RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengembangan Modul dan Diktat
Advertisements

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Keterampilan Dasar Mengajar
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
Matakuliah Pembelajaran
Widyaiswara PPPPTK Matematika YOGYAKARTA
MERENCANAKAN KARANGAN
HAKIKAT MENULIS.
STKIP-PGRI Banjarmasin
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO MICRO TEACHING `.
PEMBELAJARAN MENULIS DI SEKOLAH DASAR
A Karakteristik & Pengembangan Potensi Peserta Didik
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
Pembelajaran Membaca Pemahaman
Pengertian Microteaching
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
Aplikasi Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO MICRO TEACHING `.
HAKIKAT MEMBACA Proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dan informasi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media.
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
HAND OUT METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
PENYUSUNAN DAN KEGUNAAN LKS / SUPLEMEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
KEBUTUHAN, TANTANGAN DAN PERMASALAHAN PEMBELAJARAN SD PERTEMUAN - 7
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
DIKLAT GURU MUDA MAPEL IPS Madrasah Tsanawiyah
CONTOH RPP MENULIS PERMULAAN
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
Loading……. Klik Here.
Pembelajaran Membaca-Menulis
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DI SD
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN DALAM MENULIS
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
6/11/2018 Orientasi Pengajaran Mikro Dwi Anggraeni Siwi/
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
PANDUAN PENYUSUNAN RPP
Keterampilan Dasar Mengajar
PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS
ASSALAMUALAIKUM .
MENULIS TEGAK BERSAMBUNG
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
Keterampilan Dasar Mengajar
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
Widyaiswara PPPPTK Matematika YOGYAKARTA
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO MICRO TEACHING `.
PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU
Penulisan Ilmiah.
MEMBACA UNTUK MENULIS By : Dr. Sunarti
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
Transcript presentasi:

RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN MENULIS

1) Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi 1) Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis. 2) Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu, terhadap aspek pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu dapat difokuskan pada komponen tertentu. Menulis dapat sebagai fokus maupun sebagai tambahan. 3) Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai terkecil hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis). 4) Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu berpikir dan bernalar.

5) Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas. 6) Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya harus seimbang. 7) Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa yang mengacu pada konteks atau tema. 8) Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang  disarankan utnuk diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.

9) Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar kelas. 10)  Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak, surat kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan: alam, sosial, budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g) hasil karya anak. 11)  Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil. 12)  Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI SEKOLAH DASAR

Jenis-jenis kegiatan dalam pembelajaran keterampilan menulis dengan susunan dari yang mudah menuju ke yang sukar: Menyusun karangan bersama Menyusun kembali karangan yang diacak Menyelesaikan cerita tertulis Meringkas (sinopsis) bacaan Reka cerita gambar Memerikan atau mendeskripsikan sesuatu Mengembangkan judul Menulis surat Menyusun dialog Menyusun laporan Menyusun iklan, slogan, poster, dan spanduk Meresensi buku Menyusun karangan ilmiah

RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN MENULIS DI SEKOLAH DASAR

1. Menulis Permulaan Dalam pembelajaran menulis permulaan, tentu harus dimulai pada hal sangat sederhana. Menulis tentu hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh. Mengajarkan menulis permulaan tentu saja selalu dilakukan dengan pembelajaran terpimpin. Beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan seperti berikut: mengarang mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat karangan seperti contoh (pola) yang diberikan yang tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menuangkan ide/pikiran secara runtut dan logis. Contoh:  Jeruk. Jeruk berbentuk bulat. Isinya kuning. Rasanya manis dan asam. Jeruk banyak dijual di pasar. Contoh di atas dapat ditiru polanya oleh anak dengan memberi topik lain misalnya, kelereng, kucing, pohon, dan sebagainya. Karangan di atas bisa diajarkan pada kelas satu dan dua, setelah siswa lancar dalam menulis kalimat sederhana.

(b) Mengarang dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia. (c) Bimbingan dengan memasangkan kelompok kata, yakni siswa diminta untuk memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang erpenggal atau kurang lengkap. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat kalimat luas. (d) Bimbingan dengan mengurutkan kalimat, yaitu siswa dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri. (e) Bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat karangan setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya. Dalam hal ini guru hanya menyiapkan beberapa pertanyaan, misalnya: Kucingku; apa nama kucingmu, apa warnanya, apakah kamu menyukainya, apa makanannya, kapan memberi makan, lucukah, mengapa lucu, bagaimana suaranya, mengapa kucing dipelihara orang, dan sebagainya.

2. Menulis Lanjutan Syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan menguasai menulis permulaan. Prinsipnya menulis lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan. Tujuannya adalah agar siswa dapat membuat karangan secara ajek dan lengkap. Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain: Membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf berdasarkan gambar yang telah disediakan. Hal ini dapat diberi kata-kata kunci sehingga tidak terlalu menyimpang dengan cerita. Mengembangkan paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan sebuah kalimat utama menjadi sebuah paragraf. Menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia. Menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya. Membuat karangan dengan gambar seri. Mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang secara bebas.

Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis/ mengarang di SD antara lain: mengarang prosa narasi menulis prosa deskripsi menulis surat izin menulis surat undangan mengisi formulir menyusun paragraf mengembangkan judul dan topik menulis nonfiksi menyingkat cerita menyusun naskah pengumuman menyusun iklan dan poster menulis laporan kegiatan menyusun naskah pidato, dan lain-lain.

PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DI SD DAN PENANGGULANGANNYA

1. Siswa Rendahnya bakat dan minat untuk menguasai keterampilan menulis. Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan mereka menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas menulis. Menulis dirasakan sebagai suatu beban yang berat. Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan. Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula kemampuan menulis diperlukan.  

2. Guru Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar mata pelajaran tersebut secara profesional. Pada umumya di Sekolah Dasar masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. Dalam satu hari ia harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran, misalnya jam ke 1-2 matematika, jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia, jam ke-7 kesenian. Dalam situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya pada pengajaran menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah mengikuti penataran – penataran, kursus-kursus tertulis, mengikuti perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan motivasi kepada guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang menulis.

3. Tujuan Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya perlu dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru. Berkenaan dengan tujuan pengajaran menulis, hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Siswa sejak kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki tujuan artistik (nilai keindahan), tujuan informative, yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau menerima informasi yang disampaikan oleh penulis.

4. Bahan atau materi pengajaran Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikan sangat luas dan kompleks sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak itu tidak akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan. Akibatnya, pembahasan materi pelajaran itu kurang mendalam dan belum mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia secara terpadu misalnya melalui pengajaran menulis, guru dapat menjelaskan struktur bahasa, kosa kata, pragmatik, ejaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

5. Metode mengajar Masih banyak terjadi kesalahpahaman dan perbedaan antara teori dan pelaksanaan cara mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa Indonesia. Pengertian metode pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP, di sini ada kesimpangsiuran antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia. Teknik pengajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika duduk di SD. Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran tersebut akibatnya teknik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat yang optimal. Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan kesadaran guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis di SD. Tahap ini merupakan tonggak yang paling dasar yang harus dimiliki oleh anak didik di SD.