Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran Bagi Manajer Memperkirakan potensi negara lokal Sebagai indikator penting tekanan terhadap kurs mata uang suatu negara sebagai indikasi potensi perusahaan memperoleh keuntungan atau kerugian dari perubahan kurs Dipakai untuk melihat daya saing suatu negara Sebagai informasi pembatasan aliran modal
Struktur Neraca Pembayaran Double entry-bookeeping Rekening Kesalahan dan Tanpa Catatan (Errors and Omission) Current Account (Rekening Transaksi Berjalan) Trade balance (neraca perdagangan) Factor income (pendapatan dari investasi) Capital Account (Rekening Modal) Investasi langsung, investasi portfolio, aliran modal lainnya
Struktur Neraca Pembayaran Reserve Account (Rekening Cadangan) Rekening Lainnya Errors and Omission
Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran dan Mekanisme Penyesuaian Kaitan neraca pembayaran dengan kurs (X - M) + (CI – CO) + (FXB) = BOP Sistem kurs tetap (X – M) + (CI – CO) + (FXB) = 0 atau (X – M) + (CI – CO) = - (FXB) Intervensi pemerintah
Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran dan Mekanisme Penyesuaian Kurs mengambang (X – M) = - (CI – CO) Tidak ada intervensi pemerintah Kurs terkendali (X – M) = - (CI – CO) yang tidak begitu kaku Perubahan (CI – CO) melalui perubahan tingkat bunga relatif Hubungan sebab akibat dua arah antara rekening transaksi berjalan dengan rekening modal
Persamaan Pendapatan dan Pengeluaran Nasional Pendapatan Nasional = Konsumsi + Tabungan Pengeluaran Nasional = Konsumsi + Investasi Pend Nas – Peng Nas = Tabungan – Investasi
Hubungan Rekening Transaksi Berjalan dengan Rekening Modal Pend Nas – Peng Nas = Ekspor – Impor Tabungan – Investasi = Ekspor – Impor Investasi Asing Bersih = Ekspor – Impor
Defisit Anggaran dan Surplus Tabungan Swasta Peng Nas = Peng Rumah Tangga + Investasi Swasta + Peng Pemerintah = Pend Nas – Tabungan Swasta – Pajak + Investasi Swasta + Peng Pemerintah Peng Nas – Pend Nas = Investasi Swasta – Tabungan Swasta + Defisit Anggaran Pemerintah
Defisit Anggaran dan Surplus Tabungan Swasta Defisit Anggaran Pemerintah = Pengeluaran Pemerintah – Pajak - (Surplus Transaksi Berjalan) = Investasi Swasta - Tabungan Swasta + Defisit Anggaran Pemerintah (Surplus Transaksi Berjalan) = - (Investasi Swasta) + Tabungan Swasta - Defisit Anggaran Pemerintah = Surplus Tabungan – Defisit Anggaran Pemerintah
Strategi Menghadapi Defisit Transaksi Berjalan Depresiasi mata uang Teori kurva J Aliran modal (rekening modal) Proteksionisme Tarif atau kuota impor Pembatasan kepemilikan asing Defisit transaksi berjalan dan tingkat pengangguran Pro – Kontra
Ringkasan Mengenai Aliran Barang, Jasa, dan Modal Perbandingan besarnya tabungan dan investasi serta permasalahan lebih/kurangnya investasi dan tabungan
Penentuan Kurs Mata Uang Asing
Keseimbangan dalam Penentuan Kurs Depresiasi/Apresiasi - Devaluasi/Revaluasi Permintaan dan penawaran terhadap sebuah mata uang sebagai mekanisme penentuan harga kurs
Permintaan dan Penawaran Misal Kurs Langsung di Indonesia: Rp9.000/$ -> fokus pada dolar AS Jika kita membeli (menjual) satu dolar AS, maka kita akan menyerahkan (menerima) sembilan ribu rupiah Permintaan dan penawaran terhadap dolar AS dari mana?
Permintaan dan Penawaran Terhadap US$ Model dua negara: Indonesia dan AS (Rupiah-$) Permintaan terhadap $ datang dari (diturunkan, derived from) dari permintaan terhadap produk-produk AS, sekuritas dengan denominasi $ Penawaran $ datang dari $ yang akan ditukarkan ke Rupiah (untuk membeli barang Indonesia)
KURS KESEIMBANGAN Rp/$ 9.000 Kuantitas $
Keseimbangan Berubah Misal ada harga barang di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan dengan harga barang di AS, apa yang akan terjadi? Demand terhadap $ naik, karena banyak penduduk Indonesia ingin membeli produk AS yang relatif lebih murah Kurva Demand bergeser ke kanan Supply $ turun karena minat penduduk AS terhadap produk Indonesia berkurang, $ yang akan ditukarkan Rp berkurang kurva Supply bergeser ke kiri. Keseimbangan baru : Rp10.000/$
Keseimbangan Baru Rp/$ S’ S 10.000 9.000 D’ D Kuantitas $
Kasus Rupiah dan Dolar AS Apresiasi/Depresiasi Dolar AS = Rp/US$ baru – Rp/US$ lama Rp/US$ lama = (10.000 – 9.000)/9.000 = +11,11 atau $ mengalami apresiasi 11,11% terhadap Rp Apresiasi/Depresiasi Rupiah = US$/Rp baru – US$/Rp lama US$/Rp lama
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Perhitungan Tingkat Apresiasi dan Depresiasi) Apresiasi/Depresiasi Rupiah = $e1/Rp (baru) – $0/Rp (lama) $e0/Rp (lama) Apresiasi Rupiah = e1 – e0 e0
= Rp/$ (baru) – Rp/$ (lama) Kasus Rupiah dan Dolar AS (Perhitungan Tingkat Apresiasi dan Depresiasi) Apresiasi/Depresiasi Dolar = Rp/$ (baru) – Rp/$ (lama) Rp/$ (lama) Depresiasi Dolar = (1/e1) – (1/e0) = e0 – e1 = (e0/e1) – 1 (1/e0) e1 Hasil : tanda minus berarti depresiasi tanda plus berarti apresiasi
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Kaitan antara Depresiasi dan Apresiasi) Apresiasi Rupiah = $e1/Rp - $e0/Rp = x% $e0/Rp Atau, = (e1/e0) – (e0/e0) = x% = (e1/e0) – 1 = x% = e1/eo = 1 + x%
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Kaitan antara Depresiasi dan Apresiasi) Karena Rp/$ adalah kebalikan $/Rp, maka Depresiasi Dolar = Rp(1/e1)/$ - Rp(1/e0)/$ Rp(1/e0)/$ Atau, = (1/e1) – (1/e0) (1/e0) = (e0/e1) – (e0/e0) = e0/e1 – 1 = 1/(e1/e0) – 1 = 1/(1 + x%) – 1 = 1 - (1+x%) = -x%/(1+x%) (1 + x%) (1+x%)
Faktor yang Mempengaruhi Kurs Faktor Pengaruh Inflasi Negatif Pertumbuhan ekonomi Positif Perbedaan tingkat bunga riil Positif Independensi bank sentral Positif Daya saing negara Positif Kebijakan moneter longgar Negatif Pengharapan Positif/Negatif
Independensi Bank Sentral Tugas bank sentral: 1. Menjaga stabilitas harga 2. Menjaga tingkat bunga yang cukup rendah 3. Menjaga nilai mata uang agar berada dalam zona target tertentu Kebijakan moneter vs kebijakan populis pemerintah
Intervensi Bank Sentral Pengaruh jangka panjang tidak didapatkan dari intervensi, tetapi dengan merubah variabel ekonomi