Seminar Nasional MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MELALUI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER H.M. Tauchid Noor Pascasarjana Universitas Kanjuruhan Malang 15 Mei 2016
Pendahuluan Sebagai bagian dari masyarakat regional maupun global, bangsa Indonesia perlu untuk ikut serta dalam upaya membangun peradaban manusia yang lebih baik. Isu yang paling dominan dalam konteks masyarakat global maupun regional adalah peningkatan kualitas SDM. Indonesia berada pada posisi yang perlu mempersiapkan diri secara lebih serius untuk bersaing menghadapi berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN.
Indonesia memerlukan SDM dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama pembangunan. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
MEA ASEAN memiliki pandangan terbuka, hidup dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, serta terikat bersama dalam kemitraan dalam pembangunan yang dinamis. Tahun 2003, para pemimpin ASEAN telah bersepakat untuk membangun suatu “masyarakat ASEAN” pada tahun 2020 dan dipercepat realisasinya pada tahun 2015.
Komunitas ASEAN 2015 Pembentukan berlandaskan pada 3 pilar: 1. ASEAN Security Community (ASC), 2. ASEAN Economic Community (AEC), 3. ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). Komunitas Ekonomi ASEAN 2015, akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UMKM.
ASEAN Economic Community (AEC) AEC 2015 bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dan secara ekonomi terintegrasi dengan regulasi efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi, dan modal serta difasilitasinya kebebasan pergerakan pelaku usaha dan tenaga kerja.
Implementasi AEC Berfokus pada 12 sektor prioritas, yang terdiri atas 7 (tujuh) sektor barang (industri pertanian, peralatan elektonik, otomotif, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil) dan 5 (lima) sektor jasa (transportasi udara, pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau e-ASEAN).
12 Sektor Prioritas Indonesia Ke-12 sektor terdiri atas 8 sektor perdagangan barang dan 4 sektor dalam bidang jasa. Sektor perdagangan barang mencakupi (1) bidang pertanian, (2) perikanan, (3) industri karet, (4) industri kayu, (5) industri tekstil dan pakaian, (6) otomotif, (7) elektronik, serta (8) teknologi informasi dan komunikasi. Empat sektor perdagangan jasa mencakup bidang (1) pariwisata, (2) perhubungan udara, (3) logistik dan (4) kesehatan. Tiga subsektor bidang kesehatan:kedokteran umum, kedokteran gigi, dan keperawatan.
Tenaga Kerja 7 Bidang kerja yang akan bersaing di dalam MEA adalah: Medical (dokter dan obat) Nurses (perawat) Architekture (arsitek) Engenering (tenaga ahli) Dental (dokter gigi) Accounting (akuntan) Surveyor (tenaga survai) Tourisme (pariwisata).
PENDIDIKAN KARAKTER Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
18 Nilai dalam Pend. Karakter Religius 10 Semangat Kebangsaan 2 Jujur 11 Cinta tanah air 3 Toleransi 12 Menghargai prestasi 4 Disiplin 13 Bersahabat 5 Kerja keras 14 Cinta damai 6 Kreatif 15 Gemar membaca 7 Mandiri 16 Peduli lingkungan 8 Demokratis 17 Peduli sosial 9 Rasa ingin tahu 18 Tanggung jawab
Nilai Karakter dan MEA Nilai karakter seperti jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan menghargai prestasi, menjadi sangat penting untuk dikembangkan dalam bidang pendidikan untuk menyongsong MEA.
Kesimpulan Sangat penting menguatkan pendidikan karakter dalam rangka memberikan bekal kemampuan soft skill agar lulusan program pendidikan dapat bersaing menghadapi MEA. Penguatan itu terutama diperlukan untuk memberikan bekal tambahan agar mutu lulusan pendidikan kita lebih mampu dan lebih berkualitas dibanding dengan lulusan pendidikan dari negara di sekitar ASEAN.
TERIMA KASIH DAN SAMPAI JUMPA