MODUL XIV PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD Pendahuluan (BSC) merupakan konsep manajemen yang diperkenalkan Robert Kaplan tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja (performance measurement) yang mengukur kinera perusahaan. Robert Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang “seimbang” (balanced) dalam mengukur kinerja strategi perusahaan. Pendekatan tersebut berdasarkan 4 perspektif, yaitu keuangan (financial perspective), pelanggan (customer perspective), proses bisnis internal (internal business process perspective) dan pembelajaran dan pertumbuhan (learning business process perspective) Key Performance Indicators, Performance measures sebenarnya bukanlah konsep yang baru. BSC menjabarkan visi dan strategi perusahaan kedalam suatu kumpulan yang koheren atau melekat dari tolak ukur kinerja. Keempat perspektif scorecard- tolak ukur keuangnan, pengetahuan pelanggan, proses usaha internal dan pembelajaran dan pertumbuhan-menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan panjang, hasil yang diinginkan dan pemicu kerja dari hasil tersebut. Balanced Scoecard sebagai suatu sarana komunikasi , misi dan strategi, memuat pesan kepada seluruh karyawan. Banyak perusahaan telah mengambil suatu pernyataan tentang misinya untuk mengkomunikasikan nilai-nilai fundamental dan menunjukkan keyakinan mendasar dan mengidentifikasikan pasar yang ditargetkan dan produk intinya Pernyataan misi harus memberikan inspirasi, kekuatan dan motivasi terhadap organisasi , tetapi apabila hanya berupa slogan saja tidaklah cukup. Seringkali manajer gagal untuk menerjemahkan misi pribadinya menjadi misi bersama (seluruh karyawan). http://www.mercubuana.ac.id
Manajer harus secara hati-hati memilih tolak ukur kinerja untuk BSC perusahaan.SC perusahaan. Pertama, tolak ukur harus konsisten dengan strategi perusahaan. Kalau tolak ukur tidak konsisten dengan strategi perusahaan, karyawan akan merasakan bekerja saling tumpang tindih. Kedua, scorecard seharusnya tidak mempunyai terlalu banyak tolak ukur kinerja. Terlalu banyak tolak ukur mengakibatkan kurang focus dan membingungkan. Apabila organisasi secara keseluruhan mempunyai BSC secara menyeluruh, setiap individu yang bertanggung jawab akan memiliki scorecard pribadinya masing- masing juga. Scorecard akan terdiri dari hal-hal yang individual dapat secara pribadi mempengaruhi secara langsung terhadap tolak ukur kinerja pada BSC secara keseluruhan. EMPAT PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Perspektif Keuangan BSC menggunakan tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI karena secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari laba. Penentua tolak ukur keuangan diawali dengan penentuan posisi strategi perusahaan pada daur hidup bisnis (business life cycle) yang terbagi dalam 3 tahapan, yaitu tahap berkembang (growth), bertahan (sustain) dan panen (harvest) Tahap Berkembang (growth) Pada saat berkembang perusahaan mengalami perkembangan pada produk dan jasanya. Perusahaan-perusahaan yang berada pada tahap ini umumnya menghasilkan produk dengan prospek yang cukup cerah, tetapi secara actual beroperasi dengan arus kas yang negative dan return on asset yang rendah. Sasaran keuangan pada tahp ini menekankan pengukuran pada persentase tingkat pertumbuhan pendapatan (revenue) dan tingkat pertumbuhan penjualan (sales growth). Dengan demikianpengukuran kinerja disini sudah semestinya dilihat dari seberapa banyak hasil upaya pengembangan fasilitas poduksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan system maufaktur dan jaringan distribusi serta mengembangkan hubungan dengan konsumen. http://www.mercubuana.ac.id
Mengukur seberapa besar porsi segmen tertentu Ada lima tolak ukur : Kepuasan Pelanggan (customer satisfication) Retensi Pelanggan (customer retention) Akuisi Pelanggan (customer acquisition) Profitabilitas Pelanggan (customer profitability) Pangsa Pasar (market share) Kedua, adalah kelompok Penunjang (value proposition) menggambarkan pemicu kerja (performance driven) yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, retensi, akuisii dan keuntungan konsumen yang tinggi. Performance driven mengukur nilai yang dapat diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Agar dapat dilaksanakan oleh perusahaan dalamkegiatan sehari-hari, tolak ukur kelompok penunjang ini dapat dicapai melalui pemberian nilai kepada target pelanggan yang bisa dilihat dari 3 attribut, yaitu : 1. Product/Service Attributes Terdiri dari fungsionalitas, kualitas, harga dan waktu. Contoh dari tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relative, tingkat Pangsa Pasar Mengukur seberapa besar porsi segmen tertentu yang dikuasai oleh perusahaan Akuisisi Pelanggan Mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan baru Retensi Pelanggan mempertahankan pelanggan lama Kepuasan Pelanggan Mengukur tingkat kepuasan pelanggan seperti kelompok penunjang Profitabilitas Pelanggan Mengukur seberapa banyak keuntungan bersih perusahaan oleh target/segmen setelah dikurangi biaya untuk mendukung pelanggan daya guna produk, tingkat pengembalian produk oleh pelanggan akibat ketidaksempurnaan produk, kualitas peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan, http://www.mercubuana.ac.id