Penguatan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Sub Komisi II B Penguatan Pendidikan Karakter Disampaikan kepada Peserta Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Tim Sub Komisi II B Sawangan, 26 Januari 2017
SKENARIO PENGANTAR DISKUSI KONSEP PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DISKUSI KELOMPOK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
A. PENGANTAR DISKUSI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
TIM SUB KOMISI II B PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Arie Budhiman (Ketua Sub Komisi II B) Supriyono (Guru Besar Universitas Negeri Malang) Warisno (Fasilitator) Anies Mucktiany (Fasilitator) Fairul Zabadi (Fasilitator) Ine Rahmawati (Co-Fasilitator) Lanny Anggraini (Co-Fasilitator) Rizki Muhammad Ramdhan (Co-Fasilitator)
1 2 3 TEMA RNPK 2017 “Bersama Membangun Pendidikan dan Kebudayaan yang Merata, Berkeadilan dan Berkualitas” KIP, Komite Sekolah dan Penataan Zonasi Pendidikan Persiapan UN dan USBN 1 2 3 Peningkatan Pemerataan Layanan Pendidikan Penguatan Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Optimalisasi Pelaksanaan PIP Membangun Pendidikan dan Kebudayaan dari Pinggiran Implementasi Kurikulum 2013 Penguatan Pendidikan Karakter Peningkatan Daya Saing Indonesia melalui Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan Peningkatan Kualitas & Tata Kelola GTK Penguatan Sistem Penilaian Penguatan Sinergi Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaaan UU No. 23/2014 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Penguatan Tata Kelola Satuan Pendidikan dan Lembaga Kebudayaan Pencerahan - Berbagi informasi – Usulan Rencana Aksi dari Peserta RNPK 2017
URAIAN SUB TEMA DAN CAKUPAN BAHASAN Penguatan kapasitas guru: integrasi PPK dalam mata pelajaran, optimalisasi muatan lokal, manajemen kelas, metode pembelajaran Peningkatan kualitas sarpras dalam mendukung implementasi PPK di dalam kelas Implementasi dan pembiasaan nilai utama PPK (misal: tematik harian, mingguan, bulanan) (1) Penguatan Kapasitas dan Mutu Pembelajaran Kelas (Guru, Sarpras, Metode) Strategi menumbuhkan budaya sekolah: pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem sekolah, serta norma, peraturan, dan tradisi sekolah Menumbuhkan kekhasan atau keunikan sekolah (school branding) dengan memperhatikan kearifan dan potensi lokal serta keberagaman sekolah dari perkotaan, sub-perkotaan, sampai daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) (2) Penumbuhan Budaya dan Branding (Kekhasan) Sekolah Meningkatkan peran Kepala Sekolah dalam membangun jejaring pelibatan publik (lembaga seni, budaya, bahasa, perguruan tinggi, DUDI, ikatan alumni, organisasi profesi, komunitas, pegiat pendidikan, pemerintah daerah) dalam mendukung aktivitas belajar di sekolah dan luar sekolah Dukungan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler dan non kurikuler (3) Peningkatan Kapasitas dan Pelibatan Publik dalam Mendukung Aktivitas Belajar di Sekolah dan Luar Sekolah
URAIAN SUB TEMA DAN CAKUPAN BAHASAN Penguatan peran keluarga melalui kebijakan 5 hari sekolah dengan memperhatikan keberagaman daerah Penguatan peran keluarga dalam mendukung upaya penguatan pendidikan karakter (4) Peningkatan Peran Keluarga dalam Penguatan Pendidikan Karakter Dukungan pemerintah daerah serta masyarakat dalam meningkatkan gerakan literasi (literasi baca tulis, literasi berhitung/numerik, literasi sains, literasi keuangan, literasi TIK, literasi Kebudayaan dan Kewarganegaraan. Dukungan pemerintah daerah dalam meningkatan apresiasi dan lomba literasi (5) Pengembangan Literasi sebagai Bagian dari PPK Pembiasaan penggunaan Bahasa Indonesia di ruang-ruang publik (Sekolah, Kantor Pemerintah Daerah, Balai-Balai, Taman Kota, dan sebagainya) Peningkatan apresiasi dan lomba karya tulis berbahasa Indonesia (tulisan ilmiah popular, puisi, prosa, naskah drama, penulisan lagu, dan sebagainya) (6) Pengutamaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik
PENGARAHAN DISKUSI Kondisi Eksisting Contoh Praktik Baik Permasalahan 1. Kondisi Eksisting di Daerah Terkait Isu Strategis Kondisi eksisting di daerah tentang 1) Penguatan kapasitas dan mutu pembelajaran kelas (guru, sarpras, metode); 2) Penumbuhan budaya dan branding (kekhasan) sekolah; 3) Peningkatan kapasitas dan pelibatan publik (lembaga seni, budaya, bahasa, perguruan tinggi, DUDI, ikatan alumni, organisasi profesi, komunitas, dan pegiat pendidikan) dalam mendukung aktivitas belajar di sekolah dan luar sekolah; 4) Peningkatan peran keluarga dalam penguatan pendidikan karakter; 5) Pengembangan Literasi sebagai bagian dari PPK; 6) Pengutamaan Bahasa Indonesia di ruang publik. 2. Contoh-contoh Praktik Baik Menjaring dan mengidentifikasi berbagai praktik-praktik baik yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam implementasi berbagai substansi isu strategis Penguatan Pendidikan Karakter. 3. Permasalahan Menjaring dan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah dalam berbagai substansi isu strategis. 4. Rencana Aksi dan Indikator Keberhasilan Menjaring dan mengidentifikasi usulan solusi yang dirumuskan ke dalam Rencana Aksi dari setiap daerah mulai dari strategi, kebijakan dan program, serta penetapan indikator keberhasilan program. 5. Penjadwalan Rencana Aksi Penyusunan jadwal pelaksanaan terhadap implementasi Penguatan Pendidikan Karakter. Rencana Aksi dan Indikator Keberhasilan Penjadwalan
B. KONSEP PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
URGENSI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG KECENDERUNGAN GLOBAL URGENSI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DEFINISI PPK BERLANGSUNGNYA REVOLUSI DIGITAL PEMBANGUNAN SDM SEBAGAI FONDASI PEMBANGUNAN BANGSA GERAKAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA MELALUI HARMONISASI OLAH HATI (ETIK), OLAH RASA (ESTETIK), OLAH PIKIR (LITERASI), DAN OLAH RAGA (KINESTETIK) DENGAN DUKUNGAN PELIBATAN PUBLIK DAN KERJA SAMA ANTARA SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL (GNRM) PERUBAHAN PERADABAN MASYARAKAT GENERASI EMAS 2045 YANG DIBEKALI KETERAMPILAN ABAD 21 SEMAKIN TEGASNYA FENOMENA ABAD KREATIF MENGHADAPI KONDISI DEGRADASI MORAL, ETIKA, DAN BUDI PEKERTI
TUJUAN Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai poros utama penyelenggaraan pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21 Mengembalikan pendidikan karakter melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan dinas) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) sesuai dengan UU Sisdiknas, Nawacita, Trisakti, dan RPJMN 2015-2019.
Bersahabat/Komunikatif PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER Nilai Utama Religius Nasionalis Mandiri Gotong Royong Integritas Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat/Komunikatif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung Jawab (dan lain-lain) Nilai-nilai Karakter Olah Hati Olah Pikir Olah Karsa Olah Raga (Etika) (Kinestetika) (Literasi) (Estetika) Filosofi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara Kristalisasi Nilai-Nilai *Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM, kearifan lokal dan kreativitas sekolah
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa KARAKTER SEBAGAI POROS PENDIDIKAN Nawacita 8: Melakukan Revolusi Karakter Bangsa Membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti) Penataan kembali kurikulum pendidikan nasional Mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional Jaminan hidup yang memadai bagi para guru khususnya di daerah terpencil Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan “Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan.”
IMPLEMENTASI KONSEP PPK FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 1. Struktur Program Jenjang dan Kelas Ekosistem Sekolah Penguatan kapasitas guru 2. Struktur Kurikulum PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-kurikuler PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler PPK melalui kegiatan non-kurikuler 3. Struktur Kegiatan Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga) PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS Integrasi dalam mata pelajaran Optimalisasi muatan lokal Manajemen kelas PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT Orang tua Komite Sekolah Dunia usaha Akademisi, pegiat pendidikan Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra Pemerintah & Pemda KELUARAN Pembentukan individu yang memiliki karakter (Generasi Emas 2045) dengan dibekali keterampilan abad 21 HASIL Olah pikir: Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa Olah rasa dan karsa: Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara PELIBATAN PUBLIK Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya: Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag, Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan, Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemenkopolhukam, TNI/Polri Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah Keteladanan pendidik Ekosistem sekolah Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Nilai Karakter** Waktu Penguatan Nilai Utama: Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas Waktu Belajar* Kegiatan Pembiasaan: Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi. Kegiatan PPK bersama orang tua: Interaksi dengan orang tua dan lingkungan / sesama Kegiatan Intra-Kurikuler: Kegiatan Belajar – Mengajar Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa, Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb. Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama. *Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah ** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
ILUSTRASI IMPLEMENTASI PPK Menghargai religiusitas dan keberagaman (Yayasan Sultan Iskandar Muda, Medan) Persatuan Indonesia dengan mencintai dan menghormati keberagaman budaya di Indonesia. Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai mandiri, kerja keras dan gotong royong. Upacara bendera setiap hari Senin di sekolah menjadi salah satu aktualisasi nilai-nilai nasionalisme. Ujian sebagai pembiasaan nilai-nilai integritas. Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara, Tempo
PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK Mandiri dan Bertahap Uji Coba Sekolah Rintisan Tahun 2016 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 542 Sekolah 2 Tahun 2017 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 9.830 sekolah Tahun 2018 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 90.000 sekolah Input Pak James: Tahun ajaran baru 2017/2018 launching nasional, tidak perlu keluar angka-angka Evaluasi ketercapaian program, yang nilainya bagus mendapat badge “School of Character” Dukungan Daerah Kab. Bandung Kota Malang Kab. Purwakarta Kab. Banyuwangi Kab. Pemalang Kab. Siak Prov. NTB (6 Kabupaten) Kab. Lamongan
C. DISKUSI KELOMPOK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
RENCANA AKSI HASIL SIDANG KOMISI II B PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER NO. SUB TEMA/TOPIK/ISU PRAKTIK BAIK DAERAH RENCANA AKSI PERAN WAKTU PELAKSANAAN (BULAN) KETERANGAN PROVINSI KAB/KOTA 2B PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 1. Penguatan Kapasitas dan Mutu Pembelajaran Kelas (Guru, Sarpras, Metode) a. b. c. 2. Penumbuhan Budaya dan branding (kekhasan) Sekolah a. b.
HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Gerakan PPK sebagai Poros Pendidikan Terwujudnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai fondasi utama dari pembangunan karakter bangsa dan merupakan transformasi dari penanaman nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan, utamanya melalui aspek keteladanan Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, dan seluruh figur penyelenggara pendidikan serta tokoh-tokoh masyarakat. 2. Pembangunan Karakter merupakan Kewajiban Bersama Terselenggaranya pembangunan karakter bangsa sebagai kewajiban seluruh Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Pelaku Bisnis dan masyarakat/ komunitas, agar segenap sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan pendidikan karakter. 3. Dukungan Komitmen dan Regulasi Gerakan PPK Terwujudnya komitmen dan dukungan regulasi terkait dengan: a) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai Manager; b) Revitalisasi kewajiban 8 jam guru di sekolah; c) Implementasi Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah sebagai badan gotong royong dan partisipasi masyarakat; d) Kegiatan pembelajaran 5 hari; e) Penguatan dan perluasan kegiatan di sekolah dan luar sekolah (seni budaya, keagamaan, ekstra dan kokurikuler, literasi). 4. Memperhatikan Keberagaman dan Tingkat Kesenjangan Tercapainya tahapan pelaksanaan PPK sesuai dengan keberagaman dan tingkat kesenjangan setiap satuan pendidikan yaitu di perkotaan, sub-perkotaan, sampai daerah 3T dengan mempertimbangkan keterbatasan prasarana dan sarana sekolah, serta aksesibilitas ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut). 5. PPK Meningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan dan Kebudayaan Terselenggaranya Pendidikan dan Kebudayaan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing global dengan dibekali kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
Terima Kasih foto: anakbersinar.com