Asuhan keperawatan klien dengan kolelithiasis Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpKMB
Definisi Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu) terdapat batu di dalam kandung empedu (vesika felea) dgn ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi. Kolelitiasis lebih sering pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu : obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik.
Jenis Batu Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu, yang terdiri dari : kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, fosfolipid (lesitin) dan elektrolit. Batu empedu memiliki komposisi yang terutama terbagi atas 3 jenis : 1. batu pigmen 2. batu kolesterol 3. batu campuran (kolesterol dan pigmen)
Etiologi Etiologi belum jelas , faktor predisposisi terpenting, yaitu : Perubahan komposisi empedu Statis empedu dalam kandung empedu supersaturasi progresif pengendapan Penyebab statis empedu 1. Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme spingter oddi, atau keduanya. 2. Faktor hormonal (hormon kolesistokinin dan sekretin ) Infeksi bakteri Mukus meningkatakn viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi/pengendapan.
Gejala kolelitiasis akut atau kronis Manifestasi Klinik Gejala kolelitiasis akut atau kronis Terjadinya gangguan pada epigastrium jika makan makanan berlemak, seperti: rasa penuh diperut, distensi abdomen, dan nyeri samar pada kuadran kanan atas Joundis
Mekanisme nyeri Batu empedu Aliran empedu tersumbat (saluran duktus sistikus) Distensi kandung empedu Bagian fundus (atas) kandung empedu menyentuh bagian abdomen pada kartilago kosta IX dan X bagian kanan Merangsang ujung-ujung saraf sekitar untuk mengeluarkan bradikinin dan serotonin Impuls disampaikan ke serat saraf aferen simpatis Korteks somatis sensori Bekerjasama dengan pormatio retikularis Serat saraf eferen (untuk lokalisasi nyeri) Hipotalamus Nyeri hebat pada kuadran kanan atas dan nyeri tekan daerah epigastrium terutama saat inspirasi dalam
Joundise Obstuksi saluran empedu Ekresi cairan empedu ke duodenum (saluan cerna) menurun Feses tidak diwarnai Peningkatan alkali Peningkatan bilirubin serum oleh pigmen empedu fosfat serum Diserap oleh darah Feses pucat/ berwarna kelabu Masuk kesirkulasi sistem dan lengket (seperti dempul) Disebut Clay Colored Filtrasi oleh ginjal Bilirubin dieksresikan oleh ginjal Warna urin kuning/ kecoklatan -
Diagnostik 1. Ronsen abdomen / pemeriksaan sinar X / Foto polos abdomen Dapat dilakukan pada klien yang dicurigai akan penyakit kandung empedu. Akurasi pemeriksaannya hanya 15-20 %. Tetapi bukan merupakan pemeriksaan pilihan. 2. Kolangiogram / kolangiografi transhepatik perkutan Yaitu melalui penyuntikan bahan kontras langsung ke dalam cabang bilier. Karena konsentrasi bahan kontras yang disuntikan relatif besar maka semua komponen sistem bilier (duktus hepatikus, D. koledukus, D. sistikus dan kandung empedu) dapat terlihat 3. ERCP ( Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatographi) Yaitu sebuah kanul yang dimasukan ke dalam duktus koledukus dan duktus pancreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke dalam duktus tersebut. Fungsi ERCP ini memudahkan visualisasi langsung stuktur bilier dan memudahkan akses ke dalam duktus koledukus bagian distal untuk mengambil batu empedu, selain itu ERCP berfungsi untuk membedakan ikterus yang disebabkan oleh penyakit hati (ikterus hepatoseluler dengan ikterus yang disebabkan oleh obstuksi bilier)
Lab: Penatalaksanaan: Bilirubin : meningkat Uji enzim serum (SGOT / SGPT): meningkat Alkalin posfatase: meningkat Penatalaksanaan: Non Bedah Bedah Cholesistektomy
Mempertahankan Tirah Baring Pemberian Analgetik Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan proses biologis yang ditandai dengan obstruksi kandung empedu Intervensi mandiri Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, meliputi : lokasi, karakteristik, awitan / durasi, Frekuensi, Kualitas, Intesitas dan keparahan nyeri. Berikan Informasi tentang nyeri, seperti : Penyebab nyeri, seberapa akan berlangsung dan antisipasinya serta ketidaknyamanan dari prosedur. Ajarkan penggunaan teknik Non-farmakologis, seperti : Relaksasi, Distraksi, Kompres Hangat / dingin, Masase ) Mempertahankan Tirah Baring Pemberian Analgetik
DIAGNOSA LAIN TERKAIT DENGAN PERIOPERATIF