Plastik dan Bahan-bahan Berbahaya Lain Ivan Virnanda Amu, dr Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Jurusan Ilmu Keperawatan
#1 PETE/PET (Polyethylene terephthalate) Dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang (Botol air mineral, jus, dsb) Direkomendasikan untuk satu kali pakai. Jangan dipakai untuk air hangat apalagi air panas Buang botol yang sudah lama/terlihat baret-baret
#2 HDPE (High Density Polyethylene) Dipakai untuk botol susu yang berwarna putih Direkomendasikan hanya untuk satu kali pakai
#3 V atau PVC (Polyvinyl Chloride) Plastik yang paling sulit di daur ulang. Sering dijumpai pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol Kandungan PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan Berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
#4 LDPE (Low Density Polyethylene) Biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Dapat didaur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Tidak dapat dihancurkan tetapi tetap baiik untuk tempat makanan
#5 PP (Polypropylene) Tidak jernih atau berawan Pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum, dan botol minum bayi. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik
#6 PS (Polystyrene) Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan syrofoam, tempat minum sekali pakai. Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ketika tempat makanan bersentuhan. Berbahaya untuk sistem saraf dan otak. Terdapat juga pada asap rokok, asap kendaraan bermotor dan bahan konstruksi gedung Harus dihindari
#7 Other (biasanya Polycarbonate) Didapatkan pada tempat makanan dan minuman, seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon
The Other Toxics That We Must Know… Mie Instant Pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi Terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa mi instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker. Riset membuktikan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.
The The Other Toxics That We Must Know… Sate Ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Karbon dari Sate tersebut mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker), khususnya kanker usus. (Sumber : Ikatan Dokter Spesialis Bedah Kanker Seluruh Indonesia)
The The Other Toxics That We Must Know… Kertas Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia , timbal masuk melalui saluran pernapasan atau jaringan kita. pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tsb.
Melamin Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6, kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk. Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi, melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.
Pencampuran melamin pada susu berawal dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun. Pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabuhi pengecekan agar susu encer tadi dikategorikan normal kandungan proteinnya.
Penambahan melamin ke makanan tidak diperbolehkan oleh otoritas pengawas makanan negara mana pun. Melamin bergabung dengan asam sianurat akan terbentuk kristal yang dapat menjadi batu ginjal. Batu ginjal ini telah tampak pada hewan-hewan korban kasus pengoplosan melamin tahun lalu. Batu ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal yang kemudian dapat menghentikan produksi urine, gagal ginjal, bahkan kematian.
Melamin bersifat karsinogen pada hewan Melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang diamati akibat kontaminasi melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit, atau sama sekali tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.
Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg per kg berat badan. Seberapa parah kontaminasi yang terjadi? Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 batch (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari 0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg.
Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g sehari, kalau bayi mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg per kg berat badannya. Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya!