MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
(Manajemen Persediaan)
Advertisements

INVENTORY (Manajemen Persediaan)
III. PERENCANAAN & PENGENDALIAN operasi
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Dasar-Dasar Model Sediaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS
Manajemen Persediaan Oleh : Ida Ayu Wilis ( ) Veronica Rafika
OLEH IR. INDRAWANI SINOEM, MS
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
Bab 7. Manajemen Persediaan
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
PERTEMUAN 10 Inventory Models Mata kuliah: D Analisa Bisnis Kuantitatif Tahun: 2010.
Economic Order Quantity (EOQ)
MONTE CARLO INVENTORY SIMULATION
Pertemuan XI Manajemen Persediaan
PERSEDIAAN ( INVENTORY )
Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi
INVENTORY (Manajemen Persediaan) By: Andri Irawan S.Pd
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Pertemuan 9 Pengawasan Persediaan
BERAPA BANYAK PERSEDIAAN BARANG
PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Heizer & Rander.
BAB 6 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN & PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Model Pengendalian Persediaan
Model Pengendalian Persediaan Pertemuan 15:
Definisi dan Fungsi Persediaan
OLEH IR. INDRAWANI SINOEM, MS
MANAJEMEN PERSEDIAAN Oleh: Ferina Nurlaily.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Heizer & Rander
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BENTUK PERSEDIAAN:
f0 MODUL 10 – 1/ 17 MODUL 10 PERSEDIAAN (3/3)
Economic Order Quantity (EOQ)
MODUL 08 – 1/ 18 MODUL 08 PERSEDIAAN (1/3) 1. FUNGSI PERSEDIAAN
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional
Manajemen Industri.
MANAJEMEN PERSEDIAAN.
By: Evaliati Amaniyah, SE, MSM
ECONOMIC ORDER QUANTITY
MODUL X TEKNUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MATERIAL
BAB 18 MANAJEMEN PERSEDIAAN
MODUL 12 – 1/ 20 MODUL 12 MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (2/2)
MANAJEMEN PERSEDIAAN Bab 7.
Bahan Kuliah Manajemen Operasi & Produksi
Rosyeni Rasyid dan Abel Tasman
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
Manajemen Inventory 8-9 Dani Leonidas S ,ST.MT.
PERSEDIAAN INDEPENDEN (INDEPENDENT INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN UNTUK PERMINTAAN INDEPENDEN
Manajemen Inventory 4- Independent demand system deterministic model
Bahan Kuliah Manajemen Operasi & Produksi
Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Economic Order Quantity (EOQ)
Model Pengendalian Persediaan
Manajemen Persediaan Manajemen Keuangan 1.
III. PERENCANAAN & PENGENDALIAN operasi
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Managemen Pengendalian Persediaan (Inventory Management and Control)
Rakhma Diana Bastomi, SEI, MM
MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN STOKASTIK
ECONOMIC ORDER QUANTITY. Dalam suatu periode, perusahaan akan melakukan beberapa kali pembelian bahan baku atau barang dagangan. Pada saat pembelian bahan.
Dasar-Dasar Model Sediaan
Manajemen Persediaan Pertemuan ke-10.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Fungsi dan tujuan persediaan KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN BIAYA DALAM KEPUTUSAN PERSEDIAAN MODEL EQONOMIC ORDER QUANTITY
MODEL EQONOMIC ORDER QUANTITY Febriyanto, se, mm.
pengelolaan persediaan
Inventory Management SCM-5
MANAJEMEN PERSEDIAAN KELOMPOK VI 1.ALPIAN ABDULLAH 2.RANGGA WALI ARIA SAPUTRA 3.DAVE DARELL 4.YANG HARSI RAHMAT.
Transcript presentasi:

MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3) 1. MODEL STATIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Model quantity order ekonomis (economic order quantity, EOQ) adalah salah satu teknik pengendalian inventory yang paling dikenal secara luas. Teknik ini secara relatif mudah untuk digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi:  Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.  Demand diketahui, tetap, dan independent.  Lead time (ancang-ancang) yaitu waktu antara ordering dan penerimaan order— diketahui dan konstan.  Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instantaneously) atau tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah (tak terhingga). Penerimaan inventory bersifat seketika dan lengkap. Dengan kata lain, inventory dari sebuah order tiba dalam satu batch sekaligus. Setiap order diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.  Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau ordering (setup cost) dan holding cost atau menyimpan inventory dari waktu ke waktu (holding cost atau penggudangan).  Kosongnya inventory (kekurangan) dapat dihindari sepenuhnya jika ordering dilakukan pada waktu yang tepat.  Tidak ada order ulang (back order) karena kehabisan inventory (shortage).  Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount). Tujuan model tersebut adalah untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali ordering (EOQ) sehingga meminimasi biaya total inventory di mana : Biaya Total inventory = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost Parameter-parameter yang dipakai dalam metode tersebut adalah : D S = jumlah kebutuhan barang selama satu periode (misalnya: 1 tahun) = ordering cost setiap kali pesan Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Manufacturing Planning and Control [MPC]) Indra Almahdy Ir MSc http://www.mercubuana.ac.id MODUL 09 – 1/ 19 PERSEDIAAN (2/3)

 Jumlah kebutuhan barang selama 1 perioda (D) Jumlah setiap kali pemesanan (Q) Dari keterangan di atas, dapat dituliskan bahwa frekuensi pemesanan = D/Q Ordering cost per-perioda = (D/Q)S Komponen biaya kedua, yaitu holding cost dipengaruhi oleh jumlah barang yang disimpan dan lamanya barang disimpan. Setiap hari jumlah barang yang disimpan akan berkurang karena dipakai/terjual, sehingga lama penyimpanan antara satu unit barang dan barang yang lain juga berbeda. Karena itu perlu diperhatikan tingkat persediaan rata-rata. Karena persediaan bergerak dari Q unit ke nol unit dengan tingkat pengurangan konstan (gradien – D) selama waktu – t, maka persediaan rata-rata untuk setiap siklus adalah: Q 0 2 Q 2  sehingga: Holding cost per perioda = H(Q/2) Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing cost merupakan natar kebutuhan barang selama perioda (D) dengan harga barang per-unit (c) sehingga: Purchasing cost per perioda = Dc Dengan menggabungkan ketiga komponen biaya persediaan di atas, maka: Biaya Total Persediaan (TC) = (D/Q)S + H(Q/2) + Dc Tujuan model EOQ tersebut adalah untuk menentukan nilai Q sehingga meminimumkan biaya total persediaan. Tetapi yang perlu diperhitungkan dalam penentuan nilai Q adalah biaya-biaya yang relevan saja (Biaya Incremental). Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing cost dapat diabaikan karena biaya tersebut akan timbul tanpa bergantung kepada frekuensi pemesanan, sehingga tujuan model EOQ tersebut dalah meminimasi biaya total persediaan dengan komponen biaya ordering cost dan holding cost saja, atau : Biaya persediaan: Incremental (TC) = (D/Q) S + H(Q/2) Jumlah pemesanan yang optimal (EOQ) secara matematis dihitung dengan mendeferensialkan persamaan tersebut terhadap Q, dan persamaan diferensial itu diberi harga nol, sehingga: TC = (D/Q) S + H (Q/2) dTC/dQ = -D/Q² S + H/2 = 0 Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Manufacturing Planning and Control [MPC]) Indra Almahdy Ir MSc http://www.mercubuana.ac.id MODUL 09 – 3/ 19 PERSEDIAAN (2/3)

Jumlah hari kerja per tahun yang dikeluarkan. Sebaliknya bila Q makin besar, berarti makin jarang pemesanan dialkukan dan makin kecil biaya pemesanan yang dikeluarkan. Bila digambarkan secara grafis, maka semakin besar Q, semakin menurunlah kurva ordering cost. Holding cost mempunyai bentuk garis lurus karena komponen biaya tersebut bergantung kepada tingkat persediaan rata-rata. Garis tersebut dimulai dari titik Q = 0, di mana tingkat persediaan rata-rata semakin membesar secara proporsional dengan gradien yang sama. Contoh – Soal - Sharp, Inc., sebuah perusahaan yang menjual jarum suntik tanpa rasa sakit ke rumah sakit, bermaksud mengurangi biaya persediaannya dengan menentukan jumlah jarum suntik yang optimum untuk setiap pemesanan. Demand tahunan adalah 1,000 unit; setup atau ordering cost adalah $10 setiap order; dan holding cost per unit per tahun adalah $0.50. Dengan menggunakan angka ini, jumlah unit yang optimum per order dapat dihitung: Q* 2DS H 2(1,000)(10) 0.50 Q*  40,000 200 Jumlah order yang diharapkan sepanjang tahun (N) dan waktu antar ordering yang diharapkan (T) juga dapat ditentukan,sebagai berikut : Demand Kuantitas pemesanan D Q * Jumlah pesanan yang diharapkan N  Waktu antar pemesanan yang diharapkan T Jumlah hari kerja per tahun N Contoh – Soal - Dengan menggunakan data dari Sharp, Inc sebelumnya, dan menggunakan asumsi bahwa hari kerja per tahun adalah 250 hari, maka banyaknya order (N) dan waktu antara ordering yang diharapkan (T) didapatkan sebagai berikut: Demand Kuantitas pemesanan 1,000 200 N   5 order per tahun T Jumlah hari kerja per tahun Jumlah pesanan yang diharapkan  250 hari kerja 5 pesanan  50 hari antar ordering Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Manufacturing Planning and Control [MPC]) Indra Almahdy Ir MSc http://www.mercubuana.ac.id MODUL 09 – 5/ 19 PERSEDIAAN (2/3)