu, kompeten, empati, tangguh, dan percaya diri.
Komunikasi Emosisonal dengan Pengasuh: Regulasi Saling Menguntungkan Regulasi saling menguntungkan: proses saat infant dan pengasuh mengkomunikasikan kondisi emosional pada masing-masing dan memberikan respons yang sesuai. Regulasi saling menguntungkan memungkinkan bayi untuk bermain dan berperan aktif dalam regulasi kondisi emosional mereka. Contoh: di usia 1 bulan, bayi menatap dengan penuh perhatian ke wajah ibunya. Di bulan ke 2, ketika ibu tersenyum pada bayi, dia membalas senyum. Pada bulan ke 3, bayi tersenyum lebih dahulu mengundang ibunya untuk bermain.
Referensi Sosial Referensi sosial: memahami situasi yang ambigu dengan melihat persepsi orang lain terhadap hal tersebut. Dalam referensi sosial, 1 individu membentuk pemahaman bagaimana bereaksi dalam situasi yang ambigu, membingungkan, dan asing, dengan mencari dan menginterpretasikan persepsi orang lain terhadap hal tersebut. Referensi sosial telah diamati pada bayi usia 12 buan.
Isu-Isu Perkembangan dalam Masa Toddler (Batita) Kapan dan bagaimana perasaan diri akan muncul, dan bagaimana toddler berlatih otonomi dan mengembangkan standar untuk perilaku sosial yang bisa diterima? Transformasi infant ke toddler terlihat tidak hanya pada keterampilan fisik dan kognitif, tetapi juga bagaimanan anak mengekspresikan kepribadian mereka dan berinteraksi dengan yang lain.
Tumbuhnya Rasa Mengenai Diri Konsep diri adalah citra kita tentang diri kitakeseluruhan gambaran kemampuan dan sifat-sifat. Rasa terhadap diri muncul antara 4-10 bulan saat infant mulai menerima perbedaan antara diri dan orang lain dan untuk mengalami rasa sebagai agen dan diri koheren. Munculnya kesadaran dirikesadaran pengetahuan mengenai diri sebagai sesuatu yang berbeda, makhluk yang bisa diidentifikasididasarkan pada munculnya perbedaan persepsi antara diri dan orang lain.
Kesadaran diri dapat diuji dengan mempelajari apakah infant mengenali citra mereka sendiri. Ketika anak mengenali diri sendiri, dia melihat preferensi untuk melihat diri mereka sendiri pada video citra daripada citra dari anak lain pada usia yang sama (Nielsen, Dissanayake, & Kashima, 2003). Konsep diri terbentuk pada rasa persepsi diri dan berkembang di usia 15-24 bulan dengan kemunculan kesadaran diri dan rekognisi diri.
Perkembangan Otonomi Erikson (1950) mengidentifikasi tahap kedua dari perkembangan kepribadian, yaitu otonomi vs malu dan raguanak mencapai keseimbangan antara menentukan nasib sendiri dan kontrol dari orang lain. Di budaya Amerika, budaya negativisme adalah manifestasi normal dari pergantian kontrol eksternal ke kontrol internal. Sesuai dengan kematangan anak mereka didorong untuk mendapatkan kemandirian dari orang dewasa. Contoh: toilet training
Akar Perkembangan Moral: Sosialisasi dan Internalisasi Sosialisasi: perkembangan dari kebiasaan, keterampilan, nilai-nilai, dan motif yang dibagi oleh anggota kelompok sosial yang profuktif dan bertanggung jawab. Sosialisasi menggantungkan pada internalisasi dari standar yang disetujui secara sosial, dimulai dnegan terbentuknya regulasi diri. Sosialisasi bertumpu pada internalisasiproses sosialisasi ketika anak menerima standar sosial untuk melakukan berbagai hal seperti yang dia mau.
Membentuk regulasi diri Regulasi diri: kontrol independen terhadap perilaku untuk memahami harapan sosial. Regulasi diri adalah fondasi dari sosialisasi dan hal ini terhubung dengan semua domain perkembanganfisik, kognitif, emosional, dan sosial. Sebelum anak bisa mengontrol perilaku, anak membutuhkan kemampuan meregulasi atau mengontrol, proses atensional mereka dan untuk memodulasi emosi-emosi negatif (Eisenberg, 2000). Perilaku ini di bawah payung fungsi eksekutif rangkaian proses mental yang mengontrol dan meregulasi perilaku orang lain.
Asal hati nurani: melakukan sesuai keinginan Hati nurani: standar internal dari perilaku, yang biasanya mengontrol perilaku seseorang dan menghasilkan ketidaknyamanan emosional ketika dilanggar. Sebelum anak dapat mengembangkan hati nurani, mereka butuh menginternalisasi standar moral. Pendahulu dari hati nurani adalah kepatuhan yang berkomitmen pada tuntutan pengasuh. Toddler yang menunjukkan kepatuhan berkomitmen cenderung lebih siap menginternalisasi aturan orang dewasa daripada yang menunjukkan kebutuhan situasional.
Faktor dalam Suksesnya Sosialisasi Cara-cara orang tua melakukan sosialisasi pada anak dan kualitas hubungan orang tua-anak membantu memprediksi bagaimana sulit atau mudahnya sosialisasi terjadi. Anak yang menunjukkan kerjasama reseptif dapat menjadi partner aktif dalam sosialisasi. Praktek pengasuhan, temperamen anak, kualitas hubungan orang tua anak, serta faktor budaya dan sosio-ekonomi dapat berdampak pada mudah dan suksesnya sosialisasi.
KONTAK DENGAN ANAK LAINNYA Bagaimana infant dan toddler berinteraksi dengan saudara dan anak lainnya? Saudara Kandung Hubungan saudara memainkan peran yang berbeda dalam sosialisasi. Konflik saudara dapat membantu memahami hubungan sosial (Dunn & Munn, 1985; Ram & Ross, 2001). Pembelajaran dan keterampilan yang dipelajari dari interaksi dengan saudara dibawa dalam hubungan di luar rumah. Bayi menjalin kelekatan dengan saudara yang lebih tua. persaingan dan afeksi juga bisa hadir.
Kemampuan sosial dengan non saudara Anak usia 1,5 dan 3 tahun cenderung menunjukkan ketertarikan pada anak lain khususnya yang seumuran. Mereka meningkatkan pemahaman bagaimana menghadapi mereka. Toddler belajar dengan meniru pada anak lainnya. Imitasi seperti ini mengarahkan anak untuk melakukan komunikasi verbal dan mengkoordinasi aktivitas bersama.
ANAK DARI ORANG TUA BEKERJA Bagaimana orang tua bekerja dan perawatan diri anak berdampak pada perkembangan infant dan toddler? Secara umum ibu yang bekerja, partisipasi selama 3 tahun pertama tampaknya hanya memiliki sedikit dampak dalam perkembangan. Perkembangan kognitif dapat menderita ketika ibu bekerja 30 jam per minggu atau lebih sejak bayi berusia 9 bulan.
Perawan Dini Anak 50% dari 11,3 juta anak usia belum TK menerima perawatan dari 30% dari kakek nenek, 25% dari ayah, 3% dari saudara, dan 8% dari kerabat lain.
Faktor-faktor yang Berdampak pada Perawatan Anak Perawatan anak pengganti beragam dalam kualitas. Walaupun kualitas, kuantitas, stabilitas, dan tipe perawatan memengaruhi prikososial dan perkembangan kognitif, pengaruh karakteristik keluarga tampaknya secara umum lebih besar. Temperamen dan gender dapat membuat perbedaan (Crockenberg, 2003). Elemen yang paling penting dalam kualitas perawatan adalah pengasuh. Hal ini karena interaksi yang memberikan stimulus dengan orang dewasa yang responsif adalah krusial untuk perkembangan awal kognitif, linguistik, dan psikososial.
Daftar Cek untuk Memilih Fasilitas Perawatan Anak yang Bagus Apakah fasilitas berizin? Apakah fasilitas bersih dan aman? Apakah fasilitas memiliki kelompok kecil, kelompok orang dewasa, anak, serta staf yang stabil, kompeten, dan aktif? Apakah pengasuh telah mengikuti pelatihan mengenai perkembangan anak? Apakah pengasuh hangat, penuh kasih sayang, menerima, responsif, dan sensitif? Apakah menyediakan keseimbangan antara aktivitas terstruktur dan permainan bebas?
Apakah anak memiliki kases ke media yang menstimulus penguasaan kognitif? Apakah program menimbulkan kepercayaan diri, keingintahuan, kreativitas,dan disiplin anak? Apakah mendorong anak untuk bertanya, menyelesaikan masalah, mengekspresikan perasaan dan opini, serta membuat keputusan? Apakah memelihara harga diri, menghormati orang lain, dan keterampilan sosial? Apakah membantu orang tua meningkatkan keterampilan pengasuhan anak? Apakah mendorong kerjasama dengan sekolah, swasta, atau negeri?
PENGANIAYAAN: PERLAKUAN KEJAM DAN PENGABAIAN Bentuk penganiayaan adalah perlakuan kejam secara: fisiktindakan yang diambil dengan sengaja untuk membahayakan orang lain, melibatkan potensi luka di tubuh. Pengabaiankegagalan untuk memenuhi kebutuhan dasar tanggungan anak. Seksualaktivitas seksual yang menyakiti fisik atau psikologis emosionalpenolakan, teror, isolasi, eksploitasi, degradasi, ejekan, atau kegagalan untuk menyediakan dukungan emosional, cinta, dan afeksi yang menyebabkan gangguan perilaku, kognitif, dan emosional.
Penganiayaan di Masa Infancy dan Toodler Korban utama dari penganiayaan adalah infant dan toddler. Beberapa meninggal karena kegagalan non organik untuk berkembanglambat dan pertumbuhan fisik yang bertahan dengan tanpa diketahui alasan medis, disertai dengan perkembangan dan fungsi emosional yang buruk dan yang lain karena shaken baby syndromebentuk dari penganiayaan berupa mengguncang infant atau toddler yang bisa menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan, atau kematian.
Faktor-Faktor yang Berkontribusi: Suatu Pandangan Ekologis Karakteristik abuser dan neglecter, keluarga, orang tua, masyarakat, dan budaya berkontribusi pada perlakuan kejam dan pengabaian. Orang tua yang melakukan pengabaian dengan berjarak antara dirinya dan anak, jika dari faktor ibu menyebabkan anak merasa depresi, tidak diharapkan, dan jika dari faktor ayah menyebabkan anak merasa kosong atau tidak cukup memberikan dukungan finansial dan ekonomi. Contoh faktor budaya dan masyarakat adalah kekerasan sosial dan hukuman fisik bagi anak.
Permasalahan Keluarga Bermasalah Mencegah dan menghentikan penganiayaan membutuhkan beragam usaha koordinasi di antara masyarakat. Negara bisa memberikan pelayanan perlindungan.
Efek Jangka Panjang dari Penganiayaan Penganiayaan dapat mengganggu fisik, kognitif, emosional, mental, kesehatan emosi yang kurang, perkembangan otak yang terganggu, kesulitan akademis, bahasa, serta perkembangan sosial dan dampaknya bisa bisa berlanjut hingga dewasa. Namun banyak anak yang teraniaya menunjukkan ketahan yang luar biasa, optimis, cerdas, kreatif, humoris, dan mandiri. Hal ini karena faktor-faktor perlindungan dukungan sosial dalam merawat orang dewasa.
THANK YOU