Akuntansi Ka/db.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR AKUNTANSI AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Advertisements

AKUNTANSI Oleh: DINA MAULINA, S.Kom
Tentang Jurnal Penutup
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Materi pertemuan ke 4 dan 5
STRUKTUR DASAR AKUNTANSI
Tujuan Instruksional Umum:
Akuntansi untuk Bisnis Perdagangan
Siklus Akuntansi Tahap Penyusunan Laporan Keuangan (3)
Laporan Keuangan.
Bab 5 Akuntansi untuk Perusahaan Dagang (Lanjutan)
Akuntansi dan Pelaporannya
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Bab 4 Penyelesaian Siklus Akuntansi
PENGERTIAN & KEBIJAKAN AKUNTANSI
Bab 3 Tahap Penyesuaian Rita Tri Yusnita, SE., MM.
Bab 2 Tahap Pencatatan Rita Tri Yusnita.
Pengantar Akuntansi Jurnal Penyesuaian & Kertas Kerja
AKUNTANSI PERUSHAAN JASA
KLASIFIKASI & KODE AKUN
Dasar-dasar Prosedur Akuntansi
Akuntansi Perusahaan Dagang (Part - 1)
PERKIRAAN (ACCOUNT).
OVERVIEW LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI
Yuanita Levany, SE., Ak, M.Si
STATEMENT OF CASH FLOW LAPORAN YANG MEMUAT INFORMASI :
Koperasi simpan pinjam
TRANSAKSI DAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Jurnal, Buku Besar, dan Daftar Saldo
Akuntansi Perusahaan Dagang
UNIV MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SIKLUS AKUNTANSI BAGIAN 2: PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
RANGKUMAN DAN UJIAN AKHIR.
MATERI AKUN, SALDO NORMAL AKUN dan SISTEM AYAT JURNAL BERPASANGAN.
Penyesuaian akun-akun
Penyelesaian Siklus Akhir
Pembuatan Jurnal.
Proses Akuntansi Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
PERUSAHAAN DAGANG XII SMA PENYUSUNAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG
4 Completing the Accounting Cycle Principles of Accounting
BAB 6 Akuntansi untuk Perusahaan Dagang
BAB 4. Menyelesaikan Siklus Akuntansi
Menganalisis dan Mencatat Transaksi Bisnis
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
JURNAL PENYESUAIAN.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Neraca Lajur.
DASAR-DASAR AKUNTANSI AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Sekilasi Tentang Akuntansi
Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Oleh: Dwi Sahrul Maghfiroh 19 Maret 2017 /
Akuntansi untuk Bisnis Perdagangan
Neraca saldo dan Jurnal Penyesuaian
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
Analisis Transaksi.
AKUNTANSI oleh Eko Wicaksono, SE., M.Si.
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 9/17/2018.
Bab 3 Laporan keuangan 9/18/2018.
AKUNTANSI BIAYA V. Laporan Keuangan.
BAB V JURNAL PENYESUAIAN 9/20/2018.
ASSETS = LIABILITIES + OWNER EQUITY
NERACA LAJUR.
AKUNTANSI BIAYA VI. Laporan Keuangan.
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA I
Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang.
LAPORAN KEUANGAN MEMPROSES LAPORAN KEUANGAN.
Transcript presentasi:

akuntansi Ka/db

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, penggolongan, pengukuran, pencatatan dan penyajian informasi ekonomi mengenai transaksi keuangan yang terjadi selama periode waktu tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.

MANFAAT Akuntansi dilengkapi dengan tehnik untuk menghimpun dan diutamakan untuk menghubungkan data ekonomi ke dalam bermacam-macam bentuk perusahaan, baik perorangan maupun lembaga. mengetahui status dan kondisi keuangan perusahaannya serta bagaimana kemungkinannya pada masa mendatang (bagi pemilik dan calon investor) menetapkan tingkat resiko yang berkaitan dengan pinjaman atau kredit yang akan diberikan (bagi bankers dan kreditor) dasar menentukan pajak dan peraturan-peraturan (bagi badan pemerintah) mendapatkan gambaran kemantapan dan tingkat laba dari perusahan (bagi pekerja dan wakil serikat buruh)

Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi (PDA) adalah sebagai berikut. HARTA = MODAL Unsur – unsur Persamaan Dasar Akuntansi 1.      Harta atau Aktiva (Assets) Harta (aktiva) adalah semua kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan digunakan dalam operasi perusahaan. Harta terdiri dari: a.       Harta lancar (current assets) adalah semua harta yang diharapkan dapat dicairkan (diuangkan) tidak lebih dari satu tahun/satu siklus akuntansi. Harta lancar antara lain terdiri dari: 1)      Kas (cash), adalah semua harta yang tersedia dalam kas perusahaan maupun yang disimpan di bank, yang dapat diambil setiap saat. 2)      Surat berharga (marketable securities), adalah kepemilikan saham atau obligasi perusahaan lain yang bersifat sementara, yang sewaktu-waktu dapat dijual kembali. 3)      Piutang dagang (accounts receivable), adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain (debitur) yang terjadi karena melakukan transaksi penjualan secara kredit. 4)      Piutang wesel (notes receivable), adalah surat perintah membayar kepada seseorang atau badan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal yang telah ditentukan pada orang yang namanya disebut dalam surat. 5)      Piutang pendapatan atau pendapatan yang masih harus diterima (accrued receivable), adalah pendapatan yang telah  menjadi hak perusahaan, tetapi belum diterima pembayarannya.

6)      Persekot beban atau beban yang dibayar di muka (prepaid expense), adalah pembayaran beban yang dibayar di muka, tetapi belum menjadi kewajiban pada periode yang bersangkutan. 7)      Perlengkapan (supplies), adalah seluruh perlengkapan yang dipakai demi kelancaran usaha, yang sifatnya habis dipakai. 8)      Persediaan barang dagangan (merchandise inventory), adalah barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali, dengan harapan mendapat laba. b.      Investasi jangka panjang (long term investment), adalah penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka waktu yang panjang. Selain untuk memperoleh laba, investasi ini juga untuk mengontrol perusahaan tersebut. c.       Harta tetap berwujud (fixed asset), adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pemakaiannya (umur ekonomisnya) lebih dari satu tahun, digunakan untuk operasi dan tidak untuk dijual. Harta tetap berwujud antara lain terdiri dari: 1)      Tanah, 2)      Gedung/bangunan, 3)      Mesin, 4)      Peralatan toko, dan 5)      Alat angkut.

d.      Harta tetap tak berwujud (intangible fixed assets), adalah hak istimewa yang dimiliki perusahaan dan mempunyai nilai namun tidak mempunyai bentuk fisik. Harta tidak berwujud antara lain terdiri dari: 1)      Goodwill, adalah nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan karena keistimewaan tertentu. 2)      Hak paten, adalah hak tunggal yang diberikan pemerintah kepada seseorang atau badan karena penemuan tertentu. 3)      Hak cipta, adalah hak tunggal yang diberikan pemerintah kepada seseorang atau badan karena hasil karya seni atau tulisan/karya intelektual. 4)      Merek dagang, adalah hak yang diberikan pemerintah kepada suatu badan untuk menggunakan nama atau lambang bagi usahanya. 5)      Hak sewa, adalah hak untuk menggunakan harta tetap pihak lain dalam jangka waktu yang panjang sesuai dengan kesepakatan. 6)      Franchise, adalah hak istimewa yang diterima oleh seseorang atau badan dari pihak lain untuk mengomersialkan formula, teknik atau produk tertentu.

2.      Utang atau Kewajiban (Liabilities) Utang (kewajiban) adalah keharusan membayar kepada pihak lain yang disebabkan adanya transaksi pembelian barang atau jasa secara kredit. Utang harus diselesaikan dengan menyerahkan harta/aktiva atau sumber daya perusahaan (berupa pelunasan). Berdasarkan jangka waktu pelunasan, utang dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a.       Utang lancar (current liabilities) adalah utang yang harus dilunasi dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Utang lancar antara lain terdiri dari: 1)      Utang dagang/utang usaha (account payable), adalah utang yang muncul akibat adanya transaksi pembelian barang/jasa secara kredit yang tidak disertai perjanjian tertulis. 2)      Utang wesel/wesel bayar (notes payable), adalah janji tertulis untuk membayar kepada pihak lain dalam jumlah tertentu yang ditetapkan. 3)      Utang pendapatan/pendapatan yang diterima di muka (unearned revenue),adalah pendapatan yang belum menjadi hak tetapi uangnya sudah diterima. 4)      Utang beban/beban terutang/beban yang harus dibayar (accrued expense),adalah utang karena perusahaan sudah mendapatkan manfaat tetapi perusahaan belum membayar.

b.      Utang jangka panjang (long term liabilities), adalah utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang antara lain terdiri dari: 1)      Utang hipotek (mortgage payable), adalah utang jangka panjang dengan jaminan harta tetap/tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. 2)      Utang obligasi (bonds payable), adalah utang jangka panjang yang timbul akibat perusahaan menjual surat obligasi kepada masyarakat. 3)      Kredit investasi, adalah utang dari lembaga keuangan yang digunakan untuk pelunasan usaha. c.       Utang lain-lain, adalah utang yang tidak termasuk ke dalam kedua utang tersebut di atas. Contoh: uang pinjaman yang diterima dari pelanggan. 3.      Modal atau Ekuitas (Equity) Modal adalah hak pemilikan atas harta perusahaan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu selisih harta dengan utang. Pemberian nama akun modal atau modal tergantung jenis perusahaannya

4.      Pendapatan (Revenue) Adalah aliran masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan sebagai akibat dari aktivitas penyerahan/penjualan atau pembuatan barang, jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus. 5.      Beban (Expenses) Adalah arus keluar atau penggunaan lain atas aktiva atau peningkatan kewajiban karena adanya penyerahan atau pembuatan barang, jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus. 6.      Prive (Drawing) Adalah pengambilan aset (kas) perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadinya

Rekening Riil Rekening riil adalah rekening yang saldo nya berakumulasi dari periode-periode sebelumnya. Rekening-rekening neraca merupakan rekening riil. Rekening Nominal Rekening-rekening laba/rugi yakni pendapatan dan beban adalah merupakan rekening nominal. 

jenis/Macam-macam Laporan Keuangan 1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi, adalah laporan keuangan yang menyajikan detail atau rincian pendapatan yang diperoleh dan beban yang terjadi selama satu periode akuntansi di suatu perusahaan atau mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian pada periode tersebut. 2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement) Laporan perubahan modal, adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama satu periode akuntansi, berfungsi untuk mengetahui apakah modal perusahaan bertambah atau berkurang. 3. Neraca (Balance Sheet) Neraca, adalah laporan keuangan yang menunjukkan jumlah harta, utang, dan modal dari sebuah perusahaan selama satu periode akuntansi di perusahaan tersebut. 4. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan arus kas, adalah laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui arus kas masuk dan kas keluar, dan juga melihat pengaruhnya terhadap saldo kas akhir periode. Arus kas masuk seperti pendapatan atau pinjaman dari pihak lain sedangkan arus kas keluar seperti biaya-biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan. 5. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan, adalah laporan keuangan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan lain yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi atau penjelasan secara rinci atau detail yang dianggap perlu terhadap laporan keuangan yang ada. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas dengan data yang disajikan. 

Jurnal Jurnal adalah suatu buku harian tempat mencatat semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan secara sistematis dan kronologis, pencatatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti dengan menyebutkanrekening yang didebet dan dikredit. Penjelasan kolom-kolom jurnal : a.Kolom tanggal diisi tanggal, bulan dan tahun. b.Kolom No. bukti diisi nomor bukti transaksi. Adakalanya kolom ini ditiadakan. c.Kolom Keterangan diisi nama perkiraan atau akun yang dijurnal. d.Kolom Ref (referensi) diisi nomor kode akun. e.Kolom Debet diisi jumlah atau nilai perkiraan yang akan didebet. f. Kolom Kredit diisi jumlah atau nilai perkiraan yang akan dikredit.

ari penjelasan di atas, jurnal mempunyai beberapa fungsi: 1 ari penjelasan di atas, jurnal mempunyai beberapa fungsi: 1. Fungsi Historis Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. 2. Fungsi Mencatat Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal. 3. Fungsi Analisis Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-akun yang terpengaruh beserta jumlahnya. 4. Fungsi Instruktif Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal. 5. Fungsi Informatif Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.

Manfaat Jurnal Umum Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya: - Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih suatu perkiraan. - Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan. - Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit. - Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama. - Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.

Buku Besar  Pengertian Buku Besar Buku besar adalah himpunan rekening-rekening yang saling berhubungan yang menggambarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan harta, utang dan modal. Pemindahbukuan semua pos-pos jurnal ke buku besar disebut posting. Nama akun yang dipakai pada ayat-ayat jurnal harus sama dengan nama akun di buku besar.

Neraca Saldo (Trial Balance) Adalah daftar seluruh akun dengan mencatat di debet dan kredit untuk melihat apakah saldonya sudah seimbang. Jurnal Penyesuaian (Adjusment) Anggaran mengenai kebenaran jumlah-jumlah dalam neraca saldo tidak berlaku untuk semua perkiraan. Ada beberapa perkiraan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. salah satu penyebabnya ialah belum dibuatnya dokumen pada akhir periode sehingga transaksi belum dicatat. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat karena : 1.suatu transaksi sudah terjadi tetapi belum dicatat dalam perkiraan 2. transaksi sudah dicatat, tetapi saldonya perlu dikoreksi

Pengertian Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya.Dari informasi di atas, dapat ditarik kesimpulan fungsi jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut. a. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga sesuai dengan saldo riil (yang sesungguhnya). b. Menghitung pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan. Perhatikan catatan berikut ini!

Akun yang biasa memerlukan penyesuaian pada akhir periode, yaitu a Akun yang biasa memerlukan penyesuaian pada akhir periode, yaitu a. akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian; b. akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena waktu telah dijalani/jatuh tempo; c. akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada penyusutan aktiva; d. akun pendapatan, yaitu memerlukan penyesuaian karena ada pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan; e. akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban; f. akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian karena berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.

 JURNAL KHUSUS        Di dalam  perusahaan dagang , transaksi penjualan dan pembelian barang dagangan akan sering terjadi, baik  yang dilakukan dengan pembayaran tunai maupun pebelian kredit, oleh karena itu diperlukan buku yg berfungsi khusus sebagai  tempat mencatat transaksi yg sejenis. Buku-buku jurnal yg dimaksud disebut jurnal khusus. Buku jurnal khusus umumnya digunakan dalam perusahaan yg melaksanakan akuntansi secara manual. Beberapa buku jurnal yg digunakan dalam perusahaan dagang terdiri dari empat jenis buku jurnal khusus dan satu buku jurnal umum. Jenis-jenis dan fungsi masing-masing sbb :         1.            JURNAL PEMBELIAN( PUCHASES JOURNAL) Adalah jurnal yg berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi pebelian barrang secara kredit.         2.            JURNAL PENGELUARAN KAS(CASH PAYMENT JOURNAL) Adalah jurnal yg berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi pengeluaran kas misalnya pembayaran hutang dan pembayaran beban-beban         3.            JURNAL PENJUALAN( SALES JOURNAL) Adalah jurnal yg berfungsi untuk mencatat penjualan barang dagangan yg dilakukan dengan pembayaran kredit         4.            JURNAL PENERIMAAN KAS(CASH RECEIPT JOURNAL) Adalah jurnal yg berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi penerimaan kas. Misalnya penerimaan piutang.         5.            JURNAL UMUM(GENERAL JOURNAL) Adalah jurnal yg berfungsi mencatat semua transaksi yg tidak dapat dicatat dalam buku jurnal khusus tersebut di atas.

Penyesuaian untuk Kas Contoh: Toko Agusta memiliki rekening Koran di Bank BRI. Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank BRI memberikan bunga sebesar Rp 300.000, dan mengenakan beban administrasi sebesar Rp 10.000, yang belum dicatat Toko Agusta. Maka jurnal penyesuaiannya adalah: “Menambah Pendapatan Bunga sebesar Rp 300.000 (K), menambah Beban Administrasi Bank sebesar Rp 10.000 (D), dan menambah Kas di bank sebesar Rp 290.000 (D).”

Penyesuaian untuk Perlengkapan Contoh: Dalam neraca saldo per tanggal 31 Desember 2014, jumlah perlengkapan Toko Agusta Rp 2.000.000, dan setelah di stock opname, perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 1.400.000. Maka jurnal penyesuaiannya adalah: “pemakaian perlengkapan (beban) adalah Rp 2.000.000 – Rp 1.400.000 = Rp 600.000, sehingga dijurnal menambah Beban Perlengkapan (D) dan mengurangi Perlengkapan (K) sebesar Rp 600.000.”

Penyesuaian untuk Nilai Buku Aktiva Contoh: Dalam Neraca Desember 2014, harga perolehan kendaraan milik Agusta Rp 80.000.000, jika kendaraan telah dimiliki setahun dan disusut sebesar 10% per tahun, berapa beban penyusutan tahun 2014? Jurnal penyesuaiannya adalah: “penyusutan tahun 2014 = 10% x 80.000.000 = 8.000.000, sehingga dijurnal menambah Beban Penyusutan Kendaraan (D) dan menambah Akumulasi Penyusutan Kendaraan (K) sebesar Rp 8.000.000.”

Penyesuaian untuk Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expense) Contoh: Pada awal Januari 2014 Toko Agusta memasang iklan di majalah untuk 1 tahun (12x terbitan) dengan biaya Rp 6.000.000, buatlah jurnal penyesuaiannya pada akhir bulan Juni 2014? Penyelesaian: “Rp 6.000.000/12 = 500.000, Beban sudah terjadi selama Januari-Juni (6 bulan), sehingga beban iklannya 6 x 500.000 = 3.000.000. Jurnalnya: menambah Beban Iklan (D) dan mengurangi Iklan Dibayar Dimuka (K) sebesar Rp 3.000.000.”

Penyesuaian untuk Pendapatan yang Harus Diterima (Piutang) Contoh: Agusta membeli obligasi Rp 50.000.000, bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Bunga yang diterima sebesar Rp 600.000. Bagaimana jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Maret? Penyelesaian: “Bunga obligasi yang diterima adalah hanya 1 bulan (1 Maret – 31 Maret), besar bunga (1/6 x 600.000) = 100.000, jurnal penyesuaiannya adalah menambah Piutang Bunga Obligasi (D) dan menambah Pendapatan Bunga Obligasi (K) sebesar Rp 100.000.”

Penyesuaian untuk Beban yang Masih Harus Dibayar (Utang) Contoh: Toko Agusta masih harus membayar beban gaji karyawannya sebesar Rp 1.000.000, bagaimana jurnal penyesuaiannya? Maka jurnal penyesuaiannya adalah: “menambah Beban Gaji (D) dan menambah Utang Gaji (K) sebesar Rp 1.000.000.” Penyesuaian untuk Pendapatan Diterima Dimuka Contoh: Pada tanggal 1 Desember 2014 Toko Agusta menyewakan halaman tokonya untuk pameran buku selama 7 hari sebesar Rp 700.000 mulai tanggal 1 Desember 2014. Buatlah jurnal tanggal 1 Desember 2014? Jurnal penyesuaiannya: “menambah Kas (D) dan menambah Pendapatan Sewa (K) sebesar Rp 700.000.

Tgl. Akun Debet Kredit 31 Des Kas di Bank Beban Adm Bank           Pendapatan Bunga 290.000 10.000 300.000 Beban Perlengkapan           Perlengkapan 600.000 Beban Penyusutan Kendaraan           Akum Penyusutan Kendaraan 8.000.000 30 Juni Beban Iklan           Iklan Dibayar Dimuka 3.000.000 31 Mar Piutang Bunga Obligasi           Pendapatan Bunga Obligasi 100.000 Beban Gaji           Utang Gaji 1.000.000 1 Des Kas           Pendapatan Sewa 700.000 Berikut adalah Jurnal Penyesuaian yang digambarkan dalam tabel sesuai contoh di atas. Sumber Pustaka: Jarot Tri Bowo Santoso. 2013. Pengantar Akuntansi. Surabaya: 

Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan secara sistematis.

Tujuan penyusunan neraca lajur di antaranya sebagai berikut. 1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. 2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal. 3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

Data penyesuaian per 31 Desember 2005 sebagai berikut. a Data penyesuaian per 31 Desember 2005 sebagai berikut. a. Persediaan perlengkapan kantor yang masih ada akhir tahun 2005 sebesar Rp 800.000,00 b. Sewa tersebut dibayar tanggal 2 Desember 2005 untuk jangka waktu 1 tahun mulai dari Desember 2005 sampai dengan November 2006. c. Penyusutan atas peralatan kantor tahun 2005 sebesar Rp500.000,00. d. Gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp1.000.000,00. e. Pendapatan jasa yang masih harus diterima sebesar Rp1.000.000,00. Akun yang masih harus dibuka adalah: 506 Beban perlengkapan kantor 507 Beban sewa 508 Beban penyusutan peralatan kantor 122 Akumulasi penyusutan peralatan kantor 202 Utang gaji

PENUTUPAN REKENING DAN PENYESUAIAN KEMBALI (AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA) 1.      JURNAL PENUTUP Jurnal Penutup yaitu  jurnal yang dibuat untuk memindahkan rekening yang sifatnya sementara. Fungsinya        : 1.            Agar dapat memisahkan antara pendapatan dan biaya periode sekarang dengan periode yang akan datang. 2.            Agar rekening modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode akuntansi 3.            Agar buku besar telah seimbang sebelum memulai kembali pencatatan pada periode berikutnya.

Jurnal Penutup            Perkiraan pembersih (clearing account) karena  pada akhir proses penutupan, saldo-saldo perkiraan  yang dibuat                  Jurnal Penutupnya akan kembali menjadi nol (0) Jurnal penutup dibuat apabila proses pembukuan dilakukan secara manual ! Tahapan dalam melakukan penutupan buku : 1.semua rekening pendapatan di debit sebesar masing – masing saldo akhirnya. Rekening r atau l dikredit dengan jumlah saldo akhir rekening – rekning tersebut 2. semua rekening biaya di kredit sebesar masing – masing saldo akhirnya dan rekening r atau r di debit sebesar sejumlah saldi akhir rekening – rekening tersebut 3. selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening rugi / laba di debit dan di kredit rekening modal. Apabila perusahaan mengalami kerugian rekening rugi/laba di kredit dan rekening modal di debit - See more at: http://myridhosatria.blogspot.co.id/2015/11/penutupan-rekening-dan-penyesuaian.html#sthash.tWZDgEjC.dpuf

4. rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening modal didebit dengan jumlah yang sama Ayat Jurnal Penutup : a.       Penutupan Perkiraan Pendapatan b.      Penutupan Perkiraan Biaya atau Beban c.       Penutupan Perkiraan Ikhtisar L/R d.      Penutupan Perkiraan Prive - See more at: http://myridhosatria.blogspot.co.id/2015/11/penutupan-rekening-dan-penyesuaian.html#sthash.tWZDgEjC.dpuf

a)      Menutup Perkiraan Pendapatan                         Pendapatan                 xxx                                     Ikhtisar L/R                 xxx             b)     Menutup Perkiraan Biaya                         Ikhtisar L/R                 xxx                                     Biaya A                       xxx                                     Biaya B                       xxx                                        dsb c)      Menutup Perkiraan Ikhtisar L/R                         Ikhtisar L/R                 xxx                              LABA                                     Modal              xxx                         Modal              xxx                              RUGI d)     Menutup Perkiraan Prive                         Modal              xxx                                     Prive                            xxx

JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI             Pada awal periode akuntansi, biasanya perusahaan perlu melakukan penyesuaian kembali terhadap jurnal penyesuaian yang telah dilakukan pada akhir periode sebelumnya.             Jurnal tersebut sering disebut sebagai jurnal penyesuaian kembali atau jurnal pembalikan, sebab jurnal yang dibuat dengan cara membalik pendebitan dan pengkreditan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya.             Jurnal penyesuaian kembali bukan merupakan suatu keharusan bagi perusahaan.   Tujuan pembalik diperlukan untuk menghindari pengakuan pendapatan dan beban berganda karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi akrual dan transaksi deferral tertentu. Disamping itu pembuatan ayat jurnal pembalik ini bukan suatu keharusan tergantung sistem pencatatan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan harta atau beban dan utang atau pendapatan. - See more at: http://myridhosatria.blogspot.co.id/2015/11/penutupan-rekening-dan-penyesuaian.html#sthash.tWZDgEjC.dpuf

Sekali perusahaan menggunakan pendekatan beban dan pendapatan maka perusahaan harus konsisten (tidak bolah berubah-ubah) harus tetap dipertahankan.             Dasar penyusunan ayat jurnal pembalik adalah dari jurnal penyesuaian, indikator suatu ayat jurnal penyesuaian memerlukan jurnal pembalik adalah jika suatu ayat jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya). Bentuk tabel Jurnal Pembalik sama dengan bentuk table Jurnal Umum. Hal-hal yang memerlukan Jurnal Pembalik, antara lain: 1. Beban-beban yang masih harus dibayar. 2. Beban dibayar di muka (bila dicatat sebagai beban). 3. Pendapatan yang masih harus diterima. 4. Pendapatan diterima di muka (bila dicatat sebagai pendapatan). 5. Pemakaian Perlengkapan (jika dicatat sebagai beban) a. Penyesuaian kembali terhadap hutang gaji contoh :

ngan : Jurnal sebelumnya                  Biaya Sewa                 xxx                                                             Utang Sewa                xxx Jurnal Pembalik                       Utang Sewa                xxx                                                             Biaya Sewa                 xxx Sehingga pada saat utang sewa sudah dibayar :                                                 Biaya Sewa                 xxx                                                             Kas                              xxx

AYAT JURNAL PEMBALIK (REVERSING ENTRIES) Setelah berakhirnya satu periode akuntansi, maka langkah awal memasuki periode akuntansi berikutnya adalah membuat ayat jurnal pembalik. Jurnal pembalik pada hakekatnya adalah jurnal untuk membalikan ayat jurnal penyesuaian, namun tidak semua ayat jurnal penyesuaian harus dibalikan. Disamping itu pembuatan ayat jurnal pembalik ini bukan suatu keharusan tergantung sistem pencatatan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan harta atau beban dan utang atau pendapatan. Sekali perusahaan menggunakan pendekatan beban dan pendapatan maka perusahaan harus konsisten (tidak bolah berubah-ubah) harus tetap dipertahankan. Dasar penyusunan ayat jurnal pembalik adalah dari jurnal penyesuaian, indikator suatu ayat jurnal penyesuaian memerlukan jurnal pembalik adalah jika suatu ayat jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya) Peristiwa-peristiwa secara kronologis yang memerlukan ayat jurnal pembalik adalah sebagai berikut : - See more at: http://myridhosatria.blogspot.co.id/2015/11/penutupan-rekening-dan-penyesuaian.html#sthash.tWZDgEjC.dpuf

1. Pencatatan dengan pendekatan pengakuan beban dan pendapatan a. Pembayaran beban yang dibayar dimuka diakui sebagai beban, contoh pembayaran sewa untuk masa yang akan datang tetapi dibayar di awal masa sewa, perusahaan mencatat sebagai Beban Sewa. Jurnal Umumnya : Pada akhir periode akan muncul jurnal penyesuaian untuk mengkoreksi pengakuan beban sewa di atas, yaitu : Dari awal transaksi pembayaran sewa diakui sebagai beban sewa (terlihat di jurnal umumnya) maka dalam neraca saldo yang muncul juga akun beban sewa, sehingga akun sewa dibayar dimuka (golongan akun harta) dalam jurnal penyesuian adalah akun riil yang baru. Oleh karena itu jurnal penyesuian ini memerlukan jurnal pembalik, yaitu : b. Penerimaan pendapatan yang diterima dimuka diakui sebagai pendapatan, contoh pendapatan sewa untuk masa yang akan datang tetapi diterima pembayarannya di awal masa sewa, perusahaan mencatat sebagai Pendapatan Sewa.

Jurnal Umumnya : Pada akhir periode akan muncul jurnal penyesuaian untuk mengkoreksi pengakuan pendapatan sewa di atas, yaitu : Dari awal transaksi pendapatan sewa diakui sebagai pendapatan sewa (terlihat di jurnal umumnya) maka dalam neraca saldo yang muncul juga akun pendapatan sewa, sehingga akun pendapatan sewa diterima dimuka (golongan akun utang) dalam jurnal penyesuian adalah akun riil yang baru. Oleh karena itu jurnal penyesuian ini memerlukan jurnal pembalik, yaitu : 2. Pengakuan terhadap pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan ....) dan beban yang masih harus dibayar (utang beban .....). a. Jika pada akhir periode akuntansi diakui pendapatan bunga dari bank yang masih harus diterima maka akan terlihat dalam jurnal penyesuaiannya yaitu : Piutang bunga dalam jurnal penyesuaian di atas tidak akan nampak pada neraca saldonya sehingga akun piutang bunga tergolong akun riil yang baru yang memerlukan ayat jurnal pembalik yaitu : b. Jika pada akhir periode akuntansi diakui terdapat beban gaji yang masih yang masih harus dibayar (Utang gaji) maka akan terlihat dalam jurnal penyesuaiannya yaitu :

Pengertian Perusahaan Dagang, Jenis, & Ciri-Cirinya| Secara umum, perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli, menyimpan dan menjual kembali barang dagang tanpa memberikan nilai tambah terhadapnya. Nilai tambah berupa mengolah atau mengubah bentuk atau sifat barang, sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. 

Jenis-Jenis Perusahaan Dagang - Perusahaan dagang dikelompokkan menjadi dua yaitu berdasarkan produk yang diberdayakan, dan macam konsumen yang terlibat. Berikut macam-macam perusahaan dagang...  1. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang Diperdayakan  Perusahaan Dagang Barang Produksi, adalah perusahaan yang memperdagangkan produk bahan-bahan baku (raw material) sebagai bahan dasar pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk lain. Seperti kayu gelondongan dan mesin gergaji. Perusahaan Dagang Barang Jad, adalah perusahaan yang memperdagangkan produk final atau dalam bentuk akhir yang siap untuk dikonsumsi manusia. Seperti buku,sepatul, televisi dan lain-

2. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Macam Konsumen Yang Terlibat Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler),adala perusahaan yang secara langsung membeli produk dari pabrik dalam jumlah yang besar. Perusahaan kemudian menjual barannya ke sebagian pedagang dengan perantara yang volume penjualan yang cukup besar. Contohnya perusahaan dagang besar adalah grosir.  Perusahaan Dagang Perantara (Middleman), adalah perusahaan yang membeli dalam partai besar untuk dijual kembali ke pengecer dalam jumlah sedang. Contoh perusahaan dagang besar adalah subgrosir. Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer), adalah perusahaan yang langsung berhubungan dengan konsumen. Konsumen dapat membeli secara eceran atau produk yang ditawarkan. Retailer sering kita dapati di lingkungan kita. Contoh perusahaan dagang pengecer adalah warung, kios dan swalayan. 

Ciri-Ciri/Karakteristik Perusahaan Dagang - Perusahaan dagang dibedakan dari jenis lain dengan melihat ciri khusus yang melekat dalam perusahaan dagang. Ciri-ciri perusahaan dagang adalah sebagai berikut... 1. Bentuk Produk yang Diperjuabelikan, Dalam perusahaan dagang, produk yang diperjualbelikan adlaah barang yang berujud (tangible) sehingga dapat diindra. Contohnya adalah mebel, pesawat radio, beras dan sebagianya. Sedangkan perusahaan jasa produk yang diperjualbelikan adalah jasa dengan karakteristik dari jasa adalah tidak berwujud (intangilble).   2.Tidak Adanya Perubahan Bentuk atau Sifat dari Produk Yang Diperdagangkan

Aktivitas utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagang tanpa mengubah atau menambah bentuk dan sifatnya.   3. Akun-Akun Khusus Terdapat akun-akun khusus yang didapati perusahaan dagang, misalnya akun harga pokok penjualan, persediaan barang dagang, potongan dan retur penjualan dan sebagainya.   4. Penghitungan Laba/Rugi Pola penghitungan laba/rugi perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa, karena terdapat akun-akun khusus. Dalam perusahaan jasa, laba didapatkan dengan cara mengurangi pendapatan dengan beban. Tetapi, dalam perusahaan dagang, laba yang diperoleh dengan cara berikut... Pendapatan                       xxx Harga Pokok Penjualan    (xxx) Laba Kotor                       xxx Beban-Beban                   (xxx) Laba Bersih                       xxx

AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN PENJUALAN TUNAI Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut : Kas Rp 10.000.000 Penjualan Rp 10.000.000

PENJUALAN KREDIT Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah : Piutang Dagang Rp 10.000.000 Penjualan Rp 10.000.000 (Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat : 10 Januari Piutang Dagang Rp 5.000.000 Penjualan Rp 5.000.000 ( Penjualan dgn menggunakan American Express) 15 Janauri Kas Rp 4.875.000 Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000 Piutang dagang Rp 5.000.000 ( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan yang dilaporkan tanggal 10 Januari)

RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah : Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000 Piutang Dagang Rp 250.000 ( Berdasarkan nota kredit no. 234) Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dank as dikredit

POTONGAN PENJUALAN Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur. Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.

Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto. Contoh : Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah : 20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000 Penjualan Rp 10.000.000 (Pencatatan penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10,n/30) Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah : 30 Januari Kas Rp 9.800.000 Potongan penjualan Rp 200.000 Piutang Dagang Rp 10.000.000 ( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah : 19 Januari Kas Rp 7.840.000 Potongan tunai penjualan Rp 160.000 Piutang dagang Rp 8.000.000 (untuk mencatat penerimaan piutang dengan potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah : 21 Januari Kas Rp 8.000.000 Piutang Dagang Rp 8.000.000 (Untuk mencatat penerimaan piutang dagang) Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah : PT Amazon Laporan Rugi-Laba (sebagian) Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000 Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000 Potongan Penjualan Rp 160.000 Rp 410.000 Penjualan bersih …………………………………………. Rp 9.590.000 HARGA POKOK PENJUALAN Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY) Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan. Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual. Metode Persediaan Periodik Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.

Metode Persediaan Perpetual Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada. Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah : Harga Pokok Penjualan : Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000 Pembelian Rp 530.000 Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000 Potongan pembelian Rp 10.600 Pembelian bersih Rp 499.400 Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400 Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Rp 60.000 Harga Pokok Penjualan Rp 449.400 PERSEDIAAN AWAL Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu PEMBELIAN Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.

Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat : 5 Januari Pembelia Rp 530.000 Hutang Dagang Rp 530.000 ( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30) Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan. RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian.

Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20 Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah : 6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000 Retur Pembelian Rp 20.000 (untuk mencatat pengembalian barang ) Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode. Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih. POTONGAN TUNAI PEMBELIAN Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.

Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah : 14 Januari Hutang dagang Rp 530.000 Potongan pembelian Rp 10.600 Kas Rp 519.400 (Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%) POTONGAN RABAT Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual.

BIAYA ANGKUT Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination). Biaya Angkut bagi Pembeli Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli. Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :

15 Januari Pembelian Rp 5. 050. 000 Hutang dagang Rp 5. 050 15 Januari Pembelian Rp 5.050.000 Hutang dagang Rp 5.050.000 (mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang pembeli) Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah : Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih dulu oleh penjual Rp 5.050.000 Dasar menghitung potongan Rp 5000.000 Tarif potong 2% Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000 Jumlah pembayaran Rp 4.950.000 Amazon akan menjurnal : 20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000 Kas Rp 4.950.000 Potongan pembelian Rp 100.000 Biaya Angkut bagi penjual Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan.

Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode. LABA KOTOR Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh : Penjualan bersih Rp 9.590.000 Harga Pokok Penjualan Rp 449.400 Laba Kotor Rp 9.140.600 BIAYA OPERASIONAL Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum. Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan. Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum. Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.

LABA DARI OPERASIONAL Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA SALDO 31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah) Rekening Saldo Debet Kredit Kas Rp 9.500 Piutang dagang 16.100 Persediaan barang dagangan 36.000 Asurasni Dibayar dimuka 3.800 Gedung 80.000 Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16.000 Utang Dagang 20.400 Modal, Mutiara 83.000 Prive, Mutiara 15.000 Penjualan 480.000 Retur dan Potongan penjualan 12.000 Potongan tunai penjualan 8.000 Pembelian 325.000 Retur dan potongan pembelian 10.400 Potongan tunai pembelian 6.800 Biaya angkut pembelian 12.200 Biaya angkut penjualan 7.000 Biaya iklan 16.000 Biaya sewa 19.000 Biaya gaji 40.000 Biaya rupa-rupa 17.000 Total 616.600 616.600

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik 1. Pembuatan jurnal penyesuaian 2. Penyusunan Neraca Lajur 3. Penyusunan Laporan Keuangan 4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode PENYESUAIAN Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa. Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang : 1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan 2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan) Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah : Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan. Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan. Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002 (dalam ribuan ): 1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000 2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800 3. Depresiasi Gedung 10% pertahun 4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000 5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

urnal khusus (special journal) yang biasa digunakan dalam akuntansi perusahaan dagang terdiri atas empat macam: 1. jurnal penerimaan kas, untuk mencatat transaksi penerimaan kas, 2. jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat transaksi pengeluaran kas, 3. jurnal pembelian, untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit, 4. jurnal penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.

1. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal) Suatu transaksi keuangan yang sering terjadi berkaitan dengan penerimaan uang tunai yang berasal dari berbagai sumber perusahaan, perlu dibuatkan kolom khusus untuk akun Kas (debit), sehingga pencatatannya dilakukan pada jurnal penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang atau uang tunai. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas antara lain sebagai berikut. a. Penjualan tunai. b. Penerimaan pelunasan piutang. c. Penerimaan pendapatan (Pendapatan bunga, dividen, sewa, dan lain-lain). d. Retur pembelian secara tunai. Bentuk Jurnal penerimaan kas adalah:

2. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal) Suatu transaksi keuangan yang sering terjadi berkaitan dengan pengeluaran uang tunai untuk berbagai kegiatan perusahaan, perlu dibuatkan kolom khusus untuk akun Kas (kredit), sehingga pencatatannya dilakukan pada jurnal pengeluaran kas. Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang kas/pembayaran uang tunai. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas antara lain sebagai berikut. a. Pembelian secara tunai. b. Pembayaran atau pelunasan utang dagang. c. Pembayaran beban-beban. d. Retur penjualan secara tunai. e. Pengambilan uang tunai untuk pribadi. Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah:

3. Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian secara kredit. Transaksi pembelian yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah pembelian barang dagangan, pembelian perlengkapan, pembelian peralatan, inventaris, dan sebagainya. Jadi, jurnal pembelian adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian secara kredit, baik pembelian barang dagangan maupun bukan barang dagangan. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian antara lain sebagai berikut. a. Pembelian barang dagangan secara kredit b. Pembelian perlengkapan, peralatan, dan aktiva lain secara kredit. Bentuk jurnal pembelian adalah:

4. Jurnal Penjualan (Sales Journal) Suatu perusahaan dagang sering melakukan transaksi penjualan barang dagangan, terutama penjualan barang dagangan secara kredit. Untuk itulah diperlukan pencatatan khusus atas transaksi tersebut dalam jurnal penjualan. Jurnal penjualan adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan barang dagangan secara kredit. Bentuk jurnal penjualan adalah:

Data penyesuaian per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut. 1. Rekening koran yang diterima dari bank memperlihatkan saldo kredit sebesar Rp8.500.000,00. Selisih tersebut disebabkan karena bank mengkredit jasa giro (bunga) sebesar Rp600.000,00 dan mendebit biaya administrasi bank sebesar Rp100.000,00. Untuk itu, saldo menurut buku dan rekening koran harus disesuaikan. 2. Nilai persediaan barang dagangan sebesar Rp18.000.000,00. 3. Nilai persediaan perlengkapan toko sebesar Rp500.000,00. 4. Nilai persediaan perlengkapan kantor sebesar Rp100.000,00. 5. Iklan yang telah dibayar adalah untuk 20 kali penerbitan di harian Ibu Kota Pos. Pembayaran dilakukan mulai 1 Maret 2005, dan sampai dengan 31 Desember 2005 telah diterbitkan sebanyak 15 kali penerbitan. 6. Sewa toko yang telah dibayar adalah untuk masa 1 Maret 2005 sampai dengan 1 Maret 2006. 7. Penyusutan peralatan toko sebesar 20% dari harga perolehan. 8. Penyusutan peralatan kantor sebesar 10% dari harga perolehan. 9. Rekening listrik dan air sebesar Rp100.000,00 belum dibayar. Bukukan ke akun beban umum serba-serbi. 10. Taksiran pajak penghasilan untuk tahun 2005 sebesar Rp4.500.000,00. Perkiraan yang masih harus dibukukan, antara lain sebagai berikut. 104 Perlengkapan toko 105 Perlengkapan kantor 106 Iklan dibayar di muka 107 Sewa dibayar di muka 202 Utang listrik dan air 203 Utang pajak 511 Ikhtisar laba/rugi 606 Beban penyusutan peralatan toko 614 Beban penyusutan peralatan kantor 701 Pendapatan bunga Diminta: Berdasarkan transaksi-transaksi di atas, tugasmu adalah: a. susunlah jurnal penyesuaiannya! b. susunlah kertas kerja per 31 Desember 2005!

  Piutang Wesel/Wesel Tagih (notes receivable) Piutang usaha yang didukung dengan adanya janji tertulis berisikan kesediaan debitur yang berutang, untuk membayar sejumlah uang kepada kreditur pada tanggal tertentu pada masa yang akan datang.  Utang Wesel/Wesel Bayar (notes payable) Merupakan utang yang didukung dengan adanya surat pengakuan utang atau surat pernyataan kesediaan untuk membayar yang ditandatangani ole si debitur itu sendiri. Jumlah utang wesel yang terjadi dicatat kedalam rekening utang wesel.   Piutang Tidak Dapat Tertagih Bila suatu barang ataupun jasa dijual secara kredit, biasanya sebagian dari piutang terhadap pelanggan tersebut tidak dapat ditagih. Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut beban atau kerugian dari piutang yang tidak dapat ditagih, piutang ragu-ragu atau hutang tidak terbayar.

Ada 2 metode Akuntansi : – Metode Penyisihan (allowance method) adalah membuat penyisihan/pencadangan dimuka untuk piutang yang tidak akan dapat ditagih. – Metode Penghapusan Langsung (direct write-oof method) adalah baru ditetapkan sebagai beban, setelah piutang tertentu dinyatakan secara pasti tidak akan dapat ditagih.   Rumus Menghitung Bunga : Pokok x Tarif(%) x Waktu = Bunga Contoh  : selembar wesel bernilai $1.500 akan dibayar dalam 20 hari dengan suku bunga 12% maka bunganya adalah $10. Penyelesaian : $1.500 x 12/100 x 20/360 = $10

BUNGA DAN DISKONTO 1.1. Bunga SederhanaPada bab ini, kita akan memahami beberapa istilah ;a. Principal (Uang Pokok) yaitu peminjam harusmengembalikan semua uang yang dipinjam kepada investorb. Interest (bunga), yakni biaya yang dibebankankepada peminjam atas penggunaan pinjaman tersebut.c. Nilai akumulasi atau nilai jatuh tempo adalah jumlahuang pokok dan bunga pada saat jatuh tempo

Rumus Bunga Sederhana : • Rumus Nilai Jatuh Tempo (S) : Rumus Jangka Waktu jika dinyatakan dalam bulan,maka : Bunga = Uang Pokok x Tarif ( tingkat bunga ) x WaktuI = P x r x tNilai Jatuh Tempo = Uang pokok + BungaS = P + IWaktu = Jumlah Bulan : 12t = b : 

PT Siantar memohon pinjaman 2 tahun sebesar Rp. 650. 000 dari Bank BRI PT Siantar memohon pinjaman 2 tahun sebesar Rp. 650.000 dari Bank BRI.Bank menyetujui pemberian pinjaman tersebut pada tarif bunga tahunan14%. Berapa jumlah bunga sederhana dan nilai jatuh tempo PT tersebut ?Jawab :a. I = P x r x t= Rp. 650.000 x 0,14 x 2= Rp. 182.000b. S = P + I= Rp. 650.000 + Rp. 182.000= Rp. 832.000

Hitunglah bunga sederhana dari pinjaman sebesar Rp. 650 Hitunglah bunga sederhana dari pinjaman sebesar Rp. 650.000 yang diambilPT Siantar tersebut jika pinjaman ini diberikan kepadanya pada tarif bunga21% dan akan jatuh tempo dalam 3 bulan. Hitung juga berapa nilai jatuhtemponyaJawab :a. I = P x r x t= Rp. 650.000 x 21% x 3/12= Rp. 34.125b. S = P + I= Rp. Rp. 650.000 + Rp. 34.125= Rp. 684.125

Pengertian Pos Transitoris  Pos Transitoris adalah pendapatan yang sudah diterima kasnya akan tetapi belum menjadi hak perusahaan, dan biaya yang sudah dibayar dengan kas akan tetapi belum menjadi kewajiban perusahaan. Pada Pos Transitoris terdapat 2(dua) macam rekening,yaitu: a. Pos Transitoris Aktif Pos Transitoris Aktif adalah pos yang berhubungan dengan biaya –biaya yang sudah di bayar oleh perusahaan tetapi belum semuanya di manfaatkan oleh perusahaan. 

b. Pos Transitoris Pasif Pos Transitoris Pasif adalah pos yang berhubungan dengan penghasilan yang sudah diterima oleh perusahaan tetapi sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. 1. Pengertian Pos Antisipasi Pos Antisipasi adalah pendapatan yang belum diterima dalam bentuk kas akan tetapi sudah menjadi hak perusahaan, dan biaya yang belum dibayar dengan kas akan tetapi sudah menjadi kewajiban perusaahaan.  Sama halnya dengan Pos Transaitoris, pos antisipasi dibagi menjadi dua rekening,yaitu: a. Pos Antisipasi Aktif Pos Antisipasi Aktif adalah pendapatan-pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima kasnya. Transaksi ini dikenal dengan nama Pendapatan Yang Masih Akan Diterima atau Piutang Pendapatan.

b. Pos Antisipasi Pasif Pos Antisipasi Pasif adalah beban-beban yang telah menjadi beban suatu periode akuntansi, akan tetapi belum dikeluarkan kasnya sampai pada akhir periode akuntansi yang bersangkutan. Contoh transaksi yang berhubungan dengan pos ini adalah : Utang biaya gaji  Utang biaya iklan 

Persedian barang dagang adalah barang-barang yang dibeli perusahaan dengan maksud dijual lagi (barang dagangan), atau masih dalam proses produksi yang akan diolah lebih  lanjut menjadi barang jadi kemudian dijual (barang dalam proses), atau akan digunakan dalam proses produksi barang jadi yang kemudian dijual (bahan baku atau pembantu).

Contoh kasus : Persediaan awal PT. X adalah 25 unit @ Rp240 = Rp 6.000,- Pembelian Tgl   5 Mei 2001    100 unit @ Rp250   = Rp 25.000 15 Mei 2001    150 unit @ Rp260   = Rp 39.000 25 Mei 2001    125 unit @ Rp275   = Rp 34.375 375 unit                       Rp 98.375 Penjualan Tgl 10 Mei 2001     75 unit @ Rp300   = Rp 22.500 20 Mei 2001   175 unit @ Rp315   = Rp 55.125 30 Mei 2001   100 unit @ Rp325   = Rp 32.500 350 unit                       Rp 110.125

Tentukan nilai persediaan akhir, HPP dan laba kotor menggunakan menggunakan identifikasi khusus, FIFO, LIFO, dan rata-rata jika perusahaan menggunakan pencatatan fisik.   Persediaan akhir    =  persediaan awal + pembelian – penjualan = 25 + 375 – 350 = 50 unit Metode Identifikasi Khusus Dalam metode ini setiap barang yang dibeli diberi tanda khusus pada kemasan barang yang bersangkutan (dapat berupa kartu/label) yang berisi informasi kuantitas yang dibeli, harga pokok dan Kuantitas yang dijual

Kuantitas dalam unit Harga Pokok setiap unit Total Harga Pokok 5 Rp240 Rp1.200 15 Rp250 Rp3.750 10 Rp260 Rp2.600 20 Rp275 Rp5.500 50   Rp13.050

Persediaan akhir          = Rp 13.050 HPP                             = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.050 = Rp 91.325 Laba Kotor                  = Rp 110.125 – Rp 91.325 = Rp 18.800 (Metode ini jarang digunakan karena makan waktu dan makan tempat)   Metode FIFO Persediaan akhir             = 50 unit x Rp 275 = Rp 13.750 HPP                                = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.750 = Rp 90.625 Laba Kotor                     = Rp 110.125 – Rp 90.625 = Rp 19.500 Metode LIFO Persediaan akhir              = 25 unit x Rp 240 = Rp 6.000 25 unit x Rp 250 = Rp 6.250 Rp 12.250 HPP                                = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 12.250 = Rp 92.125 Laba Kotor                     = Rp 110.125 – Rp 92.125 = Rp 18.000

Metode Harga rata-rata Metode rata-rata sederhana Harga pokok rata-rata/ unit =  = Rp 256,25 Persediaan akhir          = 50 unit x Rp 256,25 = Rp 12.812,5 HPP                             =  Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 12.812,5 = 91.562,5 Laba Kotor                  = Rp 110.125 – Rp 91.562,5 = Rp 18.562,5   Metode rata-rata tertimbang (25 x Rp240) + (100 x Rp250) + (150 x Rp260) + (125 x Rp275) (25 + 100 + 150 + 125) =  = 260,94

Persediaan akhir          = 50 unit x Rp 260,94 = Rp 13.047 HPP                             = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.047 = Rp 91.328 Laba Kotor                  = Rp 110.125 – Rp 91.328 = Rp 18.797