Organisasi Kelompok Tani

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB VI Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian
Advertisements

“Kelompok-Kelompok Sosial Kehidupan Masyarakat”
KELOMPOK SOSIAL Adalah : kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
KEMITRAAN USAHA PERTANIAN
MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA
PENUMBUHAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN POKTAN DAN GAPOKTAN
Kelompok Peminjam.
PENYULUHAN PERTANIAN.
Kelompok sosial (SOCIAL GROUP)
7. KELEMBAGAAN EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
BAB VI ETIKA PROFESI HUKUM
2. Pengertian Penyuluhan
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Oleh: Silvana Maulidah, SP. MP.
Faktor-faktor Kelembagaan dalam Ekonomi Pertanian
Tingkatan Partisipasi
“Kelompok-Kelompok Sosial Kehidupan Masyarakat”
Matakuliah : J0072 – Ekonomi Koperasi Tahun : 2006 Versi : R1
Dinamika Kelompok Dan Perkembangan Partispatif “Keberhasilan Kelompok Tani” Oleh: 1. Rori Fusilawati ( ) 2. Dian Agustina ( )
PENGERTIAN, ASAS DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
Kelompok sosial (SOCIAL GROUP)
Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi
Dasar – dasar Ilmu Sosiologi (2) Kelompok Sosial
PEREKONOMIAN INDONESIA
MANAJEMEN PEMASARAN KOPERASI
PARTISIPASI PETANI DLM PROGRAM PENYULUHAN
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KELEMBAGAAN PERTANIAN
KELOMPOK SOSIAL Pertemuan Kesepuluh TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Kelompok Sosial.
PRASARANA JALAN.
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG
KELOMPOK SOSIAL.
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan dalam Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan: Sutoyo Universitas Brawijaya 2010.
Perubahan Sosial dan Pembangunan
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Kelompok Sosial.
KEGIATAN KELOMPOK ..
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA UKM ( Studi Kasus, “ Jurnal Koperasi dan UKM”, ) mustikalukmanarief.
MASYARAKAT SRI WAHYUNI, M.Mid.
Perubahan Sosial Muhammad Noor Hidayat
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LEBAK
Pertemuan ke 9 Dosen Pengasuh : M.Noor Fuadi,S.Sos
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
Kelembagaan Pertanian
KELOMPOK SOSIAL Pertemuan Kesepuluh TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
KOMUNITAS DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DALAM RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
Revitalisasi penyuluhan pertanian Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya mendudukkan, memerankan dan memfungsikan.
PARADIGMA PENYULUHAN PERTANIAN
STRATEGI DAN PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Kelembagaan dalam Pertanian
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
PEMBERDAYAAN & PARTISIPASI MASYARAKAT
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN
PERAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS
Kiat Membangun dan Mengembangkan LKM AGRIBISNIS PERDESAAN
PERAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS
KELOMPOK SOSIAL Oleh. Amida Yusriana.
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Kelompok Sosial.
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
By : HENDAR NURYAMAN, S.P.,M.P
2 FAKTA Tingkat kemiskinan petani meningkat Perubahan kbj PP di era 1990 an Kinerja Peny. Pert.Menurun Penumbuhkembangan Kel.Tani/ Gapoktan blm sesuai.
KELOMPOKKELOMPOK SOSIAL
PENYUSUNAN PROGRAMA TINGKAT DESA/KELURAHAN -Permentan 47 tahun 2016-
Transcript presentasi:

Organisasi Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan salah satu bentuk kelembagaan petani. Selama ini, posisisnya cenderung diposisikan sebagai alat untuk mengimplementasikan proyek belaka, belum sebagaiupaya untuk pemberdayaan yang lebih mendasar. Ke depan, diharapkan dapat berperan sebagai aset komunitas masyarakat desa yang partisipatif. Oleh karena itu, pengembangan kelembagaan harus dirancang sebagai upaya untuk peningkatan kapasitas masyarakat itu sendiri sehingga menjadi mandiri. Pembentukan dan pengembangan Gapoktan yang akan dibentuk di setiap desa, juga harus menggunakan basis social capital setempat dengan prinsip kemandirian lokal, yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan.

Salah satu kelemahan yang mendasar adalah kegagalan pengembangan kelompok . Hal ini dikarenakan tidak dilakukan proses sosial yang matang. Kelompok yang dibentuk terlihat hanya sebagai alat kelengkapan proyek, belum sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat secara hakiki. Introduksi kelembagaan dari luar kurang memperhatikan struktur dan jaringan kelembagaan lokal yang telah ada, serta kekhasan ekonomi, sosial, dan politik yang berjalan. Pendekatan yang top-down planning menyebabkan partisipasi masyarakat tidak tumbuh.

Berdasarkan hasil penelitian Alihamsyah et al. (2000); Ananto et al Berdasarkan hasil penelitian Alihamsyah et al. (2000); Ananto et al. (2000); Pranaji et al. (2000), terdapat 17 kelembagaan yang ada di tingkat desa yang berkaitan dengan SUT padi. Tujuh belas kelembagaan tersebut adalah: Kelompoktani Kelompok wanita tani Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Koperasi Tani (Koptan) Koperasi Unit Desa (KUD) Kelompok arisan

Kelompok simpan pinjam Kios saprodi Pedagang pengumpul/tengkulak Pasar Jasa angkutan Jasa alsintan Kilang padi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Pengertian Kelompok Kelompok adalah himp atau kesatuan manusia yg hidup bersama shg terdpt hub timbal balik dan saling mempengaruhi serta mempunyai kesadaran utk saling tolong menolong. Kelompok adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih orang-orang yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur, shg ada pembagian tugas, struktur, dan norma.

Ciri terpenting dari kelompok : - sebagai kesatuan sosial yang mempunyai kepentingan bersama dan tujuan bersama. a. adanya ikatan yg nyata b. adanya interaksi c. mempunyai struktur dan pembagian tugas yg jelas. d. memp. Kaidah dan norma e. memp. Keinginan dan tujuan bersama

Penggolongan Kelompok Kelompok sosial dan kelompok tugas Berdasarkan tujuan bersama yg ingin dicapai, kelompok dibagi atas kel sosial (social group) lbh menekankan pd tuj pemenuhan fungsi sosial, spt: keagamaan, hobi, gotong royong, kesenian dll sedangkan kel tugas (task group) lbh menekankan pd pelaksanaan tugas ttt, spt: kepanitiaan, kel SAR, dll.

Kelompok formal dan kelompok informal Berdasarkan proses pembentukannya, Kel formal berdsrkan pedoman atau aturan ttt, memp struktur yg jelas, menggambarkan peran masing2 dan tertulis, spt: kel profesi, orgn pemerintah. Kel Informal dibentuk tanpa melalui prosedur atau ketentuan ttt dan struktur serta pembagian tugasnya tdk pernah diatur scr jelas, spt: kel bermain, kel belajar.

Interacting-group, coacting-group dan conteracting-group. Berdsrkan bentuk hubungan antar anggota dlm menc tuj bersama yg diinginkan. Interacting-group: menuntut kerjasama antar anggota shg perlu kesetiakawanan utk mengkoordinir keberhasilan keg, spt: kel musik, olah raga. Coacting-group: masing anggota melaksanakan sendiri tugasnya sesuai peran tanpa harus kerjasama, spt: kel pemetik the, petugas kebersihan.

Cointeracting group; tuj dpt tercapai jika antar anggotanya melakukan kegiatan yg saling berlawanan, spt: kel diskusi, tinju. Kel Primer dan Sekunder Dilihat dari hub antar anggotanya, Kel primer, anggotanya dpt bertatap muka (keluarga, kel bermain) dan kel sekunder, antar anggota jarang dpt saling mengenal (kel bangsa, profesi yg wil- nya luas)

Paguyuban dan Patembayan Ditinjau dari sifat antar anggota, paguyuban (gemeinschaft) memiliki ikatan batiniah yg bersifat alami dan kekal, spt: keluarga, kekerabatan. Patembayan (geselschaft) bersifat lahiriah yg dilandasi pikiran yg umumnya hanya berumur terbatas, spt: ikatan dagang, kel kerja borongan

Pengertian Kelompok Tani Mnr Deptan (1980), kel tani adalah kumpulan org-org tani atau petani, yg terdiri atas petani dewasa maupun petani taruna yg terikat scr informal dlm suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.

Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan sebagai wadah komunikasi antarpetani, serta antara petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi. Surat keputusan tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan atau tolok ukur untuk memonitor dan mengevaluasi kinerjanya. Kinerja tersebut akan menentukan tingkat kemampuan kelompok.

Macam Kelompok Tani Kelompok Pendengar Kelompok Petani Pemakai Air Kelompok Demonstrasi Area Kelompok Tani Hamparan

Alasan Terbentuknya Kelompok Tani Mnr Sayogyo (1978), mencakup: 1. Untuk memanfaatkan scr lbh baik (optimal) semua SD yg tersedia 2. Dikembangkan oleh pemerintah sbg alat pembangunan 3. Adanya alasan ideologis yg mewajibkan para petani untuk terikat oleh suatu amanat suci yg hrs diamalkan pd kelpok tani.

Keuntungan Kelompok Tani Mnr Torres (Wong, 1977): 1. Semakin eratnya interaksi dlm kelompok semakin terbinanya kepemimpinan kelompok. 2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat ttg jiwa kerjasama antar petani 3. Semakin tepat dan cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi

4. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani 5. Semakin meningkatnya orientasi pasar 6. Semakin dpt membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya.

Kasus Organisasi Kelompok Tani Struktur Organisasi Kel Tani Kel tani dipimpin oleh kontak tani yg membina 10-20 petani maju. Petani maju memimpin satu kel hamparan yg -berjumlah 5-10 orang. Keterlibatan anggota Kel Tani Berhasrat meningkatkan kemampuan berusaha dan pemenuhan kebutuhan primer

Pembagian fungsi-fungsi organisasi Mencakup keg perencanaan maupun pelaksanaan prog kerja Medan sosial kel tani Hub kel tani dengan masyarakatnya.

Kasus-Kasus Lemahnya kelembagaan pertanian, seperti perkreditan, lembaga input, pemasaran, dan penyuluhan; telah menyebabkan belum dapat menciptakan suasana kondusif untuk pengembangan agroindustri perdesaan. Selain itu, lemahnya kelembagaan ini berakibat pada sistem pertanian tidak efisien, dan keuntungan yang diterima petani relatif rendah. Dari sisi kelembagaan, akan dijumpai kendala yang bersifat fungsional, karena pendekatan strategi revitalisasi pertanian yang terkesan sektoral. Apabila tujuan utama (ends) dari revitalisasi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, maka peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan haruslah dilihat sebagai instrumen saja (means).