Disampaikan dalam Musrenbang Tematik PERENCANAAN TEMATIK PEREKONOMIAN 2017 Disampaikan dalam Musrenbang Tematik Yogyakarta, 17 Maret 2016 Kabid Perekonomian Bappeda DIY
PENDAHULUAN
PENDEKATAN PEMBANGUNAN: HOLISTIK, TEMATIK, TERINTEGRASI, DAN SPASIAL Holistik- Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional, perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, Kemen PUPR, Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah. Integratif: Pencapaian Kedaulatan Pangan misalnya perlu dilakukan secara terintegrasi melalui peningkatan produktifitas lahan existing, menyetop konversi lahan produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi berbagai rogram/kegiatan). Spasial: pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi, berdekatan dengan irigasi, terintergrasi dengan jalan, gudang, pasar, dan lain-lain.
“Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Yg Berkualitas dan Berkelanjutan” Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kelautan dan Perikanan Ketahanan pangan Koperasi Perindag Pariwisata Investasi “Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Yg Berkualitas dan Berkelanjutan”
DIY Indeks Kemiskinan Multidimensi Terendah Kedua Kinerja Pembangunan Daerah (1) Nilai IKRAR Nilai IKRAR DIY, 62,94 dan masuk urutan ke 3 setelah DKI Jakarta (65,18) dan Bali (63,64) Daya Saing Wilayah Posisi Daya Saing Nasional DIY Masuk Urutan Ke 18 IPM Indeks Kemiskinan Multidimensi DIY IPM Terbaik Kedua DIY Indeks Kemiskinan Multidimensi Terendah Kedua 76,81 1 1 2 Rata-rata Nasional 2 3 3 Pada skala nasional, tingkat kemiskinan DIY menempati rangking 9 dibandingkan wilayah lain (diatas rerata nasional) pada 2014 68,90 DKI Jakarta DIY Kaltim DKI Jakarta DIY Bali
Kinerja Pembangunan Daerah (2) Gini Ratio ICOR Nilai ICOR DIY tertinggi ke 3 setelah DKI yang menunjukkan investasi/penanaman modal di DIY kurang efisien. Nasional : 0,413 Gini Ratio Tertinggi Kedua Setelaj Papua 12,73 6,43 Gorontalo 5,73 5,38 1 Meningkatnya Konversi Lahan Kearah Terbangun 2 DIY 0,439 3 Ketimpangan Pendapatan DIY Tertinggi Kedua Setelah Papua 4 Papua NTB DKI DIY BALI Pengurangan Catchment Area Isu Pergeseran Budaya Memberikan pengaruh pada meningkatnya permasalahan transportasi di jalan termasuk kemacetan lalu lintas yang menyebabkan penurunan kecepatan, tidak optimalnya transportasi public. Degradasi Lingkungan
Makro Ekonomi 2015 Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha 2015 (%) : Pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 4.49 % lebih baik dibanding rata-rata nasional namun merupakan yang terendah di regional Jawa-Bali-Nustra Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi DIY didorong oleh konsumsi pemerintah & konsumsi rumah tangga Perekonomian DIY masih ditopang tiga sektor utama, yaitu industri pengolahan, pertanian, serta akomodasi & makan minum Tahun dasar 2000 Tahun dasar 2010 Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha 2015 (%) : Perekonomian DIY masih ditopang oleh TIGA sektor utama, yakni : Industri Pengolahan Pertanian (termasuk kehutanan, perkebunan, dan perikanan) Akomodasi & Makan Minum
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah PDRB DIY 2015 : menurut pengeluaran Distribusi PDRB Tahun 2015: atas dasar pengeluaran Postur penggunaan PDRB 2015masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga (67,7%) Pertumbuhan impor DIY sangat tinggi jauh melebihi pertumbuhan ekspor. Hal ini berdampak pada pertumbuhan net ekspor yang mengalami kontraksi Proporsi konsumsi pemerintah hanya sebesar 16,7 % dengan pertumbuhan 3,5% Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri 67,7% 30,5% 16,7% 6,2% 5,0% Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
POTENSI DAN PERMASALAHAN BIDANG SEKTORAL
Geostrategis DIY : Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Jawa Bagian Tengah Selatan Hub Jawa Pendidikan Pariwisata Jasa Kesehatan Penerbangan Jasa Keuangan DIY memiliki peran penting dalam mendukung koridor ekonomi Jawa, sebagai pusat pertumbuhan di bagian selatan. Sinergi antar daerah
POTENSI YANG LAIN Lingkungan, keamanan, sosial & politik stabil Unik Biaya hidup murah Destinasi beragam dan berdekatan Masyarakat yang ramah
TEMATIK PEMBANGUNAN
KONDISI SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
KONDISI PARIWISATA DIY : Perkembangan Kunjungan Wisawatan di DIY: Meningkat pesat Perkembangan kunjungan wisatawan yang meningkat 256% dlm kurun waktu 5 tahun terakhir belum diikuti dengan peningkatan Lama Tinggal wisawatan yang signifikan Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan: masih belum mencapai target 2.30 hari
KONDISI INVESTASI di DIY : Investasi PMA + PMDN di DIY (Rp) Sebaran Investasi PMA dan PMDN di DIY 2015 Nilai Investasi DIY yang tumbuh positif menunjukan DIY memiliki daya tarik investasi dan iklim usaha yang kondusif. Namun demikian sebaran investasi masih belum merata
NILAI TUKAR PETANI di DIY : DINAMIKA capaian NTP DIY 2011-2015 : cenderung menurun CAPAIAN NTP SUB-SEKTOR PERTANIAN PADA 2015 : PERKEMBANGAN NTP & Unsur Pembentuknya pada 2015 : Asumsi tahun dasar NTP 2012
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN “Komunitas negara ASEAN memberlakukan SISTEM PASAR TUNGGAL yang TERBUKA dan BEBAS utk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, tenaga kerja yg TERINTEGRASI Tantangan DIY menghadapi MEA : Angkatan kerja berpendidikan rendah Adanya ketimpangan pembangunan wilayah yang cukup tinggi Pembangunan infrastruktur (terkendala pembebasan lahan) : kawasan industri dan bandara Perubahan iklim mengganggu produktifitas lahan & kelangsungan usaha pertanian Bukan basis industri besar Masyarakat DIY cukup kreatif
ISU STRATEGIS YANG BERPENGARUH TERHADAP TEMATIK PERENCANAAN TA 2016 OPTIMALISASI DIVERSIFIKASI PRODUK LOKAL BERKUALITAS PENINGKATAN KAPASITAS PELAKU USAHA LOKAL PENINGKATAN DAYA SAING SWASEMBADA PANGAN BERKELANJUTAN PENINGKATAN & PEMERATAAN INVESTASI PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN STRATEGIS Tematik Perencanaan TA 2016 diharapkan mampu mendukung pencapaian sejumlah sasaran strategis (IKU Pemda DIY), seperti : pendapatan per kapita, indeks ketimpangan pendapatan, ... IMPLEMENTASI PERLIND. LHN. PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DESAIN TEMATIK PERENCANAAN TA 2016 BIDANG PEREKONOMIAN PENYELESAIAN PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA PERCEPATAN KAWASAN INDUSTRI
KEGIATAN UNGGULAN SKPD Jogja Kota Batik Dunia Pengembangan Kawasan Industri Piyungan Pengembangan Industri Logam Alumunium Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Penumbuhan dan Revitalisasi Koperasi Inkubator Bisnis melalui Optimalisasi PLUT-KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu) 7. Destinasi Unggulan Pariwisata Pelabuhan Tanjung Adi Karto Optimalisasi Kelembagaan Nelayan (Koperasi Nelayan) 10. Penanganan Desa Rawan Pangan 11. Penanganan lahan pertanian berkelanjutan 12. Pengembangan Kawasan Ngipiksari 13. Pengembangan Tahura 14. Pengembangan model desa kakao 15. Pengembangan wana wisata budaya mataram
PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH TEMATIK PEREKONOMIAN TAHUN 2016 PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
OPTIMALISASI DIVERSIFIKASI PRODUK LOKAL BERKUALITAS : Ekonomi Kreatif Pengembangan Desa Kakao, Sentra Teh, Penanganan Produksi Hasil Hutan Pengembangan Komoditas Horti (krisan, buah, biofarmaka) & Komoditas Ternak Strategis Pengembangan Perikanan Budidaya (Bibit) & Tangkap PERTANIAN HUTBUN PERIKANAN Daya Saing Berbasis Wilayah (agropolitan, minapolitan, agrowisata) PRODUK LOKAL BERKUALITAS Produk Lokal (branding) Berkualitas Marketable Nilai Tambah KETAHANAN PANGAN IKM Destinasi Wisata Peningkatan mutu produk: Standarisasi & Sertfikasi (SNI, SVLK, dst) Peningkatan produk pariwisata: Destinasi, atraksi, event Pengembangan pangan segar dan olahan lokal potensial secara B2SA
PENINGKATAN KAPASITAS PELAKU USAHA LOKAL Faktor-Faktor yg Berpengaruh Terhadap Kinerja Pelaku Usaha Lokal Ekternal : 1. Ekonomi Makro 2. Pasar Global Internal : 1. Iptek 6. Manajerial 8. Kebijakan Pemerintah PELAKU USAHA 2. SDM 3. Moneter / Fiscal 3. Modal 5. Mutu 4. Produksi 7. Jaringan/Network 4. Iklim Usaha 6. Iptek 5. Asosiasi bisnis Arah Kebijakan Penguatan kemampuan Internal UKM: Sistem Produksi, SDM, Modal, Mutu, Manjerial Penciptaan Iklim usaha yang kondusif Penumbuhan dan pengembangan perkoperasian
PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERKELANJUTAN TEMATIK PEREKONOMIAN TAHUN 2016 PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERKELANJUTAN
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN STRATEGIS KEBIJAKAN & STRATEGI OPERASIONAL : Perbaikan bibit tebu Bongkar ratoon /peremajaan tanaman Perluasan areal Penataan varietas Perbaikan kinerja rendemen PG Komitmen menuju kemandirian/kedaulatan pangan Fokus pada komoditas strategis : PADI, JAGUNG, DAGING, & GULA Mendukung kebijakan swasembada pangan pada 2017/2018 Perbaikan manajemen penyuluhan dengan kemitraab bersama TNI (Tindaklanjut kesepakatan KASAD dengan Kementan) DISHUTBUN EKSTENSIFIKASI & INTENSIFIKASI PADI JAGUNG DAGING/IKAN GULA EKSTENSIFIKASI & INTENSIFIKASI DISTAN & DISLAUTKAN Ketercukupan BENIH/BIBIT yang berkualitas Kecukupan pupuk yang berimbang Penanggulangan OPT pada wilayah rentan (Sleman Barat) Perbaikan jaringan irigasi Pengembangan lahan sawah (Kulon Progo ?) Pengembangan HMT Penggemukan Ternak Pengembangan Perikanan (Budidaya & TANGKAP)
IMPLEMENTASI PERLIND. LHN. PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN KEBIJAKAN & STRATEGI OPERASIONAL : UU No 41/2009 ttg PLP2B, UU No 19 Tahun 2013 ttg Perlindungan & Pemberdayaan Petani Perda DIY No 10 Tahun 2011 tentang PLP2B, Perda Gunungkidul Nomor 23 Tahun 2012 ttg PLP2B Inovesi Strategi : Corporated Farming, Integrated Farming, Pemberdayaan SDM/kelembagaan, Koordinatif Action Pengembangan demplot Memerlukan dukungan kebijakan dan komitmen politik yang kuat Pengembangan kawasan Integrated Farming (IF) pada sentra pertanian berbasis komoditas CORPORATE FARMING INTEGRATED FARMING Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Pemberdayaan SDM Pertanian KOMITMEN PEMKAB Pelatihan SDM Potensial Muda Pemberian fasilitas modal lunak yang terjangkau Dukungan lembaga keuangan yang pro-petani Penguatan kelembagaan pertanian perdesaan (koperasi/gapoktan/KUD/...) Komitmen Kepala Daerah Penyusunan PERDA PLP2B Review RTRW atau Penegasan dalam RDTRK
PENINGKATAN & PEMERATAAN INVESTASI TEMATIK PEREKONOMIAN TAHUN 2016 PENINGKATAN & PEMERATAAN INVESTASI
PEMERATAAN INVESTASI: Mendorong pusat-pusat pertumbuhan di Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo yang ditopang dengan terwujudnya konektivitas antar wilayah SISTEM TRANSPORTASI PARIWISATA BANDARA INTERNASIONAL JALUR JALAN LINTAS SELATAN KAWASAN SERMO-MENOREH-SUROLOYO INDUSTRI PERIKANAN KAWASAN GLAGAH-TRISIK PERTANIAN KAWASAN INDUSTRI -SENTOLO -PIYUNGAN KAWASAN KASONGAN-TEMBI PERTAMBANGAN PASIR BESI KAWASAN PARANGTRITIS-DEPOK-KUWARU PELABUHAN & MINAPOLITAN KAWASAN BARON-SUNDAK KAWASAN SIUNG-WEDIOMBO-SADENG KAWASAN KARST WONOSARI ENERGI PLTB
PENYELESAIAN PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO Kebijakan : Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang RZWP3K; dan Kepmen KKP Nomor 8 Tahun 2012 ttg Pelabuhan Perikanan SYARAT FINAL : PENGEMBANGAN KEMITRAAN/KERJASAMA Fasilitas Pelabuhan sudah memadai Optimalisasi jalan masuk pelabuhan sudah teratasi PENGEMBANGAN RANTAI DINGIN PENGUATAN BREAKWATER PELABUHAN BEROPERASIONAL KELEMBAGAAN PELABUHAN INSENTIF AKTIFITAS PERIKANAN HAMBATAN ALAM bisa diatasi Pelabuhan bisa disinggahi kapal hingga 30 GT Aktifitas perikanan dan pengolahan ikan mulai bermunculan KELEMBAGAAN PELABUHAN sudah bisa berjalan OPTIMALISASI KAPAL 30 GT PEMBERDAYAAN SDM PERIKANAN
PARIWISATA Mengembangkan destinasi unggulan di kawasan Pantai Selatan, Perbukitan Menoreh dan Geopark Gunungsewu Pengembangan destinasi pariwisata harus didukung dengan peningkatan akesbilitas sistem transportasi KAWASAN GLAGAH-TRISIK KAWASAN PARANGTRITIS-DEPOK-KUWARU KAWASAN KARST WONOSARI KAWASAN KASONGAN-TEMBI KAWASAN BARON-SUNDAK KAWASAN SIUNG-WEDIOMBO-SADENG KAWASAN SERMO-MENOREH-SUROLOYO Bandara Udara Stasiun Borobudur Prambanan JJLS
PERCEPATAN KAWASAN INDUSTRI Permasalahan Sudah Dilaksanakan Dokumen Perencanaan: Studi Kelayakan (FS) dan Masterplan Pengelola belum ada?? Lahan belum dibebaskan?? Pengembangan Kawasan Industri Sentolo Untuk pengembangan awal Kawasan Industri Sentolo adalah seluas 70,2 Ha, jenis industri yang direncanakan yaitu Aneka Industri (AI) yang bersifat low polutan Pengembangan Kawasan Industri Piyungan Kawasan industri Piyungan dikembangkan dalam satu hamparan kawasan industri dan dikelompokkan menjadi kawasan inti seluas 122,900 ha dan kawasan penyangga seluas 213,016 ha.
Kegiatan Investasi Tetap Memperhatikan Kawasan Lindung demi Menjamin Keberlanjutan Ekologi Lingkungan SEMPADAN PANTAI: Konsistensi harus ditegakkan agar tidak ada bangunan tetap berada di kawasan sempadan pantai yang dapat merusak kelestarian pantai GUMUK PASIR: telah ditetapkan sebagai Geoheritage KAWASAN KARST: menjadi satu kesatuan dengan Geopark Gunungsewu MANGROVE: di Pasir Mendit, Poncosari, Tirtohargo SUAKA MARGASATWA PENYU : P. Bugel, P. Trisik, P. Patehan, P. Kukup, P. Sepanjang
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
OPTIMASI & PEMANFAATAN KETERPADUAN ANTAR SEKTOR DALAM SKEMA PENGEMBANGAN EKONOMI YANG BERKUALITAS DAN BERKELANJUTAN GUBERNUR BAPPEDA Support K/L sangat diperlukan : PENETAPAN OPTIMASI & PEMANFAATAN Pasar Kesehatan INSENTIF KETAHANAN PANGAN PERAN SERTA MASY. K / L APBN APBD PROV APBD KAB/KOTA RENAISANS YOGYAKARTA Perlindungan & Pemberdayaan Pertumbuhan ekonomi meningkat Kelembagaan, Modal, Pendidikan BKPP Saprodi Kompensasi DISTAN Perluasan lap kerja Pemberdayaan Petani untuk REVITALISASI PERTANIAN Kesejahteraan Masyarakat HUTBUN Pendapatan masy meningkat LAUTKAN Disparitas Wilayah semakin Berkurang SKPD yg menangani bidang pertanian Kedaulatan PANGAN PENDIDIKAN PERINDAGKOP SOSIAL PARIWISATA PUP DAN ESDM Perguruan Tinggi, Lemlit LSM, DLL
Kebijakan Strategis Pembangunan Pertanian PENYULUH Mendukung SWAEMBADA PANGFAN Kebijakan Strategis Pembangunan Pertanian Penguatan SDM, Lembaga, & Permodalan Pembangunan Wil PESISIR Optimalisasi Produksi Pemb. Infrastruktur Pertanian Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Peningkatan Kompetensi Kesejahteraan Meningkat Akses Pasar, Informasi, Teknologi, & Modal Peningkatan Produktifitas Lahan Lingkungan Lestari NTP MENINGKAT ( Pendapatan Naik ) Pelaku Utama-Usaha Pembangunan Sektor Pertanian Peternakan Petani & Nelayan PENYULUH Perkebunan Hortikultura Perikanan Kehutanan Modal Sosial Kearifan Lokal THL-TBPP Penyuluh PERIKANAN Penyuluh SWADAYA Penyuluh Swadaya Penyuluh Pertanian Penyuluh Perkebunan Penyuluh kehutanan Penyelia Mitra Tani
KONSEP KEMADIRIAN PANGAN PROGRAM Program untuk pemenuhan layan SKPD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah (termasuk program prioritas dan program pendukung lainnya) PENINGKATAN PENANGANAN DAERAH RAWAN PANGAN Swasembada Pangan Berkelanjutan Outcome : Ketahanan Pangan Berkelanjutan ( Mandiri & Berdaulat ) PENINGKATAN KETERSEDIAAN & CADANGAN PANGAN Ketersediaan & Cadangan Pangan Meningkat Pengawasan & Pembinaan Keamanan Pangan Jumlah Desa RAWAN PANGAN menurun PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI & KEAMANAN PANGAN Pengurangan Angka Kemiskinan Perluasan Lapangan Kerja Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi DIY PENINGKATAN DISTRIBUSI & AKSES PANGAN PEMBERDAYAAN PENYULUH Ketersediaan informasi, pasokan harga, & akses pangan Peningkatan kapasitas penyuluh
ASPEK KEWILAYAHAN TERKAIT DENGAN KEMISKINAN
Aspek Kewilayahan Fokus pada Kemiskinan • Mengintegrasikan rencana pembangunan ekonomi pada kecamatan miskin dengan mengoptimalkan potensi lokal yang dapat di kembangkan melalui kreatifitas masyarakatnya
15 Kecamatan Sasaran Kemiskinan Th 2017 GUNUNGKIDUL: Gedangsari Karangmojo Ngawen Nglipar Patuk Playen Ponjong Semin Saptosari Wonosari KULON PROGO: Kokap Sentolo BANTUL: Dlingo Imogiri Jetis Titik-titik Kantong Kemiskinan di DIY yang menjadi Sasaran Pembangunan Lintas Sektor Tahun 2017
PEWILAYAHAN KOMODITAS Kulonprogo Bawang merah Biofarmaka Cabe Krisan Kambing PE Durian Sleman Salak Sapi Perah Krisan Jamur Kambing PE Bantul Bawang merah Biofarmaka Pisang Cabe Jamur Kambing Bligon Itik Gunungkidul Ubi Kayu Durian Jambu Kristal Kambing Bligon Ayam buras
POLA PENANGANAN KEMISKINAN : Keterpaduan Program PROGRAM Sektor Pertanian : Fasilitasi sarpras, pinjaman modal, pembangunan kawasan pertanian, pemberdayaan pesanggem, fasilitasi teknologi tepat guna, fasilitasi kapal, fasilitasi perikanan budidaya, bantuan ternak, fasilitasi P3A, bantuan gapoktan & pokdakan PROGRAM Sektor Ketenagakerjaan Pelatihan keterampilan, BLK, perlindungan tenaga kerja, padat karya, bantuan lansia, bantuan distabilitas/cacat, PNPM, TMMD, gotongroyong Strategi RENAISANS YOGYAKARTA : Penanggulangan Kemiskinan melalui : Bansos, Pemberdayaan masy & UMKM MASYARAKAT SEJAHTERA PROGRAM Sektor Perindustrian & UKM Bantuan permodalan, bantuan koperasi, perlindungan konsumen, fasilitasi magang, pengembangan sentra industri kreatif, revitaslisasi pasar PROGRAM Ketahanan Pangan Pengembangan desa mandiri pangan, pengembangan pangan lokal yang B2SA, penguatan lumbung pangan, penanganan desa rawan pangan Investasi, Penanaman Modal, Infrastruktur, Tenaga Kerja Produktif, Kesiapan Sosbud PROGRAM Sektor Infrastruktur Perbaikan irigasi, penguatan jalan, fasilitasi air bersih, lantainisasi, P2KP, pengembangan kawasan strategis Fokus di Wilayah Miskin PROGRAM Sektor Kesehatan Jamkesos, jamkesda, Posyandu, jambanisasi, penanganan gizi buruk, poskesdes, puskesmas Delapan desa percontohan pengurangan kemiskinan & rawan pangan PROGRAM Sektor Pendidikan BOS, Kejar-Paket, Beasiswa, Pendidikan Kesetaraan, bursa Kerja, Pemberantasan Buta Aksara “ Kep Gub DIY : 434/KEP/2012 “ Desa Jagalan, Banguntapan, Bantul Desa Tamantirto, Kasihan, Bantul Desa Dadapayu, Semanu, Gngkidul Desa Pundungsari, Semin, Gngkidul Desa Pagerharjo, Samigaluh, Kln Progo Desa Hargorejo, Kokap, Klnprogo Desa Wukirharjo, Prambanan, Sleman Desa Margoagung, Seyegan, Sleman PROGRAM Sektor Bud-Par Fasilitasi pokdarwis, bantuan kesenian, promosi wisata, fasilitasi destinasi, fasilitasi cagar budaya
Sekian,Terimakasih BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Daerah Istimewa Yogyakarta