ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan Kebijakan Fiskal dalam Perekonomian Jenis-Jenis Pajak Pengaruh Pajak terhadap Konsumsi dan Tabungan Pengeluaran Pemerintah Keseimbangan PN dalam Perekonomian Tiga Sektor Masalah Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal

Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan Aliran pembayaran pajak yang merupakan sumber pendapatan bagi pemerintah. Aliran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah tangga (pembayaran pemerintah sebagai penggunaan faktor- faktor produksi yang dimiliki RT).

Syarat Keseimbangan Jenis Permintaan dan Pengeluaran Agregat meliputi: Konsumsi Rumah Tangga Investasi Perusahaan Pengeluaran Pemerintah untuk membeli barang dan jasa. Keseimbangan Perekonomian Tiga Sektor Penawaran Agregat = Permintaan Agregat Y = C + I + G

Kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke rumah tangga dalam bentuk: Gaji, Upah, Sewa, Bunga dan keuntungan. Aliran ini sama nilainya dengan Pendapatan Nasional. Pendapatan nasional digunakan untuk membiayai C, S dan T; tercipta persamaan sbb: Y = C + S + T Berdasarkan persamaan diatas maka pendapatan Nasional Equilibriumnya sbb: C + I + G = C + S + T ATAU I + G = S + T

Dalam Perekonomian Tiga Sektor I dan G disebut Suntikan S dan T disebut Bocoran Dengan demikian untuk mencapai equilibrium, berlaku: Y = C + I + G dan I + G = S + T

Kebijakan Fiskal dalam Perekonomian Volume transaksi yang dilakukan pemerintah di kebanyakan negara cenderung untuk meningkat lebih cepat daripada kenaikan pendapatan nasionalnya. Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil pemerintah dalam bidang anggaran belanja. Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) terdiri dari penerimaan dari pungutan pajak dan pengeluaran berupa government expenditure dan government transfer.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) Meliputi semua pengeluaran pemerintah secara langsung menerima balas jasanya. Contoh: Pembayaran gaji PNS, Pembelian barang dan jasa yang dilakukan pemerintah. Transfer Pemerintah (Tr) Merupakan pengeluaran konsumsi pemerintah dimana pemerintah tidak menerima balas jasa secara langsung. Contoh: Sumbangan pemerintah terhadap korban bencana alam, pembayaran pensiun PNS, subsidi dan beasiswa.

Jenis – Jenis Pajak Pungutan pajak dari rumah tangga dan perusahaan digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Pajak Langsung Jenis pungutan pemerintah secara langsung dikumpulkan dari wajib pajak. Pajak Tak Langsung Pajak yang bebannya boleh dipindahkan kepada pihak lain, seperti: pajak impor

Bentuk-bentuk Pajak Pendapatan Sistem pajak dibedakan sbb: Pajak Regresif Sistem pajak yang presentase pungutannya menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi. Pajak Proporsional Pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan. Contoh: pajak pendapatan 10% Pajak Progresif Pungutan pajak dengan presentase bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.

Efek Pajak ke atas Konsumsi dan Tabungan Dalam 2 sektor pendapatan nasional sama dengan pendapatan disposibel. Ketika terdapat pajak maka pendapatan disposibel menjadi lebih kecil dari pendapatan nasionalnya. 𝑌𝑑=𝑌−𝑇 Penurunan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Hal ini dikarenakan pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung.

Analisis pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan dibedakan sebagai berikut: Pengaruh pajak tetap ke atas pengeluaran konsumsi dan tabungan. Pengaruh pajak proporsional ke atas pengeluaran konsumsi dan tabungan. Perhitungan yang menunjukkan hubungan antara pajak, konsumsi dan tabungan ditunjukkan seperti hal. 156 – 160 (Sadono Sukirno).

Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal MPC adalah rasio diantara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan disposibel. 𝑀𝑃𝐶= ∆𝐶 ∆𝑌𝑑 MPCy adalah rasio diantara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan nasional. 𝑀𝑃𝐶𝑦= ∆𝐶 ∆𝑌

Kecondongan Menabung Marjinal MPS adalah rasio diantara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposibel. 𝑀𝑃𝑆= ∆𝑆 ∆𝑌𝑑 MPSy adalah rasio diantara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan nasional. 𝑀𝑃𝑆𝑦= ∆𝑆 ∆𝑌𝑑 𝑀𝑃𝑆𝑦=(1−𝑏)(1−𝑡)

Pengeluaran Pemerintah Faktor yang mempengaruhi jumlah pengeluaran pemerintah meliputi: Proyeksi jumlah pajak yang diterima, Makin banyak jumlah pajak yang dapat dikumpulkan makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan dilakukan. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai, untuk memenuhi beberapa tujuan seperti mengatasi masalah pengangguran, menghindari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi, terkadang pemerintah membelanjakan uang melebihi pendapatannya. Pertimbangan politik dan keamanan, kekacauan politik, perselisihan antar golongan masyarakat akan meningkatkan perbelanjaan pemerintah sangat besar.

Masalah Makroekonomi dan Kebijakan Fiskal Keadaan yang mungkin dialami oleh perekonomian antara lain: Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh, keadaan ini tercapai ketika AE=AEF, dimana AE adalah pengeluaran agregat sebenarnya dan AEF adalah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh (Perhatikan Gambar 5.7 di hal. 185, Sadono Sukirno). Menghadapi masalah pengangguran, terjadi ketika pengeluaran agregatnya (AE) di bawah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh (Perhatikan gambar 5.8 (a) di hal. 186, Sadono Sukirno). Menghadapi masalah inflasi, terjadi ketika tingkat kegiatan ekonomi melebihi tingkat konsumsi tenaga kerja penuh dan berlaku inflasi (Perhatikan gambar 5.8 (b) di hal. 186, Sadono Sukirno)

Latihan 1 Dalam sebuah perekonomian, fungsi konsumsi ditujukan oleh persamaan C= 150+0,6Yd. Untuk investasi otonomi sebesar 40 dan pengeluaran pemerintah sebesar 60. selanjutnya perekonomian tersebut menerapkan pajak proposional sebesar 25%. Hitunglah: Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dan pengeluaran agregat! (Y=AE) Pendapatan nasional dengan pendekatan suntikan bocoran! Bagaimanakah anggaran pendapatan belanja negara?(surplus, seimbang atau defisit)

Latihan 2 Dalam sebuah perekonomian, fungsi konsumsi ditujukan oleh persamaan C= 100+0,75Yd. Untuk investasi otonomi sebesar 200 dan pengeluaran pemerintah sebesar 200. selanjutnya perekonomian tersebut menerapkan pajak proposional sebesar 0,2Y. Hitunglah: Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dan pengeluaran agregat! (Y=AE) Pendapatan nasional dengan pendekatan suntikan bocoran! Bagaimanakah anggaran pendapatan belanja negara?(surplus, seimbang atau defisit)

Latihan 3 Dalam sebuah perekonomian, fungsi konsumsi ditujukan oleh persamaan C= 200+0,6Yd. Untuk investasi otonomi sebesar 50 dan pengeluaran pemerintah sebesar 30. selanjutnya perekonomian tersebut menerapkan pajak tetap 40. Hitunglah: Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dan pengeluaran agregat! (Y=AE) Pendapatan nasional dengan pendekatan suntikan bocoran! Bagaimanakah anggaran pendapatan belanja negara?(surplus, seimbang atau defisit)